29 January 2010

Penjara Seumur Hidup bagi Pembunuh Wartawan Radio di Filipina

Seapa

Pengadilan Kota Cebu, Filipina telah memutus bersalah Muhammad "Madix" Maulana pembunuh Edgar Amoro, seorang wartawan radio. Edgar Amoro adalah seorang saksi kunci pembunuhan Edgar Damalerio, rekan Edgar Amoro, juga seorang wartawan radio yang berbasis di Kota Pagadian pada Mei 2002.

Dalam dokumen vonis setebal 19 halaman tertanggal 28 Desember 2009, Ketua Majelis Hakim Ester Veloso di Pengadilan Wilayah Kota Cebu menghukum Muhammad "Madix" Maulana dengan penjara seumur hidup atas pembunuhan Amoro yang dilakukan pada 2005. Pengadilan juga memerintahkan Maulana membayar kepada keluaga Amoro uang sebesar 50.000 Peso (sekitar US$ 1.076), membayar 100.000 Peso (US$ 2.151) untuk kehancuran moral (moral damages); 45.000 Peso (US$ 1.000) untuk kerugian lainnya.

Pengadilan menemukan bukti bahwa pada 2 Februari 2005, Maulana dan dua orang yang membantu menyerang Amoro dalam perjalanannya pulang ke rumah dari sebuah sekolah menengah umum (SMU) dimana ia juga menjadi pengajar.The Center for Media Freedom and Responsibility (CMFR) melaporkan bahwa Amoro dibunuh karena ia bisa mengidentifikasi pelaku yang menembak mati Damalerio pada Mei 2002. Amoro dan Edgar Onogue, yang bersama-sama Damalerio ketika mereka diserang orang-orang bersenjata, mengidentifikasi Guillermo Wapile, seorang petugas polisi setempat, sebagai pembunuh Damalerio. Amoro juga selalu mendampingi Gemma, janda Damalerio, selama pengadilan pembunuh suaminya.

Keluarga Amoro menyatakan bahwa Edgar Amoro menerima sejumlah ancaman dari Guillermo Wapile dan kelompoknya sejak 2002. Ironisnya kematian Amoro terjadi ketika perkara hukum Damalerio dipindah ke Cebu untuk keselamatan para saksi. Wapile sudah dihukum pada November 2005.

Anak perempuan Amoro, Edel Grace, menyatakan kepada CMFR bahwa hukuman seumur hidup untuk Maulana membawa keyakinan kepadanya setelah sebelumnya merasa putus harapan memperoleh keadilan. "Ini merupakan pemenuhan janji saya pada ayah untuk mendapatkan keadilan," katanya.


25 January 2010

Kerangka Besar Ini Milik Adam?

Iman D. Nugroho

Artikel ini penting nggak penting. Dalam sebuah surving di Google, tiba-tiba menemukan foto kerangka berukuran besar. Uniknya, dalam posting di beberapa blog di tahun 2007 itu sama-sama mempertanyakan, kemungkinan foto kerangka yang disebut-sebut ditemukan di China ini adalah kerangka orang pertama bumi. Siapa lagi kalau bukan Adam (Orang Islam menyebutnya Adam AS-Allahi Salam).

Untuk menjawab pertanyaan itu, Saya mencoba meriset di Google yang mungkin bisa memperjelas hal itu. Hasilnya, well, bisa dikatakan nihil. Beberapa fakta lain yang muncul adalah ditemukannya profil manusia (atau kera) tua di China. Menurut Physorg.com (link: http://www.physorg.com/news94753229.html), memang pernah ada penemuan kerangka tua di China. Umurnya kurang lebih 40,000 tahun. Kerangka itu disebut-sebut merupakan "pelarian" dari makhluk yang sama dari Afrika.

CNN.com (link: http://www.cnn.com/2009/TECH/science/10/01/oldest.human.skeleton/index.html) memberitakan hal yang kurang lebih sama. Hanya saja, televisi AS itu memilih sudut berita adanya perbedaan teori Darwin yang mengatakan manusia berevolusi dari kera. Sayangnya, sejauh hasil googling yang saya dapatkan, tidak ada informasi yang menguatkan ditemukannya tengkorak berukuran besar ini. Coba bandingkan ukuran manusia dan kepala tengkorak (dalam lingkaran merah).

Foto palsu?


22 January 2010

Video David Beckham Diremas "Itu"nya,..




Pembawa acara Le Lene untuk saluran italia Uno, Elena Di Cioccio, membuat sensasi. Dalam sebuah wawancara bersama-sama di sebuah hotel di Milan, tiba-tiba ia mengaku meremas "anu" [baca testikel] Beckham. Elena mengaku penasaran dengan ukuran alat vital Beckham, apakah sama besarnya dengan yang terlihat di iklan celana dalam 'Armani'. Setelah sukses melakukan aksinya, Elena berlari menyeberang jalan, sambil berteriak "E piccolo, Beckham." Artinya, "Punya Beckham kecil."

Stasiun televisi, Italia Uno telah meminta maaf pada pihak Beckham. Melalui juru bicaranya, Beckham menilai masalah itu bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. "Beckham tentu saja memang sangat terkejut. Tapi Beckham menganggap peristiwa itu lelucon yang tak membahayakan," kata dia seperti dimuat laman irishexaminer.com [Vivanews]. Beckham juga membantah kabar wartawati nekat itu, meremas alat vital Beckham. Hanya menyentuh paha Beckham.

21 January 2010

Bukan Drive Through Sembarangan

Maya Mandley

Beberapa hari belakangan, berita dari tanah air yang Aku baca, ramai dengan pemberitaan soal pembobolan lewat ATM. Jadi pengen berbagi pengalaman dengan sistem perbankan disini, di negerinya Barrack Obama.

Saat masih di Surabaya, Jawa Timur, Bank BCA di Jl. Raya Darmo, adalah bank langgananku, yang selalu ramai terutama saat awal bulan. Kadang untuk memasukkan uang saja butuh waktu sampai satu jam. Yang lama itu antrinya. Belum lagi cari parkir, padahal untuk sebuah sepeda motor yang tergolong tak banyak makan tempat. Tapi itu sekitar enam setengah tahun lalu. Gak tahu sekarang. Aku harap sih lebih baik.

Perbankan di sini, AS, sedikit berbeda. Terutama sistem onlinenya yang sangat dimaksimalkan. Meski begitu, bukan berarti Aku tak pernah ke bank. Beberapa kali nabung, Aku sempat memperhatikan kegiatan teller yang sedang melayani customer lewat drive through (aku gak ketemu bahasa Indonesianya !). Aku sendiri pernah memanfaatkan jasa layanan ini saat terburu-buru dan udara di luar dingin sekali. Jadi malas jalan ke dalam bank.

Di bank langgananku itu, ada empat fasilitas drive through. Mekanismenya, ada seperti tabung yang terhubung ke teller di dalam bank. Customer tinggal memasukkan cek, uang atau apapun yang dibutuhkan ke dalam sebuah tabung. Tabung berisi data itu kemudian diletakkan ke dalam sebuah pipa yang dengan sekali pijat si teller di dalam bisa menerima tabung dari customer, dan melayani si customer seperti layaknya si customer berada di depannya.

Sementara komunikasi dilakukan melalu microphone dan speaker. Tentu saja semua kegiatan ini selain bisa dilihat teller lewat jendela kaca, juga ada kamera pengintai alias CCTV. Suatu layanan yang praktis dan cepat. Sekaligus pemalas, karena si customer tak perlu memarkir kendaraannya. Meski tempat parkir di bank menurut pengamatanku tergolong luas. ATM drive through juga bukan barang aneh lagi. Meski maksudnya bisa ambil uang lewat ATM tanpa harus turun dari mobil.

Di Amerika, drive through sudah merambah ke banyak layanan. Aku ingat di Indonesia, cuma restoran siap saji saja waktu itu yang melayani drive through. Metodenya kira-kira gak jauh beda dengan restoran siap saji disini.

Selain di restoran siap saji, drive through juga bisa dijumpai di apotik dan di bank seperti yang aku ceritakan di atas. Kalo di restoran siap saji, customer melewati semacam papan besar yang berisi menu dan kemudian mendengarkan seperti ada suara yang datang dari sebuah speaker yang kecil sekali, untuk melayani pesanan. Kemudian si customer drive ke window berikutnya untuk mengambil pesanan dan membayar. Sementara drive through di bank agak sedikit berbeda.
.
Aku tak pernah melihat kegiatan drive through di apotik. Tapi aku pernah sekilas melihat sepertinya kegiatannya gak jauh beda dengan di bank. Seorang teman dari Indonesia yang seorang apoteker, pernah tertarik mengembangkan drive through ini di Indonesia. Saat itu dia bersemangat ingin mempelajarinya. Tapi setelah melihat drive through di bank, ia jadi berfikir sepertinya teknologi pendukung drive through ini tergolong mahal. Aku tak tahu bagaimana detilnya, tapi keliatannya menerapkan drive through di Indonesia perlu kajian lebih jauh. Mengingat traffic di Indonesia belum se-tertib disini.

Untuk antri saja rasanya sebuah pekerjaan yang amat teramat berat. Aku ingat saat masih sering menggunakan mobil di Surabaya, untuk antri beli bensin kadang bikin kesal. Belum lagi ditambah orang yang tidak tertib dan menyerobot. Kesal rasanya. Kadang kalo ditegur, bukannya malu, malah balik menantang. Apalagi begitu tahu yang menegur perempuan, tambah balik melotot ! Sementara untuk orang Amerika, antri sudah jadi budaya. Bahkan kalo ada orang menyerobot, pengantri yang lain tanpa segan menegur si penyerobot. Yang biasanya bikin si penyerobot malunya minta ampun. Sebuah kebiasaan yang belum membudaya di Indonesia.

20 January 2010

[ Kabar dari Seberang ] Susahnya Bikin SIM di AS

Maya Mandley

Birokrasi memang tak selalu mudah. Di Indonesia atau Amerika, sama saja. Bedanya, di Indonesia, kalau punya uang, ada biro jasa yang bisa potong kompas untuk membantu. Tapi di Amerika, meski ada uang, tapi tetap saja hal itu tidak berlaku. Capek deh!


Di Amerika, birokrasi pun berliku dan makan waktu. Tapi yang terpenting, NO CALO apalagi amplop. Nggak main-main, pegawai negeri yang korupsi mendapatkan sanksi sangat tegas. Sampai-sampai kehilangan hak untuk memilih pada pemilu. Sebagai seorang perantau yang harus ikut aturan, mau tak mau, aku menghormarti hal itu. Waktu mau bikin SIM alias driver license di negara bagian New Jersey, semua keruwetan itu berawal.

Sebagai gambaran, di sini [AS], setiap negara bagian punya aturan sendiri soal ketentuan membikin SIM. Dan menurut cerita beberapa teman, negara bagian tempatku tinggal, NJ, termasuk daerah yang susah, dengan standard kelulusannya sangat tinggi. Tapi, mau tidak mau semua tantangan itu harud dilalui. Apalagi, SIM termasuk identification yang penting, selain ID lain yang juga hanya boleh dikeluarkan Motor Vehicles Agency (MVC).

Petugas di MVC adalah orang sipil yang tak perlu berseragam tentunya. Untuk dapat ID atau SIM dari MVC di NJ, ada beberapa persyaratan. Di antaranya prove address dari bank statement, akte kelahiran, Sosial Security Card dan lain-lain. Sementara untuk orang asing seperti aku, yang paling penting adalah permanent residence card atau yang dikenal dengan greencard, atau work permit, atau student visa untuk mahasiswa asing. Tentu saja semua persyaratan ini dicek terlebih dahulu sebelum mengikuti proses selanjutnya.

Sampai aku dapat izin mengemudi sementara, ada 4 windows yang aku lalui. Mula-mula isi formulir, kemudian, cek kelengkapan, lalu membayar USD 25 untuk permit test dan NJ ID plus foto, dan terakhir window untuk ujian. Ujian tulis dilakukan di depan komputer dengan touch screen. Ada 15 komputer untuk ujian dan semuanya nge-link dengan komputer petugas.

Sebelum ujian, si petugas memasukkan data dan menyiapkan komputer mana yang harus aku hadapi untuk ujian. Jadi si petugas bisa tahu lulus atau tidaknya aku setelah menjalani tes lewat komputer di depannya. Dari 50 pertanyaan multiple choice, untuk NJ salah maksimal 10 alias 80% untuk bisa lulus. Sebelum ikut ujian tulis ini, calon peserta harus membaca buku panduan yang dikeluarkan MVC yang bisa didapatkan cuma-cuma alias gratis.

Meski pernah ikut ujian tulis SIM di Surabaya, aku harus 3 kali ambil ujian tulis di NJ. Standar kelulusan yang tergolong tinggi di antara negara bagian Amerika, serta pertanyaan yang sangat menjebak menyebabkan aku harus belajar ekstra keras dan membaca pertanyaan dengan hati-hati untuk bisa lulus. Dari dua kali tes, aku salah 11, padahal salah maksimal 10.

Yang bikin sebel, ada pertanyaan paling gampang yang aku salah menjawabnya. Yaitu pertanyaan urutan lampu merah. Harusnya sambil merem juga bisa, tapi ya gitu, waktu liat ada jawaban yang depannya red duluan langsung aku pilih, padahal urutannya salah. Di tes ketiga, aku betul-betul mempersiapkan diri, dan alhamdulillah dari 50 pertanyaan aku betul semua menjawabnya.

Lega sekali rasanya. Dan permit alias surat izin latihan ini berlaku dua tahun. Namun karena umurku yang sudah di atas 21 tahun, aku bisa ambil road test setelah tiga bulan. Dan waktunya pun sudah ditentukan setelah aku selesai ikut ujian tulis. Sesuai peraturan, mereka yang berusia 16 tahun sudah diperbolehkan ambil permit atau izin mengemudi. Tentu saja dengan persyaratan ketat.

Misalnya gak boleh drive malam hari, gak boleh drive sendirian dan paling penting harus lulus sekolah mengemudi yang khusus untuk siswa SMA. SIM untuk usia 17 tahun juga ada persyaratannya, tapi tentu tak seketat untuk usia 16 tahun. Mereka yang betul-betul tak ada persyaratan dalam SIM nya kalo sudah mencapai 18 tahun.

Betul-betul pengalaman berharga buatku untuk dapat SIM NJ. Meski banyak teman-teman Indonesiaku yang hanya butuh 1 kali tes untuk bisa lolos. Tahap berikutnya ujian jalan alias road test. Mudah-mudahan kali ini aku bisa langsung lolos. Tapi meskipun tak lolos, aku tak akan sekecewa tak lulus ujian tulis. Karena road test is about skill, bukan soal menghapal dan mengerti pertanyaan seperti halnya ujian waktu sekolah atau kuliah dulu. Wish me luck ya! Salam dari Garden State (Semboyan New Jersey State !)

*kabar dari AS lain, klik di sini.


21 December 2009

Salju Dinanti Salju Diomelin,..

Maya Mandley

White christmas yang diharapkan warga Amerika tahun ini sepertinya bakal kesampaian. Akhir pekan lalu, pantai timur Amerika dilanda badai salju hebat. Badai yang datang dari arah selatan, melumpuhkan aktivitas warga yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan Natal yang jatuh minggu depan. Termasuk orang nomor satu di negara super power ini, Presiden Barrack Obama yang baru saja tiba dari KTT iklim di Kopenhagen, Denmark. Kedatangan Obama di Washington DC diiringi guyuran hujan salju.

Badai salju itu akhirnya sampai juga di New Jersey dan sekitarnya. Di tempat aku tinggal, salju turun sejak Sabtu pagi dan terus berlanjut sampai Minggu dinihari. Ketinggian salju mencapai 40 cm sebelum akhirnya si putih ini meninggalkan bagian timur laut benua Amerika.

Badai salju atau blizzard yang selalu terjadi di musim dingin, sangat mengganggu aktivitas warga. Sebab meski salju usai, tidak serta merta aktivitas masyarakat bisa berjalan kembali normal. Jalan yang tertutup salju harus dibersihkan agak bisa dilalui. Belum lagi lapangan parkir dan tempat-tempat umum lainnya. Apalagi salju yang turun akhir pekan kemarin itu, terjadi di pekan terakhir sebelum natal tiba. Banyak warga yang memanfaatkan menit-menit terakhir untuk berbelanja hadiah atau keperluan menjelang Natal.

Selain salju yang turun, hembusan angin yang lumayan keras juga menyebabkan jarak pandang sangat terganggu di jalan. Belum lagi jalanan licin, karena salju yang tidak segera dibersihkan bisa menjadi es dan membuat jalan bertambah licin. Dalam situasi seperti ini, keahlian mengemudi sangat diperlukan. Meski begitu, ada jenis mobil yang dilengkapi 4 wheel drive yang sangat membantu dalam kondisi jalan yang licin seperti ini.

LUMPUH

Badai salju juga melumpuhkan bandara dan kereta komuter. Tiga bandara utama di NYC dan sekitarnya, ditutup selama badai salju berlangsung. Para penumpang yang harusnya diangkut pesawat pada akhir pekan itu, terpaksa harus menginap seadanya di bandara. Salju harus dibersihkan dari landasan. Salju yang menumpuk juga berbahaya bagi pesawat, Seperti kecelakaan yang terjadi tahun lalu yang menewaskan seluruh penumpang dan pesawatnya. Pesawat milik maskapai penerbangan Continental yang terbang dari Newark menuju Buffalo di bagian utara NY itu.

Sementara untuk kereta komuter, dari berita yang aku dapat di pagi harinya, ada salah satu kereta api jurusan tertentu yang berhenti di tengah perjalanan, akibat track yang tertimbun salju, dan menelantarkan penumpangnya. Kereta yang melayani jalur di bagian timur NYC itu akhirnya bisa bergerak lagi karena ditarik kereta lain setelah berjuang selama kurang lebih 2 jam. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi penumpang di dalamnya yang tanpa pemanas akibat tidak adanya power di dalam kereta.

Salju oh salju, meski buat sebagian orang sangat menyebalkan, buat anak-anak (termasuk aku sendiri), sangat menikmati salju. Karena anak-anak bisa bermain seperti papan luncur di tempat berbukit. Mereka bisa meluncur di atas salju, lewat papan khusus dari tempat yang tinggi seperti halnya luncuran di taman bermain. Sementara aku pribadi, sangat menikmati membersihkan sidewalk and driveway dengan snow blower atau shuffle the snow dengan sekop. Lihat fotonya donggggg,..

Memang capek, tapi aku menikmati kegiatan yang cuma ada saat musim dingin ini aja. Apalagi right after the snow stop falling, aku bisa melihat keindahan putihnya salju yang turun di pohon-pohon yang gundul atau di pohon cemara. Pemandangannya indah, persis seperti kartu pos yang aku liat saat aku kecil. Waktu itu aku cuma bermimpi seandainya bisa menikmati pemandangan indah itu. Meski akhirnya aku mengalami sendiri, namun dinginnya salju yang menusuk tulang, sometimes it's not fun at all ! Merry christmas and Happy New Year from New Jersey !

Tulisan Kabar Dari Seberang lain, klik di sini.

28 November 2009

Menunggu Thanksgiving Paling Penting,..

Maya Mandley

Hidangan ayam kalkun alias Turkey, tak pernah kurasakan sebelumnya waktu masih di Surabaya. Jangankan makan, melihat aja aku takut. Pernah waktu kecil, ada tetangga yang punya ayam kalkun dan sering dilepas di jalan. Kadang si ayam besar ini suka nakal dan mengejar-ngejar orang yang lewat di depannya.

Tapi sejak berada di Amerika, ternyata selain ayam, kalkun termasuk pilihan makanan. Baik untuk isinya roti alias sandwich maupun untuk hidangan biasa. Dan yang rutin adalah saat perayaan Thanksgiving. Aku gak tahu jelas, mengapa setiap perayaan thanksgiving yang jatuh setiap hari kamis minggu ke-4 nopember ini, hidangan kalkun seperti jadi tradisi. Namun aku pernah mendengar, saat jaman bahula dulu, pemerintah menghimbau untuk memasak kalkun sebagai hidangan makan malam saat Thanksgiving, karena jumlahnya yang terlalu banyak saat itu. Dan tradisi menghidangkan kalkun terus berlanjut sampai saat ini.

Thanksigiving untuk tahun ini jatuh pada hari Kamis, 26 Nopember. Dan bagiku, thanksgiving kali ini merupakan kali ke-6. Perayaan thanksgiving tahun ini lebih istimewa buatku. Sebab untuk pertama kalinya aku ikut merayakan bersama suami Amerikaku. Dan yang paling penting, merasakan ayam kalkun panggang yang dulu cuma bisa aku liat lewat TV saja. Di awal-awal kedatanganku di benua Amerika, thanksgiving aku lalui dengan menyaksikan parade di NYC yang disponsori sebuah department store terbesar.

Pawai bernama Macy’s Thanksgiving Day Parade, melalui rute dari utara terus turun ke bawah sampai di depan Macy’s di 34th street, Manhattan. Aku senang menyaksikan pawai ini karena diisi dengan mobil yang dihias dan paling penting balon-balon raksasa berbentuk berbagai tokoh. Umumnya tokoh kartun, tahun ini. Sayang aku tak bisa menyaksikan pawai itu untuk tahun ini karena sibuk membantu sang tuan rumah menyiapkan hidangan makan malam. Aku juga menyaksikan bagaimana memasak ayam kalkun besar itu. Butuh waktu sekitar 3-4 jam di dalam oven.

Kalo aku pikir-pikir tak ubahnya seperti memasak ketupat saat lebaran. Meski terkesan capek, namun keliatan semua senang melakukannya. Apalagi saat makan malam, dimana semua anggota keluarga berkumpul. Termasuk keluarga yang jarang-jarang bertemu, bisa bersilaturahmi dan saling bercerita dalam satu meja makan. Sangat mengharukan!

Usai Thanksgiving, hari jumatnya dikenal dengan Black Friday. Sebab sehari usai thanksgiving toko-toko buka pagi-pagi sekali (sekitar jam 4 atau bahkan ada yang tengah malam), dengan memasang diskon gede-gedean. Meski di udara dingin, banyak warga Amerika yang rela antri di depan toko untuk mendapatkan barang yang diskonnya kadang sampek 60%. Aku sih gak ikut-ikutan antri. Melihat bagaimana mereka berebut saat toko dibuka saja rasanya sudah malas melihatnya. Apalagi dengan suhu mencapai nol derajat celcius. MALAS.

Tapi mungkin kenikmatannya akan lain karena mendapatkan suatu barang dengan susah payah. Sekali lagi aku bayangkan, mungkin seperti berbelanja baju untuk Lebaran. Berdesak-desakan namun puas gitu loh...

Begitulah Thanksgiving, satu hari raya besar yang biasanya menandai datangnya musim dingin, yang paling penting, tanda mulainya bargain hunting sampai menjelang natal !!! Happy Thanksgiving dari NY!

26 November 2009

Naik Bemo di Manhattan, Very Nice,..

Maya Mandley

Sejak sekolah, aku lebih senang naik angkutan umum kalo mau kemana-mana. Waktu sekolah di Jakarta dulu, metro mini atau angkot jadi kendaraan andalanku. Makanya aku selalu tahu route kendaraan umum itu dan memang aku pelajari secara khusus tanpa lupa untuk selalu bertanya.

Waktu kuliah di Surabaya juga begitu. Angkot yang di Surabaya dikenal dengan sebutan lyn atau bemo (bukan bemo roda tiga seperti di Jakarta), adalah ‘teman’ setia yang membawaku kemana-mana. Sampek malu rasanya sama teman sekampus yang hampir semuanya mengendarai sepeda motor. Soalnya saat itu aku satu-satunya mahasiswa yang gak bisa naik sepeda motor.

Hehehhehe……. Sampek-sampek pernah ada teman yang nyeletuk ,"Anak Jakarta kok gak bisa naik sepeda motor?" Mau diapain lagi, wong di Jakarta aku lebih senang naik angkutan umum kok ! Ada kejadian yang bikin sedih saat aku masih kuliah. Waktu itu aku dan teman akrabku Iping akan ke kampus. Menjelang dekat kampus, Iping menabrak becak. Dia sempat terluka kakinya.

Aku sedih banget ! Soalnya aku gak bisa mengendarai sepeda motor itu sampek ke kampus. Terpaksa Iping yang saat itu kakinya agak terluka, mengendari sepeda motor yang kami beri nama ‘pret..pret’ (karena sudah terlalu tua dan bunyinya memang pret..pret… hehehhee). Selama kuliah, aku dikenal sebagai mahasiswa spesial ‘nunut’ alias nebeng. Maklum untuk ngirit, aku sering cari nunutan dari teman-teman yang punya sepeda motor dan searah denganku.

Malah aku sering sekali berbonceng bertiga. Kalo lagi bonceng bertiga, aku selalu ditempatkan di tengah karena teman-temanku gak tega ngeliat aku yang kurus dan kecil ini harus duduk di belakang. Kata mereka takut tertiup angin.

Seiring dengan waktu, aku akhirnya mau belajar naik sepeda motor. Tapi karena saat itu di rumah cuma ada 1 sepeda motor dan aku harus berbagi dengan my siblings, aku selalu mengalah. Jadilah aku lebih dulu belajar mengendarai mobil butut ayah yang memang lebih banyak nganggur di rumah.

Saat awal-awal bekerja di Radio Mercury yang letaknya jauh dari rumah, aku lebih banyak mengendarai van ayah. Tapi karena aku rasa tak efektif, akhirnya aku lebih memilih mengendarai sepeda motor karena jadwal kerjaku yang sangat pagi. Sehingga siang saat pulang sepeda motor bisa dipakai adikku yang lain. Sampai akhirnya aku diberi sepeda motor dinas dari boss. Jadilah sepeda motor kendaraan favoritku sampai aku meninggalkan Surabaya dan mengais "$" di negeri Pak Obama ini.

Dealing With Time

Di Tristate tempat aku tinggal maupun bekerja, ternyata angkutan umum alias mass transit, tetap jadi teman setiaku. Cuma bedanya, mass transit disini terbilang bagus, rapi dan yang paling penting, tepat waktu. Untuk berangkat bekerja, aku harus naik 2 kali angkutan umum dan taksi umum. Mula-mula kereta komuter selama 1 jam, kemudian nyambung dengan kereta kommuter lagi selama 45 menit dari stasiun dimana aku sampek, dan taksi di tempat tujuan.

Kalo dibilang, untuk berangkat kerja, aku butuh kira-kira 2-3 jam perjalanan, dengan jarak sekitar 100 KM (Surabaya-Malang). Selain ketepatan waktu, fasilitas di kendaraan umum yang semuanya dikelola swasta ini tergolong bagus. Jok tempat duduk yang rapi dan dilapisi busa yang tanpa sobekan. Untuk bis komuter yang berjarak antara 1-2 jam perjalanan, kondisinya mirip dengan bis malam eksekutif Jakarta-Surabaya. Dan tak pernah ada yang namanya isi bensin di jalan. Jadi penumpang bisa memperkirakan waktu perjalanan.

Tentu saja tanpa mengenyampingkan hal-hal yang terjadi di jalan. Seperti adanya kecelakaan di jalan yang bikin macet atau keadaan alam lain tergantung musimnya. Saat beroperasi, bis ini hanya di-awaki supir saja. Si calon penumpang tinggal menyerahkan tiket yang sudah dibeli di tempat pembelian tiket, atau bayar langsung sesuai jarak. Dan semua transaksi ini, tercatat di mesin khusus yang ada di samping supir.

Untuk kereta komuter, beroperasi sesuai dengan jam-jam sibuk. Jalannya pun ada yang ekspres atau berhenti di setiap stasiun. Saat jam sibuk, jumlah kereta ditingkatkan dan ada yang ekspress. Sementara saat bukan jam sibuk atau hari libur, jumlah kereta yang beroperasi tak terlalu banyak dan biasanya tak ada yang ekspress. Tentu saja keadaan ini mempengaruhi harga tiket yang dijual.

Aku punya pengalaman menarik soal kereta kommuter ini. Karena butuh waktu sekitar 2 setengah jam setiap hari selasa bagiku untuk sampai di tempat kerja, aku selalu naik kereta pagi sekali. Jadwal kereta komuter yang pertama aku naiki jam 4.30 pagi. Supaya tidak ketinggalan kereta, aku selalu bangun jam 3.45. Butuh waktu 1 jam setengah untuk sampai ke stasiun terakhir untuk selanjutnya naik kereta komuter lanjutan. Hal ini sudah aku lakukan selama lebih dari 2 tahun.

Waktu satu setengah jam itu selalu aku manfaatkan untuk balik tidur. Sekitar bulan April lalu, mungkin karena aku terlalu lelah, aku tak tahu kalo aku dah sampai di stasiun.Biasanya selama 1 setengah jam itu, aku selalu terbangun di tengah perjalanan. Tapi gak tahu kenapa, pagi itu aku betul-betul terlelap. Aku sempat merasakan seperti kursiku ada yang menggoyang. Tapi waktu itu aku kira penumpang di belakang yang iseng. Karena hal itu sering terjadi terutama kalo anak-anak. Jadi waktu goyangan itu aku rasakan, aku cuek aja dan tetap terlelap.

Namun gak lama kemudian aku merasakan goyangan lagi sekaligus teriakan, Hey we are here !!! Aku baru sadar kalo itu adalah teriakan si kondektur. Sontak aku langsung bangkit dan lari menuju pintu. Namun tinggal 1 pintu saja yang dibuka. Pintu untuk para kondektur keluar. Dua kondektur yang tinggal itu, balik teriak, hey, right here !!! Waduh !! Betul-betul malu rasanya. Untung aku kalo tidur gak ngorok dan paling penting, gak Ngileran. LOL !!! What an experience !!! (Tuesday 4/28/09 I will never forget that day !)

Memang tak bisa dibandingkan antara keadaan angkutan umum di negaraku tercinta Indonesia dengan negara yang menganggap negara terkuat di dunia ini. Tapi tak ada salahnya kalo kita belajar bagaimana negara ini sangat menjunjung tinggi yang namanya layanan kepada masyarakatnya. Karena menurut mereka semakin masyarakat terlayani, semakin maju pula negara. Prinsip inilah yang menurutku rasanya bisa kita ikuti.

Meski harus diakui semuanya makan waktu. Karena Amerikia sudah mendeklarasikan kemerdekaannya jaaauuuhhh lebih dulu dari Indonesia, tapi itu bukan alasan untuk meniru yang baik untuk kemajuan negara kita.

*foto by mccullagh.org

20 November 2009

[ Kabar dari Seberang ] Sekali Lagi Tentang Obama

Maya Mandley

Nama Presiden Obama terasa sangat dekat dengan orang Indonesia. Maklum beliau kan pernah tinggal di Menteng Jakarta. Masa lalu itu sering pula disebut reporter saat mereka melaporkan kegiatan Presiden keturunan Kenya tersebut. Sebagai orang Indonesia, aku ikutan bangga setiap kala si reporter menyebut nama Indonesia.

Malah saat masa kampanye dulu, aku pernah menyaksikan sebuah program majalah berita di Fox Channel, yang mengirim seorang reporter ke Jakarta, untuk me-ngecek masa lalu sang Presiden. Lengkap dengan buku raport yang masih ditulis tangan, suasana Jakarta dengan sungai nya yang 'bersih' dan tentu saja bangunan sekolah yang sudah dirombak. Malah saat Obama dinyatakan menang, di salah satu halaman New York Times (salah satu koran nasional), memampang foto dukungan dari SD dimana Obama dulu pernah sekolah.

Sayang aku gak punya hak pilih. Jadi saat masa kampanye berlangsung, aku pun hanya kampanye pada orang-orang Amerika yang punya hak pilih. Salah satunya bosku dan suamiku sekarang (meski dia gak milih Obama, sebel juga sih ! hehehhee). Dan the rest is history.

Aku sendiri tentu saja belum pernah bertemu langsung dengan Obama. Tapi aku sebetulnya punya kesempatan. Saat liburan tahun 2008 lalu di Hawaii. Saat itu The Obamas juga sedang liburan di Honolulu, Pulau Oahu. Pulau yang sangat terkenal di kalangan turis. Obama memang aslinya dari Hawaii. Dia pernah kuliah di University of Hawaii dan nenek yang membesarkan dia pun wafat di Hawaii. Saat natal tahun 2008 itu, aku ikut tour keliling pulau. Dan semua warga Hawaii maupun turis yang saat itu sedang liburan, juga tahu kalo President elect dan keluarga saat itu sedang liburan juga.

Bahkan sang turis guide yang merangkap driver van saat itu, sempat membawa kami ke perumahan Obama. Tentu saja kami tak bisa masuk. Sang driver sempat berhenti sebentar di depan gang rumah Obama. Menurut ukuranku yang pernah menyaksikan bagaimana pengamanann terhadap pejabat Indonesia, menurutku pengamanan saat itu tak seketat pengamanan pejabat Indonesia. Dari jauh aku bisa lihat, rumah yang keliatan sederhana itu dilengkapi dengan parabola besar (mungkin seperti satelit komunikasi), dan tentu saja di depan gang itu dipagar.

Tapi seingatku, pagarnya tidak dilengkapi duri seperti umumnya pagar betis di Indonesia. Di depan rumah, keliatan seperti ada tenda, mungkin tenda untuk para pengawal. Meski begitu, dari foto-foto yang beredar, aku bisa liat kalo The Obamas bisa menikmati pantai Honolulu seperti halnya turis yang ke Hawaii. Sayang aku belum pernah ketemu mereka saat mereka bermain-main di Pantai.

Kalo sekarang di Indonesia, PLN sering mati lampu, di Oahu Island saat itu juga pernah mati lampu. Menurut TV dan koran lokal yang aku baca esok harinya, penyebabnya karena gardu induk utama diserang halilintar. Saat mati lampu terjadi, aku dalam perjalanan cari makan malam. Suasana pulau yang saat itu masih rame turis mendadak ribut meski tak sampai chaos. Semua orang berlari keluar hotel atau toko. Meski begitu, sepertinya mereka sudah siap dengan keadaan darurat seperti ini. Hotel-hotel langsung menyalakan genset dan memberi lampu khusus dari cairan kimia.

Dan pemadam kebakaran dan polisi pun langsung siaga, jaga-jaga siapa tahu ada yang terjebak di lift. Namun dari berita yang aku dengar keesokan harinya, tak ada berita yang terjebak. Sementara dampak terbesar adalah restoran. Karena listrik mati yang terjadi sekitar jam 7 malam itu, terjadi saat masa peak mereka. Jadi bisa dibayangkan berapa kerugian yang mereka tanggung. Belum lagi makanan di kulkas yang harus mereka buang. Karena listrik baru menyala kembali sekitar jam 10 pagi keesokan harinya. Bagaimana dengan The Obamas yang saat itu juga pasti mengalami mati lampu ? Dari siaran TV lokal, aku dengar mereka gak mengalami kesulitan berarti. Karena genset pasti dah tersedia, serta tak kekurangan air bersih tentunya.

Meski citra Presiden Obama belakangan ini agak sedikit menurun karena kebijakan-kebijakannya yang mengundang kontroversi, namun aku tetap bangga pada beliau. Karena beliau berhasil mencetak sejarah sebagai orang minoritas pertama yang berhasil menguasai Air Force 1. Maju terus Pak Obama!!!

17 November 2009

Penangkapan Jurnalis Asing di Aksi Greenpeace itu,..

Iman D. Nugroho

Langkah Kepolisian Pelalawan, Riau menangkap dua jurnalis asing direspon oleh AJI Indonesia. Melalui Divisi Advokasi AJI Indonesia Margiyono mengatakan, penangkapan Kumkum Dasgupta (asisten editor senior Hindustan Times India) dan Raimondo Bultrini (koresponden L’Espresso, Italia) adalah tindakan yang mengganggu kerja jurnalistik kedua jurnalis itu. Apalagi, kedua jurnalis itu hadir untuk meliput aktivis Greenpeace yang sedang membuat film dokumenter mengenai pembalakan iar di lingkungan perusahaan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Senin, 16 November 2009 lalu.


Kepada Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Raimondo dan Kumkum mengaku tindakan tersebut sangat mengganggu, karena pekerjaannya menjadi terbengkali. Kumkum juga mengaku marah atas penangkapan itu. Sebab, tindakan tersebut menghalang-halangi pekerjaannya. Seharusnya, hari ini Kumkum sudah melakukan peliputan di hutan dan besuk harus menyeleasaikan laporannya. "Kedua jurnalis tersebut juga sudah mendapat visa untuk melakukan liputan di Indonesia, namun polisi tetap memaksa memintai keterangan mereka," tulis Margiyono.

Dalam alert itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengingatkan, berdasarkan pasal 4 Undang-undang No. 40 tahun 1999, jurnalis bebas mencari dan menyebarkan informasi. Tindakan menghalang-halangi kebebasan mencari dan menyebarkan informasi, berdasarkan pasal 18 UU Pers, diancam hukuman maksimum 2 tahun penjara dan denda maksimum Rp. 500 juta.

Apa yang harus dilakukan pers asing untuk bisa melaksanakan kerja jurnalistiknya di Indonesia? Apakah visi jurnalis cukup membuat jurnalis asing bisa melaksanakan kerja jurnalistiknya. Sepertinya tidak. Keputusan dari Menteri Luar Negeri RI mensyaratkan 11 item persyaratan. Mulai konfirmasi dari media yang bersangkutan, mengisi formulir, sinopsis cerita, durasi filem tersebut hingga daftar peralatan perfileman dan nomornya. Untuk pengambilan gambar di daerah yang dilindungi seperti Hutan Lindung diperlukan ijin khusus (SIMAKSI) dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam-PKA di Departemen Pertanian dan Kehutanan (Gedung Pusat Kehutanan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta).

Selain itu, kewajiban setelah menerima ijin khusus untuk jurnalis asing adalah melaporkan kedatangan dan kepergiannya dari Indonesia kepada Direktorat Informasi dan Media. Pemohon juga diwajibkan menyerahkan salinan dari artikel atau reportasi yang akan diterbitkan kepada pemerintah Indonesia dan wajib mentaati semua Peraturan Pemerintah Indonesia. Regulasi yang kurang lebih sama harus dilakukan jurnalis asing di luar AS yang akan meliput di AS. Mereka harus mendaftar di Foreign Press Center (FPC) sebelum melakukan liputan.

*syarat liputan di Indonesia, klik di sini.
*aktivis Greenpeace di Riau. Photo by Greenpeace.org

11 November 2009

Olahragawan Juga Pahlawan

Maya Mandley

Aku gak tahu gimana mulanya, tapi yang jelas sejak kecil aku ini seorang pencinta olahraga. Meski sebatas nonton dan gak senang melakukannya. Aku senang nonton semua olahraga ,kecuali olahraga keras seperti tinju, karate dan sejenisnya. Masih ingat waktu aku kecil, saat saluran TV cuma TVRI, satu kampung selalu menyaksikan piala Thoma dan Uber di rumah, Seru juga. Selain bulutangkis, aku juga senang nonton Volley, tenis, basket, bahkan baseball. Dan sekarang, aku juga mulai suka American football.


Hobbyku sepertinya tersalurkan sejak aku merantau di Amerika. Di TV tinggal pilih channel olahraga yang aku mau. Bahkan di awal-awal kedatanganku, aku langsung mencintai olahraga baseball yang sangat populer di sini. Karena aku tinggal di NY area, otomatis aku jadi fans club lokal bernama Yankees. Club yang tergolong tua ini, di musim kompetisi kemarin, kembali memboyong piala World Series untuk ke 27 kalinya. Seperti jadi tradisi, para olahragawan yang bayarannya gak kalah dengan aktris hollywood ini, diarak keliling kota NY lewat parade yang bernama ticker tape.

Maksudnya, si olahragawan yang dianggap pahlawan ini diarak keliling kota lewat mobil hias dan, karena NY dipenuhi bangunan-bangunan tinggi, siapapun dibolehkan (bahkan dianjurkan dan sengaja disediakan) melempar kertas-kertas dari recycle. TV lokal menyiarkan parade ini secara langsung sejak pagi hari. Sementara warga yang jadi fans berat club ini, sudah mempersiapkan diri sejak pagi hari.

Aku dan beberapa temanku sempat berfikir untuk melihat parade itu. Tapi niat itu aku batalkan karena aku bisa bayangkan bagaimana ruwet dan ramenya suasana di sekitar parade. Bahkan ada warga yang sengaja datang jam 4 pagi, meski parade dimulai jam 11, agar mereka bisa melihat dari depan para atlet pujaan mereka. Sementara di tempat aku tinggal, yang harus naik kereta commuter untuk menuju kota NY, kereta commuter sengaja menambah jadwal kereta untuk bisa mengangkut warga yang ingin menyaksikan secara langsung parade. Aku yang kebetulan juga akan menuju ke tujuan yang sama, ikut melihat bagaimana warga di sekitar tempat aku tinggal (yang berjarak kira-kira 1,5 jam dari kota NY) bersiap sejak jam setengah 7 pagi.

Mereka ini tak cuma ABG yang haus hiburan, tapi ada juga keluarga dengan 2 anak yang masih usia balita. Kalo dilihat dengan alasan praktis, sangat tidak bertanggung jawab. Namun alasan orang tua membawa anak-anaknya sejak dini (bahkan ada yang masih bayi), selain untuk bergembira bersama atlet yang mereka anggap pahlawan, juga untuk mengenalkan pada mereka tentang olahraga sejak dini. Siapa tahu saat mereka besar nanti, bisa jadi pilihan karir mereka. Karena atlet di Amerika, tak ubahnya seperti eksekutif yang bekerja di kantor. Bahkan gaji mereka bisa mengalahkan eksekutif hanya dengan melempar atau menangkap bola di lapangan.

Diakui atau tidak, olahraga juga sudah jadi industri besar di Negara Uncle Sam ini. Setiap cabang olahraga punya induk olahraga masing-masing dan dikelola secara professional. Jadi tak heran kalo setiap tahun, warga Amerika punya jadwal olahraga sendiri setiap musimnya. Karena memang setiap cabang olahraga yang digelar, jadi mata rantai industry bagi warga. Mulai dari harga tiket yang melangit, makanan bahkan hiburan. Seperti beberapa waktu lalu saat aku menyaksikan salah satu pertandingan bola basket kelas NBA. Sejak pintu masuk, aku bisa liat bagaimana rantai industri itu dimulai.

Mulai harga tiket yang melambung (tergantung kursi tentunya), Para penjual makanan dan minuman yang harganya bisa 4 kali lipat daripada harga diluar. Karena memang penonton tidak diperbolehkan membawa makanan atau minuman dari luar. Sampai para pendukung acara di lapangan saat time out. Sementara para fans kesadaran mereka juga sangat tinggi. Kebetulan saat itu yang duduk di sebelahku, adalah pendukung tim lawan. Tapi kami tetap saling menghormati. Aku berteriak saat timku menang, dan menggerutu saat tim lawan menang. Hal yang sama dilakukan penonton yang duduk di sebelahku.

Namun saat pertandingan usai, tak ada rasa sakit hati apalagi balas dendam. Karena memang, kita menonton pertandingan langsung itu untuk hiburan, bukan untuk cari lawan. Aku juga berharap penonton sepakbola di Indonesia juga bisa seperti itu. Sehingga aku tak lagi melihat berita tawuran antar penonton, saat pertandingan atau saat pertandingan usai.

Majulah dunia olahraga Indonesia !!!

01 November 2009

Masyarakat kita tidak mengenal perayaan Halloween

Maya Mandley

Menurut kamus wikipidea, Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober.. Tradisi ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili."


Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.

Aku sendiri tidak pernah ikut merayakan pesta halloween. Hanya saja aku pernah menemani anak-anak SD merayakan pesta halloween di sekolah mereka. Karena halloween identik dengan kostum unik, tentu saja saat pesta aku melihat beraneka ragam kostum. Mulai yang paling lucu sampai yang paling mengerikan. Meski aku hanya bertugas menemani anak kecil ikut pesta, tapi secara langsung aku juga merasa ikut berpesta meski tidak ikut-ikutan memakai kostum aneh.

Meski bukan hari libur resmi, namun rakyat amerika merayakan hari yang identik dengan seram-seram ini dengan ucapan 'Happy Halloween'. Tak cuma toko yang panen dengan penjualan kostum dan permen atau coklat, stasiun TV juga ikut merayakan Halloween. Para anchor maupun weathermen, bahkan mereka yang di belakang layar, ikut heboh dengan kostum dan dandanan tokoh-tokoh tertentu. Mulai dari celebritis sampai politikus. Siaran pada hari itupun bertema halloween atau disesuaikan dengan kostum sang anchor. Misalnya, dandanan atau kostum apa yang sudah tidak nge-tren lagi tahun ini atau yang sedang tren tahun ini. Betul-betul menarik.

Halloween tahun ini aku rayakan dengan pergi mengunjungi theme park. Sejak aku datang, aku bisa melihat beraneka ragam kostum yang dikenakan pengunjung taman hiburan bak Dufan di Ancol Jakarta itu. Tak cuma anak-anak yang mengenakan kostum unik, ABG bahkan orang dewasa pun tak mau kalah mendandani diri mereka dengan kostum lucu dan unik. Pengelola taman juga menyediakan atraksi halloween, mulai taman dibuka sampai ditutup. Menurut pengamatanku, Pengunjung taman justru bertambah rame menjelang malam. Keliatannya karena semakin malam, pertunjukan panggung lebih banyak, dan umumnya orang tua mengantarkan anak mereka dulu untuk trik or treat ke setiap rumah, sebelum hari gelap.

Halloween tahun ini merupakan kali ke-6 buat aku. Sepanjang pengamatanku, usai halloween, pasti ada berita penangkapan ABG yang melempar telur busuk ke mobil yang lewat. Menurut cerita dari seorang ABG yang aku kenal, tindakan melempar telur busuk atau prank ini, dilakukan just for fun atau karena peer pressure alias gagah-gagahan di kalangan kelompok mereka. Itu sebabnya, mengapa di beberapa kota, pemerintah setempat memberlakukan curfew alias jam malam. Tujuannya untuk menghindari prank yang sering dilakukan ABG.

Happy Halloween!

09 October 2009

Getaran Padang Menggetarkan Dunia Pula

Maya Mandley

Gempa di Padang bukan kali pertama yang terdengar sampai benua Amerika. Bencana gempa yang diikuti Tsunami di Aceh pada bulan december tahun 2004 lalu, sejauh yang aku tahu adalah yang terbesar sepanjang sejarah 'per-gempa-an' di Indonesia. Namun gempa di Padang terasa lebih menyentuhku karena orang tuaku berasal dari sana dan sanak saudaraku pun masih banyak disana termasuk sanak saudara dari ipar-iparku.


Siaran TV nasional maupun lokal pun menyiarkan perkembangan evakuasi gempa di kota yang berpenduduk 900 ribu jiwa itu, hampir di semua program berita mereka. Gambar yang diambil sebagian dari TV Indonesia seperti Metro TV. Tapi ada pula beberapa stasiun TV yang sengaja mengirim crew kesana untuk meliput bencana yang tergolong besar ini. Kalo ditanya bagaimana perasaanku, tak bisa digambarkan. Sedih pastilah!

Apalagi sampai beberapa hari ada sebagian sanak saudaraku yang mengaku masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena masih takut dengan gempa susulan. Mereka mengaku kesulitan mendapat makanan. Rumah mereka yang terbuat dari batu bata mengalami retak-retak dan isinya pun hancur lebur karena goncangan gempa yang mencapai 7,6 skala Richter itu. Sementara mereka yang masih tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu, rata dengan tanah.

Koran nasional NYT (New York Times) juga menempatkan berita gempa ini di halaman pertama, meski itu hanya berita foto. Sementara berita lengkapnya ditaruh di halaman dalam. Masyarakat Indonesia di NYC dan sekitarnya mengumpulkan sumbangan melalui masjid Al Hikmah di Queens. Salah satu TV lokal ikut mendatangi masjid yang sering jadi pusat kegiatan masyarakat Indonesia itu.

Sang reporter mewawancarai beberapa warga Indonesia asal Padang yang mengatakan bagaimana mereka kesulitan menghubungi keluarga mereka. Mereka juga melakukan sholat bersama dan berdoa demi keselamatan dan ketabahan masyarakat di Padang. Bantuan sudah pasti dibuka. Seperti saat terjadi bencana di kota-kota Indonesia sebelumnya. Yang menarik, menutup laporannya, si reporter mengatakan kalo Presiden Obama siap membantu masyarakat yang terkena gempa karena pernah tinggal beberapa tahun saat kecil di Indonesia.

Aku berharap gempa di Padang ini yang terakhir buat negeriku. Sebagai perantau, terkadang sedih juga kalo negaraku dikenal karena bencana. Meski itu adalah bencana alam yang tidak diharapkan semua orang. Semoga !

28 September 2009

Idul Fitri di Negeri Liberty

Maya Mandley

Hari Raya Idul Fitri tahun ini merupakan tahun ke-7 yang aku rayakan di negeri Pak Obama. Di tahun-tahun awak kedatanganku disini, aku sempat merasakan home sick yang sangat dalam. Maklum buatku, lebaran merupakan saat-saat yang menyenangkan. Berkumpul bersama keluarga besar (bahkan sampai 4 generasi), makan ketupat lengkap dengan sayur dan kue-kuenya, dan yang paling penting, mengikuti tradisi mudik ke Jakarta.


Di tahun pertama aku merayakan lebaran di Amerika, jatuh pada awal bulan December. Suhu yang dingin, dan ditambah saat itu berdekatan dengan Thanksgiving, salah satu hari libur nasional Amerika yang tergolong cukup sibuk. Meski suasana lebaran cuma bisa dijumpai di rumah-rumah warga yang merayakan, namun aku cukup terhibur. Karena suasananya gak jauh beda dengan lebaran di tanah air. Jalan tergolong lengang, dan toko banyak yang tutup karena libur thanksgiving. Aku ingat, saat itu aku kesulitan cari kartu telepon untuk menelpon ke Surabaya, karena banyak toko yang tutup. Entah kenapa, saat itu hampir semua kartu telpon yang aku gunakan untuk berkomunikasi tak ada yang bisa.

Karena pada waktu itu sangat rawan isu terorisme dan sebagainya, aku sempat berfikir yang tidak-tidak. Tapi ternyata menurutku itu hanya soal sambungan telpon ke Indonesia saja yang sibuk karena hari raya. Sebab tahun inipun, aku dan sebagian temanku punya kesulitan yang sama saat akan menelpon ke tanah air. Meski ada beberapa teman yang tak punya kesulitan saat menggunakan kartu telpon untuk mengucapkan maaf lahir bathin pada sanak saudara di tanah air.

Warga Indonesia yang berada di NYC dan sekitarnya, melakukan sholat Ied di masjid Al Hikmah di Queens NYC. Masjid yang menurut cerita dibangun atas prakarsa warga Indonesia di NY dan sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, yang didirkan mantan Presiden Soerharto. Meski begitu, ada juga warga muslim dari negara-negara lain yang ikut sholat Ied di masjid tersebut. Seperti umumnya tradisi lebaran di tanah air, warga Indoesia di NYC juga saling bersalaman usai sholat Ied. Berada di tengah-tengah suasana seperti itu, rasa kerinduan terhadap sanak saudara di tanah air sedikit terhibur.

Tradisi ini dilanjutkan dengan mengunjungi rumah-rumah warga Indonesia yang sengaja melakukan open house. Meski sederhana, kami juga ikut repot menyediakan makanan yang selalu ada di setiap meja saat lebaran. Seperti lontong yang kami buat dari plastik (Karena gak ada yang jual ketupat disini), lengkap dengan sayurnya, dan 'teman-teman' nya. seperti rendang, sambal goreng ati dan tentu saja krupuk dan bawang goreng. Kue-kue yang tersedia juga tak kalah, ada kastengel, nastar dan yang pasti juga kacang goreng.

Tradisi lain yang dilakukan teman-teman Indonesia disini saat lebaran adalah pergi ke rumah konsulat dan ketua PTRI (perwakilan tetap RI untuk PBB). Di rumah petinggi Indonesia ini, aku bayangkan seperti open house yang ada di Istana Presiden. Karena aku belum pernah mengikuti sendiri. Namun menurut cerita teman-teman yang pernah mengikuti tradisi ini, makanan yang disediakan di rumah pejabat ini juga tak kalah lengkap.

Lebaran tahun ini menurutku cukup istimewa. Karena jatuh pada hari minggu. Jadi karena hari libur, kami bisa merayakannya tanpa harus minta izin kerja atau kembali bekerja usai sholat Ied. Sejak pagi aku sengaja mengosongkan perut agar bisa mencicipi makanan di rumah teman-teman yang open house. Maklum aku tak bisa setiap hari mencicipi makanan Indoensia. Jadi di setiap rumah, aku cicipi semua makanan.

Mulai dari siomay, lontong sayur, kastengel, nastar. Bahkan di rumah salah seorang temanku, ia sudah menyiapkan open house ini jauh-jauh hari. Karena memang untuk mendapatkan bumbu-bumbu masakan Indoenesia, kadang harus pergi ke kota lain. Jadi saat makan malam, hidangan yang super lengkap sudah tersedia di meja, tak ubahnya seperti suasana pesta lebaran di tanah air. Ahhh...... senangnya. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf lahir dan Bathin.

18 September 2009

Berita Tewasnya Noordin M. Top di Media AS

Maya Mandley

Berita tewasnya Noordin M. Top di tangan Densus 88, terdengar juga di AS. Well, ada kelegaan. Meski di satu sisi masih ada sebagian masyarakat yang apatis. Apakah dengan tewasnya 'pentolan' al Qaida dari Malaysia ini menandakan bakal tidak ada lagi teroris di Indonesia? Atau mengapa harus ditembak mati ? Bukankan dengan membiarkannya hidup, kemungkinan besar bisa mengungkap jaringan al Qaeda yang ada di Indonesia atau Asia Tenggara ? Pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi catatan buat Kepolisian dibalik keberhasilan salah satu satuan khususnya menembak mati teroris.


Berita penembakan itu juga mewarnai pemberitaan media elektronik di Amerika. Mulai dari televisi kabel sampai jaringan televisi nasional. Karena kesibukanku, aku hanya liat di salah satu jaringan nasional yang memberitakan prestasi polisi nasional itu pada sore hari, pada siaran berita pukul 18.30 waktu New Jersey. Dalam pemberitaan tak kurang tiga menit itu, footage yang diambil dari salah satu TV nasional Indonesia (TV One) lengkap dengan text dalam bahasa Indonesia. Pada intinya mereka memberitakan bagaimana sepak terjang Noordin M.Top bersama jaringannya selama ini. Pemboman di Bali, Hotel Marriott Jakarta pada tahun 2003 hingga yang terakhir pada pemboman bulan Juli lalu.

Juga ditayangkan konfrensi pers Kapolri yang menunjukkan hasil sidik jari Noordin M. Top serta gambar jenasah Noordin yang menurut ukuran mereka termasuk brutal. Di akhir berita itu, sang reporter mengatakan, pemerintah Amerika serikat sama sekali tidak ikut campur dalam penyerangan itu. Dan tewasnya Noordin M. Top ini, menurutnya merupakan major blow up bagi Al Qaida. Sama halnya dengan warga Indonesia yang selama ini menginginkan kedamaian di tanah air, aku juga berharap tewasnya Noordin M. Top ini merupakan tanda berakhirnya teroris di bumi Indonesia. Bukan pengalihan dari issu-issu besar yang jadi PR kepolisian! Semoga!

13 September 2009

Gebyar PK5 Di Apel Besar

Maya Mandley

Pedagang di pinggir jalan yang dikenal dengan pedagang kaki 5 atau PK5, merupakan problem kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Bahkan jadi warisan setiap kali ganti Gubernur atau walikota. Masalahnya hampir sama, soal lokasi. Meski para pedagang ini mengklaim mereka berada di tempat ‘resmi’ karena setiap kali mereka berdagang, selalu ada ‘petugas berseragam’ yang memungut iuran. Entah untuk apa iuran tersebut, namun menurut para pedagang, dengan membayar iuran, mereka bisa bebas berjualan, meski akhirnya kadang mereka juga harus kucing-kucingan. Sssttt kok di AS, hal itu nggak jadi persoalan?


Di kota sebesar NYC, hampir di setiap sudut jalan, kita bisa menjumpai pedagang yang menjual makanan maupun barang-barang lain di PK5. Seperti halnya PK5 di Surabaya, mereka juga menggunakan gerobak atau rombong. Aku tak tahu bagaimana mereka bisa mengklaim pojok jalan tertentu. Apakah mereka juga harus membayar iuran seperti di Jakarta atau Surabaya? Tapi yang jelas, setiap pedagang sepertinya sudah punya tempat tetap untuk membuka gerobaknya. Umumnya barang yang dijual makanan. Kalo pagi hari, mereka menjual menu sarapan. Seperti kue muffin, donat, croissant lengkap dengan minuman di pagi hari. Seperti kopi atau orange juice. Karena mereka berjualan di pinggir jalan, tentu harga barang yang dijualpun tergolong murah.

Selain makanan, PK 5 di NYC juga ada yang menjual barang-barang seperti topi, scarf bahkan barang-barang seni seperti lukisan dan sebagainya. Bahkan di tempat-tempat tertentu seperti di Chinatown atau kawasan teater seperti 42nd street Broadway, bisa ditemui pelukis pinggir jalan. Dengan hanya membayar USD 15 untuk jenis kartun, dan USD 20 untuk potret diri, kita bisa duduk di kursi seadanya dan si pelukis melukis anda selama kurang lebih15-30 menit. Aku pernah merasakan dilukis pinggir jalan ini. Itung-itung, untuk souvenir lah! Aku kira tadinya aku bakal pegal karena harus jadi model. Hehehhee….

Jangan dibayangkan bingkai kayu seperti lukisan-lukisan. Bingkai yang dimaksud hanyalah selembar kartun manila yang dilapisi plastik. Fungsinya hanya supaya lukisan yang dibuat dengan pensil atau krayon itu, tidak rusak. Kalau ingin lukisan itu bisa tahan lama, sampai di rumah, lukisan itu bisa dibingkai dengan bingkai kayu seperti halnya lukisan-lukisan mahal. Jadi setiap kali aku membaca berita PK5 yang dikejar-kejar petugas aku hanya bermimpi, seandainya PK5 bisa dibina dan tidak mengganggu pengguna jalan lain seperti halnya di NYC. Bukan bermaksud membandingkan, tapi tak ada salahnya memimpikan keindahan kota tanpa diganggu PK5 yang tidak tertib. Hey, this is New York, the city that never sleeps!

11 September 2009

Peristiwa WTC dan Kematian Ibunda

Maya Mandley

Rakyat Amerika tak akan pernah melupakan peristiwa 11 september 2001 yang disini disebut nine eleven (9/11). Peristiwa yang menjadi tonggak sejarah, kesadaran semua lapisan rakyat Amerika akan bahaya terorisme muncul. Meski belakangan, banyak pertanyaan muncul mengiringi peristiwa itu. Termasuk pertanyaan: Mengapa ibundaku meninggal tiga hari kemudian,..


Aku sendiri seperti punya keterlibatan 'bathin' dengan peristiwa tersebut. Sebab sebelum peristiwa itu terjadi, aku pernah mengunjungi twin tower yang berada di kawasan downtown Manhattan itu. Sebab, sebelum aksi yang katanya dilakukan teroris itu, ada bagian di salah satu tower yang jadi objek wisata. Saat aku mengunjungi tower itu sekitar bulan Juni 2001. Sejauh yang aku ingat, pengamanannya cukup ketat.

Sebelum menuju elevator yang membawa para turis ke puncak tower, ada petugas yang memeriksa barang bawaan dan tas pengunjung. Jangan ditanya berapa kecepatan elevator yang membawa rombongan touris itu. Hanya dengan sekedip kejaman mata, elevator membawa rombongan touris ke lantai seratus sekian (aku lupa sampai lantai berapa karena sudah 8 tahun lebih berlalu)

Banyak yang bisa dilihat dari puncak tower di WTC itu. Keindahan East River yang membelah pulau Manhattan dan Queens di sebelah timur, dan Hudson River yang membelah Manhattan dengan NJ di sebelah barat. Dan tentu saja kepadatan lalu lintas Manhattan yang terlihat seperti kartun karena dilihat dari atas. Pemandangan yang benar indah menurutku. Sebagai kota turis, saat itu, objek wisata di salah satu tower WTC itu termasuk yang populer. Bahkan saat aku berada di puncak itu, aku juga bertemu dengan beberapa turis Indonesia yang mengaku dari Jakarta.

Namun beberapa bulan setelah aku mengunjungi menara kembar WTC itu, peristiwa 11 september terjadi. Peristiwa yang menewaskan lebih dari 2600 jiwa. Mulai dari rakyat biasa yang kesehariannya bekerja di gedung itu, sampai anggota New York Police Department-NYPD dan tentu saja anggota Fire department yang ikut membantu evakuasi. Sayang saat peristiwa itu terjadi, aku gak bisa mengikuti perkembangannya lewat media di Surabaya. Karena pada saat yang bersamaan, ibuku juga sedang kritis di rumah sakit. Yang akhirnya wafat pada 14 September.

Rakyat Amerika selalu mengingat peristiwa ini. Tak hanya di NYC, Washington DC atau Pennsylvania dimana pesawat yang juga jadi sasaran teroris, salah sasaran. Hampir semua negara bagian mengibarkan bendera dan menjadikan 11 September sebagai Hari Berkabung Nasional. Di NYC peringatan ini tentu saja dilakukan dengan membacakan nama-nama korban. Lengkap dengan mengheningkan cipta saat pesawat menabrak tower satu persatu dan saat tower yang pernah diklaim sebagai terkuat di dunia itu runtuh tak berdaya satu persatu dalam selang waktu 5 sampai 10 menit setelah diterjang pesawat yang dibajak teroris.

Aku sendiri tak pernah mengikuti acara peringatan itu di TV. Karena gak sanggup melihat penderitaan keluarga korban yang ditinggalkan. Selain itu, seperti aku bilang di atas, karena 3 hari setelah peristiwa itu, aku juga ditinggalkan orang tua yang mencintai aku. Jadi aku memilih tidak menyaksikan daripada hanya membuat aku bersedih dan menangis. Hey, we have to move on, don't you think ?

SDSB Gaya Amerika Begitu Menggoda

Maya Mandley

Siapa yang masih ingat Sumbangan Dana Sosial Berhadiah atau SDSB? Seingatku, saat masih kecil itulah judi resmi karya Indonesia. Undian berhadiah yang didasarkan pada tebak skor sepakbola itu, dihentikan karena dianggap sudah meresahkan. Namun biarpun begitu, sepertinya, penghentian ini tidak membuat para pencinta judi berhenti bertaruh. Setahuku, Surabaya ada sekelompok orang yang bertaruh lewat burung merpati, atau yang dikenal dengan 'adu doro'. Nggak jelas benar gimana aturan permainannya. Mau tahu SDSB di AS?


Di Amerika, "SDSB" atau lottery diselenggarakan setiap negara bagian ata state. Bahkan ada undian yang merupakan gabungan beberapa state. Satu diantaranya bernama Mega Milliions yang dimainkan di 10 negara bagian termasuk NY dan NJ. Undian Mega Millions ini seperti menebak 5 angka (dari 1-60) secara berurutan dan 1 angka bebas yang bernama Mega ball. Angka-angka ini diundi 2 kali setiap minggu yaitu pada Selasa malam dan Jumat malam. Hadiahnya pun tergantung pemenangnya. Semakin tidak ada pemenang, hadiah akan diakumulasikan di pengundian berikutnya.

Selain Mega Millions, ada berbagai jenis permainan sejenis ini. Jujur nih, aku gak pernah ikut lotto selain Mega millions. Karena cukup USD 1, bisa menebak angka-angka itu. Aku juga gak kecanduan karena aku tahu, aku gak pernah untung dalam undian. Jangankan lotto, arisan aja selalu dapat buncit, dan gak pernah jangkep karena yang dapat duluan sering gak mau bayar.

Untuk negara bagian NY, selain Mega Millions ada juga permainan sejenis scratch. Dengan membeli antara $5-10, anda harus men-scratch nomor-nomor tertentu hingga berpasangan. Aku juga gak tahu persisnya bagaimana permainan ini karena gak pernah beli. Tapi ada yang menarik dari lotto jenis ini, ada seoarang Indonesia yang sangat beruntung pernah menang sampai USD 1 million. Yup! Enam nol dibelakang angka 1. Betapa beruntungnya! Kira-kira kapan ya aku bisa menang sebesar itu? Gimana mau menang lah wong gak pernah pasang! Cilaka...

10 September 2009

Theme Park Menjadi Ajang Teriak

Maya Mandley

Bukan karena masa kecil kurang bahagia, kalo sekarang aku suka naik Roller Coaster. Saat masih tinggal di Jakarta, aku tak pernah masuk ke Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol, karena orang tua tak sanggup beli tiketnya. Jadi kalo aku dan keluarga pergi ke Ancol, lebih sering ke pantainya dan makan makanan yang sengaja bawa dari rumah. Setelah itu kegiatan yang lain berenang di pantai yang emang gak perlu bayar lagi. Meski begitu, aku pernah menyaksikan beberapa pertunjukan hewan laut. Seperti dolphin, singa laut dan sebagainya. Tapi tak pernah masuk seaworld. Kasihan deh gueee,..


Asal tahu saja, keingan masa kecilku untuk masuk Dufan baru kesampaian setelah kami pindah ke Surabaya dan aku sudah bekerja. Jadi bisa deh untuk beli tiket sendiri. Meski saat itu perginya bersama keluarga. Pengalaman pertama naik Roller Coaster, bikin aku kapok-kapok. Rasanya jantungan, dan selama perjalanan kurang dari 1 menit itu, aku cuma memejamkan mata. Gak berani ngapai-ngapain apalagi teriak ! Penakut sih,..

Sampai beberapa tahun di negeri Pak Obama ini, aku sudah lupa dengan yang namanya Roller Coaster. Kesibukan beradaptasi dan cari uang, bikin aku sama sekali gak tertarik untuk pergi ke Theme Park, meski iklannya berulang-ulang ditayangkan saat musim panas. Baru pada sekitar tahun 2007, saat ikut tour, aku sempat mengunjungi Theme Park lagi di Pensilvania. Theme Park yang disponsori salah satu perusahaan coklat terbesar di Amerika itu cukup luas. Permainannya pun beragam. Mulai dari yang tidak menakutkan sampai yang sangat menakutkan. Sayang karena aku perginya saat summer, antrian di setiap permainan cukup panjang. Lagipula saat itu aku masih takut naik roller coaster.

Baru pada awal tahun 2008, saat pergi ke Disneyworld di Orlando Florida, aku mulai menyukai Roller Coaster. Sebab hampir semua permainan di arena itu, dilakukan di dalam ruangan. Namanya Theme Park, tentu saja permainan roller coaster yang ada disitu punya tema sendiri-sendiri. Sesuai dengan film-film MGM studio yang jadi sponsor utama Taman itu. Jadi ada permainan yang diadaptasi dari film ET, Jurassic Park, atau Indiana Jones. Di setiap permainan, kita seperti berada saat di film-film petualangan itu. Ada adegan seperti jatuh, jungkir balik dan sebagainya. Teriak sekencang-kencangnya sangat diizinkan bahkan dianjurkan. Sangat menarik.

Belum lagi karnaval yang diisi tokoh-tokoh film produksi MGM Studio. Jadi ada Putri salju, Donal Bebek dan berbagai aktor-aktris film mulai dari yang kartun sampai yang bukan kartu, lengkap dengan accesoris mobil yang dihias seperti cerita dalam film. Tontonan yang menarik buat para turis. Karena memang Theme Park itu untuk menarik touris. Selain MGM Studio, satu lagi Theme Park di Orlando, yaitu Universal Studio. Gak beda jauh dengan MGM, hanya bedanya permainan di Universal studio diadaptasi dari film-film produksi Universal. Seperti Spiderman, Terminator dan sebagainya. Bahkan ada permainan yang dilengkapi dengan film 3D lengkap dengan kacamatanya. Jangan heran kalo di permainan 3D, adegan yang terjadi seperti betul-betul di depan mata, dan kalo ada adegan yang memancarkan air, air betul-betul memancar meski gak sampek bikin basah kuyup.

Sejak pergi ke Orlando itu lah, aku jadi seneng naik roller coaster. Baru sadar kalo ada theme park yang dekat tempat aku tinggal. Cuma bedanya, kebanyakan permainan di Theme Park dekat tempat aku tinggal itu, hampir semuanya outdoor. Waktu pertama kali ke Them park bernama Six Flags itu, aku gak begitu berani. Tapi setelah beberapa kali mencoba, lama-lama asyik juga. Malah aku punya satu permainan favorit. Roller coaster yang diadaptasi dari film Superman! Sebabnya sederhana, yang istimewa dari Roller Coaster ini, posisi saat di permainan terbaring seperti sedang terbang. Ahhh jadi keranjingan Roller Coaster, dan kali ini, aku sudah berani buka mata meski masih sering terpejam juga.

09 September 2009

Tidak Ada Joki 3 in 1 di AS!

Maya Mandley

Aku meninggalkan Jakarta sekitar tahun 1991. Tepatnya setelah lulus SMA. Tak banyak yang bisa aku ingat di Jakarta. Satu hal dari yang sedikit itu, peraturan three in one, di jalan utama di Jakarta. Di AS, regulasi itu disebut, High Occupancy Vehicle (HOV). Bedanya, di kawasan HOV itu tidak menjadi ajang bisnis tersendiri buat anak-anak maupun orang tua sebagai joki. Satu-satunya joki di dunia yang nggak ada kudanya! :)


HOV diberlakukan di jalan-jalan utama (Highway) di NY area dan New Jersey. Seperti halnya di Jakarta, HOV juga berlaku di jam-jam sibuk alias rush hour dan pada weekdays only. Aku gak tahu pasti jalan apa aja yang punya kawasan HOV. Yang aku ingat, satu daerah di NJ yang akan masuk ke NY. Di sekitar George Washington Bridge (jembatan yang menghubungkan antara NJ dan NYC). Dan satu lagi di highway LIE (Long Island Expressway). Jalan yang menghubungkan antara Long Island (pulau kecil di timur NYC) dengan NYC. Kedua jalan ini termasuk jalan yang padat.

Aku gak tahu bagaimana HOV di Jakarta diberlakukan. Yang jelas LIE satu arah memiliki 4 ruas jalan. Dan satu ruas dipakai untuk HOV. Jadi pengendara yang melintas di ruas itu harus berpenumpang 3 orang. Sepanjang pengalamanku jadi penunpang saat rush hour di LIE, jalur HOV tidak sepadat 3 lajur non HOV. Meski begitu, mereka yang tidak berpenumpang 3 orang, tak akan coba-coba menerobos ke lajur HOV, meski tak ada tembok penghalang untuk masuk ke lajur itu. Menurut pengamatanku, pengendara di sini cukup disiplin dalam berkendara meski banyak juga yang ngawur. Selain itu, polisi juga cukup siaga dan tak segan-segan memberi ticket alias tilang. Administrasi yang rapi disini, membuat pengendara harus hati-hati dengan ticket. Sebab bisa jadi kebanyakan tiket dan pelanggaran lain, bisa menyebabkan mereka tidak diperbolehkan lagi punya SIM. Tak peduli dimana mereka melanggar. Karena SIM mereka bisa di cek dimanapun.

Ada satu kasus yang menurutku cukup menarik soal HOV ini. Sekitar tahun lalu, ada seorang warga yang tinggal di kawasan Long Island yang ditangkap polisi lalu lintas di kawasan HOV. Alasannya menurutku lucu. Sebab dia kedapatan membawa boneka yang didandani persis seperti orang, lengkap dengan jas dan dasi, dan 'didudukkan' di kursi penumpang. Menurut berita yang aku dapat, dia sudah melakukan 'kegiatan' ini sekitar 2 tahunan sebelum ketahuan polisi lalu lintas. Menurut petugas yang menangkap orang ini, dia curiga dengan mobil yang membawa 'dummy' ini. Sebab 'sang penumpang' ketahuan tidak bergerak dan keliatan aneh. Ada-ada saja. Coba orang ini ke kawasan HOV di Jakarta, pasti gak akan ketangkap karena banyak orang yang bersedia jadi penumpang. Betul gak ?