11 September 2009

Peristiwa WTC dan Kematian Ibunda

Maya Mandley

Rakyat Amerika tak akan pernah melupakan peristiwa 11 september 2001 yang disini disebut nine eleven (9/11). Peristiwa yang menjadi tonggak sejarah, kesadaran semua lapisan rakyat Amerika akan bahaya terorisme muncul. Meski belakangan, banyak pertanyaan muncul mengiringi peristiwa itu. Termasuk pertanyaan: Mengapa ibundaku meninggal tiga hari kemudian,..


Aku sendiri seperti punya keterlibatan 'bathin' dengan peristiwa tersebut. Sebab sebelum peristiwa itu terjadi, aku pernah mengunjungi twin tower yang berada di kawasan downtown Manhattan itu. Sebab, sebelum aksi yang katanya dilakukan teroris itu, ada bagian di salah satu tower yang jadi objek wisata. Saat aku mengunjungi tower itu sekitar bulan Juni 2001. Sejauh yang aku ingat, pengamanannya cukup ketat.

Sebelum menuju elevator yang membawa para turis ke puncak tower, ada petugas yang memeriksa barang bawaan dan tas pengunjung. Jangan ditanya berapa kecepatan elevator yang membawa rombongan touris itu. Hanya dengan sekedip kejaman mata, elevator membawa rombongan touris ke lantai seratus sekian (aku lupa sampai lantai berapa karena sudah 8 tahun lebih berlalu)

Banyak yang bisa dilihat dari puncak tower di WTC itu. Keindahan East River yang membelah pulau Manhattan dan Queens di sebelah timur, dan Hudson River yang membelah Manhattan dengan NJ di sebelah barat. Dan tentu saja kepadatan lalu lintas Manhattan yang terlihat seperti kartun karena dilihat dari atas. Pemandangan yang benar indah menurutku. Sebagai kota turis, saat itu, objek wisata di salah satu tower WTC itu termasuk yang populer. Bahkan saat aku berada di puncak itu, aku juga bertemu dengan beberapa turis Indonesia yang mengaku dari Jakarta.

Namun beberapa bulan setelah aku mengunjungi menara kembar WTC itu, peristiwa 11 september terjadi. Peristiwa yang menewaskan lebih dari 2600 jiwa. Mulai dari rakyat biasa yang kesehariannya bekerja di gedung itu, sampai anggota New York Police Department-NYPD dan tentu saja anggota Fire department yang ikut membantu evakuasi. Sayang saat peristiwa itu terjadi, aku gak bisa mengikuti perkembangannya lewat media di Surabaya. Karena pada saat yang bersamaan, ibuku juga sedang kritis di rumah sakit. Yang akhirnya wafat pada 14 September.

Rakyat Amerika selalu mengingat peristiwa ini. Tak hanya di NYC, Washington DC atau Pennsylvania dimana pesawat yang juga jadi sasaran teroris, salah sasaran. Hampir semua negara bagian mengibarkan bendera dan menjadikan 11 September sebagai Hari Berkabung Nasional. Di NYC peringatan ini tentu saja dilakukan dengan membacakan nama-nama korban. Lengkap dengan mengheningkan cipta saat pesawat menabrak tower satu persatu dan saat tower yang pernah diklaim sebagai terkuat di dunia itu runtuh tak berdaya satu persatu dalam selang waktu 5 sampai 10 menit setelah diterjang pesawat yang dibajak teroris.

Aku sendiri tak pernah mengikuti acara peringatan itu di TV. Karena gak sanggup melihat penderitaan keluarga korban yang ditinggalkan. Selain itu, seperti aku bilang di atas, karena 3 hari setelah peristiwa itu, aku juga ditinggalkan orang tua yang mencintai aku. Jadi aku memilih tidak menyaksikan daripada hanya membuat aku bersedih dan menangis. Hey, we have to move on, don't you think ?

No comments:

Post a Comment