28 November 2009

Menunggu Thanksgiving Paling Penting,..

Maya Mandley

Hidangan ayam kalkun alias Turkey, tak pernah kurasakan sebelumnya waktu masih di Surabaya. Jangankan makan, melihat aja aku takut. Pernah waktu kecil, ada tetangga yang punya ayam kalkun dan sering dilepas di jalan. Kadang si ayam besar ini suka nakal dan mengejar-ngejar orang yang lewat di depannya.

Tapi sejak berada di Amerika, ternyata selain ayam, kalkun termasuk pilihan makanan. Baik untuk isinya roti alias sandwich maupun untuk hidangan biasa. Dan yang rutin adalah saat perayaan Thanksgiving. Aku gak tahu jelas, mengapa setiap perayaan thanksgiving yang jatuh setiap hari kamis minggu ke-4 nopember ini, hidangan kalkun seperti jadi tradisi. Namun aku pernah mendengar, saat jaman bahula dulu, pemerintah menghimbau untuk memasak kalkun sebagai hidangan makan malam saat Thanksgiving, karena jumlahnya yang terlalu banyak saat itu. Dan tradisi menghidangkan kalkun terus berlanjut sampai saat ini.

Thanksigiving untuk tahun ini jatuh pada hari Kamis, 26 Nopember. Dan bagiku, thanksgiving kali ini merupakan kali ke-6. Perayaan thanksgiving tahun ini lebih istimewa buatku. Sebab untuk pertama kalinya aku ikut merayakan bersama suami Amerikaku. Dan yang paling penting, merasakan ayam kalkun panggang yang dulu cuma bisa aku liat lewat TV saja. Di awal-awal kedatanganku di benua Amerika, thanksgiving aku lalui dengan menyaksikan parade di NYC yang disponsori sebuah department store terbesar.

Pawai bernama Macy’s Thanksgiving Day Parade, melalui rute dari utara terus turun ke bawah sampai di depan Macy’s di 34th street, Manhattan. Aku senang menyaksikan pawai ini karena diisi dengan mobil yang dihias dan paling penting balon-balon raksasa berbentuk berbagai tokoh. Umumnya tokoh kartun, tahun ini. Sayang aku tak bisa menyaksikan pawai itu untuk tahun ini karena sibuk membantu sang tuan rumah menyiapkan hidangan makan malam. Aku juga menyaksikan bagaimana memasak ayam kalkun besar itu. Butuh waktu sekitar 3-4 jam di dalam oven.

Kalo aku pikir-pikir tak ubahnya seperti memasak ketupat saat lebaran. Meski terkesan capek, namun keliatan semua senang melakukannya. Apalagi saat makan malam, dimana semua anggota keluarga berkumpul. Termasuk keluarga yang jarang-jarang bertemu, bisa bersilaturahmi dan saling bercerita dalam satu meja makan. Sangat mengharukan!

Usai Thanksgiving, hari jumatnya dikenal dengan Black Friday. Sebab sehari usai thanksgiving toko-toko buka pagi-pagi sekali (sekitar jam 4 atau bahkan ada yang tengah malam), dengan memasang diskon gede-gedean. Meski di udara dingin, banyak warga Amerika yang rela antri di depan toko untuk mendapatkan barang yang diskonnya kadang sampek 60%. Aku sih gak ikut-ikutan antri. Melihat bagaimana mereka berebut saat toko dibuka saja rasanya sudah malas melihatnya. Apalagi dengan suhu mencapai nol derajat celcius. MALAS.

Tapi mungkin kenikmatannya akan lain karena mendapatkan suatu barang dengan susah payah. Sekali lagi aku bayangkan, mungkin seperti berbelanja baju untuk Lebaran. Berdesak-desakan namun puas gitu loh...

Begitulah Thanksgiving, satu hari raya besar yang biasanya menandai datangnya musim dingin, yang paling penting, tanda mulainya bargain hunting sampai menjelang natal !!! Happy Thanksgiving dari NY!

No comments:

Post a Comment