24 January 2012

Kecelakaan Tugu Tani adalah puncak dari ketidakpatuhan



*maaf, video ini saya pasang sebagai pengingat perlunya kita taat lalu lintas. Maaf bila tidak berkenan
 
Orang pantas marah dengan kecelakaan Tugu Tani yang menewaskan 9 orang. Apalagi, belakangan diketahui, ada narkoba jenis sabu yang mempengaruhi sopir mobil merk Xenia itu. Bagi saya, ini adalah puncak dari ketidakpatuhan pada hukum, utamanya yang berhubungan dengan lalu lintas.


Kita boleh mencaci maki Afriyani Susanti, sopir Xenia yang menewaskan 9 orang dalam kecelakaan lalu lintas itu. Apa yang dilakukan, memang buruk. Dia mengendarai mobil, setelah menggunakan sabu-sabu, menenggak minuman keras, setelah pesta semalaman. Afriyani harus menjalani proses hukum atas peristiwa itu.

Namun, mari kita berdiri di depan cermin. Lihat bayangan kita. Apakah cara berkendara kita sudah lebih baik dari Afriyani? Ketika kita bepergian dengan kendaraan bermotor, sudahkah faktor keselamatan itu melekat pada diri kita. Sampai ditikungan, sudahkah kita selalu memasang lampu sign untuk belok, setelah kita melirik kaca spion?

Dalam hal kecepatan, selalukah kita maksimal 40 Km/jam. Selalu mengalah pada pengendara yang kendaraannya lebih ‘kecil’? Ini urutannya: Mobil, sepeda motor, sepeda, pejalan kaki. Bila sampai di lampu merah, sudah selalukah kita berhenti dibelakang garis, dan selalu patuh dengan lampu kuning sebagai tanda mengerem (tidak malah memacu kendaraan lebih cepat)?

Kalau kita masih tidak bisa mematuhi itu semua, lantas, apa bedanya kita dengan Afriyani? Kita memang tidak menggunakan narkoba (semoga), tapi tetap memaksakan diri mengendarai kendaraan dalam keadaan mengantuk. Kerap menggunakan bel kendaraan, bila ada penyeberang jalan dll. Ini soal kepatuhan, ketaatan, dan semangan untuk memberikan kesempatan pada orang lain.

Bagi pejalan kaki, tetap berada di trotoar, adalah kepatuhan. Juga menyeberang di zebra cross, atau saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Dan bagi pemerintah: sudahkan membangun trotoar jalan, sebagai pemberian hak pada pejalan kaki. Bersama polisi, bekerjalah lebih giat, karena itu tanggung jawab yang teremban.

Kepatuhan itu ada, bukan karena ada polisi, namun karena ada kesadaran: Keselamatan harus kita jaga bersama-sama. Saya tahu, tulisan ini membosankan. Namun hal membosankan inilah yang menyelamatkan kita di jalan.

Iman D. Nugroho | Makassar | video Youtube

1 comment:

  1. Anonymous8:05 pm

    gue suka video lo: informing everybody that everything is wrong instead of fooling everyone that every little things gonna be allright

    Sincerly yours,
    lord fuckcensorship

    ReplyDelete