17 March 2009

Adu Kemampuan Membuat Beton yang Kuat

Press Release

Untuk menggali kemampuan para mahasiswa Teknik Sipil dalam menghasilkan sebuah beton untuk konstruksi bangunan, Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS menggelar Lomba Beton antara mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia, Selasa (17/3).


Lomba yang merupakan rangkaian kegiatan tahunan Civil Expo 2009 ini terbagi dalam dua kategori lomba. Yakni kategori beton metode Self Compacted Concrete (SCC) dan High Performance Concrete (HPC). Metode SCC merupakan metode terbaru dalam pembuatan beton, di mana tak lagi membutuhkan proses pemadatan seperti halnya dalam metode HPC.

“Lomba kategori SCC ini untuk menguji kemampuan masing-masing peserta dalam mengaplikasikan metode terbaru ini, apakah komposisi atau proses yang digunakan sudah benar,” jelas Deddy Kusuma Hadiputra, ketua pelaksana Civil Expo 2009.

Untuk kategori SCC diikuti oleh 13 tim, di mana tiap tim terdiri dari 3 orang. Sedang untuk kategori HPC diikuti oleh 21 tim dan masing-masing tim terdiri dari 3 orang juga. Mereka antara lain berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Jember, Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (Polinema), dan masih banyak lagi.

Dalam lomba beton dengan metode SCC, peserta melakukan proses pengecoran dengan tidak melakukan pemadatan atau biasa dikenal dengan istilah merojok. Sebab dengan metode ini beton diharapkan dapat memadat atau memampat dengan sendirinya.

Dalam proses pengerjaannnya masing-masing peserta diberikan waktu kurang lebih satu setengah jam pembuatan dan pencetakan. ”Bahan utama pembuatannya berupa semen, kerikil dan pasir. Untuk zat adiktifnya, peserta dapat membawanya sendiri meski panitia juga menyediakannya,” papar Deddy lagi.

Setiap peserta berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik. Salah satunya yang ditunjukkan tim dari UI. ”Untuk perlombaan kali ini, kami menggunakan metode trial and error pada pembuatan beton, kami harap dengan begitu peluang kami untuk menang lebih banyak,” tutur Romastah.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa asal Universitas Tadulako. ”Kami yakin, beton buatan kami akan menjadi yang terbaik,” tandas mahasiswa berkulit gelap ini.

Untuk kategori HPC, peserta diharuskan membuat beton mutu tinggi dengan berat volume maksimal 2500 kg/m 3. Banyak aspek yang menjadi kriteria penilaian dalam Lomba Beton kali ini. Selain uji besar slump beton segar, uji L-shape box test, hingga uji V-Funnel, serta peserta juga harus mempaparkan hasil karyanya di depan juri nantinya.

Pria berkulit sawo matang ini juga menambahkan, pada hari sebelumnya, peserta diharuskan juga untuk membuat 6 buah beton yang telah diuji di masing-masing tempat pada saat beton berumur 3 dan 7 hari. “Pengujian yang dilakukan pada saat perlombaan adalah beton yang telah berusia 28 hari,” jelas mahasiswa Teknik Sipil 2006 ini.

Dari semua tim yang berlaga dalam Lomba Beton kali ini, masing-masing akan diambil lima nominasi terbaik. Dan bagi peserta yang telah lolos pada tahap uji dan memiliki nilai tertinggi akan keluar sebagai nominasi juara. “Juaranya akan diumumkan pada tanggal 20 Maret 2009 di Royal Plasa Surabaya bersamaan dengan Lomba Jembatan mahasiswa Teknik sipil se-Indonesia,” ujar Deddy.

Menurut Deddy, tujuan utama diadakannya Civil Expo 2009 ini tak lain untuk lebih memperkenalkan dunia teknik sipil ke masyarakat awam, sehingga teknik sipil menjadi lebih familiar.

*HUMAS-ITS, 17 Maret 2009

No comments:

Post a Comment