18 November 2008

Ayam Sap-sap, "Menu Ayam" Baru Dari Situbondo


story and photo by Iman D. Nugroho, Situbondo

Tangan Ahmad Junaedi seperti tidak berhenti mengusap sekujur tubuh Kancil, ayam miliknya. Mulai kepala hingga ujung ekor. Sesekali, jemarinya memijat bagian bawah sayap ayam berwarna putih itu. Merentangkan, bak seorang pelatih senam memberikan pemanasan pada atlet kesayangannya. Minggu (16/11) ini, Kancil akan bertanding dalam final perlombaan ayam sap-sap. “Kali ini final, karena itu kondisi Kancil harus benar-benar fit,” kata Junaedi.


Ayam sap-sap adalah sebuah lomba tradisional yang dimiliki masyarakat pesisir Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sekitar, 180 Km dari Surabaya. Berbeda dengan perlombaan yang melibatkan ayam yang banyak ditemui di berbagai tempat di Indonesia, ayam sap-sap memiliki keunikan. Yakni meminta sang ayam untuk terbang sejauh mungkin dari perahu yang ada di laut pantai, menuju ke daratan.

Apakah ayam bisa terbang? Itulah keunikannya. Justru lomba ayam sap-sap ini “memaksa” ayam untuk bisa terbang sejauh mungkin. Semakin jauh ayam itu terbang, maka dia adalah pemenangnya. “Ada cara untuk memilih ayam yang bisa terbang jauh, dan itu salah satu trik yang harus diketahui untuk memenangkan lomba ini,” kata Junaedi.

Tidak jelas, siapa yang pertama kali memperkenalkan lomba ayam sap-sap di Situbondo. Ada yang bilang, lomba ini diadopsi dari perlombaan yang sama yang digelar masyarakat Pulau Kangean, tak jauh dari Pulau Madura. Ada juga yang mengatakan, ide dasar lomba ini berasal dari budaya tradisi sedekah bumi (memberi sedekah kepada bumi). Sedekah hasil bumi, seperti makanan, tumbuhan dan ternak yang dilakukan di tengah laut itu tiba-tiba saja memunculkan ide untuk menggelar ayam sap-sap.

Yang pasti, lomba ini biasa digelar pada peringatan hari besar keagamaan dan nasional seperti Hari Kemerdekaan Indonesia, setiap 17 Agustus. Dinas Pariwisata Situbondo kemudian mengadopsinya menjadi hiburan “wajib” di Situbondo. “Sampai sekarang, ayam sap-sap terus digelar di pantai Pasir Putih Situbondo,” kata Soenarmadji, Kepala Divisi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) Dinas Pariwisata Jawa Timur.

Karena unik itulah, ayam sap-sap selalu ditunggu oleh masyarakat setempat. Seperti Minggu ini misalnya. Ribuan orang dari Situbondo dan beberapa kota lain di Jawa Timur hadir di pantai Pasir Putih untuk menyaksikan ayam sap-sap. Kehadiran ayam-ayam yang akan berlomba pun mendapatkan perhatian dari penonton. Apalagi sebelum berlomba, ayam-ayam itu terlebih dahulu mendapatkan perlakuan khusus. Diusap, dipijat dan diberimakan jagung dan minuman berenergi.

Memilih ayam sap-sap berkualitas baik bukan hal yang mudah. Ayam yang dilombakan haruslah ayam betina dan berumur 1 tahun dengan kondisi fisik tidak terlalu besar. Bulu-bulunya harus yang rapat, halus dan bersih. Sayap ayam panjang menjuntai. Plus ekor yang panjang. Bila sudah ditemukan ayam yang dianggap pas, perlu dilatih untuk terbang.

Seminggu sekali, ayam sap-sap dibawa ke laut pantai dan dilemparkan ke udara. Secara otomatis, ayam akan terbang menuju ke daratan. Awalnya, jarak terbang hanya beberapa meter dari daratan. Semakin lama, semakin jauh. Hingga maksimal, ayam bisa terbang lebih dari 300 meter, atau lebih. Menjelang lomba, intensitaf latihan semakin sering. Hampir setiap hari, selama seminggu, ayam diterbangkan dari laut pantai menuju ke daratan.

Minggu kemarin, kehebatan ayam sap-sap pun diuji. Menjelang lomba, seluruh ayam terlebih dahulu diperiksa oleh tim dokter hewan yang disiapkan panitia. Ayam akan dicek, apakah dalam kondisi sehat, tidak sakit, apalagi memimiliki virus flu burung. Dari 200-an ayam yang dilombakan, hanya 15 ayam yang masuk ke babak final.

Secara bergantian, ayam dibawa oleh joki ke tengah laut dengan menggunakan perahu. Di laut pantai yang berjarak 200 meter, sudah menunggu perahu tradisional yang digunakan sebagai titik start perlombaan. “Tolong siap-siap dulu, jangan terburu-buru melepaskan ayam, tunggu aba-aba,..siap,..tiga,..dua,..satu!” teriak panitia lomba dari daratan pantai. Secara bersamaan, ayam pun dilempat ke udara.

Mengagumkan! Ayam yang biasanya jarang terbang jarak jauh, kali ini melayang bak seekor burung. Mengepakkan sayapnya dan melintas di atas laut pantai. Di daratan pantai, penonton bersorak. Kebanyakan ayam bisa dengan selamat mendarat di darat. Beberapa di antara ayam-ayam itu tercebur di air. Lorek, seekor ayam milik Rinto warga Pasir Putih Situbondo memenangkan perlombaan itu. “Saya juga keget, Lorek bisa terbang sejauh itu,” kata Rinto.


2 comments:

  1. Anonymous4:44 pm

    artikel tentang sap-sap ajam di website lain: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NjYwNg==

    ReplyDelete
  2. Anonymous3:33 pm

    sangat membantu

    ReplyDelete