02 May 2010

Mencoba coffee shop "special" di Belanda











Iman D. Nugroho | Hilversum, Belanda 

Pengalaman mengunjungi Belanda, akhirnya lengkap sudah. Setelah beberapa museum dan red light district (lokasi pelacuran), akhirnya Sabtu (1/5) ini mendapatkan kesempatan mengunjungi "coffee shop" yang menyajikan cannabis. Dan tentu saja, mencoba sajian istimewa bunga cannabis yang dihisab dengan tembakau dan cengkeh. Ngeri-ngeri asyik,.. 

Coffee shop itu terletak tak jauh dari stasiun Hilversum Centrum, beberapa KM dari Ibu Kota Belanda, Amsterdam. Di coffee shop bernama RIF milik seorang pedagang Maroko ini, amnesia maze ditawarkan secara legal. Amnesia Maze itu sebutan warga Belanda untuk bunga cannabis (baca: ganja), yang secara legal bisa dinikmati di dalam coffee shop. "Ten Euro per-gram, you want it?" tanyanya. 

Lumayan mahal untuk ukuran rupiah. Sekitar Rp.120 ribu/gramnya. Cannabis berwarna kehijauan itu sudah terbungkus kantong plastik transparan, dan disimpan khusus di kotak kayu bercampur dengan cannabis lain yang masih berserakan. Kertas rokok untuk membungkus cannabis itu sudah tersedia di atas meja bar. "Enjoy this there, not here," kata pedagang itu dengan bahasa Inggris terbata-bata, sembari menunjuk ke sebuah ruang kaca. 

 Di dalamnya, sudah ada beberapa orang yang juga menghisap cannabis, "ditemani" segelas kopi atau ekspreso. Mereka berbincang dengan bahasa timur tengah dan bercampur dengan bahasa Belanda. Untuk yang pertama kali menghisap cannabis, hal tersulit adalah bagaimana membuat lintingan tembakau dan cannabis. Kertas rokok yang digunakan, juga sedikit berbeda dengan yang ada di Indonesia. 

Lebih licin dan lebih transparan. Sedikit saja, salah melinting, cannabis itu berserakan di meja. Rasa cannabis itu sedikit pahit. Aroma asapnya yang menyengat, menjadi pembeda dengan rokok kretek dan rokok putih (sebutan populer untuk rokok tanpa tembakau) yang banyak beredar. Dalam beberapa kali hisapan saja, sudah terasa ada efek yang berbeda di tubuh. 

Lunglai, dan terasa berat untuk melangkah. Efek yang sama juga didapat ketika mencoba "barang" Aceh tiga tahun lalu. Halusinasi menyergap. Tubuh yang limbung berpadu dengan bayangan-bayangan yang entah dari mana asalnya, berputar-putar di kepala. Hawa dingin Hilversum, seakan terasa sampai ke tulang. Kulit pun terasa sangat peka. Bahkan, detak jantung yang biasanya hanya bisa dirasakan dengan meraba urat nadi, seakan menjadi suara yang bisa didengar sendiri. Ngeri,..

*foto by anton muhajir
 

No comments:

Post a Comment