02 January 2010

Membela Lingkaran SBY Melalui "Gurita Tak Berdata"

Iman D. Nugroho

Sebuah email masuk ke email saya, Sabtu (2/1/10) ini. Judul email itu sederhana saja: Gurita Tak berdata. Bisa ditebak, isi email sepanjang 15 halaman MS Word dengan font 11 itu tak lain adalah "jawaban" atas buku George Junus Aditjondro, Membongkar Gurita Cikeas, Dibalik Skandal Bang Century. "TOlong, nama saya jangan disebut-sebut di Iddaily," kata sang pengirim email yang juga tidak bersedia disebutkan alamat emailnya ini.

Gurita Tidak Berdata berisi tentang analisa atas tulisan-tulisan George yang dimuat dalam bukunya. Mulai Bab Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century, Bab Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas, Bab Pemanfaatan PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center, hingga yang terakhir bab Kesimpulan buku Gurita Cikeas setebal 183 halaman itu.

Menurut sang penulis, buku George mengungkap pendapat pribadi penulis yang digambarkan melalui tiga fenomena pokok. Tudingan Jaringan Bisnis dan Politik Presiden dan keluarganya, Tudingan Pemanfaatan jaringan, untuk pemenangan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009 dan Tudingan Keterkaitan jaringan dengan kasus Bank Century. "Analisis bersifat sangat sumir, cenderung tendensius dan spekulatif, serta Lebih mengedepankan logika politik daripada menggunakan logika formal dalam menilai dinamika sosial politik yang terjadi," tulis sang pengirim.

Dari Moerdaya ke Ani Yudhoyono

Di dalam tabel yang disajikan, pembuat tulisan ini mencoba mengkritisi hal yang bersentuhan lansung dengan "lingkaran" SBY. “Sebelum Bank Century diambil alih oleh LPS, Boedi Sampurna, seorang cucu pendiri Pabrik Rokok PT HM Sampoerna, Lim Seng Thee, masih memiliki simpanan sebesar Rp 1.895 milyar di bulan November 2008, sedangkan simpanan Hartati Moerdaya sekitar Rp. 321 Milyar. Keduanya sama-sama penyumbang logistik SBY dalam Pemilu lalu” (Hal. 14-15)," demikian tertulis.

Bantahan dari paparan George itu adalah tidak adanya data-data simpanan Boedi Sampoerna dan Hartarti Moerdaya, serta tidak disebutkan sumbernya. Hasil Klarifikasi dengan Hartati Murdaya (entah kapan dan dimana klarifikasi itu dilakuan), Hartati mengaku tidak pernah menyimpan dana di Bank Century. Bahkan pemimpin Walubi itu baru tahu adanya Bank Century setelah ramai diberitakan di Media Massa.

Juga soal Aliran dana Sampoerna ke Harian Jurnal Nasional (Jurnas), Blora Centre dan Jurnal Bogor, (hal, 23,24,25). Disebutkan di dalam buku milik George, “Sebelum menjabat sebagai pemimpin redaksi Jurnas, Ramadhan Pohan merangkap sebagai Direktur Opini Publik & Studi Partai Politik Blora Center, Think Tank Partai Demokrat yang mengantar SBY ke kursi presidennya yang pertama. Barangkali ini sebabnya, kalangan pengamat politik di Jakarta mencurigai bahwa dana kelompok Sampoerna juga mengalir ke Blora Cente.” (hal. 24)

Menurut penulis Gurita Tidak Berdata, tulisan George itu tidak memiliki data yang valid. Karena Penulis hanya berbekal data sekunder, tanpa referensi langsung dari nara sumber terkait. Apalagi, sudah dibantah langsung oleh Ramadhan Pohan dihadapan George J Aditjondro pada siaran langsung Kabar Pagi TV One Tanggal 29 Desember Pukul 07.30

Termasuk adanya aliran dana PSO LKBN Antara sebesar Rp. 40,6 milyar, ke Bravo Media Center. "Lalu, adakah kontribusi finansial Rully bagi kampanye Capres dan Cawapres SBY-Boediono? Ada. Bersama Direktur LKBN Antara, Dr. Akhmad Mukhlis Yusuf, Separuh dari dana PSO (Public Service Obligation) LKBN Antara yang berjumlah Rp. 40,6 milyar mengalir ke Bravo Media Center, salah satu Tim Kampanye SBY-Boediono (Hal.29-30)."

Hal ini, menurut email bantahan ini, sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dana PSO LKBN Antara yang Rp. 50 milyar dialirkan 40,6 milyar untuk Bravo Center. Dan, Dirut LKBN Antara, Akhmad Muchlis Yusuf pun sudah membantahnya pada siaran langsung Kabar Pagi TV One Tanggal 29 Desember Pukul 07.30.

Dan yang tidak kalah penting adalah tentang keterkaitan promosi Batik Allure dengan Ibu Negara, Ani Yudhoyono (Hal. 56 hingga 57). “,Adanya potensi konflik kepentingan antara Ny. Ani Yudhoyono sebagai pembina yayasan itu, dan perusahaan batik baru yang telah mengorbitkan anak dan cucunya sebagai ikon, belum banyak disorot orang.” Pernyataan ini, menurut penulis bantahan, tidak didukung sumber referensi yang akurat dan hanya berdasarkan spekulasi penulis.

*pemukulan George Junus Aditjondro ke Ramadhan Pohan, klik di sini.
*Analisa lain soal Bank Century, klik di sini.
*Download buku Gurita Cikeas by George Junus Aditjondro, klik di sini.

ps. butuh edisi lengkap email ini, kirim email ke iddaily@yahoo.com

No comments:

Post a Comment