18 November 2009

Sayang, di Pacitan Tidak Ada Pabrik Pengolahannya

Iman D. Nugroho [2]

Dua provinsi di Indonesia, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah dua wilayah yang menghasilkan temulawak dalam jumlah besar. Di Jawa Timur sendiri, setiap tahun rata-rata menghasilkan 9 juta kilogram temulawak siap jual.Pacitan, kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi penghasil temulawak terbesar. Setiap tahun, 5 juta kg temulawak dihasilkan dari petani yang menanam temulawak di lahan seluas 6 juta hektar. Selain Pacitan, Trenggalek, Malang dan Pasuruan juga merupakan pemasok temulawak potong kering siap panen.

Budiwahyuningsih, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pacitan mengungkapkan, kondisi di daerah barat Jawa Timur ini memang pas untuk penanam temulawak. Kondisi geografis yang berbukit dan kering, membuat temulawak tumbuh subur di sela-sela pepohonan keras yang juga tumbuh di wilayah itu. "Tidak ada trik khusus untuk menumbuhkan temulawak, tinggal ditanam saja di sela-sela pohon jati atau cengkeh yang banyak tumbuh di sini," katanya.

Kondisi yang demikian membuat Pacitan memprogramkan penggalakan tanaman biofarmaka seperti temulawak, jahe dan kunyit, sebagai tanaman sampingan. Khususnya di daerah kawasan Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar yang terletak di perbatasan antara Pacitan dan Ponorogo. Di daerah yang terletak di ketinggian sekitar 1000 dpl memang pas dengan kebutuhan tanaman temulawak. Apalagi, temulawak termasuk tanaman berbatang basah yang tidak banyak membutuhkan air.

Dengan tinggi rata-rata 1 meter temulawak bisa dipanen pada umur 7 – 12 bulan. Tanda paling sederhana adalah bau menyengat khas temulawak. Panen temulawak paling bagus dilakukan saat temulawak berusia 10 – 12 bulan. Biasanya, saat itu, dedaunan akan luruh dan mengering. "Uniknya, umur temulawak bisa sangat panjang, bahkan, tidak dipanen pun masih tetap bisa digunakan untuk panen masa berikutnya," kata Budiwahyuningsih.

Rimpang temulawak hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, lalu diangin-anginkan, hingga kulitnya tidak lagi basah. Temulawak yang sudah siap diolah kemudian diiris setebal 2-3 mm lalu dijemur akan dikeringkan dengan menggunakan oven. Para pengepul temulawak biasanya akan mengambil temulawak kering secara berkala dan dipasarkan ke pabrik-pabrik pengolahan extract temulawak. Lalu, dipasarkan ke perusahaan pengobahan produk berbahanbaku temulawak. "Sayang, di Pacitan belum ada pabriknya," kata Budiwahyuningsih.

Secara turun temurun, masyarakat setempat menjadikan air rebusan temulawak untuk membantu memperlancar air susu ibu dan inflamasi (pembengkakan) rahim pada wanita sehabis melahirkan. Oleh penduduk di beberapa daerah di Pulau Jawa, ada yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi batang dan rimpang muda sebagai sayur, baik secara mentah maupun dimasak terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment