10 November 2010

Pengintimidasi SARA pengungsi akan ditindak, pengungsi dilindungi

Aksi intimidasi bernuansa SARA yang dilakukan sekelompok orang pada pengungsi Merapi di Ganjuran, Bantul akan ditindak. Dan BNPB akan memberikan perlindungan penuh pada pengungsi tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan. Hal itu dikatakan Ketua BNPB, Selasa (9/11) ini.


"Tidak boleh ada aksi apapun dalam penanganan pengungsi, karena ini bukan masalah penyebaran agama dan keperluan lain, selain kemanusiaan," kata Syamsul Maarif usai bertemu dengan perwakilan DPR, DPD dan DPRD di kantor BNPB Yogyakarta.

Stateman itu dikeluarkan pasca peristiwa demonstrasi sekelompok warga yang dilakukan di depan sebuah rumah ibadah yang juga digunakan sebagai lokasi pengungsian di Ganjuran, Bantul. Maksa memaksa pengungsi pindah lokasi pengungsian karena khawatir terjadi penyebaran agama. Syamsul mengaku akan melakukan pengecekan dan menjamin keselamatan pengungsi ataupun pihak yang memberikan tempatnya untuk mengungsi.

Kasus intimidasi pengungsi muncul di sela-sela kondisi fasilitas pengungsi yang memprihatinkan. Seperti fasilitas mandi cuci kakus (MCK) pengungsi yang kondisi fisiknya juga jauh dari ideal. Untuk itu, ke depan ini BNPB akan fokus urusan MCK. "Yang diperlukan saat ini bukan bantuan siap saji. Tapi MCK, karena kondisinya memprihatinkan. Di lokasi asrama haji, saja misalnya, 1MCK digunakan 75an orang," katanya.

Di beberapa tempat lain, kondisi fisik MCK juga tidak lebih baik. Selain kotor dan saluran macet, MCK banyak digunakan untuk mencuci, menyimpan bahkan membuang baju-baju kotor. Seperti yang terjadi di lokasi pengungsian Stadion Maguwoharjo, Klaten, DIY.

Sampai saat ini, jumlah total pengungsi mencapai lebih dari 320 pengungsi yang ada di beberapa wilayan. Di Sleman dan Kulon Progo, DIY misalnya, ada di 110 titik pengungsian dengan jumlah total 59 ribu lebih pengungsi.

Di Jateng, ada 468 titik yang terbadi di Klaten, Boyolali dan Magelang dengan jumlah total 260ribu pengungsi. "Total mencapai 320090 orang di 578 titik, dengan jumlah korban 151orang meninggal dunia," katanya. Syamsul juga berusaha mengumpulkan anggota keluarga yang tercerai berai karena mengungsi, melalui sistem informasi pengungsian yang masih dalam proses membuatan.

Sementara itu, kondisi merapi dikabarkan berangsur-angsur mereda, setelah mengeluarkan 140 juta m3 material. Dan sudah melampaui sejarah gunung Merapi yang sebelumnya juga menyemburkan material vulkanik. Tahun 2006, Merapi mengeluarkan 14 juta m3, kali ini meningkat 10 kali lipat.

Meski demikian, tidak serta merta status Merapi sudah diturunkan. Hingga saat ini, status Merapi masih 'Awas'. Termasuk soal status daerah berbahaya yang masih ditetapkan dalam radius 20 KM. Penetapan itu berarti pula status pengungsi yang secara resmi hanya bila pengungsi itu adalah penduduk dari daerah di dalam 20 KM itu.

No comments:

Post a Comment