Press Release
Pada tanggal 16 Februari 2010, Kedutaan Besar Jerman bersama-sama dengan Kedutaan Besar Denmark menyelenggarakan simposium “ Post-Copenhagen Climate Summit – Shared Views on Global Action and How to Proceed in Indonesia”di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Duta Besar Jerman, Dr. Norbert Baas dan Duta Besar Denmark, Borge Petersen, menyambut para pembicara panel yang antara lain adalah Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar, Agus Purnomo (kedua-duanya dari Dewan Nasional Perubahan Iklim/DNPI), El- Mostafa dari United Nations Development Programme (UNDP) maupun wakil-wakil dari Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) maupun Duta Besar Amerika Serikat Cameron Hume, Duta Besar Meksiko Melba Pria Olavarrieta dan Julian Wilson, Duta Desar Uni Eropa.
Simposium tersebut bertujuan mendukung dialog antara Indonesia dan masyarakat internasional dengan bersama-sama mengembangkan strategi pengendalian bahaya perubahan iklim. Dari perspektif Indonesia, Uni Eropa sebaiknya memegang peranan penting dalam diskusi pembahasan kebijakan perubahan iklim global, karena Uni Eropa telah menunjukkan bahwa diperlukan kebijakan perubahan iklim yang efektif dan efisien.
Uni Eropa telah menyatakan dukungannya bagi Indonesia dalam usahanya mencapai kebijakan lingkungan hidup yang berhasil. Indonesia dipandang sebagai mitra yang penting di wilayah Asia Tenggara dan diprediksi dapat memainkan peranan aktif dalam mencapai tujuan iklim global terutama mengingat keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim di Bonn, Jerman dan di Meksiko tahun lalu.
| republish | Please Send Email to: [email protected] |
19 Februari 2010
18 Februari 2010
Percy Jackson, Dongeng Fiksi Penuh Makna
Jojo Raharjo
Mari membedah film ”Percy Jackson and The Olympians: The Lightning Thief”, yang saat ini masih diputar di bioskop-bioskop jaringan 21 dan XXI.
Film Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief bermula saat Percy Jackson yang berusia dua belas tahun mengetahui bahwa dirinya adalah anak blasteran antara manusia dan Dewa Poseidon. Dalam mitologi Yunani, Poseidon dikenal sebagai dewa pengusa laut yang memiliki senjata berupa triden dan dapat menyebabkan banjir dan gempa bumi.
Suatu saat, diawali dari kunjungannya bersama teman-teman sekolah di sebuah museum Yunani Kuno di Amerika, hidup Percy Jackson berubah. Saat tahu kedok siapa dirinya sebenarnya, Percy juga dikejar tuduhan sebagai tersangka pelaku pencuri petir milik Zeus. Sejak itulah, hidup Percy dan ibunya menjadi terancam. Akhirnya, ia harus melewati petualangan di tengah Amerika nan modern bersama tiga temannya untuk memburu pelaku pencurian petir Zeus yang sebenarnya, selain untuk menyelamatkan ibunya dan mencegah perkelahian antar dewa.
Film ini disutradarai Chris Columbus, pria di balik tiga film pertama Harry Potter. Beberapa bintang yang mendukung film ini antara lain Logan Lerman sebagai Percy, Brandon Jackson sebagai Grover dan Alexandra Daddario sebagai Annabeth.
Secara khusus, saya amati film ini tampil dengan kekuatan konten dan teknis sangat luar biasa. Di luar persoalan mitologi Yunani yang bercerita tentang kehidupan para dewa, sebenarnya film ini membuka cakrawala kita tentang adanya kehidupan di luar dunia yang biasa kita ketahui. Bahwa di alam semesta ini, ada sosok luar biasa yang mengendalikan seluruh kehidupan manusia dan fenomena alamnya. Selain itu, film Percy Jackson mengajarkan kasih yang begitu besar antara anak dan ibunya.
Maka, setelah pemutaran perdana untuk kalangan terbatas di Djakarta Theater XXI, saya berbincang dengan pengamat film Noorca Masardi. Noorca memuji film ini yang menampilkan perpaduan antara dunia mistik dan realistis. “Ini film fantastik dan sangat realistik, paduan antara mitologi dan kehidupan modern,” kata Noorca. Ia berpendapat, film ini memiliki kesamaan dengan Harry Potter. “Bedanya, Harry Potter hidup di dunia dongeng dengan tongkat sihir dan daya magisnya, sedangkan Percy Jackson lebih menonjolkan petualangan dan kemampuan olah fisik,” katanya.
Noorca Masardi juga menggarisbawahi teknologi gambar maupun efek dalam film Percy Jackson yang seolah membawa pemirsa langsung ke adegan riil pada film itu. “Teknologi komputer dan spesial efeknya sangat canggih dan luar biasa, seperti menjadi bagian dari keseharian. Bagaimana memanipulasi air, udara dan api, dan sebagianya, benar-benar realistis dan seperti yang kita khayalkan tentang adanya dunia di luar kenyataan,” katanya.
Itulah, kisah tentang Percy Jackson dan Pencuri Petir, film fiksi penuh makna yang di Amerika ditayangkan mulai President’s Day, yakni hari libur di Senin Ketiga Bulan Februari.
| republish | Please Send Email to: [email protected] |

Film Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief bermula saat Percy Jackson yang berusia dua belas tahun mengetahui bahwa dirinya adalah anak blasteran antara manusia dan Dewa Poseidon. Dalam mitologi Yunani, Poseidon dikenal sebagai dewa pengusa laut yang memiliki senjata berupa triden dan dapat menyebabkan banjir dan gempa bumi.
Suatu saat, diawali dari kunjungannya bersama teman-teman sekolah di sebuah museum Yunani Kuno di Amerika, hidup Percy Jackson berubah. Saat tahu kedok siapa dirinya sebenarnya, Percy juga dikejar tuduhan sebagai tersangka pelaku pencuri petir milik Zeus. Sejak itulah, hidup Percy dan ibunya menjadi terancam. Akhirnya, ia harus melewati petualangan di tengah Amerika nan modern bersama tiga temannya untuk memburu pelaku pencurian petir Zeus yang sebenarnya, selain untuk menyelamatkan ibunya dan mencegah perkelahian antar dewa.
Film ini disutradarai Chris Columbus, pria di balik tiga film pertama Harry Potter. Beberapa bintang yang mendukung film ini antara lain Logan Lerman sebagai Percy, Brandon Jackson sebagai Grover dan Alexandra Daddario sebagai Annabeth.
Secara khusus, saya amati film ini tampil dengan kekuatan konten dan teknis sangat luar biasa. Di luar persoalan mitologi Yunani yang bercerita tentang kehidupan para dewa, sebenarnya film ini membuka cakrawala kita tentang adanya kehidupan di luar dunia yang biasa kita ketahui. Bahwa di alam semesta ini, ada sosok luar biasa yang mengendalikan seluruh kehidupan manusia dan fenomena alamnya. Selain itu, film Percy Jackson mengajarkan kasih yang begitu besar antara anak dan ibunya.
Maka, setelah pemutaran perdana untuk kalangan terbatas di Djakarta Theater XXI, saya berbincang dengan pengamat film Noorca Masardi. Noorca memuji film ini yang menampilkan perpaduan antara dunia mistik dan realistis. “Ini film fantastik dan sangat realistik, paduan antara mitologi dan kehidupan modern,” kata Noorca. Ia berpendapat, film ini memiliki kesamaan dengan Harry Potter. “Bedanya, Harry Potter hidup di dunia dongeng dengan tongkat sihir dan daya magisnya, sedangkan Percy Jackson lebih menonjolkan petualangan dan kemampuan olah fisik,” katanya.
Noorca Masardi juga menggarisbawahi teknologi gambar maupun efek dalam film Percy Jackson yang seolah membawa pemirsa langsung ke adegan riil pada film itu. “Teknologi komputer dan spesial efeknya sangat canggih dan luar biasa, seperti menjadi bagian dari keseharian. Bagaimana memanipulasi air, udara dan api, dan sebagianya, benar-benar realistis dan seperti yang kita khayalkan tentang adanya dunia di luar kenyataan,” katanya.
Itulah, kisah tentang Percy Jackson dan Pencuri Petir, film fiksi penuh makna yang di Amerika ditayangkan mulai President’s Day, yakni hari libur di Senin Ketiga Bulan Februari.
| republish | Please Send Email to: [email protected] |
17 Februari 2010
Terbentuk, Asosiasi Dekan FKH se-Asia Tenggara
Humas Unair
Asosiasi Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) se-Asia Tenggara, Rabu siang (17/2) kemarin telah terbentuk, dalam sebuah sidang antar para Dekan FKH se-Asia Tenggara di kampus FKH Universiats Airlangga Surabaya. Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Bashir, A.F.M., .Sc., DVM (Dean Faculty Veterinary Medicine University Putra Malaysia, yaitu yang memiliki ide awal, maka secara musyawarah pula Prof. Bashir terpilih sebagai President South East Asia Veterinary School Association Dean (SEAVSA) untuk kali pertama. Sidang kemarin diikuti FKH dari lima negara yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam.
Dipilihnya Unair sebagai tempat dilahirkannya SEAVSA, menurut Prof. Bashir, karena FKH Unair dianggap yang paling siap untuk menyelenggarakan pertemuan internasional ini untuk kali kedua, setelah pra-meeting di UPM Malaysia. Selanjutnya setelah lahir di Unair maka SEAVSA ini akan dideklarasikan pada 20-22 Juli 2010, sekaligus mengadakan Konggres I di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dekan FKH Unair, Prof. Romziah Sidik, PhD., DVM., dalam sambutannya mengaku sangat bangga bahwa pihaknya berhasil menyelenggarakan pertemuan internasional ini dengan lancar dan langsung menghasilkan sejarah baru bagi organisasi pimpinan FKH se-Asia Tenggara untuk pertama kalinya.
Untuk itulah setelah pemilihan pengurus, itu pun juga belum lengkap, maka akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya. Misalnya kemarin Dr. I Wayan Teguh Wibawan, Dekan FKH IPB didaulat untuk mempersiapkan Kongres I sekaligus pendeklarasian SEAVSA. Kemudian Prof. Dr. Bambang Sumiarto, M.Sc., DVM., Dekan FKH Universitas Gajah Mada (UGM) mendapat tugas menyiapkan perancangan profil SEAVSA baik menyangkut sejarah, struktur organisasi, dan aturan lain-lain.
Dalam pemilihan pengurus secara musyawarah, kemarin terpilih secara aklamasi Prof. Dr. Bashir dari UPM sebagai President SEAVSA, sedang Prof. Romziah Sidik, Dekan FKH Unair sebagai Vice President, sedang Assoc. Prof. Dr. Sunneerat Aiumlamai, DVM., F.R.V.C.S., PhD sebagai bendahara. Sedangkan Sekjennya masih akan ditunjuk langsung oleh President terpilih, sehingga belum bisa diumumkan.
Hilangkan Dikotomi
Dekan FKH IPB, Dr. I Wayan T Wibawan mengomentasi sejarah baru bagi SEAVSA ini mengatakan sangat positif fsn fragmatis. Tidak perlu didahului MoU-MoU tetapi langsung beraksi mendirikan organisasi. Sebagai impak dari terbentuknya SEAVSA ini maka akan semakin mengakrabkan diantara dokter hewan se-Asia Tenggara, selain sebagai lembaga yang mampu meningkatkan keilmuan.
Namun yang lebih penting untuk kedepannya adalah keakraban antar dokter hewan itu akan menambah semangat dan menghilangkan dikotomi pada lulusan dokter hewan sebuah universitas. ”Artinya tidak ada penonjolan egoisme bahwa inilah dokter hewan Unair, UGM, IPB dans ebagainya, sehingga kemana saja kita senantiasa seperti ke rumah saudara sendiri. Jadi energi positifnya lebih banyak,” kata Dr. I Wayan T Wibawan.
Selain itu juga untuk menghilangkan jurang pemisah bahwa lulusan FKH sebuah universitas tua maka lebih pandai dan berkualitas dari lulusan universitas muda, karena nanti akan ada penyetaraan kualitas, kurikulum, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dsb. ”Jadi sudah bukan zamannya ini universitas tua maka lebih bagus. Kita semua tetap melihat masing-masing punya keunggulan,” kata Dekan FKH IPB itu.
| republish | Please Send Email to: [email protected] |
Asosiasi Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) se-Asia Tenggara, Rabu siang (17/2) kemarin telah terbentuk, dalam sebuah sidang antar para Dekan FKH se-Asia Tenggara di kampus FKH Universiats Airlangga Surabaya. Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Bashir, A.F.M., .Sc., DVM (Dean Faculty Veterinary Medicine University Putra Malaysia, yaitu yang memiliki ide awal, maka secara musyawarah pula Prof. Bashir terpilih sebagai President South East Asia Veterinary School Association Dean (SEAVSA) untuk kali pertama. Sidang kemarin diikuti FKH dari lima negara yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam.
Dipilihnya Unair sebagai tempat dilahirkannya SEAVSA, menurut Prof. Bashir, karena FKH Unair dianggap yang paling siap untuk menyelenggarakan pertemuan internasional ini untuk kali kedua, setelah pra-meeting di UPM Malaysia. Selanjutnya setelah lahir di Unair maka SEAVSA ini akan dideklarasikan pada 20-22 Juli 2010, sekaligus mengadakan Konggres I di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dekan FKH Unair, Prof. Romziah Sidik, PhD., DVM., dalam sambutannya mengaku sangat bangga bahwa pihaknya berhasil menyelenggarakan pertemuan internasional ini dengan lancar dan langsung menghasilkan sejarah baru bagi organisasi pimpinan FKH se-Asia Tenggara untuk pertama kalinya.
Untuk itulah setelah pemilihan pengurus, itu pun juga belum lengkap, maka akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya. Misalnya kemarin Dr. I Wayan Teguh Wibawan, Dekan FKH IPB didaulat untuk mempersiapkan Kongres I sekaligus pendeklarasian SEAVSA. Kemudian Prof. Dr. Bambang Sumiarto, M.Sc., DVM., Dekan FKH Universitas Gajah Mada (UGM) mendapat tugas menyiapkan perancangan profil SEAVSA baik menyangkut sejarah, struktur organisasi, dan aturan lain-lain.
Dalam pemilihan pengurus secara musyawarah, kemarin terpilih secara aklamasi Prof. Dr. Bashir dari UPM sebagai President SEAVSA, sedang Prof. Romziah Sidik, Dekan FKH Unair sebagai Vice President, sedang Assoc. Prof. Dr. Sunneerat Aiumlamai, DVM., F.R.V.C.S., PhD sebagai bendahara. Sedangkan Sekjennya masih akan ditunjuk langsung oleh President terpilih, sehingga belum bisa diumumkan.
Hilangkan Dikotomi
Dekan FKH IPB, Dr. I Wayan T Wibawan mengomentasi sejarah baru bagi SEAVSA ini mengatakan sangat positif fsn fragmatis. Tidak perlu didahului MoU-MoU tetapi langsung beraksi mendirikan organisasi. Sebagai impak dari terbentuknya SEAVSA ini maka akan semakin mengakrabkan diantara dokter hewan se-Asia Tenggara, selain sebagai lembaga yang mampu meningkatkan keilmuan.
Namun yang lebih penting untuk kedepannya adalah keakraban antar dokter hewan itu akan menambah semangat dan menghilangkan dikotomi pada lulusan dokter hewan sebuah universitas. ”Artinya tidak ada penonjolan egoisme bahwa inilah dokter hewan Unair, UGM, IPB dans ebagainya, sehingga kemana saja kita senantiasa seperti ke rumah saudara sendiri. Jadi energi positifnya lebih banyak,” kata Dr. I Wayan T Wibawan.
Selain itu juga untuk menghilangkan jurang pemisah bahwa lulusan FKH sebuah universitas tua maka lebih pandai dan berkualitas dari lulusan universitas muda, karena nanti akan ada penyetaraan kualitas, kurikulum, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, dsb. ”Jadi sudah bukan zamannya ini universitas tua maka lebih bagus. Kita semua tetap melihat masing-masing punya keunggulan,” kata Dekan FKH IPB itu.
| republish | Please Send Email to: [email protected] |