22 December 2010

Yesus, Natal dan ketidakwajiban merayakannya

oleh Iman D. Nugroho | Sore yang sempurna. Tiba-tiba, seorang kawan baik bersedia diajak bicara soal Natal. Hari Raya umat Kristiani yang sebentar lagi, kebanyakan, dirayakan pada 25 Desember. "Tapi di al Kitab, justru momentum kelahiran itu tidak wajib dirayakan," kata kawan yang juga Kristiani ini. Kok?


Memang seperti itu. Al Kitab, tepatnya dalam ayat Perjamuan Kudus tertulis, kewajiban untuk mengenang hari kematian dan kebangkitan Yesus. Meski pun, dalam al Kitab, kelahiran sosok yang dipercaya sebagai "Juru Selamat" itu dijelaskan di tiga kitab besar, Kitab Matius, Markus dan Lukas.

Begitu juga di Kitab Kejadian sampai Kitab Maliaki. "Namun, dalam hal pengistimewaan dan kewajiban untuk mengenang, kematian dan kebangkitan lebih diistimewakan," kata kawan ini. Bisa jadi, hal 'kapan' Yesus dilahirkan pun, beragam pemahamannya.

Pertama, adalah kemunculan tanggal 25 Desember. Benarkah Yesus lahir di tanggal itu? Bukankah kelahiran Yesus itu menjadi awal dimulainya penanggalan Masehi?

Ada umat Kristiani yang percaya, kemunculan tanggal 25 Desember tidak lepas dari budaya umat Yahudi, yang mengabarkan kelahiran seorang anak, tujuh hari setelah dia dilahirkan. Karena itulah, Yusuf, ayah Yesus, mengabarkan secara "resmi" kelahiran Yesus, tujuh hari setelah 25 Desember. Tanggal 1 bulan 1 tahun 1.

Ada juga yang menilai, 25 Desember itu muncul, bersamaan ketika Kaisar Romawi, Kaisar Agustus melakukan sensus. "Dan itu dilakukan pada bulan Desember," kata kawan ini. Tapi, ada juga yang meyakini, kelahiran itu pada bulan Januari. Uniknya, ada keyakinan lain yang berkembang.

"Kelahiran Yesus dipercaya terjadi pada bulan April. Konon, teori ini berkembang setelah menghitung mundur hitungan tahun Masehi, berdasarkan penghitungan Matahari."

Bagaimana dengan Natal yang kebarat-baratan? Secara logika, Yesus lahir di Jerusalem. Dan itu jelas tidak bersalju. Perkembangan Kristen di barat, tidak bisa dilepaskan sebagai sebabnya. Menarik lagi perjalanan Kristen ke belakang, justru murid Yesus, tidak hanya ke-12 muridnya, tapi juga murid-murid "turunan" ke-12 orang itu, ditolah di Romawi.

Lihat saja, gereja pertama ada di Antiokia, sebuah tempat di Asia Kecil, dekat dengan Yunani. Hingga pada puncaknya, Kaisar Romawi, Kaisar Octavianus, menjadi Kristen. Dan terus berkembang di negara barat. Dan, negara barat pun menciptakan produk-produk Natal versi mereka.

"Hanya salib dan bintang, dua hal yang dijelaskan di al Kitab. Selebihnya itu tidak ada. Di Afrika saja, Yesus-nya orang Afrika"

Tulisan Natal Iddaily.net.
1. Gereja Bahasa Madura
2. Damai Natal lumpur Lapindo


*punya tulisan/foto/video Natal, kirim untuk dimuat ke iddaily@yahoo.com.


No comments:

Post a Comment