09 November 2009

Hari Pahlawan di Puncak Kilimanjaro Afrika

Humas Unair

Kabar menggembirakan datang dari Pusat Informasi Tim Ekspedisi Kilimanjaro Airlangga Indonesia (EKAI). Senin 9 November 2009 tadi malam, tiga anggota Wanala Unair yang melakukan ekspedisi pendakian ke puncak tertinggi ke-4 di dunia itu, sudah sampai di Barafu Hut, camp terakhir yang jaraknya tinggal 5 km dari puncak Uhuru – nama puncak tertinggi Kilimanjaro, sehingga Selasa 10 November 2009 optimis sudah sampai di Puncak Kilimanjaro.



”Setelah istirahat cukup di Barafu, Selasa dini hari 10 Nopember ini teman-teman akan meneruskan pendakian menuju Uhuru Peak setinggi 5895 meter diatas permukaan laut (mdpl), dan sesuai rencana tanggal 10 November pagi WIB sudah sampai di puncak Kilimanjaro,” kata Alfonsus Galih P, Ketua Umum Wanala Universitas Airlangga, Senin siang kemarin, didampingi Pembina UKM Wanala, Drs. Gitadi Tegas M.Si, yang setia setiap hari berjaga di pusat informasi Indonesia, di sekretariat UKM Wanala Unair di kampus B.

Tiga mahasiswa Unair yang sedang berjuang menaklukkan Gunung Kilimanjaro tersebut adalah Dicky Arimiantoro (24), mahasiswa FE Unair dan Ketua Tim Ekspedisi Kilimanjaro Airlangga Indonesia (TEKAI), Salim Basalamah (23/mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya/FIB Unair), dan Awang Pradana Paksi (22/mahasiswa D3 Inggris FIB). Mereka menuju puncak Kilimanjaro melalui rute terpanjang tetapi terindah, yaitu Lemosho. Sedang turunnya melalui jalur lain, yaitu Mweka Route.

Aktivitas pertama setelah di puncak, lanjut Alfons, Dicky Dkk akan melaksanakan upacara Hari Pahlawan 10 November sekaligus HUT Unair yang juga jatuh pada 10 November. Dalam upacara itu kemudian mengibarkan tiga bendera sekaligus, yaitu bendera Merah Putih, bendera Universitas Airlangga, dan bendera Wanala Unair. Setelah itu akan mengabadikan seperlunya dan membuat dokumentasi-dikumentasi yang lain.

Selaku pembina, Drs. Gitadi Tegas menyatakan bersyukur bahwa anak didiknya menjalankan visi-misi sesuai dengan yang direncanakan sejak 9 bulan yang lalu. “Ini betul-betul menggembirakan kita semua, sebab berita yang kami monitor setiap saat dari ketiga atlet pendaki, selalu baik-baik saja, baik mengenai perbekalan, ketiadaan gangguan, dan kesehatannya,” ujar Gitadi, dosen FISIP Unair itu.

Alfons menambahkan, Senin siang kemarin tiga pemuda Kota Surabaya itu masih dalam perjalanan dari Karanga Valley (3995 mdpl) menuju Barafu (4673 mdpl). Dicky Dkk akan istirahat di Barafu, dimana juga tersedia Hut atau semacam pondok yang bisa digunakan tempat menginap bagi pendaki. Kendatipun disini tidak ada sumber air, tetapi perbekalan Tim EKAI sangat terjaga dan tidak ada masalah, demikian kesehatan ketiga pendaki. Informasi demikian selalu dimonitoring Tim Indonesia dengan menggunakan satelit komunikasi yang bisa diakses oleh ketiga pendaki.

Kendatipun dari Barafu menuju Puncak Uhuru (puncak tertinggi Kilimanjaro) tinggal 5 km saja, namun sesuai prediksi semula memerlukan waktu tempuh 8 jam. Karena itulah Tim EKAI akan berangkat dari Barafu pada Selasa dini hari, sehingga pada tanggal 10 November 2009 sudah sampai di puncak.

Setelah membuat dokumen seperlunya, hari itu juga Tim EKAI akan segera turun. Untuk climb down (menurun) menuju Barafu, kendati hanya berjarak 5 km tetapi bisa ditempuh 3 jam saja (bandingkan ketika naik perlu ditempuh 8 jam). Tim akan turun melalui jalur Mweka. Pada Sabtu 14 November 2009 diharapkan tiga pendaki sudah sampai di Kota Nairobi, dan Selasa 17 November terbang ke Jakarta. Setelah istirahat sehari di Jakarta, baru pada Kamis 19 November tiga pendaki tiba di kampus almamater Universitas Airlangga.

No comments:

Post a Comment