15 July 2009

Saling Serang di Atas Lembaran Kartu Perang

Iman D. Nugroho

"Freed The Brave Wanderer" tiba-tiba mengeluarkan jurusnya. Jagoan berwajah dingin dan berambut emas ini mampu membunuh monster-monster yang secara fisik lebih besar darinya. Pedang yang terselip di balik jubah kuning kehijauan itu menunggu lawan menyerang. Dalam sekali tebas, kematian tak bisa ditolak. Namun, kekuatan raja lebih kuat. "Royal Degree" yang meluncur saat itu pun menangkis semua serangan dan membuat "Freed The Brave Wanderer" bertekuk lutut dan takluk.


"Yes,..saya akhirnya memenangkan pertandingan," kata Fernando Halim, sang pemilik "Royal Degree". Pertarungan Fernando Halim atau Nando dan Anton menutup final kompetisi kartu Yu Gi Oh yang digelar Sabtu (11/7) ini di Comic and Games, Plaza Taman Anggrek. Nando keluar sebagai juara satu, sementara Anton memduduki peringkat kedua.

Kartu Yu Gi Oh tergolong baru di Indonesia. Permainan kartu yang diambil dari cerita komik Jepang atau Manga karangan Kazuki Takahashi pada tahun 1996 ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2002. Cerita Yu Gi Oh sendiri berawal dari kisah Yugi Mutou, seorang siswa SMA di Jepang, yang menerima lembaran artifact Mesir Kuno dari kakeknya. Melalui artefact itu, Yugi memulai petualangannya. Dalam perjalannya, Yu Gi Oh diadaptasi menjadi game dan permainan kartu bernama Duel Monsters. Duel Monsters digambar pertama kali oleh Seto Kaiba.

Masuknya Yu Gi Oh ke Indonesia tidak jauh dengan trend komik Jepang. Hanya saja, Yu Gi Oh yang kini dikelola oleh Konami Jepang ini lebih kental dengan nuansa pertarungan antar karakter yang masing-masing memiliki "kekuatan" sendiri-sendiri. Kekuatan itu tertulis di bagian bawah kartu. Nah, dengan diskripsi kekuatan itulah, kartu Yu Gi Oh dimainkan. Minimal, perlu dua orang pemain Yu Gi Oh dalam setiap gamenya. Masing-masing pemain akan membawa 40 kartu yang dimainkan secara bergiliran. Masing-masing "menyerang" dengan kartu jagoan.

Di dunia, Konami telah melaksanakan kompetisi international. "Tapi di Indonesia belum, namun saya dengar tahun depan perwakilan Konami akan datang ke Indonesia untuk menjajaki kompetisi nasional Yu Gi Oh," kata Sucianto, pemilik Game and Comics yang juga penggemar kartun figure. Pemenang kompetisi nasional ini berhak bermain di kompetisi regional dan internasional. Meski sudah hampir tujuh tahun ada di Indonesia, namun jumlah pemain Yu Gi Oh belum begitu banyak. Hingga kini, hanya ada sekitar 200-an pemain Yu Gi Oh.

Persoalan mahalnya kartu, bisa jadi menjadi penyebabnya. Secara eceran,kartu ini berharga Rp.40 ribu untuk 9 kartu random. "Dan tidak semua kartu jagoan ada di dalam kartu random itu," kata Yoshua Gunawan, salah satu player Yu Gi Oh. Kartu termahal, dan tentu saja paling sakti adalah Dark and Dragon seharga Rp. 20 juta. Di seluruh dunia, kartu ini hanya ada tiga buah. "Kartu itu adalah hadiah dari kompetisi international dan hanya ada tiga di dunia," kata Yoshua.

Namun,apalah artinya uang untuk para penghobby. Fernando Halim, pemenang kompetisi Yu Gi Oh minggu lalu rela merogoh sekitar Rp.10 juta untuk melengkapi koleksi Yu Gi Oh-nya. Dan karena Yu Gi Oh itu juga, Fernando pernah menjadi salah satu pemain di kompetisi Yu Gi Oh di Canada.

No comments:

Post a Comment