01 April 2008

BRAngerous, Unjuk Gigi Komunitas Ber-BRA

Unjuk rasa komunitas ber-bra berlangsung di Surabaya. Berbeda dengan unjuk rasa yang sudah ada sebelumnya, unjuk rasa yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) di Surabaya ini berupa unjuk kemampuan komunitas yang menamakan diri dengan BRAngerous. Seperti namanya, BRAngerous menjadikan bra sebagai ikon unjuk rasanya.


BRAngerous bisa dibilang sebagai "barang baru" di dunia seni Surabaya. Berawal dari sebuah komunitas seni di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, BRAngerous lahir tanpa sengaja. "Kelahiran BRAngerous memang tanpa disengaja pada Maret 2007, awalnya kami hanya ingin menjawab pertanyaan: Kenapa tidak ada seniwati muda dari Surabaya? Ternyata, jawaban itu berupa eksistensi kegiatan seni," kata Maria Gareti Erit Mandiri, pimpinan BRAngerous pada The Jakarta Post.

Nama BRAngerous berasal dari dua kata bra atau BH dan dangerous (berbahaya). Megapa bra? "Bra adalah simbol dari peralatan yang paling privat dan terdalam milik wanita, maksudnya, karya yang kita hasilkan adalah karya dari kemampuan privat dan mendalam milik kita," ungkap Maria. Sementara dangerous berarti "membahayakan". Bila digabungkan, BRAngerous berarti sebuah seruan "awas!", atas sebuah karya dari seniwati perempuan yang pantas diperhitungkan. "Watch out atas karya kami!" kata perempuan berumur 23 tahun ini.

Dari semangat itu, perlahan-lahan, anggota BRAngerous mengumpulkan seniman-seniman muda dari Kota Pahlawan untuk diajak bergabung dalam satu wadah. Entah mengapa, getok tular itu direspon oleh seniwati yang kebanyakan adalah anak-anak muda. Hingga saat ini ada 40-an anggota BRAngerous yang tergabung dalam komunitas itu. Dari semuanya, terkumpul ratusan karya.Mulai karya fotografi, lukisan hingga seni jahit menjahit.

Pameran di CCCL Surabaya 1-5 April 2008 ini adalah debut pertama BRAngerous. Maria mengungkapkan, melalui pameran ini BRAngerous akan "mengukur" sejauh mana animo masyarakat pada karya seni yang dibuat oleh seniwati perempuan muda. Termasuk, sejauh mana publik Surabaya menilai karya seni alternatif yang ditawarkan BRAngerous. Kealternatifan BRAngerous tampak dari karya desain bra yang dipajang di CCCL Surabaya.

Tidak hanya itu, penonton yang mendatangi pembukaan workshop BRAngerous akan diajak untuk menciptakan seni dengan bahan baku bra. "Dari situ akan tampak, bagaimana kemampuan seni masyarakat kita, dengan menghias sesuatu yang selama ini dianggap tabu untuk disentuh dan diinovasi menjadi sesuatu yang lebih bernilai seni," ungkap Maria.

Sayangnya, baik Maria maupun anggota BRAngerous tidak memiliki filosofi lebih menyangkut apa yang mereka kerjakan. Buktinya, meskipun mengusung nilai keperempuanan namun, Maria mengaku seluruh anggota BRAngerous tidak mengerti dengan isu-isu keperempuanan. "Kita sama-sekali buta dengan hal itu, maklum hampir semuanya anak muda, mungkin dengan pameran ini, kami akan mendapatkan masukan," katanya.


No comments:

Post a Comment