Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

07 Februari 2011

Alunan biola dalam novel empat seri

Iringan biola yang dimainkan Filesky dan aksi teaterikal Indri dari jurusan Teater SMKN 9 mengiringi peluncuran The Souls: Moonlight Sonata, tetralogi pertama novel karya Wina Bojonegoro di Metropolis Room, Graha Pena, Surabaya, Sabtu (5/2) lalu.


Jika ada orang bilang bahwa tugas sastra di antaranya adalah untuk memperhalus sebuah pesan dan makna serangkaian kejadian, The Souls: Moonlight Sonata berhasil melakukan tugas ini secara baik.

Lebih dari sekadar mengungkap serangkaian kejadian, Wina Bojonegoro membuat novel ini menjadi sebuah perayaan imajinasi dan kekayaan rasa antara kepolosan, perkara hidup, cinta, dan kasih sayang yang dibalut secara apik. Kekuatan energi alam, jiwa-jiwa yang hidup, mengantarkan para tokoh memasuki dunia yang penuh haru-biru dan pergolakan. Dan, "Musiklah yang menyatukan para pecinta dan cintanya".

The Soul adalah novel 4 seri yang berkisah tentang perjalanan sebuah warisan biola selama 7 turunan generasi. Dia datang untuk mencari garis darah, dimana cinta dan kasih sayang dipertanyakan sepanjang hidup seorang anak manusia.

Moonlight Sonata adalah serpihan pertama. Berkisah tentang biola yang menjadi alat pemersatu bagi anak-anak manusia. Kelahiran yang tak dikehendaki pun berubah menjadi sebuah entitas yang mewarnai kehidupan seorang perempuan muda bernama Padmaningrum.

Endang Winarti yang lebih akrab dipanggil Wina Bojonegoro, memang seorang cerpenis yang berasal dari kota Bojonegoro. Dalam The Souls, Ia merangkai cerita tentang kehidupan Padmaningrum yang menggelinding kearah berbeda seiring perjalanan sang biola bersejarah yang memiliki perjanjian leluhur.
Ketenaran dan kemahiran akhirnya justru menggelinding kearah jurang kiamat. Prestasi dan ketenaran yang semula direncakan sebagai medan magnit bagi sang ayah, ternyata menjadi medan magnit bagi cinta lain, cinta yang absurd. Tapi toh roda kehidupan harus terus berjalan, perjuangan belum selesai. Hidup baru saja dimulai, meskipun berdarah. Kata siapa kematian adalah akhir? Bagi James dan Padma, kematian justru awal segalanya.

Dr. Sugeng Susilo Adi, M.Hum.,M.Ed , Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya yang menjadi testimoner pembaca novel The Souls mengatakan,"Membaca Wina Bojonegoro ini adalah membaca rangkaian kata-kata hidup yang magis mengalir lewat kalimat yang tali-temali menjadi paragraf yang hidup pula.

Dan, yang paling saya suka dari tulisan Wina Bojonegoro adalah monolog 'aku' bahwa apa yang ada di dalam hati sang 'aku' dia tampilkan dalam rangkaian kata-kata magis yang sangat-sangat enak disimak. Ungkapan perasaan 'aku' yang dia tampilkan terkadang nakal, menggelitik, filosofis, menyindir ke-’ego’-an kita”.

Wina berharap novel pertamanya ini akan diterima baik oleh pembaca sehingga ia akan mampu menuliskan serial selanjutnya dari The Soul.

Silakan saling serang, silakan saling bunuh

Oleh: Iman D. Nugroho

Apa yang terjadi di Pandeglang, Banten, Minggu (6/2) adalah sebuah penegasan kondisi termutakhir di Indonesia. Tidak ada lagi yang bisa menghalangi orang untuk saling serang dan saling membunuh. Silakan,..


Karena keadaan di Indonesia memang sudah tidak lagi bisa dikendalikan. Tidak ada lagi kepastian atas jaminan keamanan di hampir semua bidang kehidupan. Masyarakat seakan hidup di jaman ketika tidak ada aparat keamanan, bahkan tidak ada pemerintahan.

Mari kita tarik kembali hal paling dasar dalam hidup dan berkehidupan di Indonesia. Apa yang menjadi prasyarat utama roda kehidupan di negeri ini. Meski membosankan, Pancasila dan UUD 1945 (dengan empat kali revisinya) terus harus diingatkan.

Dalam konteks kehidupan beragama, sangat mudah menemukan sandaran kehidupan beragama dalam kedua kitab berbangsa itu. Agama apapun, asalkan mengakui ber-Tuhan satu, bebas hidup di Indonesia. Itu jelas termaktub dalam konstitusi kita.

Karena itulah, sangat mengherankan bila Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang justru mengaku mengakui Pancasila dan UUD 45, mengkotak-kotakkan agama. Bodohnya, Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri yang juga mengakui Pancasila dan UUD 45 pun melakukan hal yang sama.

Memang, SKB yang banyak diberitakan dalam konteks ini adalah SKB untuk Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JMI). Secara kenegaraan, SKB dan keputusan MUI yang membuat publik seakan menjadi 'sah' untuk melihat Ahmadiyah dengan lebih rendah.

Baiklah. Negara yang secara tidak langsung menyuruh kita untuk saling serang dan saling bunuh. Di mata saya, justru MUI dan SKB dua menteri itu yang menyesatkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Negara membuka ruang untuk saling serang dan saling bunuh.

06 Februari 2011

Ayo siap-siap untuk mati mendadak,..

Oleh: Iman D. Nugroho

Apa yang dialami Adjie Massaid, meninggal mendadak, jelas bisa menimpa siapa saja. Umur, adalah sesuatu yang misterius. Sudah siapkah kita meninggal mendadak?


Secara pribadi, kita harus berpikir untuk mati kapan saja, di mana saja, dalam situasi apa saja. Coba kita lihat lagi, apa yang membuat kita tidak bisa mati kapan saja. Rumah tempat kita hidup, berada di tanah Indonesia yang terletak di ring of fire gunung berapi.

Jajaran gunung berapi itu membentang, dan memutari kita dari Aceh sampai Papua. Dan secara geografis, kita juga berada di patahan bumi. Bila patahan itu bergeser, akan menyebabkan tsunami. Ingat tsunami Aceh yang menyebabkan 150 ribu orang meninggal dunia.

Untuk yang hidup di kota besar, kemungkinan untuk mati mendadak sangat besar. Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab terbesar. Taruhlah kata, anda pemakai kendaraan umum. Angkutan kota, bus umum, ojek dll. Apakah tidak ada kemungkinan kecelakaan? Dengan budaya berkendara yang ada di Indonesia?

Kalau kita berhati-hati, dala mengendarai kendaraan pribadi, bagaimana dengan orang lain? Apakah mereka berhati-hati juga? Belum lagi soal serangan jantung.

Nah, tidak ada salahnya kita mempersiapkan diri bila kita mati mendadak. Bagi saya, yang paling utama adalah mempersiapkan orang terdekat kita. Keluarga, pasangan, teman-teman dll. Janganlah tabu membicarakan kemungkinan mati mendadak dengan mereka.

Kata kuncinya hanya satu, orang-orang terdekat itu sudah siap bila kita tinggal sewaktu-waktu (baca: mendadak). Secara psikologi dan ekonomi. Dua hal itu paling penting. Setidaknya, ketika kita mati mendadak, orang terdekat sudah siap menghadapinya.

Setelah itu, mereka masih bisa "hidup". Tidak untuk selamanya, tentu, namun untuk mempersiapkan mereka bangkit kembali secara ekonomi, dan melanjutkan hidup mereka.

Satu lagi. Ini sangat personal. Yakni, kehidupan setelah kita mati. Untuk anda yang beragama, dan yakin dengan agama anda, tak ada salahnya untuk well,..mengingat lagi jalan hidup yang diajarkan agama anda.

Dan untuk yang tidak beragama, setidaknya, tetap punya ukuran-ukuran menjadi orang baik.

Selamat "bersiap-siap"!

05 Februari 2011

Belajar dari Adjie Massaid yang meninggal mendadak

Pesan berantai ini banyak menyebar di Blackberry Messanger (BBM). Dengan memakai judul "Belajar dari meninggalnya Ida Kusumah (selebriti) dan Adjie Massaid (politisi/selebriti)," pesan ini sangat penting untuk disosialisasikan.


Pesan itu berisi pertolongan pertama pada serangan jantung. Sebut saja, saat pukul 17:23, setelah sibuk kerja seharian, kita sedang dalam perjalanan pulang dengan mengendarai mobil sendirian. Tiba-tiba, merasakan sakit yang teramat tersangat di dada dan mulai menjalar ke lengan dan dagu.

Tetapi jarak ke rumah sakit terdekat kira-kira masih 5 Km. Lebih celakanya, kita tidak tahu apakah kita mampu bertahan sampai sejauh itu. Saat sendirian, kena serangan jantung, bagaimana cara pertolongan pertamanya?

Ketika seseorang terkena serangan jantung, maka jantung tidak dapat berdenyut normal. Ada dorongan untuk pingsan. Hanya ada waktu kurang lebih 10 detik, sebelum hilang kesadaran dan pingsan. Jika di sekitar tidak ada orang lain yang memberi pertolongan pertama, penderita harus memanfaatkan 10 detik yang singkat ini, dan berusaha menolong dirinya sendiri.

Jangan panik. Usahakan terus batuk-batuk dengan sekuat tenaga. Setiap kali sebelum batuk, tarik napas dalam-dalam, kemudian batuklah dengan kuat-kuat, dalam-dalam dan panjang-panjang. Seperti hendak mengeluarkan dahak yang berada dalam dada.

Selang dua detik, harus tarik napas sekali dan batuk berkali-kali. Hingga pertolongan tiba. Atau terasa denyut jantung sudah normal, baru boleh beristirahat.

Napas dan batuk-batuk bertujuan untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru. Batuk juga berfungsi menekan jantung, agar aliran darah bersikulasi. Menekan jantung juga dapat membantu denyut jantung kembali normal. Pertolongan cara ini maksudnya, agar penderita mempunyai kesempatan untuk pergi ke Rumah Sakit.

Hal ini penting diketahui. Jangan dikira bila berumur kurang dari 30 tahun, tidak mungkin dapat serangan jantung. Siapa tahu dengan menyalurkan hal ini, anda ikut membantu sesama. (idn)

04 Februari 2011

Maaf, bukan Ikhwanul Muslimin yang dulu,..

Oleh: Maya Muslimah

Ketika Mesir bergejolak belakangan ini, nama Ikhwanul Muslimin kembali disebut-sebut. Organisasi yang menjadi semangat oposisi di Mesir itu dituduh menjadi salah satu "kompor" gerakan massa di Mesir. Padahal tidak.


Memang, Jamaah Ikhwanul Muslimin (IM) didirikan di Mesir. Tepatnya di kota Ismailiyah, pada Maret 1928. Hassan al-Banna, ulama besar di jaman itu, bersama enam tokoh lain, Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi, membuat dasar IM pada 24 September1930, dan terus berkembang.

Ketika Israel menyerbu Palestina, IM ikut mengangkat senjata. Dan itu terus berlanjut, di negara arab yang dinilai "diganggu" oleh Israel dan AS. Gerakan itu memunculkan penolakan dari penguasa dunia Arab yang dikenal dekat dengan AS. Di negara tempat IM berdiri, Mesir, Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir membekukan IM pada 1948.

Publik yang awalnya pro IM, menjadi menjadi berbalik memusuhi, ketika Naqrasyi diculik tak lama setelah itu. Namun, kematian pendiri IM Hassan al-Banna karena dibunuh, kembali membalikkan dukungan rakyat pada organisasi yang kini bekembang ke seluruh dunia itu.

Perjalanan berlanjut, IM pun mendapatkan angin saat pembekuannya dicabut oleh Pemerintah Mesir. Bulan madu tidak berlangsung lama. PM Muhammad Najib pada tahun 1952 kembali memusuhi IM, ketika organisasi itu menolak melakukan Revolusi Juli, untuk menggulingkan Raja Faruk.

Anwar Sadat, salah satu Presiden Mesir, memahami potensi besar IM, dan mulai memberi tempat IM di parlemen. Masa itu, IM mengubah jalur perjuangannya dengan lebih moderat. Nah, apakah IM yang sama yang kini bergerak?

Tampaknya bukan. Meski pun menjadi salah satu organisasi yang berada di belakang massa demonstran kali ini, IM yang kini, berbeda dengan IM yang dulu. Tapi, sudah berbeda ideologi. IM ini adalah hasil "kreasi" diam-diam Husni Mubarrak.

Dan pihak zionis, mengetahui hal itu. Karenanya, gerakan rakyat yang terpancing, menumpahkan emosi yang tertahan sejak lama. Mereka tidak menyadari, bahwa kesempatan berkumpul di jalan itu, dibiarkan setengah hati oleh militer dan pengawas pihak zionis lainnya.

Mereka digunakan untuk menurunkan agen zionis lain, Mubarrak, yang sudah berkuasa 20-30 tahun. Skenario pun dibuat. Masyarakat Mesir, dan IM sendiri mungkin tidak menyadari siapa yang menyetir mereka. Termasuk kelompok IM yang sama di Indonesia. Mereka berpikir sehaluan, padahal sedang masuk dalam skenario zionis sendisi.

Lalu apa ujungnya? Zionis, ingin kembali berpesta dengan oil trading yang makin mahal. Lihat saja, siapapun yang memimpin Mesir nantinya, pasti tidak akan lama.

Akan lahir pemimpin muda dari revolusi Mesir

Oleh: Haris Rusly

Kelihatannya, akan terjadi transisi kepemimpinan dari krisis Mesir. Yakni, hadirnya pemimpin muda. Banyak tokoh yang coba dimunculkan oleh AS, namun tidak disambut massa. Sebut saja Wapres Omar Soeleman dan Pemimpin opoisi El-Barade. Mereka adalah antek resmi AS. El-Barade bahkan sering menerima dana jutaan dolar dari negara itu.


Kelihatannya, Panglima Angkatan Udara Mesir atau tokoh yang lebih muda dari Omar Soleaman dan El-Barade yang didukung Angkatan Udara Mesir, tidak terlibat dengan konflik secara langsung, yang akan mengganti Mubarak.

Pengaruh Angkatan Udara Mesir sangat besar, seperti pengaruh Angkatan Darat di Indonesia. Mubarak sendiri adalah mantan Panglima Angkatan Udara Mesir, bahkan jadi pahlawan perang di Mesir. Kelihatannya jalan terbaik Mubarak, Barat, Israel adalah menyerah kapan pada Pemimpin baru yg lebih muda, bebas konflik, yang mungkin saja bukan boneka 100 persen dari AS.

Kita tunggu kekuatan Pemuda, bukan Ihwanul Muslimin, bukan juga antek AS yang akan muncul memimpin Mesir. Yang pasti, kekuatan tua seperti Omar Soleman dan El Barade mungkin sulit memimpin Mesir, walaupun diupayakan sedemikian rupa oleh AS. Semoga.

*foto: AP via yahoonews