Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

16 November 2009

Apa yang Harus Dilakukan SBY Setelah Menerima Rekomendasi?

Wawancara Imajiner oleh Iman D. Nugroho

Seorang kawan berkata serius sambil menggebrak meja. "SBY ini maunya apa sih, dosa sudah di depan mata masih juga tidak berani bertindak, jadi menyesal mencoblos dalam pemilu 2009 lalu." Bisa jadi, hal itu menjadi grundelan banyak orang. Lalu apa yang seharusnya dilakukan SBY dalam kasus Bibit-Chandra, pasca rekomendasi Tim 8? Berikut ini "wawancaranya" imajiner IDDAILY dengan SBY.


IDDAILY (I): Selamat siang pak..
SBY (S): Siang,..

I: Maaf mengganggu.
S: Kamu selalu mengganggu.

I: Ini soal Rekomendasi Tim 8, bagaimana pendapat bapak?
S: Rekomendasi yang bagus. Diketik dengan baik. Ejaannya bagus dan tidak ada kata yang salah di dalamnya.

I: Maksud saya soal isinya?
S: Isinya nggak ada lain selain tulisan. Ada logo-logo sih, tapi logo biasa.

I: Maksudnya, Tim 8 mengatakan,..
S: Hati-hati,..dalam rekomendasi itu tidak ada yang "mengatakan", hanya "menuliskan"

I: Iya, Tim 8 menuliskan,..
S: Anda memang tidak teliti. Tidak ada satu pun anggota Tim 8 yang menulis dalam rekomendasi itu. Semuanya dalam bentuk print out alias print komputer.

I: Hmm,..capek deh,..
S: Kamu kira saya nggak?! Sudah ah,..

Perkebunan, Industri dan Rusaknya Hutan Kita

Iman D. Nugroho, Kalimantan

Di Riau, aksi Greenpeace di Riau dibubarkan polisi. Greenpeace menentang aksi rusaknya hutan oleh PT.RAPP Riau. Greenpeace meminta pimpinan dunia menghentikan aksi pengerusakan hutan itu. Di Kalimantan Tengah, hutan pun terancam. Berikut ini gambarannya dalam Galeri Foto. Tampak pada gambar, seorang jurnalis Prancis menggambil gambar hutan yang rusak karena dibakar.

12 November 2009

[ Book for Good ] Membaca Fiksi dalam Tanda-tanda Nano

Diana AV Sasa

Sign Fiction: The Art of Nano Warsono, begitu ia memberi tajuk monografnya. Nano Warsono, perupa asal kota Gandul, Wonogiri yang sekarang menetap di Yogyakarta ini, bukan sekedar membuat sebuah album karya atau kronik rekam jejaknya berkesenian, tapi ia tengah memindahkan galeri dimana karya-karyanya pernah dipajang, ke dalam media yang lebih kecil: buku.

BEM FK Unair Akan Pecahkan Rekor Muri 8500 Siswa Senam Diabetes Masal

Press Release

Penyakit diabetes mellitus kian tahun menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Penyakit yang tidak menular ini dari tahun ke tahun mengalami tren kenaikan jumlah penderita. Untuk mengantisipasi tren kenaikan jumlah penderita ini, BEM Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) mengadakan senam diabetes masal yang akan diikuti oleh 8500 siswa SD se Surabaya di lapangan KONI Surabaya. Kegiatan yang akan diadakan pada tanggal 14 Nopember dan melibatkan ribuan anak ini juga akan memecahkan rekor MURI. Kegiatan ini diadakan untuk memperingati Diabetes Day dan Hari Kesehatan Nasional.


Ketua panitia Senam Diabetes Masal, Bunga Novitalia, dalam jumpa pers di Ruang Sidang A FK Unair pada hari Kamis (12/11) mengatakan selain melakukan senam diabetes masal, juga ada penyuluhan mengenai penyakit diabetes yang akan diikuti oleh orang tua siswa. Senam diabetes ini akan diikuti oleh 129 SD negeri di Surabaya dan masing-masing SD akan mengirimkan 67 siswa. Untuk kegiatan penyuluhan, masing-masing sekolah akan diwakili oleh satu orang wali murid.

BEM FK sengaja memilih siswa SD dalam acara ini, sebab selain bertujuan untuk memberikan edukasi dini pada anak-anak, kasus penyakit diabetes yang terjadi pada anak-anak tidaklah sedikit. Saat ini di Indonesia, jumlah anak-anak yang menderita diabetes mellitus mencapai 650.000 penderita. Diperkirakan jumlah tersebut merupakan fenomena gunung es yang baru terungkap. “Mungkin masih banyak penderita yang belum terdeteksi sebab jumlah anak yang mengalami obesitas juga tinggi,”ujar Dr.Imam Susilo,dr.SpPA(K), Kepala Bagian Pendidikan dan Kemahasiswaan FK Unair. Penyebabnya pun bervariasi, mulai dari obesitas, keturunan hingga mal nutrisi.

Obesitas dan mal nutrisi memang menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit ini. Tak kurang dari separo penduduk di dunia telah mengalami obesitas. Tak kurang jutaan orang Indonesia juga mengalami kesalahan pola makan. Tahun 1994 jumlah penderita diabetes ada sekitar 2,5 juta orang. Empat tahun kemudian jumlah tersebut terus meningkat mecapai empat juta orang. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita akan terus melonjak hingga lebih dari lima juta orang.

Senam diabetes ini berbeda dengan senam-senam SKJ atau senam-senam yang lain. Perbedaannya terletak pada gerakannya yang lebih smooth dan fokus pada peregangan otot. Menurut Dr. Imam, senam ini memang memfokuskan pada peregangan otot sebab otot merupakan bagian tubuh yang menyimpan banyak glikogen. Gerakan dalam senam diabetes yang difokuskan pada otot mampu meningkatkan fungsi dan mengaktifkan reseptor gula pada insulin yang kemudian akan ditangkap oleh otot. “Dengan memfokuskan pada penegangan otot, efektifitas fungsi insulin bisa ditingkatkan sehingga glukosa bisa diubah menjadi glikogen,”ujar Dr.Imam.

Meski Belum Tentu Yulianto, Yohanes Memang Makelar Kasus

Iman D. Nugroho | Foto: Repro Jawapos.com

Warga Surabaya bernama Yohanes, tiba-tiba menjadi bahan pembicaraan ketika media massa memberitakan warga Graha Family Surabaya itu adalah Yulianto. Seperti diketahui, Yulianto adalah tokoh kunci yang disebut-sebut Ary Muladi, menyalurkan uang suap ke KPK. Hingga kini polisi tidak mengetahui siapa sebenarnya sosok Yulianto ini. Benarkah Yohanes adalah Yulianto?


Sumber The Jakarta Post yang merupakan mantan orang kepercayaan Yohanes menjelaskan, informasi yang dimuat diberbagai media massa tentang rekannya itu belum tentu benar. Meskipun secara terbuka sumber ini membenarkan Yohanes sebagai makelar kasus besar di Indonesia. "Saya tahu pasti dia adalah makelar kasus, dan sering kali pergi ke Jakarta, tapi, apakah dia adalah Yulianto, saya kok tidak mengetahui hal itu," katanya, Kamis (12/11) ini.

Lebih jauh sumber ini menceritakan, Yohanes yang juga penggemar anjing peranakan ini sangat dekat dengan pengacara terkenal di Jakarta, bernama NW and Partner yang berkantor di sebuah gedung kawasan Tanah Abang, Jakarta. Bila Yohanes datang ke Jakarta, hampir pasti akan menginap di apartemen kawasan Pecenongan dan di Kemayoran, Jakarta. Dua apartemen itu adalah milik pengacara ternama ini. "Di kantor itulah, Yohanes sering mengadakan rapat untuk membahas berbagai kasus yang sedang ditangani MA," katanya.

Begitu rapat usai, Yohanes dan stafnya akan pergi ke gedung MA untuk membicarakan kasus yang notabene bukan kasusnya. Biasanya, saat itulah Yohanes selalu membawa uang cash dalam jumlah banyak. Sumber The Jakarta Post menyebutkan, uang itu adalah uang untuk para "babe" yang mengurus kasus. "Saya tidak tahu pasti, siapa orang-orang yang menerima uang itu, saya hanya menunggu di mobil, sementara ada orang lain yang mendistribusikannya," jelasnya.

Cara Yohanes membawa uang ke Jakarta, menurut sumber ini, sangat konvensional. Yohanes dan dua stafnya, membawa uang dalam tiga tas besar dan membawanya naik pesawat terbang. Petugas di Bandara Juanda atau Bandara Soekarno Hatta, jelasnya tampak sudah mengenal Yohanes dengan baik. "Kalau ada petugas yang curiga atau bertanya macam-macam, Yohanes langsung memberi uang pelicin," kenangnya. Hal yang sama juga dilakukan Yohanes bisa membawa anjing-anjing kesayangannya bepergian dengan menggunakan pesawat terbang.

Sebanyak itukah uang cash Yohanes? Sumber itu hanya menganggukkan kepala. Pernah pada suatu ketika, anjing Yohanes bernama Salo pernah marah tanpa sebab dan mengacak-acak uang yang ada di dalam rumah. Jumlah uang itu sekitar Rp.150 juta dengan pecahan Rp.100 ribuan. Yohanes hanya tertawa melihat kejadian itu, sembari menyuruh salah satu stafnya untuk membersihkan uang-uang yang berserakan itu.

Sumber The Jakarta Post ini menjelaskan, dalam persoalan uang cash, Yohanes atau Lok El mempercayakan kepada seorang yang dikenal sebagai A Chien dan Mei Chien. Dua orang inilah yang seringkali mengambil uang dalam jumlah banyak ke bank bisa akan didistribusikan. Dua istrinya, dan dua anaknya yang tinggal di Ausralia pun tidak diberi kepercayaan untuk mengelola keuangan yang jumlahnya mencapai trilyunan rupiah itu. "Kalau polisi serius, bisa bertanya kepada orang-orang itu," katanya.

Dari mana uang itu berasal? Semua serba tidak jelas. Ada yang bilang, uang itu adalah uang warisan sang ibu yang kini tinggal di Singapura. Juga, berasal dari bisnis anjing peranakan yang dikandangkan di Trawas, Mojokerto dan Surabaya. Hingga kini, Yohanes memiliki sekitar 30-an anjing berbagai jenis. Untuk bisnis itu, setidaknya Yohanes merogok koceknya Rp. 50 juta/bulan. Belum lagi untuk membeli anjing peranakan. Anjing termahal Yohanes bernama Olga, seharga Rp. 2 miliar. Olga adalah anjing juara III dunia.

Kemana Yohanes sekarang? Sumber The Jakarta Post menyebutkan, Yohanes terlihat terakhir pada 1 November 2009 di Trawas, saat di tempat itu digelar Lomba Anjing Herder tingkat Internasional. Tapi kini, Yohanes sedang ada di Singapura, setelah namanya disebut-sebut sebagai makelar kasus hukum.

Apakah Yohanes adalah Yulianto? Entahlah,..

-----------

Berita Jawa Pos tentang Yohanes

Kamis, 12 November 2009 ]
Yulianto Sudah Pulang dari Singapura dan Berada di Surabaya
SOSOK Yulianto, pria yang disebut Ari Muladi menjadi perantara penyerahan uang ke pimpinan KPK, masih misterius. Meski demikian, Yulianto alias Yohanes yang beralamat di Perumahan Graha Famili Blok D Surabaya diyakini sebagai saksi kunci kasus Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah.

Berdasar penelusuran Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Yulianto pada Selasa lalu (3/11) mendatangi sebuah rumah di Jalan Sumatera, Surabaya. Rumah itu milik Lukito, paman Yulianto. Lukito tercatat sebagai mertua Putra Nevo, Dirut PT Masaro Radiokom. PT Masaro adalah perusahaan milik Anggoro Widjojo.

Seorang sumber menyaksikan, pria yang diduga Yulianto tersebut datang bersama seorang perempuan. Mereka mengendarai Honda CRV hitam dan Nissan Grand Livina silver. ''Semua (mobil) berpelat B,'' kata Rusdi, juru parkir di kawasan tersebut. Sejumlah tetangga membenarkan bahwa pria yang datang bersama perempuan itu bernama Yulianto. Menurut keterangan tetangga pula, perawakan Yulianto mirip dengan yang disebut Ari; berpostur tinggi, tegap, beralis datar, dan bermata sipit.

Di rumah tersebut, Lukito tinggal bersama penjaga rumah bernama Rudi dan seorang pembantu perempuan. Tak ada aktivitas mencolok di rumah bergaya arsitektur era 1980-an itu. Pintu pagar besi abu-abu selalu tertutup dan digembok. Tiga anak Lukito sudah pisah dan berumah tangga sendiri.

Menurut sejumlah tetangga, keseharian Lukito adalah menekuni jasa pengiriman paket. ''Dia (Lukito) itu mertua bos Motorolla,'' kata seorang tetangga yang tak mau disebut namanya. PT Masaro selama ini memang menjadi agen tunggal peralatan komunikasi merek Motorolla.

Saat Radar Surabaya berusaha menemui, Lukito tidak dapat ditemui. Dia sedang beristirahat setelah makan siang. Dua jam ditunggu, Lukito tetap tak menampakkan batang hidungnya. Kata Rusdi, Lukito biasanya keluar rumah setiap pagi, sekitar pukul 05.00. ''Biasanya, dia (Lukito) jalan pagi, lalu memanasi mobil. Setelah itu, masuk (rumah) lagi,'' bebernya.

Sekitar dua pekan lalu, menantu Lukito, Putra Nevo, datang ke rumah itu. Dia mengendari Toyota Harrier. ''Kalau mantunya, sering sekali datang,'' ujar Rusdi. Putra Nevo rajin datang karena sang mertua sakit-sakitan.

Sementara itu, seorang sumber menyebutkan, Yulianto diyakini sudah pulang dari Singapura dan sekarang berada di Surabaya. Sejak mencuatnya kasus Bibit-Chandra, dia sengaja bersembunyi karena tidak ingin keberadaannya diketahui siapa pun.

Sumber lain dari kalangan pengusaha menyebut, Yulianto atau Yohanes alias Daniel alias Pak D alias Kho Yusac alias Gunawan alias Kong Bu adalah markus khusus kasus besar dan ''bermain" dengan aparat di Jakarta.

Yulianto juga punya hobi memelihara anjing mahal. Sebenarnya, yang punya hobi itu bukan Yohanes, melainkan Liu Pau Lin alias Pauline, pasangannya, yang kabarnya termasuk selebriti di Taiwan. Kabarnya, dia mempunyai sebuah vila anjing di Prigen Park dengan 20 ekor anjing, yang sebagian besar jenis herder. Konon, beberapa anjing miliknya adalah anjing kelas atas dengan harga per ekor mencapai Rp 2 miliar.

Radar Surabaya tadi malam menghubungi Singky Suwaji, seorang penggemar anjing ras. Dia membenarkan, Yohanes adalah penggemar anjing jenis herder. Namun, dia mengakui, Yohanes sulit ditemui. ''Dia orang kuat. Bisa jadi, Yohanes yang ini adalah Yulianto,'' kata Singky. (aya/ano/agm)

11 November 2009

Olahragawan Juga Pahlawan

Maya Mandley

Aku gak tahu gimana mulanya, tapi yang jelas sejak kecil aku ini seorang pencinta olahraga. Meski sebatas nonton dan gak senang melakukannya. Aku senang nonton semua olahraga ,kecuali olahraga keras seperti tinju, karate dan sejenisnya. Masih ingat waktu aku kecil, saat saluran TV cuma TVRI, satu kampung selalu menyaksikan piala Thoma dan Uber di rumah, Seru juga. Selain bulutangkis, aku juga senang nonton Volley, tenis, basket, bahkan baseball. Dan sekarang, aku juga mulai suka American football.


Hobbyku sepertinya tersalurkan sejak aku merantau di Amerika. Di TV tinggal pilih channel olahraga yang aku mau. Bahkan di awal-awal kedatanganku, aku langsung mencintai olahraga baseball yang sangat populer di sini. Karena aku tinggal di NY area, otomatis aku jadi fans club lokal bernama Yankees. Club yang tergolong tua ini, di musim kompetisi kemarin, kembali memboyong piala World Series untuk ke 27 kalinya. Seperti jadi tradisi, para olahragawan yang bayarannya gak kalah dengan aktris hollywood ini, diarak keliling kota NY lewat parade yang bernama ticker tape.

Maksudnya, si olahragawan yang dianggap pahlawan ini diarak keliling kota lewat mobil hias dan, karena NY dipenuhi bangunan-bangunan tinggi, siapapun dibolehkan (bahkan dianjurkan dan sengaja disediakan) melempar kertas-kertas dari recycle. TV lokal menyiarkan parade ini secara langsung sejak pagi hari. Sementara warga yang jadi fans berat club ini, sudah mempersiapkan diri sejak pagi hari.

Aku dan beberapa temanku sempat berfikir untuk melihat parade itu. Tapi niat itu aku batalkan karena aku bisa bayangkan bagaimana ruwet dan ramenya suasana di sekitar parade. Bahkan ada warga yang sengaja datang jam 4 pagi, meski parade dimulai jam 11, agar mereka bisa melihat dari depan para atlet pujaan mereka. Sementara di tempat aku tinggal, yang harus naik kereta commuter untuk menuju kota NY, kereta commuter sengaja menambah jadwal kereta untuk bisa mengangkut warga yang ingin menyaksikan secara langsung parade. Aku yang kebetulan juga akan menuju ke tujuan yang sama, ikut melihat bagaimana warga di sekitar tempat aku tinggal (yang berjarak kira-kira 1,5 jam dari kota NY) bersiap sejak jam setengah 7 pagi.

Mereka ini tak cuma ABG yang haus hiburan, tapi ada juga keluarga dengan 2 anak yang masih usia balita. Kalo dilihat dengan alasan praktis, sangat tidak bertanggung jawab. Namun alasan orang tua membawa anak-anaknya sejak dini (bahkan ada yang masih bayi), selain untuk bergembira bersama atlet yang mereka anggap pahlawan, juga untuk mengenalkan pada mereka tentang olahraga sejak dini. Siapa tahu saat mereka besar nanti, bisa jadi pilihan karir mereka. Karena atlet di Amerika, tak ubahnya seperti eksekutif yang bekerja di kantor. Bahkan gaji mereka bisa mengalahkan eksekutif hanya dengan melempar atau menangkap bola di lapangan.

Diakui atau tidak, olahraga juga sudah jadi industri besar di Negara Uncle Sam ini. Setiap cabang olahraga punya induk olahraga masing-masing dan dikelola secara professional. Jadi tak heran kalo setiap tahun, warga Amerika punya jadwal olahraga sendiri setiap musimnya. Karena memang setiap cabang olahraga yang digelar, jadi mata rantai industry bagi warga. Mulai dari harga tiket yang melangit, makanan bahkan hiburan. Seperti beberapa waktu lalu saat aku menyaksikan salah satu pertandingan bola basket kelas NBA. Sejak pintu masuk, aku bisa liat bagaimana rantai industri itu dimulai.

Mulai harga tiket yang melambung (tergantung kursi tentunya), Para penjual makanan dan minuman yang harganya bisa 4 kali lipat daripada harga diluar. Karena memang penonton tidak diperbolehkan membawa makanan atau minuman dari luar. Sampai para pendukung acara di lapangan saat time out. Sementara para fans kesadaran mereka juga sangat tinggi. Kebetulan saat itu yang duduk di sebelahku, adalah pendukung tim lawan. Tapi kami tetap saling menghormati. Aku berteriak saat timku menang, dan menggerutu saat tim lawan menang. Hal yang sama dilakukan penonton yang duduk di sebelahku.

Namun saat pertandingan usai, tak ada rasa sakit hati apalagi balas dendam. Karena memang, kita menonton pertandingan langsung itu untuk hiburan, bukan untuk cari lawan. Aku juga berharap penonton sepakbola di Indonesia juga bisa seperti itu. Sehingga aku tak lagi melihat berita tawuran antar penonton, saat pertandingan atau saat pertandingan usai.

Majulah dunia olahraga Indonesia !!!