Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

04 November 2009

Dukungan Terus Mengalir

Iman D. Nugroho

Aktivis Muhammadiyah Surabaya menggelar demonstrasi menggambarkan nasib KPK yang akan terus dibungkam oleh kekuasaan, Rabu (4/11) ini di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Dalam demonstrasi itu mahasiswa melakukan gerakan teatrikan penyiksaan KPK oleh rezim. Sementara itu, Bibit Samad Riyanto dan Chandra Martha Hamzah sudah dibebaskan dari tahanan olisi.




01 November 2009

Masyarakat kita tidak mengenal perayaan Halloween

Maya Mandley

Menurut kamus wikipidea, Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober.. Tradisi ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili."


Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.

Aku sendiri tidak pernah ikut merayakan pesta halloween. Hanya saja aku pernah menemani anak-anak SD merayakan pesta halloween di sekolah mereka. Karena halloween identik dengan kostum unik, tentu saja saat pesta aku melihat beraneka ragam kostum. Mulai yang paling lucu sampai yang paling mengerikan. Meski aku hanya bertugas menemani anak kecil ikut pesta, tapi secara langsung aku juga merasa ikut berpesta meski tidak ikut-ikutan memakai kostum aneh.

Meski bukan hari libur resmi, namun rakyat amerika merayakan hari yang identik dengan seram-seram ini dengan ucapan 'Happy Halloween'. Tak cuma toko yang panen dengan penjualan kostum dan permen atau coklat, stasiun TV juga ikut merayakan Halloween. Para anchor maupun weathermen, bahkan mereka yang di belakang layar, ikut heboh dengan kostum dan dandanan tokoh-tokoh tertentu. Mulai dari celebritis sampai politikus. Siaran pada hari itupun bertema halloween atau disesuaikan dengan kostum sang anchor. Misalnya, dandanan atau kostum apa yang sudah tidak nge-tren lagi tahun ini atau yang sedang tren tahun ini. Betul-betul menarik.

Halloween tahun ini aku rayakan dengan pergi mengunjungi theme park. Sejak aku datang, aku bisa melihat beraneka ragam kostum yang dikenakan pengunjung taman hiburan bak Dufan di Ancol Jakarta itu. Tak cuma anak-anak yang mengenakan kostum unik, ABG bahkan orang dewasa pun tak mau kalah mendandani diri mereka dengan kostum lucu dan unik. Pengelola taman juga menyediakan atraksi halloween, mulai taman dibuka sampai ditutup. Menurut pengamatanku, Pengunjung taman justru bertambah rame menjelang malam. Keliatannya karena semakin malam, pertunjukan panggung lebih banyak, dan umumnya orang tua mengantarkan anak mereka dulu untuk trik or treat ke setiap rumah, sebelum hari gelap.

Halloween tahun ini merupakan kali ke-6 buat aku. Sepanjang pengamatanku, usai halloween, pasti ada berita penangkapan ABG yang melempar telur busuk ke mobil yang lewat. Menurut cerita dari seorang ABG yang aku kenal, tindakan melempar telur busuk atau prank ini, dilakukan just for fun atau karena peer pressure alias gagah-gagahan di kalangan kelompok mereka. Itu sebabnya, mengapa di beberapa kota, pemerintah setempat memberlakukan curfew alias jam malam. Tujuannya untuk menghindari prank yang sering dilakukan ABG.

Happy Halloween!

31 Oktober 2009

Kayu Legal (Ilegal ?) Sumatera

Iman D. Nugroho

Truk yang melintas di jalan menuju Kota Jambi, Sumatera ini menarik untuk diperhatikan. Tumpukan kayu di bak belakang truk itu fresh from the forest. Entah, apakah kayu legal atau ilegal. Hanya satu yang pasti, tiga truk (dua lainnya berada di belakang kamera) dengan santai bisa melintasi pos polisi yang mereka lewati. Tak jauh dari tempat itu hemparan hutan lindung yang semakin gundul.

Hutan Menyempit, Orang Rimba Terjepit

text and picture: Iman D. Nugroho

Salah satu permata budaya Indonesia adalah Suku Orang Rimba di hutan-hutan Provinsi Jambi, Sumatera. Hingga kini, jumlah orang yang hidup di tengah hutan itu berjumlah sekitar 7000-an ribu orang. Semakin lama, jumlah Suku Orang Rimba semakin berkurang dengan meluasnya lahan tanaman kepala sawit dan perambahan hutan. Belum lagi dengan banyaknya penyakit juga menyerang Orang Rimba. Sebut saja malaria, cikungunya dan diare. "Keberagaman tanaman obat semakin berkurang," kata Tumenggung, pemimpin Suku Orang Rimba kawasan Bukit 12 Jambi.



27 Oktober 2009

"Sedikit" Belajar dari Guy Lagache

Iman D. Nugroho

Beberapa hari di Kalimantan bersama Guy Lagache, sungguh sebuah kesempatan berharga. Guy yang lahir 9 Februari 1966 di Boulogne-Billancourt, Prancis itu memberikan khasanah baru bagaimana seharusnya jurnalis bekerja. "Kita tidak boleh menyimpulkan sebelum berita itu ditemukan," katanya. Di Indonesia, Guy (baca: Gi), memang tidak seberapa terkenal. Tapi di Prancis, Guy merupakan sosok yang dianggap sebagai "bintang" baru dalam dunia jurnalistik negeri Menara Eiffel itu.


Anak tukang kayu yang kemudian memilih menekuni dunia jurnalistik setelah lulus dari School of Journalism di Columbia University di New York ini memulai karir pertama kalinya pada tahun 1990. Selama dua tahun. ia bekerja di kantor berita Capa untuk acara 24 Hours. Lalu, memilih bergabung dengan France 3 bersama jurnalis Christine Ockrent.

Di tempat itu, laki-laki penggemar salad ini dipercaya memegang program politik France 3 di Prancis Eropa Express. Dari tahun 1995 hingga 1999, Guy pindah ke M6 TV untuk acara Capital on M6 dan mulai menjadi presenter pada 2003 untuk program ekonomi di stasiun yang sama. Karir jurnalistiknya semakin memuncak saat 5 Februari 2009 lalu, Guy mewawancarai Nicolas Sarkozy bersama presenter lain, Laurence Ferrari (TF1), David Pujadas (France 2) dan Alain Duhamel (RTL).

Guy menyunjungi Indonesia pertama kali pada 2002. Saat Bom Bali meledak, Guy sedang berlibur di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beberapa hari lalu, dia kembali ke Indonesia untuk acara baru bernama Objectif Terre. Kalimantan menjadi tujuannya. Menurut Guy, pulau terluas di Indonesia itu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan di bumi. Sayangnya, perkembangan yang terjadi, justru banyak hutan di Kalimantan berubah kondisi karena berbagai hal. Mulai terbakarnya lahan gambut, hingga perubahan peruntukan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Berbeda dengan banyak jurnalis, dalam pembuat pertanyaan kepada nara sumber, Guy kerap kali bertanya "mengapa?" (baca: why?). Menurutnya, pertanyaan itu menjadi cara jurnalis untuk mengetahui alasan sebuah kejadian. Apapun jawaban narasumber, katanya, menjadi sangat penting untuk diketahui. Meskipun, Guy mengetahui, jawaban itu tidak selalu "memuaskan" jurnalis, tapi paling tidak jurnalis menjadi mengerti apa "jawaban resmi" yang bisa dilontarkan nara sumber.

Guy memilih untuk menjaga jarak antara pengetahun jurnalis dan kenyataan di lapangan. Meski secara terbuka dia meyakini, jurnalis sudah mengetahui jawaban dari semua yang dihadapinya, tapi hal itu tidak membuat jurnalis bisa menyimpulkan di awal tentang sesuatu. Bisa jadi, apa yang diperkirakan jurnalis sebelumnya, justru beebanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. "Tugas kita hanya bertanya, tidak menyimpulkan," katanya.

Keterangan Foto:
Guy Lagache sedang menunggu proses pengambilan gambar sunset di sebuah bukit di Palangkaraya. (Iman D. Nugroho)

26 Oktober 2009

[ Photo Corner ] On The Stage

Fully Syafi

Bagaimana memotret obyek yang ada di atas panggung, gampang-gampang susah. Selain faktor cahaya yang minim, terbatasnya lensa juga acapkali menyulitkan. Tapi, yang tidak kalah penting adalah angle yang diambil. Untuk memudahkan, pastikan setting cahaya maksimal dan "kekuatan" lensa yang kita gunakan. Lalu, mengetahui (dengan pasti) moment-moment menarik yang mungkin dilakukan di panggung.