Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pati berani!
       

01 Desember 2010

Mengapa WikiLeaks Diburu?

Iman D. Nugroho


Bayangkan bila ada sebuah lembaga yang "sakti". Memiliki akses untuk menembus rahasia lembaga lain, dan kemudian ngember ke mana-mana. Nah, lembaga yang merasa keberatan dengan aksi si sakti bernama WikiLeaks itu berusaha mati-matian untuk membungkamnya. Menurutku, bukan cuma itu sebabnya.


Tulisan ini jelas tidak akan mengulas kembali tentang apa itu Wikileaks, karena semua bisa anda baca di Wikileaks.org. Namun, lebih ingin melihat mengapa situs yang suka ember dengan membocorkan rahasia-rahasia negara yang mencederai kemanusiaan itu harus "diserang" dengan berbagai tuduhan. Khususnya, tuduhan kasus perkosaan yang diarahkan pada Julian Assange, pendiri Wikileaks.

Jelas, negara-negara yang merasa rahasianya diudal-udal (baca: dibongkar) oleh WikiLeaks merasa sangat berkepentingan untuk membungkam situs ini. Terutama pemerintah AS, yang paling banyak diungkap keburukannya. Karena AS terkoneksi dengan negara-negara sekutunya, maka, negara lain yang tersentil dengan WikiLeaks pun setuju dengan itu.

Dan menjadi global enemy, jelas tidak mudah. Tapi tidak harus membuat WikiLeaks tidak eksis. Lihat saja, saat Julian sedang sibuk menyembunyikan diri dari polisi internasional Interpol, justru organisasi yang didirikannya siap-siap merilis telegram Pemerintah AS pada Kedutaan Besar negara itu di seluruh dunia.

Di sinilah kerumitan itu terjadi. Karena, telegram yang kemungkinan akan disebar itu berisi permintaan, dukungan, seruan dan semacamnya, pada Kedutaan Besar AS. Mungkin, diteruskan ke pemerintah negara setempat. Di negara Arab misalnya, bukan tidak mungkin, telegram itu berhubungan dengan permintaan dukungan AS pada invansi AS ke beberapa negara Arab. Sebut saja Iraq dan Afghanistan.

Di Asia pun tidak kalah seru. Negara-negara yang sangat dekat dengan AS seperti Filipina dan Korea Selatan pasti akan tersentil. Bagaimana dengan Indonesia? Nah, jelaslah. Mungkin juga, bocoran itu akan menyentil peristiwa kerusuhan Mei, turunnya Gus Dur, Aceh, Papua, hingga persoalan SBY. Wah-wah,..

Lalu, apa keuntungan WikiLeks (selain menjadi populer, tentunya)? Presiden Iran Ahmadinejad punya analisa menarik. Menurutnya, data-data milik AS itu tidak bocor, melainkan dibocorkan. Tujuannya, ingin membuat dunia tercarut marut karenanya. Di Arab sendiri, kata Ahmadinajad, bocornya telegram AS itu akan memunculkan kebencian di antara Arab (dan penduduk Arab). Dengan logika ini, Asia pun bisa jadi akan mereaksi sama.

Bayangkan bila tiba-tiba ada telegram yang mengatakan: "Hendaknya, permusuhan antara Malaysia dan Indonesia terus dijaga. Dan dukung terus Malaysia untuk berkomentar keras soal Indonesia." Nah, bukan tidak mungkin, masyarakat Indonesia akan terbakar karenanya!

Selalu ada "harga" yang harus dibayar. Termasuk "harga" atas kebebasan informasi.

Bila Bocah Menulis Sejarah

Diana AV Sasa

Sekitar 50 anak Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan akan menulis sejarah kampungnya sendiri. Semua hal diriset, mulai dari asal-usul kampung, tokoh pendiri, komunitas, potensi ekonomi, hingga sistem sosial. Hasil riset akan dibukukan pada Maret 2011 dan diedarkan ke seluruh Indonesia serta beberapa perpustakaan di luar negeri.


Untuk hasil yang maksimal, sebelum proses menulis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pelatihan awal yang berlangsung Sabtu-Minggu (27-28/11/2010), di Balai Desa Satria Bhakti, Pakisbaru. Sebanyak 50 anak dibekali materi dasar jurnalistik. Mulai dari penulisan, teknik wawancara, hingga fotografi. Para fasilitator yang hadir, antara lain, penulis buku Muhidin M.Dahlan dan Irwan Bajang (Yogyakarta), Adi Toha (Pekalongan), Diana Sasa (Surabaya), dan penyair Nisa Elvadiani (Surabaya).

Ketua Rintisan Balai Belajar Bersama Taruna Mandiri Pakisbaru Mustofa mengatakan, program penulisan sejarah kampung adalah bagian dari berbagai program rumah baca yang ada di Pakisbaru. "Kami sengaja memilih tema sejarah kampung karena sampai saat ini referensi tentang kampung yang ditulis oleh anak-anak kampung itu sendiri sangat minim, bahkan nyaris tak ada," ujar guru Madrasah Tsanawiyah I Nawangan.

Indonesia adalah negeri kaya dengan lebih dari 17.000 pulau dan sekitar 32.000 kampung. Namun, kata Mustofa, hingga saat ini baru ada satu buku tentang sejarah kampung, yaitu Pelangi di Ketangi yang mengisahkan sejarah kampung Ketangi, Gunung Kidul. Saat ini anak-anak kampung Patehan, Yogyakarta, juga sedang melakukan langkah serupa.

29 November 2010

Gempa Padang setahun berlalu

Iman D. Nugroho

Pada September 2009, sebuah gempa bumi menggoyang Padang Sumatera Barat. Gempa 7,6 SR dan berpusat di Pariaman, Sumatera Barat itu membuat puluhan ribuan rumah, hotel dan pertokoan runtuh. Setidaknya 1115 orang tewas, dan ribuan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu. Salah satu bangunan yang sering dibicarakan adalah Hotel Ambacang di Kota Padang. Ketika mengunjungi kota ini menjelang setahun pasca gempa itu, kondisi sudah berbuah. Hotel Ambacang yang porak poranda misalnya, sudah bersih dan siap dibangun lagi.





28 November 2010

Seruan Peduli Pendidikan

Iman D. Nugroho

Sebuah pesan beredar melalui Blackberry Messenger: Maaf ini bukan hoax, dan penting utk disebarkan. Hari ini saya dengarkan curhat orang tua anak didik murid SDN 1 Bambu Apus, Tangerang, Banten.

Dia dimintai uang senilai Rp. 560 ribu untuk biaya Ujian Akhir Nasional. Jika tidak membayar, maka anak orang tua ini tidak boleh ikut ujian. Padahal di Jakarta, tidak ada lagi biaya untuk ikut ujian.

Beberapa nama tokoh politik dan masyarakat mencatatkan diri sebagai pendukung seruan ini. Seperti M. Hanif Dhakiri (DPR RI, FKB), Budiman Sudjatmiko (DPR RI, FPDIP), Rachel Maryam (DPR RI, FGerindra) hingga Akbar Faizal (DPR RI, FHanura).

Pendidikan untuk semua!
Sent through BlackBerry®

22 November 2010

Binar Kesepian

Syarief Wadja Bae

Kesepian tumpah berserakan
bahkan becek dan memecah arah.
Pada relung pagi daun-daun berbisik
tentang kabut yang beranjak menutupi
tikungan tempat lahir aksara
yang membakar menit jika saja
sedikit gesekan terjadi
dan perang akan jadi akibat
Kunang-kunang menutup diri
dengan payung hitam
mengibar niat untuk menembus pagi
karena belum usai membekali kupu-kupu
pembawa tinta yang dikirim
untuk kertas-kertas dalam bilik abu-abu

Tak mau hanya dengan mengalir saja
tanpa memahami lubang-lubang
yang menjadi tempat menampung
dan mengendapkan segala aku
yang bisa mengakar lagi,
membuat isi kepala berjamur taring
hingga mata buta karena gagal
merekam mekar mawar yang dibungkus
binar kejujuran

Semua akan rugi bila yang dibangun
tiba-tiba menjelma fatamorgana.
Bersekutulah dengan musim
agar paham dan bertahan sampai
tujuan tanpa tameng yang disulap otak
untuk membangunkan penyakit lama


Maret 2010