Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

06 September 2009

Aroma Busuk di Kasus Century

Iman D. Nugroho

Coba search di internet soal kasus Bank Century. Bisa dipastikan segebok data tentang kasus itu akan dengan cepat anda dapatkan. Tapi, apa yang kemudian bisa "diendus" dari kasus itu? Apakah hanya persoalan perbankan biasa, atau berindikasi lebih besar? Mengapa Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai marah-marah dan menuduh Menteri Keuangan Sri Mulyani berbohong?


Dalam melihat kasus Bank Century, saya tiba-tiba teringat lagu Matta Band berjudul Ketahuan. "O,.o,..kamu ketahuan,.." tulis Matta Band dalam liriknya. Bagi saya, memang seperti itu adanya. Permainan perbankan yang rumit dan dimainkan oleh beberapa orang yang berbau uang, akhirnya keendus lantasan ada "lompatan" yang keliru. Ingat, "sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga".

Bank Century yang megap-megap dan akhirnya ditolong oleh Bank Indonesia, tidak membuat pengelola Bank Century untuk menjadi "anak baik". Grup Head Jakarta Network Bank Mandiri yang sempat ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Century, Maryono, juga tidak bisa berbuat banyak. Dalam perkembangannya, Bank Century pun kembali memperoleh bantuan pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) senilai Rp.6,7 trilyun.

Kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, dirinya sudah melaporkan pengucuran dana itu kepada Wakil Presiden Yusuf Kalla. Tapi, buru-buru Calon Presiden kalah ini menolak keterangan itu. Bahkan meminta kasus Bank Century segera diusut. Wah, dua anggota kabinet Susilo Bambang Yudhoyono sedang saling sanggah menyangkut kucuran dana pada Bank Century.

Reaksi Jusuf Kalla ini, bagi saya menarik. Bagaimana seorang Wakil Presiden tiba-tiba membantah apa yang dikatakan Menteri Keuangannya! Kalau tidak ada persoalan serius, tidak mungkin hal ini bisa terjadi. Bagi Jusuf Kalla, Kabinet Indonesia Bersatu di bawah SBY, selangkah lagi sudah menjadi masa lalu. Dan masa lalu itu, harus dilalui dengan jejak yang tidak kotor. Atas semangat itulah, di JK ini ingin menaruh kasus Bank Century on the right track.

Sebagai seorang pebisnis, JK tentu saja tahu hitam putih dunia perbankan. JK yang sudah melangmelintang di dunia bisnis juga dengan mudah menilai, di mana celah yang bisa dimainkan seorang pebisnis. Kalau perlu, bagaimana permainan perbankan itu bisa berimplikasi, tidak hanya menghasilkan benefit untuk pelakunya, mungkin juga untuk orang-orang yang ada di dalam kelompok itu.

Sementara Sri Mulyani, menurut saya, sedang sial saja. Sosok kelahiran Bandar Lampung 1962 ini tidak piawai bertricky politics. Memang sih, tidak ada background politik sama sekali padanya. Sosok yang dikenal sebagai pengamat ekonomi ini memang "tenggelam" dalam berbagai aktivitas ekonomi nasional. Mulai Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) hingga akhirnya dipilih sebagai Menteri Keuangan oleh SBY. Kirahnya menghasilkan penghargaan Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets dan julukan Wanita Berpengaruh oleh Bank Dunia dan IMF.

Weleh-weleh,..mengapa kemudian Mbak Sri ini berbuat "keliru" di mata JK? Apakah perempuan berparas menarik ini tidak mengerti permainan perbankan yang sedang terjadi di Bank Century? Are you kidding me! Coba tarik sedikit ke atas sudut pandang kita, akan sedikit terlihat berbagai keanehan. Saya sepakat dengan urusan Adhie M. Massardi yang meminta adanya audit di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Memang harus diaudit! Coba tanya JK, saya yakin dia setuju. Iya kan pak?

*Teks foto: Wakil Presiden Terpilih Boediono menyalami Direktur Utama Bank Century, Maryono. Photo dok internet.

Hawaii, Balinya orang Amerika

Waktu masih tinggal di Surabaya, setiap kali melihat tayangan Hollywood yang bersetting Hawaii, hati ini selalu berkata: "Kapan bisa ke situ, ya?" Begitu juga setiap kali ada film hollywood yang mengambil lokasi di situ, yang ada dalam bayangan keindahan dan keromantisan. Akhir tahun 2008 lalu, semua mimpi itu menjadi kenyataan. Hawaii, the dream came true,..


Hawai lumayan jauh dari New York. New York terletak di Amerika bagian timur lautan Atlantic. Sementara Hawaii atau ke Honolulu, berada di bagian barat Pacific Ocean. Dari Newark airport, transit dulu di Minneapolis setelag dua jam terbang. Setelah itu, dari negara bagian Minesota itu, lanjut dengan penerbangan lain ke Honolulu. Kali ini, nggak main-main, 10 jam terbang!

Kondisi bandara sungguh berkesan. Penataan yang teratur dengan petugas yang ramah menyambut saya saat keluar dari pesawat. Satu persatu kami dikalungi untaian bunga dan ucapan "Aloha". "Ini toh namanya Hawaii!". Setelah mengambil koper dan urusan rental mobil, kami keluar bandara menuju hotel lewat highway yang tidak kalah rame seperti Jakarta. Tak heran, selama perjalanan itu juga rasanya berada dalam suasana lalu lintas di Jakarta. Cuma bedanya plat nomor mobil dan lalu lintas nya tidak sesemrawut.

Seperti halnya di Bali, para touris yang mengunjungi Honolulu karena daya tarik pantainya. Di banding Bali, pantai-pantai di Honolulu memang lebih bersih. Airnya pun jernih. Karena air laut, ya tentu aja sama asinnya dengan pantai di Bali. Aku dengar di Bali ada orang yang berani buang hajat kecil di pantai seperti di Kuta. Di Honolulu, jangan coba-coba melakukan itu. Karena ada polisi yang selalu siap siaga. Fasilitas di pantai juga tergolong lumayan. Di setiap 10 meter sepanjang pantai, disediakan fasilitas keran untuk membersihkan diri sehabis berenang di laut atau untuk membersihkan pasir setelah berjemur.

Untuk mereka yang tak menyewa mobil, kendaraan umum yang bisa dipakai adalah bus, selain taxi. Bus nya juga bersih seperti halnya bus di NYC. Bicara soal bus, ada anggota DPR setempat yang mengusulkan peraturan baru, yang menurutku ridicilous alias ngawur. Ada 2 orang anggota DPR negara bagian Hawaii, yang mengusulkan membuat peraturan soal BO (body odor alias BB). Mereka yang punya BO bakal dikenai denda $500 atau kurungan 6 bulan.

Polisi bisa saja menangkap mereka yang BB nya dianggap mengganggu penumpang lain. Aturan ini tentu saja mengundang kontroversi. Bagaimana mengukur BB seseorang ? Malah ada yang menganggap aturan ini sangat diskriminatif. Mengingat pendapatan terbesar Hawaii dari tourism, biisa jadi aturan ini menghalangi tourist untuk berkunjung kesana. Karena urusan BB sangat pribadi dan bisa menyinggung perasaan seseorang. Bukan begitu?

Aloha !!!

05 September 2009

Komisi Kebijakan Publik Dideklarasikan

Iman D. Nugroho

Komisi Kebijakan Publik atau Public Policy Commicssion dideklarasikan, Sabtu (5/9) ini di Jakarta. Komisi ini akan mengawasi pebijakan publik yang sudah dan akan dikeluarkan oleh Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, Legislatif dan Yudikatif. "Indonesia harus menjadi negara berperadaban demokrasi yang ditandai dengan adanya fasilitas publik yang baik. Fasilitas publik yang baik berawal dari kebijakan publik yang baik," kata Adhie M. Massardi, Ketua Komisi Kebijakan Publik.


Peluncuran Komisi Kebijakan Publik itu berlangsung di kediaman Rizal Ramli di Kemang, Jakarta. Hadir dalam peristiwa itu, Dhita Indah Sari, Revrison Baswir, Sri Edy Swasono dan puluhan aktivis politik dari berbagai angkatan dan tergabung dalam Rumah Perubahan. Peluncuran itu diawali dengan acara diskusi yang menampilkan Rizal Ramli dan Ravinston Baswir, dan diakhir dengan acara buka puasa bersama.

Komisi baru ini kemungkinan akan menjadi komisi yang sangat kritis terhadap pemerintahan SBY-Boediono. Mengingat garis politik Rumah Perubahan yang sejak awal berseberangan dengan pemerintah. Komisi Kebijakan Publik juga sekaligus akan menjadi penyeimbang tingkah polah eksekutif, legislatif dan yudikatif yang kemungkinan akan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok yang saat ini berkuasa. Bukan tidak mungkin, Komisi Kebijakan Publik akan menjadi salah satu motor perubahan besar di Indonesia.

Masa Depan Bumi Dibicarakan di Copenhagen-Denmark

Press Release

Pada December 2009 seluruh perhatian dunia akan mengarah ke sebuah pertemuan international di Copenhagen-Denmark, sebuah pertemuan yang akan membicarakan komitmen negara-negara se-dunia demi kelanjutan masa depan bumi dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Banyak pihak yang mendorong terlaksananya pertemuan tersebut demi mendapatkan pengganti Protokol Kyoto yang akan berakhir pada tahun 2012. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan dalam pembukaan UNFCCC di Poland “Sudah saatnya kita memiliki solidaritas global dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim ini.”


Sejak awal tahun 2009, telah banyak gerakan dari berbagai negara yang mengajak segenap generasi muda di dunia untuk berpartisipasi mengambil tindakan dalam mendukung terlaksananya pertemuan ini dengan sukses, macam-macam cara ditempuh sesuai dengan kapasitas dan kreativitasnya masing-masing demi menarik perhatian mereka. Di Indonesia salah satu cara yang akan ditempuh untuk menjaring partisipasi generasi muda akan hal ini adalah melalui sebuah ajang kompetisi foto, video dan poster dengan nama Climate Change Mythbuster Competition yang digelar oleh OXFAM GB Indonesia bersama Greeners sebuah komunitas yang aktif dalam aksi kampanye gaya hidup ramah lingkungan.

Menurut Pimpinan Umum Greeners Syaiful Rochman, “Sudah saatnya generasi muda di Indonesia dilibatkan dalam gerakan global melawan tantangan perubahan iklim,” ia juga menambahkan bahwa kompetisi ini tidak semata untuk urgensi UNFCCC Copenhagen, tapi juga merangsang anak-anak muda Indonesia yang kreatif untuk mulai memikirkan isu perubahan iklim dalam karya-karyanya.

Lomba ini akan dibuka mulai 1 September dengan tenggat waktu pendaftaran karya pada 20 Oktober 2009 dan pegumuman pemenang pada 10-11 November 2009. Kompetisi ini juga akan didukung oleh serangkaian kunjungan ke daerah yaitu Medan, Makassar dan Bandung yang akan bekerjasama dengan komunitas lokal daerah guna menjaring partisipan. Seluruh keterangan kompetisi menyangkut syarat dan ketentuan akan diumumkan melalui website resmi di www.climatebuster.net. Kompetisi ini terbuka bagi seluruh Warga Negara Indonesia yang berumur 18-28 tahun dengan total hadiah mencapai 30 juta rupiah.

Roysepta Abimanyu selaku Campaign Officer dari OXFAM GB Indonesia menjelaskan bahwa tujuan dari kompetisi ini adalah untuk memberikan dukungan kepada peningkatan kesadaran mengenai pentingnya kesepakatan global pasca 2012 yang adil dan aman dalam membatasi peningkatan suhu 2 derajat celcius di antara kaum muda.

Untuk Informasi Lebih Lanjut : Greeners

Me and My Family: Menjadi Ibu

Balgis Muhyidin

Pergulatan ini mungkin berbeda antara wanita yang satu dengan yang lain. Pilihan-pilihan yang diambilpun akan berbeda. That’s fine. Yang saya tulis ini adalah pergulatan saya. Pilihan saya. Bisa dikatakan hampir separo hidup saya, saya sudah bekerja. Saya mulai bekerja sejak usia saya 21 tahun, semasa menempuh S1. Delapan belas tahun tepatnya. Uang dari bekerja saya gunakan untuk membiayai kuliah. Meskipun saat itu, sebagian kebutuhan masih ditopang orang tua.