Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

07 Agustus 2009

Noordin M. Top di Puncak HUT AJI Indonesia

Iman D. Nugroho

Banyak hal terjadi di sela-sela acara puncak HUT AJI Indonesia di Usmar Ismail, Jakarta, Jumat(7/8) ini. Mulai orasi budaya Ulil Abshor Abdalla, hadirnya Prita Mulyasari dan berita tertangkapnya Noordin M. Top yang sempat membuat jurnalis yang hadir di acara itu saling bertanya-tanya.






Tak Perlu Menangis Untuk Mas Willy

Iman D. Nugroho

Sungguh, tak perlu berdoa untuk Mas Willy
Teriakan sajaknya menggema laksana doa
Kesadaran yang muncul karena kata-katanya, juga bagaikan dzikir
Keberpihakannya pada yang dikalahkan, adalah peribadahan tiada akhir


Sungguh, lupakan saja Mas Willy
Denyut perubahan negeri ini adalah torehan sejarahnya yang takkan pernah terlupa
Semangat menyala di setiap kata dalam buku-buku menganga tertanam dalam melawan lupa
Belum lagi aliran kalimat pedas, runcing dan ganas yang terus mencengkeram kenangan.

Sungguh, tak perlu tangisi Mas Willy
Air mata bukan untuk yang perkasa seperti dia
Kesedihan bukan untuk sosok yang selalu berada di cakrawala
Pedih ini tak dibutuhkan bagi penggagas "Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata,"

*untuk Mas Willy (WS Rendra)

Jakarta, 6 Agustus 2009

Doddy Katamsi, Mengguyur Classic Rock di HUT AJI Indonesia

Iman D. Nugroho

Ada nuansa berbeda dalam rangkaian acara peringatan HUT AJI ke-15 kali ini. Yakni dengan hadirnya Doddy Katamsi yang menyuguhkan Classic Rock, pada Kamis (6/8) malam di Usmar Ismail, Kuningan Jakarta. Kehadiran Doddy menghibur anggota undangan yang hadir ketika itu.

06 Agustus 2009

Upi Asmaradhana dan Seng Seng Menerima Award AJI Indonesia

Iman D. Nugroho

Koordinator Koalisi Tolak Kriminalisasi Pers Makassar, Jupriadi Asmaradhana dan terdakwa kasus pencemaran nama baik karena kasus Surat Pembaca, Khoe Seng Seng menerima Udin Award 2009 dan Tasrif Award 2009 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Sementara itu, otak pembuhan wartawan Radar Bali Prabangsa ditetapkan sebagai musuh bersama kebebasan pers di Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua AJI Indonesia Nezar Patria di Jakarta, Kamis (6/8) ini. Pemberian award itu dilaksanakan dalam rangka Ulang Tahun AJI ke-15 yang akan berlangsung 7 Agustus mendatang di Usmar Ismail Hall, Jakarta.


Upi Asmaradhana dinilai tepat menerima Udin Award 2009 karena dianggap teraniaya atas kegiatan jurnalistik yang dilakukannya. Terutama, ketika mantan wartawan Metro TV ini memberikan perlawanan kepada mantan Kepala Polisi Sulawesi Selatan dan Barat, Irjen Sisno Adiwinoto yang meminta pejabat tidak ragu-ragu memidanakan jurnalis. Aktivis AJI Makassar ini kemudian mendirikan Koalisi Jurnalis Tolak Kriminalisasi Pers bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Makassar, dan melaporkan Sisno ke Markas Besar Kepolisian. Namun, tindakan itu membuat Sisno berang dan menuntut Upi melalui hukum.

Sementara Khoe Seng Seng dinilai AJI Indonesia mewakili semangat Tasrif Award, ketika Seng Seng berjuang keras untuk melawan tuntutan hukum PT. Duta Pertiwi. Seng Seng dianggap mencemarkan nama baik perusahaan itu melalui dua Surat Pembaca yang ditulisnya di Harian Kompas dan Harian Suara Pembaruan. Dalam dua Surat Pembaca itu, Seng Seng menjelaskan apa yang dialaminya saat berurusan dengan PT. Duta Pertiwi, dalam kasus Kios di ITC Mangga Dua. PT. Duta Pertiwi menuntut Seng Seng di muka hukum dengan ancaman milyaran rupiah. Kasus itu kini ditangani Mahkamah Agung. "Baik Upi maupun Seng Seng adalah contoh upaya penegakan pers dan kebebasan berekspresi di Indonesia," kata Ketua AJI Nezar Patria.

Menyangkut penetapan Musuh Bersama Pers Indonesia, AJI Indonesia secara khusus menyoroti kasus pembunuhan wartawan Radar Bali, Prabangsa. Menurut organisasi yang didirikan 15 tahun lalu untuk melawan penindasan Orde Baru ini, kasus itu sangat mencederai upaya kebebasan pers di Indonesia. Bahkan, setelah peristiwa itu, terjadi budaya self cencorship di media massa Indonesia. "Untuk itu, kita menetapkan pelaku dan aktor intelektual pembunuhan Prabangsa sebagai musuh bersama pers Indonesia," kata Nezar Patria. Pada tahun 2008, AJI Indonesia menetapkan prilaku kekerasan massa sebagai musuh bersama. Sementara tahun 2007 polisi menjadi Musuh Bersama Pers.

Di sela-sela Ulang Tahunnya ke-15, AJI Indonesia juga menganugerahkan hadiah Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) pada Levianer Silalahi dari RCTI, Irvan Imamsyah dan KBR 68H, Boy Harjanto dari Indo Pos dan Bagja Hidayat dari Majalah Tempo."Ini adalah upaya AJI Jakarta untuk mendorong jurnalis membuat karya berkualitas," kata Sekretaris AJI Jakarta, Umar Idris.

Pameran Media Massa Empat Periode

Iman D. Nugroho

PAMERAN MEDIA. Perkembangan media massa dipamerkan di sela-sela acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia di Usmar Ismail Jakarta, Kamis (6/8) ini. Dalam pameran itu digelar perkembangan media cetak dari empat periode perkembangan di Indonesia.