02 February 2010

Siswa Lokalisasi Galang Koin Cinta untuk Bilqis

Press Release

Penderitaan yang dialami oleh Bilqis Anindya Passa, bayi berusia 17 bulan penderita Atresia Billier alias saluran empedu tidak terbentuk ini disikapi oleh para siswa TK-SD-SMP Bina Karya, Surabaya. Selasa (2/2) pagi, 700an siswa yang bersekolah di tengah-tengah kompleks lokalisasi Tambak Asri ini menggelar aksi solidaritas bertajuk “Koin Cinta untuk Bilqis”.

Sebagai bentuk solidaritas, perwakilan siswa menggalang dana dengan memasuki satu persatu ruang kelas. Sebelum mengedarkan kotak sumbangan, Kepala Sekolah TK-SD Bina Karya, Dra. Sudarwati Rorong, MM, menjelaskan tentang pentingnya arti berbagi.
“Kalian sudah tahu kan berita tentang adik Bilqis? Nah, saat ini, kita akan membantu adik Bilqis dengan cara menyumbang koin yang kalian miliki. Untuk itu, tolong sisihkan sedikit uang saku kalian untuk membantu adik Bilqis,” kata Sudarwati dihadapan anak didiknya.

“Berapa pun jumlah yang kalian sumbang, dapat sedikit membantu penderitaan adik Bilqis. Apalagi biaya yang diperlukan adik Bilqis untuk operasi sangat besar lo, anak-anak, yakni Rp.1 milyard,” seru Sudarwati, yang juga anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Partai Damai Sejahtera ini. Usai memberikan penjelasan, doa bersama untuk kesembuhan Bilqis pun dipanjatkan. Setelah itu, baru kotak sumbangan diedarkan keliling ke masing-masing siswa. “Saya nyumbang seluruh uang saku saya hari ini,” kata Wati, siswa kelas 5 SD.

Hal senada juga diungkapkan Iwan. Bahkan siswa kelas 6 ini rela tidak jajan pada waktu jam istirahat. “Semua demi adik Bilqis. Karena saya teringat adik saya yang juga seumuran dengan Bilqis,” katanya terisak.

Sementara itu, Daniel Lukas Rorong, humas dan koordinator aksi, mengatakan, selain doa untuk kesembuhan Bilqis serta penggalangan dana, siswa TK Bina Karya juga punya aksi solidaritas yang unik. Mereka mewarnai gambar Bilqis yang sedang tergolek lemah saat perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta.

“Ini sebagai bentuk cinta para siswa TK kami terhadap penderitaan adik Bilqis. Dan semoga dengan hasil karya dari para siswa TK kami ini, dapat menjadi obat tersendiri buat kesembuhan adik Bilqis,” ujar Daniel. Dikatakan Daniel, selanjutnya hasil dari penggalangan dana yang terkumpul sebesar Rp.505.500,- akan dikirimkan langsung (ditransfer) ke rekening koin cinta untuk Balqis di Jakarta.

“Sementara hasil karya dari para siswa TK kami, akan kami kirimkan via pos ke alamat Bilqis di posko pusat Koin Cinta Bilqis di Kramat Sentiong Mesjid No. E 87 F Rt.007 Rw.06 Jakarta Pusat 10450,” ungkap Daniel yang juga aktifis sosial ini.

25 January 2010

From South to South Film Festival with Love To The Earth

Iman D. Nugroho

Bumi sudah beranjak tua. Itu sebuah kepastian. Namun, tidak berarti bumi akan segera “mati” karena “penyakit” polusi yang dideritanya. Campur tangan manusia, dengan diawali oleh peningkatan kepedulian, menjadi kunci utama upaya menyelamatkan bumi. Dengan semangat itulah South to South Film Festival 2010 hadir. “Kami secara khusus mengambil tema We Care,” kata Ferdinand Rachim, ketua pelaksana.

Pusat kebudayaan Jeman, Goethehaus dan Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta atau CCF sedikit berbeda pada akhir minggu ketiga Januari 2010 ini. Ruangan yang biasanya selalu tenang itu, kali ini riuh dengan suara anak muda dan rancak perkusi. Beberapa kali gong tanda dimulainya sebuah pertunjukan film terdentang beberapa kali di Goethehause. Yup! Saat itulah, tepatnya 22-24 Januari 2010, digelar South to South Film Festival 2010 di Goethehaus dan CCF.

South to South Film Festival atau StoS adalah sebuah event budaya bertemakan lingkungan yang diselenggarakan oleh sembilan organisasi yang fokus dalam isu lingkungan hidup dan sosial. Seperti Jatam, Walhi, Climate Justice, Kiara, Gekko Studio, E, Sawit Watch, Solidaritas Perempuan dan Indonesia Berseru. Melalui event ini, ke Sembilan organisasi ini menyajikan berbagai hal yang terkait dengan persoalan social dan lingkungan hidup. Sementara nama South to South diambil karena event ini memunculkan persoalan-persoalan di negara bagian selatan hingga ke ujung selatan lain.

StoS pertama kali menggebrak Indonesia pada 2006. Dengan tema Di Balik Kemilau Emas, festival film alternative ini menyita perhatian publik. Dua tahun kemudian, pada 2008, kembali digelar StoS kedua dengan tema besar “Vote for Live.” Meski memakai kata film festival, namun StoS sangat berbeda dengan film festival kebanyakan. Ukuran-ukuran dalam sebuah film, sedikit diabaikan dalam festival ini. “Bukan capaian artistiknya, melainkan bagaimana mengemas sebuah isu lingkungan dalam sebuah film,” kata Ferdinand.






14 January 2010

Bahtsul MasaiLINUX Bersama Pesantren Open Source – Madrasah Open Source (POS-MOS)

Press Release

Dukungan terhadap kampanye penggunaan perangkat lunak legal berbasis open source di Indonesia, "memaksa" Yayasan Ponpes SPMAA Turi Lamongan mengadakan sosialisasi dan pelatihan bertajuk “Bahtsul MasaiLINUX Bersama POS-MOS (Pesantren Open Source – Madrasah Open Source): Dasar-dasar Desktop Ubuntu dan Web Berbasis CMS”.

Menempati Aula Masjid Ruhullah Yayasan Ponpes SPMAA, kegiatan diikuti 30 peserta yang terdiri dari pengelola madrasah dan pesantren, murid/santri, serta komunitas pegiat opensource yang ada di Kabupaten Lamongan. Pelatihan ini dibuka bersama oleh Direktur Yayasan Ponpes SPMAA, Gus H. Khosyi'in Kocoworo Brenggolo, S.Ag., dan Kepala Kantor PDE Kabupaten Lamongan, Drs. Hurip Tjahjono, M.Hum., Senin pagi (11/1/2010).

Selama sepuluh hari, peserta akan belajar dasar-dasar penggunaan sistem operasi dan paket aplikasi komputer berbasis opensource. Distro Ubuntu Muslim Edition atau yang lebih dikenal dengan Sabily sengaja dipilih untuk menyesuaikan komunitas dan lingkungan pesantren. Pelatihan yang didampingi fasilitator dari Yayasan Air Putih ini juga mengajari peserta praktik pengelolaan web berbasis CMS (content management system).

Dalam sambutannya, Direktur Yayasan Ponpes SPMAA, Gus Khosyi'in mengharapkan kegiatan ini bisa menjadi gerakan alternatif dalam upaya menekan angka pembajakan dan pemakaian perangkat lunak illegal di tanah air. Lebih lanjut, Gus Khosy'iin juga menjelaskan bahwa filosofi dan semangat open source telah lama diterapkan di pondok pesantren SPMAA. “Sejak awal dirintis oleh Bapa Guru MA. Muchtar tahun 1961, proses pembelajaran di pesantren dan madrasah SPMAA menganut sistem terbuka. Sumber belajar dan peserta bisa datang dari mana saja, sehingga istilah opensource bagi kami bukan hanya berlaku pada isu teknologi komputer semata, tapi juga pada falsafah proses pengajarannya” kata Gus Khosyi'in.

Sementara itu Kepala Kantor PDE Kabupaten Lamongan, Drs. Hurip Tjahjono, M.Hum., menyampaikan apresiasi dan komitmennya untuk mendukung keberlanjutan dari kegiatan POS-MOS ini. “Kami mewakili institusi pemerintah siap bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan komunitas agar kampanye opensource ini semakin meluas sehingga target tahun 2011 sebagai tenggat akhir migrasi penggunaan opensource bisa tercapai,” jelasnya.

Pesantren Open Source – Madrasah Open Source (POS MOS) merupakan program inisiatif Yayasan Ponpes SPMAA yang dideklarasikan pada tanggal 20 Agustus 2009. Program yang menyasar pesantren dan madrasah se-Indonesia ini bertujuan membantu pemerintah dalam kampanye Indonesia Go Open Source (IGOS).

Selain berfungsi sebagai wadah komunitas pesantren/madrasah pengguna open source, program POS-MOS juga mengemban misi pengembangan pesantren dan madrasah terutama dalam pemanfaatan sumber daya. Penggunaan istilah POS-MOS merujuk pada filosofi, semangat dan gerakan opensource: Ilmu, pengetahuan, teknologi terbuka dan boleh dinikmati siapa saja untuk sebesar-besarnya kemakmuran umat dunia akhirat. Secara umum visi POS-MOS adalah “Menjadikan Pesantren dan Madrasah Sebagai Institusi Pendidikan Terbuka, Mudah, Murah, Mardhatillah, dan Menjangkau Semua”.

Hingga saat ini kegiatan yang telah digelar POS-MOS a.l: sosialisasi ke pesantren/madrasah melalui event rutin “Bahtsul MasaiLINUX Bersama POS-MOS”, silaturahmi antar komunitas opensource, advokasi ke pemerintah, penggalangan dukungan lewat group di facebook dan juga hibah komputer bagi sekolah melalui kampanye “Satu Komputer Untuk Ma'had & Madrasah” atau disingkat SERUMAH.

13 January 2010

Unair Terima 162 Mahasiswa dari Aceh Sampai Papua

Press Release

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Fasich, Apt., didampingi Dekan Fakultas Kedokteran Unair dan Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo, Selasa (12/1) petang kemarin, menerima 162 orang dokter sebagai mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)-1 FK Unair/RSUD Dr Soetomo angkatan tahun 2010.

Menurut Dekan FK Unair, Prof. Dr. Mochammad Amin, dr, SpP(K), diantara 162 mahasiswa PPDS-1 FK Unair tersebut terdapat 103 orang dengan biaya mandiri murni, sedang 59 orang mendapat beasiswa dari Depkes. Penerima beasiswa tersebut termasuk diantaranya 36 orang residen senior yang dikirim oleh Pemerintah Kabupaten (atau rumah sakit di daerah) yang berasal dari banyak daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.

”Ini suatu karunia yang harus disyukuri bahwa FK Unair/RSUD Dr Soetomo dipercaya untuk mendidik para dokter spesialis tersebut, sebab nanti setelah mereka lulus maka harus kembali untuk mengabdi ke daerah masing-masing,” kata Prof. Moch. Amin kepada wartawan usai penerimaan yang dilaksanakan di Lt V Gedung Rektorat Unair di kampus C Mulyorejo Surabaya.

Sebanyak 162 orang dokter peserta PPDS-1 tersebut terbagi untuk 24 program studi (Prodi), seperti yang terbanyak pada prodik Ilmu Penyakit Dalam terdapat 14 peserta PPDS, prodi Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler 13 orang, Obstetri & Ginekology (kebidanan dan kandungan) 12 orang, Radiologi 12 orang, dan Ilmu Kesehatan mata dan Ilmu Kesehatan Anak, dan Ilmu Penyakit Paru masing-masing 10 orang peserta PPDS-1. Mereka akan menjalani proses studi selama sekitar 4 (empat) tahun.

Dalam pengarahannya, Rektor Unair Prof. Dr. Fasich, Apt., mengatakan, upacara penerimaan mahasiswa PPDS-1 ini merupakan konsekuensi Unair telah menerima tiga sertifikasi sekaligus, yaitu ISO 9001-2008, IWA-2-2007 dan Malcolm Baldrige. Penerimaan mahasiswa PPDS-1 ini merupakan aturan acara pertama kali dilaksanakan pasca-mendapatkan ketiga sertifikasi tersebut.

Ada tiga hal penting dalam pengarahan Rektor terkait proses belajar di PPDS-1 Unair. Pertama, peserta harus menjaga pelaksanaan pembelajaran dengan penuh tanggungjawab dan dengan moralitas. Sehingga peserta harus memahami betul peraturan dan ketentuan yang terkait dengan prodi.

”Saya tidak ingin walau hanya sekali saja, sebagai Rektor di kemudian hari dipanggil pengadilan karena perkara tidak jelasnya pemahaman terhadap peraturan pendidikan di prodi PPDS. Kalau yang menggugat satu, tidak masalah, la kalau yang menggugat banyak, kan Rektor bisa-bisa tidak sempat bekerja dan hanya melayani gugatan saja,” kata Prof. Fasich berseloroh.

Untuk itu kepada pejabat Ketua Prodi dan Ketua Departemen untuk membantu menjelaskan masing-masing prodinya. Misalnya bagaimana kriteria lulus, nilai tidak lulus, dsb. Semua harus jelas. Kalau peserta tidak paham agar bertanya sampai jelas, agar ditengah perjalanan perkuliahan tidak ada komplain.

Pesan kedua, menjaga kualitas. Masalahnya, kualitas ini ditentukan sejauh mana pendidikan ini dapat diselenggarakan sebaik-baiknya. Dan ini sangat tergantung mahasiswa dan para pendidikan, Guru Besar, dokter senior, di Departemen yang senantiasa butuh kerjasama untuk menegakkan aturan di prodi. ”Kasarane ojok males, ojok sampek titip absen. Wis nggak jamane ngono iku. Siapapun harus memenuhi aturan,” tandas Pak Rektor.

Pesan ketiga, peserta PPDS-1 hendaknya memegang komitmen moralitas terutama dalam berinteraksi dengan pasien, sebab PPDS ini sarat dengan pendidikan dan moralitas.
”Tidak boleh ada alasan capek, ngantuk tadi malam jaga, ditugasi dokter senior, dsb. Anda harus terus menjaga smiling baik ketika berhadapan dengan dosen dan dengan pasien. Jadi itu harus ada komitmen dengan tugas pokok professional,” katanya.

Hal itu ditegaskan Rektor, sebab sejak awal sudah ada kesepakatan bahwa professi itu sebagai konsekuensi kehidupan dan bukan panggilan suatu pekerjaaan. Sebab kalau atas dasar panggilan pekerjaan maka akan terjadi transaksional. Jadi sejak awal sudah komitmen untuk menjadi professional, berkualitas, atau tuntutan professionalitas. Artinya wajib komitmen dengan tugas-tugas professi.

26 December 2009

Atas Nama Demokrasi :Tolak Ujian Nasional [3]

Merphin Panjaitan

Guru dan sekolah menentukan kelulusan peserta didik

Berdasarkan prinsip subsidiaritas Ujian Nasional seharusnya dihentikan, dan penentuan kelulusan seorang pelajar ditentukan oleh guru dan sekolahnya masing-masing, karena mereka lebih tahu siapa diantara pelajar yang lulus dan yang tidak lulus. Oleh karena guru dan sekolah dapat menentukan lebih tepat pelajar yang lulus dan yang tidak lulus, maka pemerintah tidak perlu membuat Ujian Nasional untuk menentukan kelulusan seorang pelajar.

Lulus tidaknya seorang peserta didik ditentukan oleh pendidik dan lembaga pendidikan tempat peserta didik itu belajar. Negara tidak berwewenang menentukan kelulusan seorang peserta didik. Negara hanya mengatur lembaga pendidikan, tenaga pendidik dan kriteria yang digunakan untuk menentukan kelulusan seorang peserta didik, dan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengatur seperti itu.

UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatas membagi dua tugas evaluasi, yaitu: Evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan kepada Pemrintah dan Pemerintah Daerah, seperti yang dimuat dalam Pasal 59 ayat (1) :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

Sedangkan penilaian hasil belajar peserta didik dipercayakan kepada pendidik dan sekolah, dimuat dalam: Pasal 39 ayat (2) berbunyi: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran ………., dan Pasal 58 ayat (1) berbunyi: Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Pasal 61 (ayat 2) berbunyi: Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

Tidak satu pasal pun dalam UU No.20 tahun 2003 yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah dan atau Pemerintah daerah untuk menentukan kelulusan peserta didik.
Digunakannya Ujian Nasional untuk menentukan kelulusan peserta didik tidak menyelesaikan masalah pendidikan, tetapi justru membuat masalah baru.

Pemerintah membuat peraturan, Pemerintah memberikan izin pendirian satuan pendidikan, Pemerintah melaksanakan akreditasi dan Pemerintah juga mengambil kewenangan guru dan sekolah dalam pelaksanaan penilaian peserta didik. Pemerintah tidak mempercayai guru dan sekolah yang telah diakreditasi. Mutu pendidikan tidak akan pernah meningkat dalam negara yang Pemerintahnya tidak mempercayai guru dan sekolah yang telah diakuinya sendiri.

Demokrasi Menyempurnakan Dirinya Sendiri

Sistem demokrasi dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Oleh karena itu, walaupun terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, tetapi rakyat tetap percaya bahwa kesempatan untuk menyempurnakannya tetap ada. Demokrasi tidak berarti sempurna di dalam segala hal. Demokrasi tidak memberikan jaminan atas kesejahteraan rakyat Tetapi demokrasi membuka kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menentukan kebijakan negara,.

Kalau masyarakat menilai Ujian Nasional merugikan dan tidak diperlukan,.masyarakat mempunyai hak untuk berjuang menuntut penghapusannya. Mekanisme demokrasi seperti ini akan membuat demokrasi selalu dapat menyempurnakan dirinya. Walaupun banyak warga masyarakat yang kecewa terhadap pemerintah, tetapi mereka masih tetap percaya bahwa masih tetap ada waktu untuk memperjuangkan aspirasi dan mengganti pemerintah melalui pemilu. Semua ini dimungkinkan oleh sistem kenegaraan yang demokratis.

Demokrasi memberikan kesempatan perubahan, agar selalu dapat menjawab persoalan masyarakat yang dari waktu ke waktu juga berubah. Perubahan ini dimungkinkan oleh karena di dalam dirinya sendiri memang disediakan mekanisme perubahan. Tetapi perlu diingat perubahan tetap dalam kerangka demokrasi, tidak berubah ke tatanan politik yang lain, karena demokrasi memang dibuat untuk tujuan tertentu dan dengan proses tertentu, yaitu demokrasi.

Demokrasi dalam perjalanannya telah menghasilkan prinsip-prinsip demokrasi. Penerapan prinsip-prinsip demokrasi ini akan menjadi jaminan bahwa perubahan dalam demokrasi tetap bertujuan untuk mewujudkan masyarakat dan negara demokrasi, dan dengan cara-cara yang demokratis.

Negara tidak menjadi baik dari dalam dirinya sendiri

Dalam demokrasi pemerintahan adalah untuk melayani kepentingan yang diperintah. Oleh karena itu dalam negara demokrasi tuntutan dan protes dari masyarakat menjadi penting dan strategis. Dengan protes, masyarakat menyatakan penolakannya terhadap suatu kebijakan pemerintah. Dengan mendengarkan dan mempelajari protes dan dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, pemerintah dapat mengetahui kebijakan apa yang ditolak masyarakat dan sekaligus mengetahui kebijakan yang mendapat persetujuan.

Pemerintahan negara berdasarkan persetujuan dari rakyat lebih mudah terwujud apabila pejabat negara dipilih langsung oleh rakyat dari antara mereka sendiri. Pemerintahan oleh rakyat tentunya adalah pemerintahan yang diabadikan untuk seluruh rakyat, tanpa diskriminasi dalam semua aspek kehidupan kenegraan. Artinya negara harus berlaku adil kepada semua warganegara dalam aspek politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Dalam demokrasi perwakilan, kedaulatan rakyat dapat berjalan kalau partisipasi politik masyarakat yang cukup kuat. Dengan menerima demokrasi, kita harus menyadari bahwa, pemerintahan negara tidak menjadi baik dari dalam dirinya sendiri.

Argumentasinya adalah: Pemerintahan negara tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti apa yang menjadi kehendak rakyat, kalau rakyat tidak mengatakannya dengan jelas dan kuat. Kekuasaan cenderung disalahgunakan. Dictum Lord Acton berbunyi: Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely. Penyelenggara Negara adalah manusia biasa, yang sama seperti manusia lainnya mempunyai kebutuhan pribadi yang tidak terbatas.

Dengan berbagai alasan di atas, kalau kita menghendaki pemerintahan negara baik ditingkat nasional maupun daerah bertindak adil, demokratis dan melayani rakyat, maka rakyat harus mempengaruhi dan mengendalikan mereka. Siapapun yang menjadi penyelenggara negara, mereka harus memperjuangkan kehendak rakyat.

Artinya partisipasi politik masyarakat harus kuat dan berpengaruh dalam proses penyelenggaraan negara, seperti pembuatan APBN, APBD, undang-undang dan Perda,dan kebijakan publik lainnya termasuk dalam bidang pendidikan seperti penentuan kelulusan pelajar.sekarang ini.

Masyarakat perlu juga menggunakan unjuk rasa dalam memperjuangkan kepentingan mereka.termasuk dalam menuntut penghapusan Ujian Nasional. Kestabilan dari suatu tatanan kenegaraan yang demokratis dihasilkan oleh interaksi antara masyarakat yang berdaya dan negara yang kokoh.

Masyarakat yang berdaya dapat mengendalikan proses penyelenggaraan negara, sedangkan negara yang kokoh dapat melayani masyarakat dengan menjamin terpenuhinya Hak Asasi Manusia (HAM), menegakkan keadilan, menyiapkan kondisi yang kondusif bagi upaya pencapaian kesejahteraan/ kebahagian masyarakat.

Masyarakat sipil membutuhkan demokrasi dan mempunyai kemampuan mewujudkan dan memelihara demokrasi. Masyarakat sipil adalah masyarakat independen, yang mengorganisasikan diri dalam memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk dalam mengawasi jalannya penyelenggaraan negara dan mempengaruhi pembuatan kebijakan publik, dan memilih para pejabat negara yang dibutuhkan rakyat.

Dengan berbagai organisasi independen, seperti organisasi buruh, organisasi petani, organisasi profesi, dan partai politik masyarakat sipil membatasi kekuasaan lembaga-lembaga negara, agar tidak mengintervensi semua kegiatan masyarakat.

Pembangkangan Sipil

Pembangkangan sipil adalah pelanggaran hukum oleh masyarakat tanpa kekerasan untuk membela suatu prinsip penting, yang dalam sejarah demokrasi mempunyai tempat terhormat. Pembangkangan sipil harus dibedakan dari pelanggaran hukum kriminal, dengan melihat cara dan tujuan politisnya dan dengan melihat kenyataan bahwa mereka yang terlibat tidak berusaha menghindari hukuman atas pelanggarannya.

Tujuan pembangkangan sipil biasanya untuk melawan ketidakadilan yang dibuat oleh pejabat publik atau lembaga swasta yang kuat agar diadakan perubahan kebijakan publik kearah yang lebih baik dan lebih adil. Pembangkangan sipil seyogianya dilakukan dalam kondisi yang luar biasa, dan hanya sebagai langkah terakhir.

Pembangkangan sipil yang dilaksanakan oleh Dr. Martin Luther King Jr dan pengikutnya dengan tidak mentaati undang-undang Segregasi adalah satu contoh keberhasilan dari pembangkangan sipil.Dr.Martin Luther King Jr dalam tulisannya berjudul Langkah Menuju Kebebasan menyampaikan pesan perjuangan tanpa kekerasan,antara lain:tidak mentaati peraturan dan undang-undang yang tidak adil,melakukan protes dengan cara damai,meyakinkan dengan kata-kata,tetapi kalau gagal berusaha meyakinkan dengan tindakan.-lihat dalam Mochtar Lubis 1994.

Di Indonesia sekarang ini tampaknya perlu dilaksanakan pembangkangan sipil untuk menolak Ujian Nasional dan mengembalikan penentuan kelulusan pelajar kepada guru dan sekolahnya masing-masing. Sejarah memperlihatkan bahwa demokrasi membutuhkan perjuangan rakyat yang luas dan seringkali memakan waktu yang lama dan dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Para demokrat harus dapat meyakinkan masyarakat luas bahwa perjuangan bersama ini adalah untuk kepentingan semua, termasuk kepentingan Departemen Pendidikan.

Kesimpulan

Manusia terikat pada kodratnya, yaitu: memiliki hak asasi manusia ; mampu berpikir, dan oleh karena itu mampu bertindak bebas ; sesama manusia mempunyai derajat yang sama ; dan membutuhkan pergaulan dengan sesama manusia dengan dijiwai oleh semangat persaudaraan.

Demokrasi adalah tatanan kenegaraan yang mengakui kodrat manusia. Rakyat secara bersama-sama memerintah diri mereka sendiri, dengan memilih sebagian dari mereka, menjadi penyelenggara negara, baik di lembaga legislatif, lembaga eksekutif, maupun lembaga yudikatif, diaras nasional maupun daerah.

Dalam demokrasi kedaulatan ada ditangan Rakyat dan semua kekuasaan negara berasal dari Rakyat. Rakyat membentuk negara, karena Rakyat membutuhkan negara sebagai alat untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia. Negara digunakan untuk melengkapi kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi oleh individu dan masyarakat.

Dalam negara demokrasi terjadi interaksi antara masyarakat dan negara. Kemajuan manusia akan tercapai apabila terjadi interaksi antara masyarakat yang berdaya dengan negara yang kokoh, oleh karena itu gerakan pemberdayaan masyarakat harus berjalan bersamaan dengan pembaruan struktur dan prosedur kenegaraan untuk mewujudkan negara yang kokoh.

Masyarakat yang berdaya akan terwujud apabila individu-individu hidup dan bergaul sesuai dengan kodrat manusia. Negara yang kokoh adalah negara demokrasi, yang kekuasaannya terbatas, dan fungsinya adalah melengkapi kebutuhan manusia yang tidak dapat dilaksanakan sendiri, baik oleh individu, maupun oleh masyarakat.

Republik Indonesia adalah negara demokrasi, dan oleh karena itu harus menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip subsidiaritas adalah salah satu prinsip demokrasi, yang menempatkan negara sebagai sarana untuk membantu manusia mewujudkan kehidupan yang lebih baik, dan bukan justru menggantikan fungsi-fungsi masyarakat.

Pelaksanaan Ujian Nasional untuk menentukan kelulusan pelajar SD, SLTP dan SLTA adalah pengambilalihan fungsi masyarakat oleh negara, suatu tindakan yang bertentangan dengan prinsip subsidiaritas dan oleh karena itu harus dihentikan. Penentuan kelulusan pelajar SD, SLTP dan SLTA dikembalikan kepada guru dan sekolahnya masing.

*Tulisan Pertama
*Tulisan Kedua

Atas Nama Demokrasi :Tolak Ujian Nasional [2]

Merphin Panjaitan

Pemerintah Dipilih Oleh Rakyat

Demokrasi adalah pemerintahan oleh semua dan untuk kepentingan semua orang. Demokrasi bukan sekedar pemerintahan oleh mayoritas, apakah mayoritas permanen, yaitu mayoritas karena ciri permanen seperti ras, suku, dan agama atau mayoritas karena menang pemilu. Pemenang pemilu memerintah, yang kalah pemilu mengawasi jalannya pemerintahan sembari mengkampanyekan alternatif kebijakan publik. Semua perbedaan diselesaikan secara damai, melalui berbagai cara seperti debat publik, diskusi, kompromi, dan voting.

Kata akhir tetap berada pada rakyat, dengan mekanisme Pemilu, atau cara-cara lain seperti unjuk rasa. Rakyat harus terus menerus mengingatkan pejabat negara bahwa keberadaan mereka adalah atas dukungan dan biaya dari rakyat, dan oleh karena itu harus selalu mendengar, memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.

Pejabat negara harus selalu sadar bahwa mereka harus melayani seluruh rakyat secara adil dan demokratis. Mandat yang diterima seorang pejabat negara adalah mandat dari seluruh rakyat bukan hanya dari kelompok atau pemilihnya saja, dan oleh karena itu harus melayani kepentingan seluruh rakyat.

Dalam negara demokrasi salah satu prinsip yang harus dijalankan adalah bahwa pejabat pemerintahan dipilih oleh rakyat dari kalangan rakyat sendiri. Legitimasi pemerintahan terutama bukan pada keahlian dan kepintaran mereka, tetapi pada pilihan rakyat. Dalam negara demokrasi, rakyat paling berhak dan paling mengetahui tentang siapa yang akan dipilih menjadi pejabat pemerintah di semua tingkatan, nasional dan daerah.

Oleh karena itu suatu negara dapat dikatakan demokrasi kalau negara tersebut terdapat pemilihan umum yang bebas, adil kompetitif dan berkala. Semakin banyak pejabat negara yang dipilih, semakin demokratis negara tersebut. Di dalam negara demokrasi tidak ada seorangpun atau sekelompok orang, atau satu ras tertentu yang menganggap dirinya lebih berhak memerintah yang lain. Nilai kesederajatan menempatkan semua warganegara pada derajat yang sama.

Pemilihan pejabat negara secara langsung oleh rakyat yang telah berlangsung berulang-ulang akan mengkondisikan setiap pejabat negara menjadi pelayan rakyat. Semakin banyak pejabat negara yang dipilih oleh rakyat, semakin banyak pejabat negara yang melayani rakyat, dan kebijakan publik semakin sesuai dengan aspirasi rakyat.
Schumpeter mengemukakan “metode demokratis” yaitu : adalah prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik yang didalamnya individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitf, dalam rangka memperoleh suara rakyat”.

Diamond, Linz dan Lipset, mengemukakan suatu pemerintahan demokratis harus memenuhi tiga, syarat pokok yaitu : Kompetisi yang sungguh-sungguh dan luas antara individu-individu dan kelompok-kelompok organisasi untuk memperebutkan jabatan-jabatan pemerintahan secara reguler. Partisipasi politik yang melibatkan sebanyak mungkin warganegara dalam pemelihan pemimpin atau kebijakan. Kebebasan Sipil dan Politik ; yaitu kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan untuk membentuk dan bergabung dalam organisasi, yang cukup untuk menjamin integritas kompetisi dan partisipasi politik.4

Pembatasan Kekuasaan Negara

Teori perjanjian negara Hobbes dan Locke bertolak dari fiksi suatu keadaan alamiah manusia (state of nature) yang mendahului eksistensi suatu negara. Thomas Hobbes berpendapat dalam keadaan alamiah ; semua orang bebas karena belum ada lembaga atau orang yang memiliki wewenang mengatur orang lain.

Semua orang sama-sama memiliki hak-hak alamiah tertentu, terutama hak membela diri. Semua orang hidup sendiri-sendiri, sesuai dengan kebutuhan individual masing-masing. Mereka berkembang tidak sosial, tidak saling membutuhkan dan tidak saling percaya. Individu-individu egois ini senantiasa saling mencurigai. Karena mereka hidup dan memenuhi kebutuhan dalam wilayah yang sama, mereka berada dalam situasi persaingan yang keras, dan yang satu menganggap individu yang lain merupakan ancaman potensial dan karena itu dimusuhi.

Dalam upaya melindungi diri secara efektif, setiap individu mengambil tindakan preventif dengan melumpuhkan atau meniadakan musuh potensialnya, yaitu individu yang lain Manusia bersikap bagaikan serigala terhadap manusia yang lain: homo homini lupus. Keadaan alamiah ini menjadi perang semua malawan semua ; bellum omnium contra omnes.

Keadaan seperti ini memaksa individu-individu untuk mengambil tindakan bersama. Mereka mengadakan perjanjian diantara mereka sendiri. Saling memberi janji untuk mendirikan lembaga untuk menata mereka melalui undang-undang dan memaksa semua orang agar taat terhadap undang-undang itu. Mereka menyerahkan semua hak alamiah mereka kepada lembaga itu. Dari perjanjian bersama ini lahirlah negara, dan negara tidak mempunyai kewajiban apapun terhadap individu-individu, yang dapat mereka tuntut.

Segera setelah negara terbentuk, negara berdiri tegak, dengan segala kekuasaannya. Negara mempunyai kekuasaan mutlak dan dsebut Leviathan, binatang purba yang mengarungi samudera raya dengan perkasa, dan tidak menghiraukan siapapun. Jhon Locke menggambarkan manusia dalam keadaan alamiah berbeda dengan Thomas Hobbes, dan oleh karena itu negara yang didirikan akan sangat berbeda dengan Leviathan. Dalam keadaan alamiah manusia bebas untuk menentukan dirinya dan menggunakan miliknya, dan tidak tergantung pada kehendak orang lain.

Secara alamiah, semua manusia sebenarnya baik, dan oleh karena itu keadaan alamiah manusia juag baik. Setiap orang mengambil dari alam sesuai kebutuhannya. Tetapi situasi ini berubah setelah uang diciptakan. Mereka yang rajin dan terampil menjadi kaya dengan cepat, sementara yang lainnya tertinggal. Timbul perebutan tanah dan modal. Individu yang tertinggal iri terhadap individu yang kaya. Kondisi seperti ini berkembang menjadi keadaan perang (state of war). Masyarakat yang telah dikuasai oleh ekonomi uang ini tidak dapat bertahan tanpa pembentukan negara yang akan menjamin milik pribadi. Menurut Jhon Locke negara didirikan untuk melindungi hak milik pribadi.

Dari paparan diatas tampak banyak perbedaan, tetapi saya ingin melihat kesamaannya. Bahwa individu-individu telah ada sebelum ada negara Bahkan manusialah yang mendirikan negara, oleh karena negara dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik. Artinya negara didirikan untuk kepentingan manusia, bukan manusia diadakan supaya negara dapat terbentuk.

Negara hanya melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sendiri dengan baik oleh masyarakat. Artinya negara hanya melengkapi, bukan menggantikan masyarakat.
Mempelajari keadaan alamiah yang digambarkan oleh Hobbes dan Locke di atas, sedikit atau banyak, tanpa negara manusia dapat berbuat untuk hidup. Artinya sebelum ada negara, manusia juga telah dapat menjalani hidupnya. Ini bearti negara didirikan untuk menbantu individu dan masyarakat, dan bukan menggantikannya.

Negara membantu individu dan masyarakat, dalam berbagai kegiatan yang tidak dapat dikerjakan sendiri dengan baik oleh mereka. Negara subsidier terhadap masyarakat. Dari pemikiran ini terbentuklah salah satu prinsip negara demokratis, yaitu prinsip subsidiaritas, yaitu negara membantu masyarakat, dan apa yang dapat dilaksanakan sendiri dengan baik oleh masyarakat, negara tidak perlu melakukannya.

Masyarakat manusia yang membentuk negara ini disebut sebagai rakyat, memegang kedaulatan dalam negara yang dibentuknya. Sejak awal, rakyat telah menentukan tujuan pendirian negara dan bagaimana negara melaksanakannya. Negara membantu masyarakat agar dapat hidup dengan baik

Kekuasaan negara harus dibatasi, dengan berbagai alasan, antara lain, kekuasaan negara dibatasi agar tersedia ruang gerak masyarakat untuk mengembangkan dirinya, dan sebagai jaminan bagi pelaksanaan hak asasi manusia. Manusia baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat membutuhkan kebebasan, agar mereka dapat hidup wajar, sehat dan berkembang. Hak asasi manusia, antara lain hak hidup, hak kebebasan, hak milik dan hak mengejar kebahagian harus didapat oleh setiap individu. Semua ini dapat terwujud kalau kekuasaan negara dibatasi.

Kekuasan negara memang kita butuhkan, antara lain untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan keadilan. Tetapi kalau kekuasaan negara menjadi tidak terbatas, sejarah memperlihatkan negara tersebut akan menjelma menjadi “monster” yang akan menindas dan membunuh rakyat sipemilik negara. Negara juga harus membatasi kekuasaannya, karena masyarakat mempunyai kemampuan untuk melaksanakan berbagai kegiatan ini akan lebih baik kalau dilaksanakan oleh masyarakat sendiri, tanpa campur tangan negara.

Prinsip Subsidiaritas

Negara hanya melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sendiri dengan baik oleh masyarakat. Artinya negara melengkapi, bukan menggantikan masyarakat. Mempelajari keadaan alamiah yang digambarkan oleh Hobbes dan Locke di atas, sedikit atau banyak, tanpa negara manusia dapat berbuat untuk hidup. Artinya sebelum ada negara, manusia juga telah dapat menjalani hidupnya. Ini bearti negara didirikan untuk menbantu individu dan masyarakat, dan bukan menggantikannya.

Negara membantu individu dan masyarakat, dalam berbagai kegiatan yang tidak dapat dikerjakan sendiri dengan baik oleh mereka. Negara subsidier terhadap masyarakat. Dari pemikiran ini terbentuklah salah satu prinsip negara demokratis, yaitu prinsip subsidiaritas, yaitu negara membantu masyarakat, dan apa yang dapat dilaksanakan sendiri dengan baik oleh masyarakat, negara tidak perlu melakukannya.

Masyarakat manusia yang membentuk negara ini disebut sebagai rakyat, memegang kedaulatan dalam negara yang dibentuknya. Sejak awal, rakyat telah menentukan tujuan pendirian negara dan bagaimana negara melaksanakannya. Negara membantu masyarakat agar dapat hidup dengan baik. Apa yang dapat dilaksanakan sendiri dengan baik oleh masyarakat, negara tidak perlu menggantikannya. Misalnya organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat biarlah dikelola oleh anggotanya sendiri.

Jumlah partai politik yang akan ikut pemilu ditentukan oleh masyarakat sendiri. Negara tidak perlu menentukan bahwa partai politik yang ikut Pemilu jumlahnya harus tiga, dua, atau satu. Negara hanya menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh partai politik agar dapat mengikuti Pemilu. Tiap-tiap individu bebas memilih pekerjaan, pakaian, pendidikan, makanan, agama, hobi, dan lain sebagainya. Negara tidak perlu mengatur soal-soal seperti ini.

Prinsip subsidiaritas dilaksanakan antara lain dengan menentukan, dan membatasi kekuasaan Negara. John Locke berpendapat bahwa tugas negara terbatas oleh tujuannya, yaitu pelayanan kepentingan masyarakat. Negara tidak berhak menggunakan kekuasaannya untuk mencampuri segala bidang kehidupan masyarakat. Negara tidak mempunyai legistimasi untuk mengurus segala-galanya. Negara yang mengurus segala-galanya adalah negara totaliter.

Persoalan besar yang kita hadapi adalah konflik antar negara dan masyarakat, bukan konflik antara berbagai kelompok masyarakat. Negara di satu sisi berupaya untuk memperbesar kekuasaannya, sementara di sisi lain masyarakat ingin mempertahankan hak kebebasan.

Dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan harus ditemukan perimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab. Kalau perimbangan ini dapat ditemukan akan tercipta individu yang kreatif dalam masyarakat yang dinamis dan negara yang maju. Hubungan individu masyarakat dan negara menjadi harmonis dan sinergik. Agar hal ini dapat terwujud, maka negara tidak boleh melakukan semuanya, sehingga tetap tersedia ruang bebas bagi pelaksanaan fungsi-fungsi masyarakat, tanpa intervensi negara.

*Tulisan pertama
*Tulisan ketiga

Atas Nama Demokrasi :Tolak Ujian Nasional [1]

Merphin Panjaitan

Di awal masa kerja kabinet baru ini, kita perlu evaluasi program pemerintah yang baru berlalu, untuk melanjutkan program yang tepat dan mengoreksi yang tidak tepat, sehingga perjalanan bangsa selalu berada pada arah yang tepat. Saya mengamati, selama lima tahun ini pemerintahan pusat dan daerah tidak fokus dalam penyelenggaraan negara.

Seharusnya negara mengfokuskan programnya,misalnya dalam perluasan lapangan kerja dan pemberdayaan kaum miskin, pelestarian lingkungan hidup, pembangunan infrastuktur dan pemantapan demokrasi dan pemberantasan korupsi. Tetapi yang terjadi, negara justru sering mengambil alih fungsi masyarakat, seperti pelaksanaan Ujian Nasional . Pelaksanaan Ujian Nasional yang digunakan untuk menentukan kelulusan pelajar SD, SLTP dan SLTA menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan masyarakat. Tulisan ini akan mengkaji Ujian Nasional ini dari perspektif demokrasi.

Logika Demokrasi, Lahir merdeka dengan derajat dan hak yang sama

Demokrasi beranjak dari pengakuan bahwa semua manusia lahir dan hidup merdeka dengan derajat yang sama. Demokrasi adalah tatanan kenegaraan dimana kedaulatan berada ditangan Rakyat, dan semua kukuasaan negara berasal dari Rakyat. Rakyat mempercayakan kekuasaan negara kepada penyelenggaraan negara, baik di level nasional maupun daerah dan harus digunakan untuk melayani Rakyat.

Manusia mempunyai kemampuan berpikir. Dengan kemampuan berpikir manusia mengembangkan dirinya. Meningkatkan pengetahuan, mempelajari apa yang baik dan apa yang buruk, menentukan apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu.

Kemampuan berpikir manusia membuatnya mampu bertindak bebas, dan sebaliknya untuk pengembangan kemampuan berpikir manusia membutuhkan kebebasan, yaitu hak untuk mengambil keputusan. Tidak bebas berarti kehilangan hak untuk memutuskan. Setiap orang yang menggunakan hak kebebasannya, maka pada saat yang sama ia harus memikul tanggung jawab. Sering terjadi seseorang tidak mebnggunakan hak kebebasannya bukan karena ia tidak mau bebas, tetapi karena ia tidak mau memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi dari penggunaan kebebasan. Kebebasan menjadi hak dasar individu dan membatasi hak masyarakat terhadap individu tersebut.

Kesederajatan manusia terwujud dalam kehidupan kenegaraan. Semua warganegara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan. Semua warganegara mempunyai hak yang sama dalam perlindungan hukum. Semua warganegara dewasa mempunyai hak pilih yang sama, satu orang satu suara, dan mempunyai hak yang sama untuk dipilih. Artinya tidak ada satu kelompok masyarakatpun yang dapat menyatakan bahwa mereka berhak memerintah dan mengambil keputusan yang mengikat rakyat, tanpa persetujuan dari rakyat.

Semua warganegara dan semua kelompok masyarakat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam pembuatan kebijakan publik, dalam mengawasi dan menilai penyelenggaraan negara. Kesempatan untuk menduduki jabatan-jabatan negara, ukurannya bukan asal-usul, ras, suku, agama, kedudukan, atau kekayaan, tetapi ditentukan oleh dukungan dari warganegara lainnya. Kesederjatan manusia berarti tidak ada orang atau kelompok orang yang karena keturunan, asal-usul, suku, ras, agama, golongan dan jenis kelamin berhak untuk memerintah orang lain.

Dalam kesederajatan manusia tetap ada pemimpin yang akan memerintah, tetapi mereka dipilih oleh orang yang diperintah dari antara mereka sendiri. Pada kehidupan di masa lampau, waktu jumlah manusia masih sedikit dan kehidupannya masih sederhana, sebelum muncul penguasa-penguasa besar, nilai kesederajatan masih berlaku, dan diyakini kebenarannya.

Kalau mereka membutuhkan seorang atau beberapa orang pemimpin, mereka akan memilihnya, dan mempercayakan kekuasaan kepada pemimpin tersebut. Pemimpin ini memulai pekerjaannya dengan memimpin warganya dalam menyusun berbagai peraturan yang akan mereka taati secara bersama-sama.

Tetapi dalam perjalanan sejarah selanjutnya bisa saja pemimpin ini menjadi otoriter dan kemudian mewariskan kekuasaan kepada keturunannya. Dan kalau hal ini berlangsung dalam waktu lama dari satu generasi ke generasi selanjutnya, terjadilah hirarki sosial, dengan terbentuknya kelas pemerintah dan kelas masyarakat biasa harus bersedia diperintah. Logika persamaan dibuang untuk waktu yang cukup lama.

Di Yunani kuno sekitar 2500 tahun yang lalu, demokrasi tumbuh dan berkembang, tetapi kemudian mati. Tahun 507 SM orang Athena menganut suatu pemerintahan demokrasi yang berlangsung sekitar dua abad lamanya, sampai pada akhirnya kota ini ditaklukkan oleh tetangganya di sebelah utara, yaitu Macedonia.2 Demokrasi tumbuh, berkembang, mati dan kemudian tumbuh kembali.

Pada abad ke-18, demokrasi muncul lagi di Eropa dan Amerika Serikat. Revolusi Perancis dengan kredonya Liberte, Egalite dan Fraternite. mempunyai andil yang besar dari munculnya kembali demokrasi.

Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat memuat hak asasi manusia yang tidak dapat dilepaskan dari manusia antara lain hak hidup, hak kebebasan dan hak untuk mengejar kebahagiaan. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, ……

*Tulisan Kedua
*Tulisan Ketiga

21 December 2009

ITS Bantu Cegah Gempa di Surabaya

Lesson learned gempa padang memacu ITS untuk menggaet pakar gempa dari dalam maupun luar negeri dalam seminar yang bertajuk Ancaman Gempa di Surabaya dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Mitigasi, Senin (21/12). Bertempat di gedung rektorat lantai 1, secara khusus seminar tersebut dihadiri wakil walikota Surabaya, Arif Afandi.

12 December 2009

Siswa Lokalisasi Kremil Surabaya Peduli Prita Mulyasari

Press Release

Dukungan terhadap Prita Mulyasari semakin meluas. Jumat (11/12) siang, sejumlah 700an siswa TK-SD-SMP Bina Karya, Tambak Asri, Surabaya, mengumpulkan koin solidaritas untuk Prita yang kini menjadi terdakwa pencemaran nama baik Rumah Sakit (RS) Omni International.Pengumpulan uang koin oleh para siswa yang berlokasi di kawasan kompleks Lokalisasi Tambak Asri atau Lokalisasi Kremil ini, dilakukan dengan menyisihkan uang saku mereka setelah siswa diberikan pemahaman terhadap kasus Prita.

Pada aksi tersebut, para siswa mengumpulkan uang koin dengan dimasukkan ke dalam kotak yang terbuat dari kardus dan toples plastik yang bertuliskan, "Aksi Solidaritas TK-SD-SMP Bina Karya Surabaya, Help Free Prita, Koin untuk Keadilan”. Sejumlah 700an siswa rela antre untuk mengisi tempat koin yang telah disediakan oleh para guru.

"Kegiatan ini penting kami lakukan dalam rangka menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap sesama," kata Kepala SMP Bina Karya, Siti Anifah, S.Pd. Di hadapan para siswa, sejumlah guru di sekolah tersebut menekankan arti pentingnya nilai kemanusiaan dan keadilan dalam rangka menegakkan hukum. Sosok Prita digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang menjadi korban ketidakadilan hukum.

"Kami bersama dengan seluruh siswa di sekolah ini sangat mengharapkan pemerintah melakukan pembenahan birokrasi di kalangan penegak hukum guna menghindari terjadinya kasus serupa di kemudian hari," ujar Daniel Lukas Rorong, Humas Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Bina Karya. Daniel yang juga koordinator aksi ini berharap agar Prita tidak terkecoh tawaran pihak RS Omni Internasional yang berencana akan mencabut gugatan perdatanya. Koin yang terkumpul diharapkan meringankan Prita untuk membayar gugatan Rp.204 juta yang dialamatkan kepadanya.

Usai mengumpulkan koin, siswa secara bersama-sama memanjatkan doa agar Prita secepatnya mendapatkan keadilan. Orasi dan pembacaan puisi pun dilakukan oleh para siswa di lokasi aksi di halaman SMP Bina Karya, Jalan Tambak Asri 133, Surabaya. Aksi teatrikal juga mewarnai aksi ini. Dalam aksi teatrikal digambarkan sosok Prita sedang menyerahkan koin yang terkumpul pada pihak Rumah Sakit Omni Internasional. Tapi koin itu pun ditolak secara kasar oleh pihak Omni.“Maaf, kami tidak menerima uang receh (uang koin),” tegas perwakilan pihak Omni sembari mendorong koin yang terkumpul dalam toples plastik.

*foto by Daniel Lukas Rorong

12 November 2009

BEM FK Unair Akan Pecahkan Rekor Muri 8500 Siswa Senam Diabetes Masal

Press Release

Penyakit diabetes mellitus kian tahun menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Penyakit yang tidak menular ini dari tahun ke tahun mengalami tren kenaikan jumlah penderita. Untuk mengantisipasi tren kenaikan jumlah penderita ini, BEM Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) mengadakan senam diabetes masal yang akan diikuti oleh 8500 siswa SD se Surabaya di lapangan KONI Surabaya. Kegiatan yang akan diadakan pada tanggal 14 Nopember dan melibatkan ribuan anak ini juga akan memecahkan rekor MURI. Kegiatan ini diadakan untuk memperingati Diabetes Day dan Hari Kesehatan Nasional.


Ketua panitia Senam Diabetes Masal, Bunga Novitalia, dalam jumpa pers di Ruang Sidang A FK Unair pada hari Kamis (12/11) mengatakan selain melakukan senam diabetes masal, juga ada penyuluhan mengenai penyakit diabetes yang akan diikuti oleh orang tua siswa. Senam diabetes ini akan diikuti oleh 129 SD negeri di Surabaya dan masing-masing SD akan mengirimkan 67 siswa. Untuk kegiatan penyuluhan, masing-masing sekolah akan diwakili oleh satu orang wali murid.

BEM FK sengaja memilih siswa SD dalam acara ini, sebab selain bertujuan untuk memberikan edukasi dini pada anak-anak, kasus penyakit diabetes yang terjadi pada anak-anak tidaklah sedikit. Saat ini di Indonesia, jumlah anak-anak yang menderita diabetes mellitus mencapai 650.000 penderita. Diperkirakan jumlah tersebut merupakan fenomena gunung es yang baru terungkap. “Mungkin masih banyak penderita yang belum terdeteksi sebab jumlah anak yang mengalami obesitas juga tinggi,”ujar Dr.Imam Susilo,dr.SpPA(K), Kepala Bagian Pendidikan dan Kemahasiswaan FK Unair. Penyebabnya pun bervariasi, mulai dari obesitas, keturunan hingga mal nutrisi.

Obesitas dan mal nutrisi memang menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit ini. Tak kurang dari separo penduduk di dunia telah mengalami obesitas. Tak kurang jutaan orang Indonesia juga mengalami kesalahan pola makan. Tahun 1994 jumlah penderita diabetes ada sekitar 2,5 juta orang. Empat tahun kemudian jumlah tersebut terus meningkat mecapai empat juta orang. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penderita akan terus melonjak hingga lebih dari lima juta orang.

Senam diabetes ini berbeda dengan senam-senam SKJ atau senam-senam yang lain. Perbedaannya terletak pada gerakannya yang lebih smooth dan fokus pada peregangan otot. Menurut Dr. Imam, senam ini memang memfokuskan pada peregangan otot sebab otot merupakan bagian tubuh yang menyimpan banyak glikogen. Gerakan dalam senam diabetes yang difokuskan pada otot mampu meningkatkan fungsi dan mengaktifkan reseptor gula pada insulin yang kemudian akan ditangkap oleh otot. “Dengan memfokuskan pada penegangan otot, efektifitas fungsi insulin bisa ditingkatkan sehingga glukosa bisa diubah menjadi glikogen,”ujar Dr.Imam.

10 November 2009

ITS Beri Apresiasi Alumni dan Kolega

Press Release

Acara puncak peringatan Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ditandai dengan Rapat Terbuka Senat di Grha 10 Nopember ITS, Selasa (10/11).
Dalam rapat terbuka senat tersebut, Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyampaikan laporan tahunan rektor kepada para undangan yang hadir baik dari kalangan sivitas akademika ITS maupun dari luar. Termasuk beberapa di antaranya alumni dan undangan khusus dari mancanegara.


Dalam laporannya, Probo memaparkan pencapaian ITS selama setahun. Sesuai program strategis rektor (PSR) 2007-2011, ada tiga sasaran utama dalam pengembangan ITS yaitu kontribusi nasional, reputasi internasional dan transformasi organisasi.
”Upaya tersebut diwujudkan melalui peningkatan untuk tiga bidang utama,” jelas rektor yang akrab disapa Probo ini.

Yakni, bidang mahasiswa dengan meningkatkan kualitas input dan output mahasiswa serta pemberdayaan melalui program penunjang seperti UKM (unit kegiatan mahasiswa). Untuk bidang dosen dan karyawan telah berhasil meningkatkan produktivitas intelektual output, sedangkan untuk bidang organisasi adalah peningkatan utilisasi asset dan digitalisasi pendataan serta pengembangan pusat bahasa asing.

Di acara tersebut juga diberikan sejumlah penghargaan untuk beberapa kategori sebagai bentuk apresiasi ITS pada mereka yang berjasa membantu kemajuan ITS. ”Ini merupakan bentuk apresiasi dan kebanggaan bagi kami bisa bekerja sama dengan para penerima award ini,” tutur Probo.

Yakni kategori International Award, Alumni Award dan Research Award. Penghargaan internasional diberikan kepada Prof Kenji Ishida dari Kobe University, Jepang dan Prof Liao Ching Jong mewakili Prof Chen Shi Shuen dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taiwan.

Sedang untuk kategori alumni diberikan kepada Ir Rukmi Hadihartini selaku direktur pengolahan PT Pertamina, Dr Ir Herman Widyananda SE Msi yang baru dilantik sebagai wakil ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI), Ir Muhammad Najib MSc selaku anggota DPR-RI, dan Ir Budi Indianto MBA selaku Deputi Operasi BP Migas.

Sementara untuk kategori research diberikan Ummi Laili Yuhana Skom MSc dan Hariyati Purwaningsih Ssi MSi sebagai peneliti perintis, serta Dr Ir Arief Widjaja Meng dan Suntoyo ST Meng PhD sebagai peneliti produktif.

ITS Kenalkan Sistem Cerdas Kendaraan Nir Awak

Acara puncak dies natalis ITS ini juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Dr Subchan SSi MSc, yang mempresentasikan penemuannya dalam pengoperasian sistem cerdas kendaraan nir awak (tanpa awak). Penemuan ini telah memenangkan penghargaan MOD Grand Challenge United Kingdom 2008, yakni sebuah kompetisi teknologi alat pertahanan yang digelar Departemen Pertahanan Inggris.

Sistem ini terdiri dari pesawat udara nir awak yang terbang tinggi (PUNAT), pesawat udara nir awak mikro (PUNAM), robot nir awak (RNA) dan pusat kontrol. Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi bahaya dalam pertempuran dari jarak jauh, sehingga meminimalisasi jatuhnya korban.

Sebelumnya, puncak Dies Natalis ITS ke-49 ini juga diperingati dengan upacara bendera, pagi harinya. Dalam upacara peringatan Hari Pahlawan di lapangan Perpustakaan ITS ini juga diberikan penghargaan untuk sivitas akademika ITS yang berprestasi dan juga jurusan-jurusan yang terbaik dalam pengelolaan manajemennya.

09 November 2009

Hari Pahlawan di Puncak Kilimanjaro Afrika

Humas Unair

Kabar menggembirakan datang dari Pusat Informasi Tim Ekspedisi Kilimanjaro Airlangga Indonesia (EKAI). Senin 9 November 2009 tadi malam, tiga anggota Wanala Unair yang melakukan ekspedisi pendakian ke puncak tertinggi ke-4 di dunia itu, sudah sampai di Barafu Hut, camp terakhir yang jaraknya tinggal 5 km dari puncak Uhuru – nama puncak tertinggi Kilimanjaro, sehingga Selasa 10 November 2009 optimis sudah sampai di Puncak Kilimanjaro.



”Setelah istirahat cukup di Barafu, Selasa dini hari 10 Nopember ini teman-teman akan meneruskan pendakian menuju Uhuru Peak setinggi 5895 meter diatas permukaan laut (mdpl), dan sesuai rencana tanggal 10 November pagi WIB sudah sampai di puncak Kilimanjaro,” kata Alfonsus Galih P, Ketua Umum Wanala Universitas Airlangga, Senin siang kemarin, didampingi Pembina UKM Wanala, Drs. Gitadi Tegas M.Si, yang setia setiap hari berjaga di pusat informasi Indonesia, di sekretariat UKM Wanala Unair di kampus B.

Tiga mahasiswa Unair yang sedang berjuang menaklukkan Gunung Kilimanjaro tersebut adalah Dicky Arimiantoro (24), mahasiswa FE Unair dan Ketua Tim Ekspedisi Kilimanjaro Airlangga Indonesia (TEKAI), Salim Basalamah (23/mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya/FIB Unair), dan Awang Pradana Paksi (22/mahasiswa D3 Inggris FIB). Mereka menuju puncak Kilimanjaro melalui rute terpanjang tetapi terindah, yaitu Lemosho. Sedang turunnya melalui jalur lain, yaitu Mweka Route.

Aktivitas pertama setelah di puncak, lanjut Alfons, Dicky Dkk akan melaksanakan upacara Hari Pahlawan 10 November sekaligus HUT Unair yang juga jatuh pada 10 November. Dalam upacara itu kemudian mengibarkan tiga bendera sekaligus, yaitu bendera Merah Putih, bendera Universitas Airlangga, dan bendera Wanala Unair. Setelah itu akan mengabadikan seperlunya dan membuat dokumentasi-dikumentasi yang lain.

Selaku pembina, Drs. Gitadi Tegas menyatakan bersyukur bahwa anak didiknya menjalankan visi-misi sesuai dengan yang direncanakan sejak 9 bulan yang lalu. “Ini betul-betul menggembirakan kita semua, sebab berita yang kami monitor setiap saat dari ketiga atlet pendaki, selalu baik-baik saja, baik mengenai perbekalan, ketiadaan gangguan, dan kesehatannya,” ujar Gitadi, dosen FISIP Unair itu.

Alfons menambahkan, Senin siang kemarin tiga pemuda Kota Surabaya itu masih dalam perjalanan dari Karanga Valley (3995 mdpl) menuju Barafu (4673 mdpl). Dicky Dkk akan istirahat di Barafu, dimana juga tersedia Hut atau semacam pondok yang bisa digunakan tempat menginap bagi pendaki. Kendatipun disini tidak ada sumber air, tetapi perbekalan Tim EKAI sangat terjaga dan tidak ada masalah, demikian kesehatan ketiga pendaki. Informasi demikian selalu dimonitoring Tim Indonesia dengan menggunakan satelit komunikasi yang bisa diakses oleh ketiga pendaki.

Kendatipun dari Barafu menuju Puncak Uhuru (puncak tertinggi Kilimanjaro) tinggal 5 km saja, namun sesuai prediksi semula memerlukan waktu tempuh 8 jam. Karena itulah Tim EKAI akan berangkat dari Barafu pada Selasa dini hari, sehingga pada tanggal 10 November 2009 sudah sampai di puncak.

Setelah membuat dokumen seperlunya, hari itu juga Tim EKAI akan segera turun. Untuk climb down (menurun) menuju Barafu, kendati hanya berjarak 5 km tetapi bisa ditempuh 3 jam saja (bandingkan ketika naik perlu ditempuh 8 jam). Tim akan turun melalui jalur Mweka. Pada Sabtu 14 November 2009 diharapkan tiga pendaki sudah sampai di Kota Nairobi, dan Selasa 17 November terbang ke Jakarta. Setelah istirahat sehari di Jakarta, baru pada Kamis 19 November tiga pendaki tiba di kampus almamater Universitas Airlangga.

13 October 2009

ITS Juara Umum Tiga Dalam Gemastik 2009

Press Release

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi. Kali ini dengan keberhasilan meraih Juara Umum III dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (geMasTIK) II 2009 yang berlangsung di Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Bandung, pekan lalu. Hasil ini dicapai berkat raihan satu emas, dua perak dan dua perunggu.


Gemastik sendiri merupakan program kompetisi kemahasiswaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional RI. Kompetisi ini difungsikan untuk meningkatkan kualitas sivitas akademika berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia, khususnya mahasiswa. Sehingga mampu mengambil peran sebagai agen perubahan dalam memajukan teknologi informasi dan komunikasi, serta pemanfaatannya di Indonesia.

Pada gelaran Gemastik kedua ini, ITS meraih emas lewat kompetisi Application Contest, dua perak di kompetisi Smartware Student Contest dan Bussines Game Contest, serta dua perunggu pada kompetisi Application Contest dan Smartware Student Contest. Raihan ini jauh lebih baik daripada tahun lalu, di mana ITS hanya mampu merebut 1 perak dan 1 perunggu dari Smartware Student Contest.

"Melihat hasil yang diraih ini, kita harusnya bisa meraih prestasi lebih baik lagi di tahun depan," terang Ir Bambang Setiawan, Pembantu Dekan III FTI ITS. Bambang mengatakan banyak potensi mahasiswa ITS yang belum terlibat di ajang Gemastik ini. Terutama di cabang Mining Contest dan Network Security Contest, di mana pada tahun ini tidak ada mahasiswa ITS yang masuk babak final. Terutama untuk mahasiswa dari jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Fisika, Teknik Elektro, Teknik Industri, Statistika, dan Matematika.

Sementara itu, lanjut Bambang, pada cabang Business Game Contest pihaknya akan berupaya meningkatkan peserta dari jurusan Teknik Industri, karena bidang ini harusnya sangat dikuasai mahasiswa jurusan Teknik Industri dan berpotensi menjadi lumbung prestasi bagi ITS.

Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya meningkatkan kesiapan mahasiswa ITS dalam ajang Gemastik mendatang. Yakni dengan menyiapkan pembinaan yang lebih baik dan terorganisir, lewat ajang Gemastik lokal ITS. Apalagi Gemastik tahun 2010 akan berlangsung di Jawa Timur, dan ITS akan menjadi salah satu calon kuat tuan rumah bersaing dengan Univesitas Brawijaya, Malang. "Penentuanya akan diadakan dalam waktu dekat, setelah Dikti melakukan visitasi di ITS dan Universitas Brawijaya," ujar Bambang.

15 September 2009

Lagi, Pertamina Selenggarakan OSN PTI 2009

Press Release

Setelah sukses di tahun 2008 lalu, untuk kedua kalinya, Pertamina bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi seluruh Indonesia (OSN PTI) Tahun 2009. Melihat membludaknya peserta sebelumnya, tahun ini Pertamina menargetkan sepuluh ribu mahasiswa sebagai peserta OSN PTI 2009.


Untuk keduakalinya OSN PTI meramaikan jagad kompetisi sains tingkat perguruan tinggi di Indonesia. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya menargetkan dua ribu peserta, dengan sosialosasi besar-besaran Pertamina menargetkan sepuluh ribu peserta untuk OSN PTI 2009.

Untuk mencapai target tersebut, Pertamina, UI, dan Dikti menggandeng Republika serta menyelenggarakan video conference bersama media dan 33 perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada Selasa (15/9) pagi. Untuk regional Jawa Timur, video conference dilakukan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam pers conference.

Tak hanya target peserta, hadiah dan batasan peserta pun membedakan penyelenggaraan OSN PTI 2009 dengan 2008. Jika tahun lalu tidak ada hadiah untuk para juara di tingkat propinsi, tahun ini Pertamina menyediakan beasiswa semester lima hingga semester sembilan sebagai hadiah OSN PTI 2009 tingkat regional.

Di tingkat nasional, hadiah yang akan diperoleh para juara berupa uang tunai dengan total lebih dari 2 miliar rupiah. Selain itu, peserta OSN PTI 2009 pun diberi batasan minimal semester tiga dan bukan pemenang nasioan OSN PTI 2008 maupun Olimpiade Sains Internasional.

Tidak banyak hal teknis yang membedakan OSN PTI 2008 dan 2009. Pendaftaran peserta dilakukan secara online melalui www.osnpti.com sejak tanggal 5 September hingga 26 Oktober 2009. Setelah itu akan dilakukan seleksitingkat propinsi pada 3 November 2009 serentak di 33 perguruan tinggi seluruh Indonesia, termasuk ITS, yang telah ditunjuk oleh Pertamina. Mekanisme soalnya pun tidak berbeda yaitu multiple choice pada babak penyisihan, essay pada perempat final, kemudian presentasi di babak-babak berikutnya.

Untuk kompetisi ini, Pembantu Dekan III FMIPA yakin ITS akan kembali mewakili Jawa Timur di tingkat nasional. "Saat ini ada beberapa mahasiswa yang saya andalkan, dua mahasiswa dari (jurusan) Matematika, satu mahasiswa dari Kimia, dan dua mahasiswa lagi dari Fisika," papar Drs Bandung Arry Sanjoyo MIKomp.

Untuk mewujudkan optimismenya, Bandung berencana menggandeng Departemen Ristek BEM untuk mengkoordinir mahasiswa yang serius mengikuti OSN PTI. Nantinya mahasiswa tersebut akan mendapat pembinaan secara langsung dari dosen-dosen terkait.

CSR Pertamina Bidang Pendidikan

Menurut External Relation Pertamina Regional V, Eviyanti Rofraida, olimpiade ini hanya merupakan salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina di bidang pendidikan. Dengan menghabiskan dana tujuh miliar rupiah, OSN PTI 2009 merupakan proyek yang bertujuan mencari anak bangsa yang potensial di berbagai wilayah di Indonesia.

Mahasiswa menjadi target proyek ini dikarenakan pernannya sebagai agent of change dan tulang punggung pembangunan Indonesia. ITS sendiri sebelumnya pernah menerima proyek CSR Pertamina berupa pembangunan lapangan futsal indoor.

25 August 2009

Robot ITS Tembus Perdelapan Final Kompetisi Robot di Jepang

Press Release

Ajang ABU Robocon 2009 yang telah dilaksanakan tanggal 22 Agustus kemarin di Tokyo Jepang merupakan kompetisi pertandingan robot Internasional tercepat yang pernah diadakan. Meskipun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, perjuangan tim D4=S1 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS tidak kalah beratnya. Selain harus beradaptasi dengan lingkungan, mengingat bersamaan dengan pelaksanaan ibadah puasa ramadhan red, tim juga harus putar otak mengingat lawan yang mereka hadapi benar-benar merupakan tim robot terbaik di negaranya masing-masing.


“Kami minta maaf, karena tahun ini PENS belum berhasil memboyong predikat juara. Namun demikian, salutasi untuk tim telah berusaha semaksimal mungkin di lapangan dan telah berhasil masuk di perdelapan final,” tambah Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng, PhD, Direktur PENS yang kemarin ikut sebagai official tim Indonesia.

Sejak awal drawing seluruh tim dibagi ke dalam 7 grup dan tim Indonesia telah masuk di grup B bersama dengan Fiji dan Vietnam. Pada putaran kedua tim Indonesia ditundukkan oleh tim KNIGHT dari Vietnam yang kemudian masuk di perdelapan final mewakili grup B. Karena hanya terdapat 7 grup, akhirnya panitia memutuskan untuk menambah 1 tim wild card yang dipilih berdasarkan skor dan performa bertandingnya. Akhirnya, D4=S1 lolos menjadi tim kedelapan yang ikut diperdelapan final.

Rekor victory tercepat diraih oleh Dragon Team dari Harbin Institute of Technology yang sekaligus menjadi pemenang pada ABU Robocon 2009 dengan mengalahkan tim Sapientia dari University of Hongkong dalam waktu 19 detik. Sementara 2nd runner up diraih oleh tim KNIGHT dari University of Technical Education Ho Chi Minh City Vietnam dan tim tuan rumah, ToYoHaShi*Robocons dari Toyohashi University of Technology. 7 penghargaan lainnya jatuh pada tim dari negara Jepang (Ide terbaik), Mesir (teknik terbaik), Hongkong (desain terbaik), Thailand (Panasonic Award), Malaysia (Toyota Award), Mongolia (Mbuchi Motor Award) dan Korea (Nintendo Award). Sementara Special ABU Award dianugrahkan kepada China.

“Robot tim China sangat bagus dan cukup menarik,”tambah Dadet. Robot ini cukup stabil dalam melewati berbagai rintangan. Dengan desain yang lebih kecil, robot ini terlihat bergerak lincah dan menggunakan strategi unik dengan melintasi jalur forest (tiang) secara berlawanan dengan yang seharusnya terdapat di buku panduan. Sehingga waktu tempuh relatif lebih singkat dibandingkan jalur aslinya. Panitia pun memperbolehkan mengingat tidak ada peraturan larangan mengenai hal itu pada buku petunjuk. Sehari pasca perlombaan, panitia pun mengumumkan peraturan dan tema ABU ROBOCON 2010 mendatang yang rencananya akan diselenggarakan di Mesir.

05 August 2009

Me and My Family: Dunia Lain

Balgis Muhyidin

Saya sangat setuju jika ada teman yang mengatakan tayangan televisi kita semakin lama semakin membuat kita ‘hoek hoek’. Sulit sekali mencari tayangan yang mendidik. Ada beberapa yang bagus untuk anak-anak dan juga digemari oleh orang dewasa, misalnya si bolang, cita-citaku, surat sahabat dan laptop si unyil. Meskipun perbandingan jumlah tayangan antara yang mendidik dengan yang tidak mendidik, sungguh seperti bumi dan langit. Lebih banyak yang tidak mendidik.

28 July 2009

Fête Des Etudiants di Pusat Kebudayaan Prancis

Press Release

Setahun sekali, siswa-siswi CCCL yang berbakat, unjuk kebolehan mereka pada acara Pesta Siswa. Ini adalah ajang untuk berkumpul bagi para francophone (pembelajar atau penutur bahasa Prancis), baik yang berstatus siswa CCCL (Pusat Kebudayaan Prancis), maupun pembelajar bahasa dari kampus-kampus yang bekerjasama dengan CCCL dalam pengajaran bahasa Prancis maupun ’alumni’ CCCL.


Dalam acara yang akan digelar Sabtu (1/8) jam 18.30, di Kebun CCCL, jl. Darmokali 10 Surabaya itu full dalam bahasa Prancis disebut dengan "Fête des étudiants" (baca: fèt dèsétudiang). Ini merupakan ajang bagi para francophone untuk saling mengakrabkan diri, bertemu dengan keluarga besar CCCL (staff dan pengajar), serta sebagai wadah berekspresi. Para siswa boleh mengajak teman-teman mereka yang bukan francophone untuk datang ke acara ini, sekaligus melewatkan malam minggu di CCCL bersama-sama. Acara tidak dipungut biaya.

Tahun ini, "Fête des étudiants" akan dimeriahkan oleh persembahan karya seni dari para siswa berbagai kelas dan tingkatan kemampuan bahasa Prancis. Tentunya beberapa di antara mereka akan menampilkan kemampuan bahasa Prancis mereka. Para siswa CCCL yang akan tampil memiliki beragam latar belakang, baik profesional di bidang seni maupun amatir. Pelajar/pemuda dan usia dewasa, ikut berpartisipasi di acara ini di bidang seni tari (tradisional dan kontemporer), musik (nyanyian, musik instrumen), teater dan sebagainya. Mari bermalam minggu di CCCL!

Susunan acara

18.30 Tari tradisional Aceh ”Saman” (Anisa dkk.)
18.45 Tari kontemporer (mahasiswa STIBA Surabaya)
19.00 Peragaan busana karya Melie Indarto
19.15 Nyanyian dan tari tradisional “Jejer Jaran Dawuk” (Sri Mulyani & Ki Toro)
19.30 Konser biola (Christian dan Saraswati) & gitar (Saraswati dan Chintya)
19.50 Teater ”Les Fées du supermarché”/ Peri-Peri Supermarket (Elodie & siswa-siswinya)
20.40 Duo penyanyi (Anjani dkk.)
21.20 Nyanyian oleh Dian Saferina dkk.

14 June 2009

PENS-ITS Wakili Indonesia ke Jepang

Press Release

Memasuki hari kedua pertarungan Kontes Robot Indonesia, Kontes Robot Cerdas Indonesia, dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRI-KRCI-KRSI) 2009 di Grha Sabha Pramana UGM, Jogjakarta, Minggu (14/6), terlihat semakin sengit.
Terutama di ajang KRI yang mengambil tema Bersama Kita Bisa Meraih Kemenangan. Mulai dari babak perdelapan final, hampir semua tim yang bertarung mampu menunjukkan keunggulannya. Sehingga juri pun berkali-kali kesulitan menentukan pemenang.


Namun, di babak ini pula langkah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang diwakili tim Bolokulowo harus menghentikan langkahnya karena kalah cepat oleh tim Patriot milik tuan rumah UGM. Tim Bolokulowo hanya mampu menempuh perjalanan sampai check point 2, sedangkan tim Patriot sudah mampu mendekati check point 3.
Sementara laju Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS yang diwakili tim D4=S1 terus mulus melaju ke babak-babak berikutnya mengalahkan lawan-lawannya. Hampir di semua pertarungan, tim D4=S1 selalu mampu mencapai goal atau memukul ketiga bedug dengan sempurna.

Pertarungan paling sengit terjadi di babak perempat final antara tim Patriot (UGM) melawan tim Zhafarul Zero Hepta (Universitas Muhammadiyah Malang). Karena posisi saat retry di check point 3 sama-sama dianggap meragukan, sehingga juri berunding cukup lama. Hingga akhirnya diputuskan pertarungan keduanya harus diulang. “Karena posisi kedua tim terlihat sangat meragukan, maka kami putuskan untuk melakukan tanding ulang atas kesepakatan bersama,” tutur Wahidin Wahab, ketua tim dewan juri KRI yang berasal dari UI.

Pada pertandingan ulang pun, kesengitan tak juga reda. Berkali-kali kedua tim sama-sama melakukan retry saat di check point 2, sehingga memancing sorak sorai penonton yang ikut tegang menyaksikan. Hingga pada akhirnya, tim Patriot berhasil menuju garis akhir dan memukul ketiga bedug. Sehingga tim Patriot berhak maju ke babak semifinal. Ketegangan terus berlanjut saat semifinal yang mempertemukan tim phi_cool (Universitas Brawijaya Malang) melawan tim Patriot (UGM) dan tim D4=S1 (PENS-ITS) melawan tim Shiraru (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung).

Dalam laga semifinal pertama, tim Patriot mampu lebuh dulu memukul ketiga bedug dan berhak melaju ke final. Sementara tim D4=S1 kembali berhasil memukul ketiga bedug dengan sempurna, meski sempat mengalami retry di check point 3 karena robot manual terpeleset. Dengan demikian, final mempertemukan tim Patriot melawan tim D4=S1. Kondisi ini semakin seru karena supporter dari kedua tim yang paling mendominasi arena dan berkali-kali perang yel-yel.

Puncak serunya pertandingan sangat terasa saat final berlangsung. Mengingat kedua tim selalu bertarung ketat mengalahkan musuh-musuhnya sejak awal. Tim D4=S1 yang biasanya selalu mulus mencapai goal, dalam final ini sempat mengalami error pada robot traveler saat akan memukul bedug. Sedang tim Patriot sudah semakin mendekati di belakangnya.

Untungnya tim D4=S1 segera sigap melakukan retry, sehingga robot tim D4=S1 berhasil mencapai goal dengan memukul ketiga bedug secara sempurna. Dengan berhasilnya mencapai goal lebih dulu di detik ke-52, tim D4=S1 dari PENS-ITS akhirnya dinyatakan sebagai juara I dan berhak mewakili Indonesia di ajang internasional ABU Robocon 2009 di Tokyo, Jepang, Agustus mendatang.

Sementara itu, pada ajang KRCI divisi Expert Battle yang juga berlanjut, robot ITS G.A.AssAssin akhirnya juga terhenti karena macet di start. Untuk divisi ini, robot Dewo dari Universitas Neeri Surabaya (Unesa) berhasil menjadi juara pertama mengalahkan robot tuan rumah Djodja X-01. Sedangkan untuk juara I KRSI berhasil diraih robot Elit dari Institut Teknologi Nasional Malang. Robot SRI milik PENS yang terlihat sangat cantik hanya mampu menduduki posisi 3 karena menggunakan sensor kabel untuk menangkap alunan musik. Sedangkan robot Elit yang tanding dengan robot Marawis dari Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya menggunakan sensor telinga, sehingga mendapat nilai lebih tinggi.

03 June 2009

PMDK Unair Laris Manis

Press Release

Hingga hari kedua pendaftaran mahasiswa baru 2009 Universitas Airlangga melalui program PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) Jalur Umum I, panitia sudah melayani pengambilan sebanyak 3.661 formulir (sudah termasuk pada hari pertama kemarin). Berarti sudah melebihi 50% dari ancar-ancar penyediaan formulir yang disediakan tahun ini sebesar 6.000 lembar. Tetapi pada prinsipnya panitia Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPBM) Unair tidak membatasi jumlah formulir. ”Kalau kurang kami siap setiap saat mencetak formulirnya,” ujar Ketua PPMB Unair, Soebianto Soegeng, SH., MH, Selasa petang usai menutup pelayanan pendaftaran hari kedua.

11 May 2009

Catatan yang Berserak

Jimuha

Salah satu kesalahan besar kita sebagai pendidik dan politisi adalah tidak merasa bahwa “ di sini” kita adalah “ di sana “ nya para mahasiswa dan rakyat. Ungkapan tersebut yang terdapat dalam dialog Paulo Freire dan B. Solares , ingin memberi penekanan pada asal usul riwayat sesuatu yang tidak di lihat secara parsial namun harus utuh. Tidak di pahami sesuatu “yang ada” , tapi “menjadi ada”. Dewasa ini sering di jumpai adanya kenyataan lebih cenderung mengabaikan sejarah sebelumnya. Sehingga kegagalan seolah olah hanya menyangkut persoalan materialnya saja. Sementara roh materialnya bukan yang fundamental dijadikan titik berangkat untuk memahami kegagalan.


Itu kesalahan besar yang sejak awal secara sistemik dirancang sebagai kekuatan utama yang akan melahirkan berbagai model pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan industri dan tehnologi. Dengan demikian kemajuan pembangunan selalu diukur oleh sebarapa besar gedung di buat dan seberapa banyak pabrik didirikan.

Sejarah ilmu pengetahuan telah mengalami lompatan besar yang berakibat lahirnya “revolusi industri” . Akibatnya telah merubah perilaku dan cara pandang manusia akan kehidupan. Teori sebagai produk ilmu pengetahuan sebisanya memberi jawaban atas pertanyaan penting manusia terhadap kebutuhan industrialisasi. Misalnya , teori “imperalisme” mencoba menjelaskan tidak adanya krisis ekonomi yang mendalam di masyarakat kapitalis.

Bahwa pertumbuhan kapitalisme yang terus menerus berlanjut dengan memfokuskan pada perebutan koloni akan menunda krisis didalam negeri. Dominasi monopoli, dominasi modal keuangan, ekspor modal (non komoditi), persekutuan monopoli internasional, pembagian dunia pelbagai kekuatan imperalis, adalah watak dasar kapitalisme. Teori teori yang lain juga dipaksa untuk menjelaskan kebutuhan bahan dasar (sumberdaya alam) industri.

Dua jawaban diatas telah memberikan gambaran secara tegas dan jelas , bahwa investasi tidak hanya berbentuk modal semata tetapi juga ilmu pengetahuan dan model pendidikan sebagai konsekuensi logis terhadap efektifitas daya serap teori. Secara simplistis spirit dari teori-teori yang bergemuruh ditengahnya tidak lebih hanya mencari keuntungan dan kenikmatan sebesar-besarnya.

Doktrin Pendidikan

Jika asumsi dasar pendidikan yang diletakkan pada nalar pembangunan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan industri dan tehnologi ,maka akan membawa konsekuensi terhadap pendidikan itu sendiri, cepat atau lambat pendidikan dipaksa meredusir hakekatnya. Bukan diarahkan untuk menjelaskan atau memecahkan problem manusia. Oleh karena pendidikan sudah individualistik dimana paradigma pendidikan difokuskan pada hal-hal ketrampilan saja daripada membangun kwalitas manusianya. Model pendidikan yang demikian akan menempatkan manusia berjarak dengan realitasnya yang secara otomatis menjadi hamba dari ilmu pengetahuan. Sehingga Identitas manusia sebagai pusat perubahan tidak lagi dimiliki.

Doktrin pendidikan senantiasa akan menjelma menjadi kurikulum kurikulum yang eksploitatif, ekspansif dan dominatif. Akademi ilmiahnya sangat ketat yang tidak merangsang kreatifitas , tidak merangsang keingintahuan . Konsep kurikulumnya diekspresikan yang bergengsi dan populer. Dielaborasikan secara anarkis, seperti tentara upahan yang diperalat untuk mempertahankan domistifikasi. Itu berarti kurikulum dipakai mengorganisir pikiran pikiran untuk mewujudkan cita-cita imperalisme.

Karena wataknya yang demikian, pendidikan hanya mengajarkan “kalah dan menang”. Dan pelembagaan terhadapnya tak ubahnya penjara bagi kemerdekaan fikiran.
Salah satu produk yang cukup signifikan dari pendidikan diatas ialah korporasi yang pada hakekatnya tidak lagi manusiawi , penuh pemaksaan, monolitik dan eksploitatif.
Secara umum maksimalisasi menjadi tujuan korporasi. Mirip mesin-mesin yang sewaktu-waktu digerakkan untuk menyediakan kebutuhan sang pembuatnya.

Kearifan Saraf Kesadaran

Dalam prespektif perubahan sosial , pendidikan diletakkan sebagai ruang untuk memahami nilai-nilai manusia yang melampaui subjektifitasnya. Karena pendidikan menghubungkan wilayah empirik dengan rasionalitas maka produknya harus membumi ( menyentuh realitas ). Segala sesuatunya harus memungkinkan setiap yang ada didalamnya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa menghilangkan yang lainnya.

Secara fundamental pendidikan harus bisa menjelaskan beberapa hal :

1.Hubungan atau relasi-relasi yang melahirkan kritisisme. Faktor yang menentukan adalah kemerdekaan, kretifitas dan dialektis
2.Membangun solidaritas sosial sebagai kesadaran kolektif
3.Memahami keberadaan manusia itu sendiri sebagai pusat perubahan.

Ruang refleksi Ilmu pengetahuan dan model pendidikan haruslah membuka spektrum kesadaran yang menempatkan peradaban yang manusiawi. Karena pada hakekatnya spirit dasar ilmu pengetahuan dan model pendidikan tujuannya adalah mencari kearifan dan harmonisasi dengan alam sekaligus membedakan kebenaran dari kekeliruan.

Kesadaran juga haruslah dibangun melalui kesejarahan yang sebelumnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sejarah yang tidak statis menyebabkan pendidikan sebagai faktor yang determinan dalam memahami “menjadi ada”. Sehingga kepastian pijakan intelektualitasnya bisa menghubungkan sejarah sebelumnya dengan masa depan sejarahnya.

Analisis yang secara dialektis menempatkan fungsi intelektual sangat penting . Seperti yang dikatakan gramsci “ Ada aktifitas kreatif intelektual yang minimum dalam semua karya fisik, bahkan dalam jenis atau kerja yang paling mekanis dan sangat sederhana. Dengan demikian semua orang adalah intelektual, tapi tidak semua berfungsi dimasyarakat sebagai intelektual”

Bahwa apa yang difungsikan oleh intelektual secara terus menerus selalu berada ditengah gemuruhnya dinamika masyarakat, baik kelihatan maupun yang tidak kelihatan selalau termuat dalam praktek keintelektulannya Selanjutnya posisi yang otonom itulah , pendidikan dan intelektual mampu untuk mengejawantah menjadi pembebas atas kesadaran yang terpenjara oleh doktrin yang memanipulasi sejarah manusia dan keintelektualitasnya. Kesadaran intelektual adalah selalu menjadi cahaya atas kegundahan dan berhentinya akal budi, yang demikian itu sesungguhnya inti dasar dari pendidikan dan kewajiban sejarah.

*photo by flicker