Rumi Madinah
Sebanyak enam siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Jember, Jawa Timur tidak mengikuti ujian nasional (UN) 2009 karena dalam kondisi Hamil. Hal tersebut diungkapkan Kepala MTsN 2 Jember, M. Sholeh, Senin (27/4) siang ini. Jumlah siswa siswi yang mengikuti UN di MTsN 2 Jember seharusnya sebanyak 230 orang. Namun, enam orang diantaranya terpaksa tidak mengikuti ujian karena mereka mengundurkan diri dengan alasan menikah dan telah hamil. Sehingga, meskipun mereka telah terdaftar sebagai peserta ujian, mereka tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Saat ini siswa siswi MTsN 2 Jember yang mengikuti UN hanya berjumlah sekitar 224 orang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember Achmad Sudiyono membantah, jika pihak sekolah yang melarang siswa yang hamil itu mengikuti ujian. Justru orang tua siswa itu sendiri yang menarik mundur sang siswa begitu tahu hamil. Siswi MTs itu oleh orang tuanya dikawinkan dengan catatan tidak hamil. Ia memang beberapa bulan lagi sudah lulus. Tapi ternyata hamil, akhirnya berhenti sekolah. Achmad menyesalkan adanya siswa bawah umur dan pada usia sekolah menikah. Namun ia tidak bisa melarang, karena menikahkan anak adalah wewenang orang tua.
Lebih lanjut, Achmad Sudiyono mengatakan, jumlah siswa-siswi SMP dan yang sederajat, yang mengikuti ujian pada hari ini sebanyak 26.877 orang. Mata pelajaran pertama yang diujikan, adalah Bahasa Indonesia. Tak jauh berbeda dengan pelaksanaan Unas tingkat SMA, di pekan lalu, penyelenggaraan Unas untuk tingkat SMP ini, juga mendapatkan penjagaan ketat dari pengawas. Bahkan, di setiap sekolah dijaga oleh seorang aparat kepolisian berpakaian preman (bebas). Sebelum masuk ke ruang kelas, para peserta Unas harus menjelani pemeriksaan, sehingga tidak membawa alat komunikasi, seperti telepon seluler, ke ruangan ujian. Selain itu, tas mereka juga harus diletakkan di luar ruang ujian.
28 April 2009
23 April 2009
PMII Memprotes Perdagangan Mangan
Rumi Madinah
Puluhan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember berunjuk rasa di depan kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jember, Rabu(23/4)ini. Mereka memprotes SK Disperindag Kabupaten Jember, terkait keluarnya surat izin usaha penambangan mangan di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Para mahasiswa sempat terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian di depan pintu masuk kantor Disperindag.
Puluhan mahasiswa yang menggunakan ikat kepala dari daun itu, menuntut agar Kepala Disperindag Haryanto keluar menemui mereka. Namun petugas Disperindag hanya mengizinkan satu orang perwakilan mahasiswa masuk ke dalam kantor. Karena tidak menemukan solusi, akhirnya, mahasiswa yang marah itu menyegel dengan sepatu kets. Mahasiswa juga menempatkan dua poster di pintu gerbang.
Dalam pernyatannya, ketua PMII Jember Abdurrahman Bin Auf mengatakan, ijin tambang yang diberikan kepada sejumlah perusahaan itu merupakan pengkhianatan terhadap kepentingan rakyat. Pasalnya, hal itu tidak sesuai dengan analisis dampak lingkungan (Amdal) yang ada. Penambangan, hanya akan semakin memperpanjang kesengsaraan masyarakat. Pasalnya, selain akan musim kemarau yang panjang, musim hujan akan selalu disertai dengan banjir. Karena itu, Abdurrahman mendesak eksekutif dan legislatif untuk menertibkan penambangan liar di Jember….
Dalam selebaran yang mereka bagikan, PMII menyatakan memenolak alih fungsi hutan untuk kepentingan kelompok tertentu. PMII juga menuntut agar surat keputusan Kepala Disperindag tentang kuasa pertambangan eksploitasi bagan galian, dan SK tentang kuasa penambangan dan pengangkutan dan penjualan bahan galian mangan dicabut. Mereka juga menolak proyek industrialisasi dan investasi di negara-negara dunia ketiga, yang efeknya tak menguntungkan rakyat. Karena itu, PMII juga mendesak kepada pemerintah agar mengembalikan orientasi pembangunan di Jember sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2007 tentang rencana tata ruang wilayah nasional.
Aksi unjuk rasa ini dilanjut ke Gedung DPRD Jember. Di tempat itu, mereka ditemui dia anggota komisi A DPRD Kabupaten Jember, Lukman Yasir dan Sucipto. Kedua anggota DPRD Jember itu menyetujui dan mendukung gerakan mereka untuk mencabut SK Disperindag.
Puluhan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember berunjuk rasa di depan kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jember, Rabu(23/4)ini. Mereka memprotes SK Disperindag Kabupaten Jember, terkait keluarnya surat izin usaha penambangan mangan di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Para mahasiswa sempat terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian di depan pintu masuk kantor Disperindag.
Puluhan mahasiswa yang menggunakan ikat kepala dari daun itu, menuntut agar Kepala Disperindag Haryanto keluar menemui mereka. Namun petugas Disperindag hanya mengizinkan satu orang perwakilan mahasiswa masuk ke dalam kantor. Karena tidak menemukan solusi, akhirnya, mahasiswa yang marah itu menyegel dengan sepatu kets. Mahasiswa juga menempatkan dua poster di pintu gerbang.
Dalam pernyatannya, ketua PMII Jember Abdurrahman Bin Auf mengatakan, ijin tambang yang diberikan kepada sejumlah perusahaan itu merupakan pengkhianatan terhadap kepentingan rakyat. Pasalnya, hal itu tidak sesuai dengan analisis dampak lingkungan (Amdal) yang ada. Penambangan, hanya akan semakin memperpanjang kesengsaraan masyarakat. Pasalnya, selain akan musim kemarau yang panjang, musim hujan akan selalu disertai dengan banjir. Karena itu, Abdurrahman mendesak eksekutif dan legislatif untuk menertibkan penambangan liar di Jember….
Dalam selebaran yang mereka bagikan, PMII menyatakan memenolak alih fungsi hutan untuk kepentingan kelompok tertentu. PMII juga menuntut agar surat keputusan Kepala Disperindag tentang kuasa pertambangan eksploitasi bagan galian, dan SK tentang kuasa penambangan dan pengangkutan dan penjualan bahan galian mangan dicabut. Mereka juga menolak proyek industrialisasi dan investasi di negara-negara dunia ketiga, yang efeknya tak menguntungkan rakyat. Karena itu, PMII juga mendesak kepada pemerintah agar mengembalikan orientasi pembangunan di Jember sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2007 tentang rencana tata ruang wilayah nasional.
Aksi unjuk rasa ini dilanjut ke Gedung DPRD Jember. Di tempat itu, mereka ditemui dia anggota komisi A DPRD Kabupaten Jember, Lukman Yasir dan Sucipto. Kedua anggota DPRD Jember itu menyetujui dan mendukung gerakan mereka untuk mencabut SK Disperindag.
21 April 2009
ITS Berhasil Loloskan Semua Tim KRI-KRCI 2009
Press Release
Ajang pertarungan Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRI-KRCI) 2009 bakal kembali digelar. Dalam ajang ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meloloskan semua tim robotnya di semua divisi untuk mengikuti seleksi regional. Seperti tahun sebelumnya, sebelum bertarung ke tingkat nasional, akan dilakukan penyisihan lebih dulu di tingkat regional. Penyisihan dibagi dalam empat regional.
Regional I dilaksanakan tanggal 2-3 Mei di Politeknik Caltex Riau, Regional II tanggal 9-10 Mei 2009 di Universitas Indonesia (UI), Regional III tanggal 12-13 Mei 2009 di Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Regional IV tanggal 16-17 Mei 2009 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pada seleksi tahap II berupa pengiriman video dari 73 laporan kemajuan KRI dan 231 laporan kemajuan KRCI, akhirnya ditetapkan yang lolos ke seleksi regional sebanyak 67 tim untuk KRI dan 185 tim KRCI. Dengan rincian untuk Regional I sebanyak 13 tim KRI dan 35 tim KRCI, untuk Regional II ada 19 tim KRI dan 57 tim KRCI. Sedangkan untuk Regional III sebanyak 13 tim KRI dan 38 tim KRCI, serta untuk Regional IV sebanyak 22 tim KRI dan 55 tim KRCI.
Selain itu, tahun ini juga akan dipertandingkan satu kategori baru, Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). Yakni robot harus bisa menunjukkan aktivitas seni secara otomatis. Ada 12 tim KRSI yang dinyatakan lolos bertarung di tingkat nasional pada 6-7 Juni mendatang.
“KRSI yang masih bersifat pertandingan ekshibisi ini langsung dipertandingkan di tingkat nasional, tanpa ada seleksi regional,” jelas Ir Wiratno Argo Asmoro MSc, ketua panitia seleksi KRI-KRCI 2009 Regional IV.
Tema KRI tahun ini disesuaikan dengan ajang tingkat internasional ABU Robocon 2009 yang mengambil tema Travel Together for the Victory Drums. Pemenang KRI ini akan mewakili Indonesia di tingkat internasional tersebut yang akan dilangsungkan di Tokyo, Jepang pada 22 Agustus mendatang.
Untuk KRCI, agak berbeda juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila sebelumnya KRCI terbagi atas divisi wheeled (beroda), legged (berkaki), serta expert single dan expert swarm. Tahun ini untuk divisi expert swarm diganti dengan divisi expert battle.
Tahun ini, ITS sendiri kembali mampu meloloskan semua tim robot yang diajukan di semua divisi atau kategori. Termasuk juga dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Untuk bertarung di ajang KRI, ITS akan diwakili tim robot BOLOKULOWO. Sedang untuk KRCI divisi wheeled diwakili tim N-SEMBEL, divisi legged tim Turtle, divisi expert single tim Cy-clone, dan expert battle tim G.A._AssAssin.
Sedangkan PENS untuk KRI diwakili tim D4_SI, KRCI divisi wheeled tim KoM–PENS, divisi legged tim T-HEX'S, divisi expert single tim Al-'Adiyat, dan divisi expert battle tim Ghen_GR. Sementara dari PPNS hanya meloloskan untuk KRI yang diwakili tim CATAMARAN dan KRCI divisi wheeled diwakili tim SHOOKAKI. Selain itu, ITS juga berhasil meloloskan untuk KRSI yang diwakili tim Scylia. Sedang dari PENS diwakili tim SRI.
Ajang pertarungan Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRI-KRCI) 2009 bakal kembali digelar. Dalam ajang ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meloloskan semua tim robotnya di semua divisi untuk mengikuti seleksi regional. Seperti tahun sebelumnya, sebelum bertarung ke tingkat nasional, akan dilakukan penyisihan lebih dulu di tingkat regional. Penyisihan dibagi dalam empat regional.
Regional I dilaksanakan tanggal 2-3 Mei di Politeknik Caltex Riau, Regional II tanggal 9-10 Mei 2009 di Universitas Indonesia (UI), Regional III tanggal 12-13 Mei 2009 di Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Regional IV tanggal 16-17 Mei 2009 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pada seleksi tahap II berupa pengiriman video dari 73 laporan kemajuan KRI dan 231 laporan kemajuan KRCI, akhirnya ditetapkan yang lolos ke seleksi regional sebanyak 67 tim untuk KRI dan 185 tim KRCI. Dengan rincian untuk Regional I sebanyak 13 tim KRI dan 35 tim KRCI, untuk Regional II ada 19 tim KRI dan 57 tim KRCI. Sedangkan untuk Regional III sebanyak 13 tim KRI dan 38 tim KRCI, serta untuk Regional IV sebanyak 22 tim KRI dan 55 tim KRCI.
Selain itu, tahun ini juga akan dipertandingkan satu kategori baru, Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). Yakni robot harus bisa menunjukkan aktivitas seni secara otomatis. Ada 12 tim KRSI yang dinyatakan lolos bertarung di tingkat nasional pada 6-7 Juni mendatang.
“KRSI yang masih bersifat pertandingan ekshibisi ini langsung dipertandingkan di tingkat nasional, tanpa ada seleksi regional,” jelas Ir Wiratno Argo Asmoro MSc, ketua panitia seleksi KRI-KRCI 2009 Regional IV.
Tema KRI tahun ini disesuaikan dengan ajang tingkat internasional ABU Robocon 2009 yang mengambil tema Travel Together for the Victory Drums. Pemenang KRI ini akan mewakili Indonesia di tingkat internasional tersebut yang akan dilangsungkan di Tokyo, Jepang pada 22 Agustus mendatang.
Untuk KRCI, agak berbeda juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila sebelumnya KRCI terbagi atas divisi wheeled (beroda), legged (berkaki), serta expert single dan expert swarm. Tahun ini untuk divisi expert swarm diganti dengan divisi expert battle.
Tahun ini, ITS sendiri kembali mampu meloloskan semua tim robot yang diajukan di semua divisi atau kategori. Termasuk juga dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Untuk bertarung di ajang KRI, ITS akan diwakili tim robot BOLOKULOWO. Sedang untuk KRCI divisi wheeled diwakili tim N-SEMBEL, divisi legged tim Turtle, divisi expert single tim Cy-clone, dan expert battle tim G.A._AssAssin.
Sedangkan PENS untuk KRI diwakili tim D4_SI, KRCI divisi wheeled tim KoM–PENS, divisi legged tim T-HEX'S, divisi expert single tim Al-'Adiyat, dan divisi expert battle tim Ghen_GR. Sementara dari PPNS hanya meloloskan untuk KRI yang diwakili tim CATAMARAN dan KRCI divisi wheeled diwakili tim SHOOKAKI. Selain itu, ITS juga berhasil meloloskan untuk KRSI yang diwakili tim Scylia. Sedang dari PENS diwakili tim SRI.
15 April 2009
ITS Berangkatkan Tim Pembina Desa Pesisir
Press Release
Sebagai tindak lanjut dari MoU Program Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir) antara ITS dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), ITS memberangkatkan tim menuju ke Provinsi Bangka Belitung (Babel), Rabu (15/4). Rombongan ITS ini akan melaksanakan program tersebut selama kurang lebih satu minggu ke depan. Tim yang diberangkatkan terdiri dari unsur dosen dan mahasiswa sebanyak 18 orang.
Diharapkan melalui dosen dan mahasiswa dalam anggota tim Bindesir ini, mampu menerapkan ilmu dan inovasi terutama dalam bidang teknologi terpadu kepada masyarakat desa setempat.
Program pembinaan desa pesisir sendiri merupakan kerjasama pertama antara Bakorkamla dan ITS. Dalam hal ini, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) yang diberi amanah menjadi penanggungjawab pelaksana program.
“Tentunya kehidupan masyarakat pesisir tidak bisa lepas dengan laut, oleh sebab itu banyak aplikasi tepat guna dari FTK yang dibutuhkan di sana,” jelas Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) saat melepas tim Bindesir di Bandara Juanda.
Namun ia menambahkan bahwa dalam kesehariannya, masyarakat pesisir juga membutuhkan berbagai inovasi dari berbagai bidang ilmu. Karena itu penerapan teknologi yang dilakukan tak hanya dari bidang kelautan.
Karena itu, dalam pemberangkatan tim pertama ke Babel ini, FTK juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari jurusan Arsitektur dan Teknik Lingkungan. “Pemberangkatan tim kita sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir di tempat tujuan,” ujarnya.
Selanjutnya, sambung Djauhar, masih terdapat 50 desa pesisir yang tersebar di beberapa provinsi lagi dan tentunya ia berharap kelima fakultas di ITS juga dapat berpartisipasi dalam tim Bindesir selanjutnya.
Tim Bindesir Babel ini terdiri dari enam kelompok, yang masing-masing memberikan penyuluhan dan pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bidang materi tersebut antara lain teknologi penangkapan dan penyimpanan ikan, pelatihan perawatan motor tempel, pencemaran laut, teknologi pembuatan kapal laut, tata pemukiman, serta sistem air bersih. “Semua penyuluhan dan pelatihan tersebut diberikan oleh dosen dan mahasiswa ITS sendiri, tentunya hal ini akan menjadi pengalaman berharga terutama untuk mahasiswa,” ungkap dosen Teknik Perkapalan ini.
Tujuan dari Bindesir sendiri, menurut Djauhar, lebih untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai bidang kegiatan yang bersifat konstruktif maupun pembinaan SDM sesuai skala prioritas. “Lalu yang tidak kalah penting adalah kemampuan mereka (masyarakat pesisir, red) untuk mengembangkan mata pencaharian alternatif berbasis pada sumber daya kelautan,” terang pria yang juga penggemar musik ini.
Sedang tujuan utama Bindesir sendiri adalah menciptakan rasa nasionalisme dan ketahanan nasional yang kuat dengan pondasi pembinaan ini. “Oleh sebab itu, sasaran Bindesir kita utamakan untuk desa-desa yang berada di pulau-pulau terluar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga kita,” tandas Djauhar.
Persiapan dari tim Bindesir sendiri tidak main-main, jauh-jauh hari mereka telah menyiapkan materi dan perlengkapannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Teguh Santoso, mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan. Ia membuat materi pelatihan mengenai motor tempel dan minyak pelumas. “Sumber materi-materi saya dapatkan dari senior-senior di jurusan dan tentunya dari dosen pendamping saya, Ir Indrajaya Gerianto MSc,” terang pengurus Laboratorium Mesin Kapal ini.
Materi yang disusun pun seputar bagaimana perlakuan masyarakat pesisir terhadap perawatan motor temple, serta memberikan pengetahuan pentingnya mengganti dan melakukan pemilihan yang tepat terhadap minyak pelumas.
Lain halnya dengan Suhar Chandra yang menyiapkan beberapa topik mengenai teknologi pembuatan kapal kayu. “Kebanyakan masyarakat di pesisir pantai Indonesia membuat kapal kayu dengan kemampuan dan skill yang diberikan turun-menurun,” terang mahasiswa Teknik Perkapalan ini. Tanpa menghilangkan rasa kedaerahan dari pembuatan kapal kayu, mereka mencoba menyisipkan unsur teknologi terpadu yang bisa meningkatkan kemampuan kapal nelayan pesisir.
HUMAS-ITS, 15 April 2009
Sebagai tindak lanjut dari MoU Program Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir) antara ITS dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), ITS memberangkatkan tim menuju ke Provinsi Bangka Belitung (Babel), Rabu (15/4). Rombongan ITS ini akan melaksanakan program tersebut selama kurang lebih satu minggu ke depan. Tim yang diberangkatkan terdiri dari unsur dosen dan mahasiswa sebanyak 18 orang.
Diharapkan melalui dosen dan mahasiswa dalam anggota tim Bindesir ini, mampu menerapkan ilmu dan inovasi terutama dalam bidang teknologi terpadu kepada masyarakat desa setempat.
Program pembinaan desa pesisir sendiri merupakan kerjasama pertama antara Bakorkamla dan ITS. Dalam hal ini, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) yang diberi amanah menjadi penanggungjawab pelaksana program.
“Tentunya kehidupan masyarakat pesisir tidak bisa lepas dengan laut, oleh sebab itu banyak aplikasi tepat guna dari FTK yang dibutuhkan di sana,” jelas Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) saat melepas tim Bindesir di Bandara Juanda.
Namun ia menambahkan bahwa dalam kesehariannya, masyarakat pesisir juga membutuhkan berbagai inovasi dari berbagai bidang ilmu. Karena itu penerapan teknologi yang dilakukan tak hanya dari bidang kelautan.
Karena itu, dalam pemberangkatan tim pertama ke Babel ini, FTK juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari jurusan Arsitektur dan Teknik Lingkungan. “Pemberangkatan tim kita sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir di tempat tujuan,” ujarnya.
Selanjutnya, sambung Djauhar, masih terdapat 50 desa pesisir yang tersebar di beberapa provinsi lagi dan tentunya ia berharap kelima fakultas di ITS juga dapat berpartisipasi dalam tim Bindesir selanjutnya.
Tim Bindesir Babel ini terdiri dari enam kelompok, yang masing-masing memberikan penyuluhan dan pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bidang materi tersebut antara lain teknologi penangkapan dan penyimpanan ikan, pelatihan perawatan motor tempel, pencemaran laut, teknologi pembuatan kapal laut, tata pemukiman, serta sistem air bersih. “Semua penyuluhan dan pelatihan tersebut diberikan oleh dosen dan mahasiswa ITS sendiri, tentunya hal ini akan menjadi pengalaman berharga terutama untuk mahasiswa,” ungkap dosen Teknik Perkapalan ini.
Tujuan dari Bindesir sendiri, menurut Djauhar, lebih untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai bidang kegiatan yang bersifat konstruktif maupun pembinaan SDM sesuai skala prioritas. “Lalu yang tidak kalah penting adalah kemampuan mereka (masyarakat pesisir, red) untuk mengembangkan mata pencaharian alternatif berbasis pada sumber daya kelautan,” terang pria yang juga penggemar musik ini.
Sedang tujuan utama Bindesir sendiri adalah menciptakan rasa nasionalisme dan ketahanan nasional yang kuat dengan pondasi pembinaan ini. “Oleh sebab itu, sasaran Bindesir kita utamakan untuk desa-desa yang berada di pulau-pulau terluar dan berbatasan langsung dengan negara tetangga kita,” tandas Djauhar.
Persiapan dari tim Bindesir sendiri tidak main-main, jauh-jauh hari mereka telah menyiapkan materi dan perlengkapannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Teguh Santoso, mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan. Ia membuat materi pelatihan mengenai motor tempel dan minyak pelumas. “Sumber materi-materi saya dapatkan dari senior-senior di jurusan dan tentunya dari dosen pendamping saya, Ir Indrajaya Gerianto MSc,” terang pengurus Laboratorium Mesin Kapal ini.
Materi yang disusun pun seputar bagaimana perlakuan masyarakat pesisir terhadap perawatan motor temple, serta memberikan pengetahuan pentingnya mengganti dan melakukan pemilihan yang tepat terhadap minyak pelumas.
Lain halnya dengan Suhar Chandra yang menyiapkan beberapa topik mengenai teknologi pembuatan kapal kayu. “Kebanyakan masyarakat di pesisir pantai Indonesia membuat kapal kayu dengan kemampuan dan skill yang diberikan turun-menurun,” terang mahasiswa Teknik Perkapalan ini. Tanpa menghilangkan rasa kedaerahan dari pembuatan kapal kayu, mereka mencoba menyisipkan unsur teknologi terpadu yang bisa meningkatkan kemampuan kapal nelayan pesisir.
HUMAS-ITS, 15 April 2009
01 April 2009
CCCL Undang Masyarakat Surabaya di Open House
CCCL (Pusat Kebudayaan Prancis) Surabaya merupakan salah satu dari 151 Pusat Kebudayaan Prancis yang tersebar di seluruh dunia. CCCL Surabaya, di bawah naungan Kedutaan besar Prancis di Jakarta, hadir sejak 1967 dengan misi utama memperkenalkan dan bekerja sama dengan pemerintah dan institusi lokal dalam bidang seni budaya, bahasa dan ilmu pengetahuan.
Di kota Surabaya, CCCL menempati sebuah bangunan peninggalan kolonial yang nyaman dan asri. Institusi ini bersifat non profit dan terbuka untuk umum. Untuk memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat, terutama mengenai berbagai fasilitas/kegiatannya seperti : acara seni budaya (Prancis maupun Indonesia), kursus bahasa Prancis, informasi mengenai Prancis melalui mediatek, kafetaria dan sebagainya, CCCL mengadakan Open House yang sudah menjadi rangkaian agenda acara tahunan sejak tahun 2004.
Acara ini merupakan kesempatan baik bagi siapa saja yang ingin memperoleh beragam infomasi tentang CCCL maupun Prancis. Oleh karena itu, pada Sabtu, 4 April 2009, kami kembali membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat, baik pelajar, mahasiswa, seniman, maupun umum, untuk bergabung di acara tersebut.
Open House CCCL berlangsung sepanjang hari, mulai pk 09.30 hingga 16.30. Para staf CCCL akan menjelaskan kepada publik yang hadir, berbagai informasi mengenai aktivitas aktual dan fasilitas CCCL.
Berikut program Open House CCCL :
Mengenal Prancis lebih jauh bersama native
Demo kursus bahasa Prancis
Pemutaran film animasi : Ratatouille (teks: Inggris)
Bursa buku dan majalah Prancis
Kuis berhadiah menarik (kursus gratis, voucher dari berbagai merchands...)
Mencicipi kue-kue Prancis
Permainan khas Prancis « Pétanque »
Info konsuler dan kegiatan seni budaya
Di kota Surabaya, CCCL menempati sebuah bangunan peninggalan kolonial yang nyaman dan asri. Institusi ini bersifat non profit dan terbuka untuk umum. Untuk memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat, terutama mengenai berbagai fasilitas/kegiatannya seperti : acara seni budaya (Prancis maupun Indonesia), kursus bahasa Prancis, informasi mengenai Prancis melalui mediatek, kafetaria dan sebagainya, CCCL mengadakan Open House yang sudah menjadi rangkaian agenda acara tahunan sejak tahun 2004.
Acara ini merupakan kesempatan baik bagi siapa saja yang ingin memperoleh beragam infomasi tentang CCCL maupun Prancis. Oleh karena itu, pada Sabtu, 4 April 2009, kami kembali membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat, baik pelajar, mahasiswa, seniman, maupun umum, untuk bergabung di acara tersebut.
Open House CCCL berlangsung sepanjang hari, mulai pk 09.30 hingga 16.30. Para staf CCCL akan menjelaskan kepada publik yang hadir, berbagai informasi mengenai aktivitas aktual dan fasilitas CCCL.
Berikut program Open House CCCL :
Mengenal Prancis lebih jauh bersama native
Demo kursus bahasa Prancis
Pemutaran film animasi : Ratatouille (teks: Inggris)
Bursa buku dan majalah Prancis
Kuis berhadiah menarik (kursus gratis, voucher dari berbagai merchands...)
Mencicipi kue-kue Prancis
Permainan khas Prancis « Pétanque »
Info konsuler dan kegiatan seni budaya
Hidung Robot Dari ITS Surabaya
Press Release
Alat yang diciptakan oleh Dr Muhammad Rivai ST MT ini mampu menggantikan fungsi indera penciuman manusia. Terutama dalam mengenali, mengidentifikasi, dan menganalisa aroma tertentu. Memanfaatkan pola-pola algoritma neural network, temuan ini bisa jadi merupakan satu inovasi penting dalam dunia industri dan kedokteran. Ide dari inovasi ini, menurut Rivai adalah iklan rokok yang menayangkan bagaimana seseorang bisa mengenali kualitas tembakau hanya dengan menciumnya. Rivai mengaku, usai menonton iklan tersebut, muncul pertanyaan iseng dalam benaknya,"Bagaimana nantinya kalau mereka (yang bertugas mencium, Red) sakit atau tidak mood? Apakah analisa ciumannya tetap bisa diandalkan?".
Dari pertanyaan iseng inilah kemudian Rivai menuai ide untuk membuat electronic nose. Konsep yang ia ajukan adalah alat pencium elektronik yang mampu menghasilkan analisa akurat tanpa terpengaruh oleh faktor yang mungkin diderita oleh indera penciuman manusia. Jadi, tak heran bila nantinya alat ini diharapkan mampu menggantikan fungsi hidung dalam berbagai kebutuhan industri dan analisa kesehatan.
Prinsip kerja electronic nose menirukan fungsi hidung manusia, yang mana di dalamnya dijumpai berbagai reseptor pengidentifikasi aroma. "Reseptor-reseptor ini fungsinya digantikan oleh sensor pada electronic nose," ujar Dosen Teknik Elektro ITS ini. Ia menambahkan, tiap reseptor yang ada akan memberikan respon yang berbeda dari uap aroma yang sama.
Sebagai pengembangan awal, sensor electronic nose memiliki kemampuan mengidentifikasi 16 jenis aroma, di antaranya aroma apel, melati, dan peppermint. "Layaknya seorang bayi ketika dari awal sudah dilatih mampu membedakan beberapa aroma, seperti itulah cara kerjanya," kata Rivai. Proses pengenalan aroma electronic nose ini dilakukan dengan bantuan software.
"Tak hanya itu, alat ini bahkan bisa mengenali kualitas dari bahan bersangkutan, misalnya apel yang busuk dan baik," tutur dosen yang juga Kepala Lab Elektronika Industri ini. Ke depan, Rivai berencana akan mengembangkan lagi kemampuan mengidentifikasi electronic nose menjadi 30 lebih aroma dengan tingkat hasil yang akurat.
Untuk alur kerja electronic nose, pria berkacamata ini menerangkan, proses diawali dengan memasukkan uap aroma ke ruang sensor, lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. Tiap komponen itu selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM). "Semua komponen ini saya dapatkan dari produk dalam negeri, kecuali perangkat FPGA (Field Programmable Analog Array - semikonduktor elektronik yang memiliki gerbang terprogram, Red) yang dipesan dari luar negeri," terang Rivai.
Guna menangkap uap aroma, Rivai memodifikasi osilator dan memberikan tambahan lapisan zat kimia. "Misalkan pada sensor ini, saya melapisinya dengan polyethylene glycol. Tiap sensor dilapisi dengan zat kimia yang berbeda," ujarnya. Harga bahan kimia yang digunakan pun menurut Rivai sangatlah terjangkau. "Hanya dua ribuan. Sebotol zat kimia dapat dipakai untuk ribuan sensor," imbuh Rivai.
Saat ini, electronic nose hanya dilengkapi dengan delapan sensor. "Tapi, saya sudah membuatkan tambahan sensor hingga 32 sensor. Jadi, kemampuan mengidentifikasi alat ini makin bertambah," papar peraih riset Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) ini.
Pengembangan lebih lanjut dari electronic nose akan memberikan banyak kegunaan. Rivai menyebutkan, electronic nose dapat dikembangkan hingga ke level mampu menganalisa aroma urine yang berarti juga bisa mengidentifikasi ginjal sehat atau bakteri di saluran kencing.
Selain itu, electronic nose juga bisa diupayakan untuk mampu menganalisa aroma pernapasan seseorang. "Penelitian ini rencananya akan dikerjakan oleh beberapa mahasiswa S3 Teknik Elektro. Tujuannya untuk membantu mendiagnosa penyakit TBC yang diderita seseorang," tandas alumni Teknik Elektro ITS angkatan 1987 ini.
Secara garis besar alat yang mulai dirintis Rivai sejak tahun 1995 ini sangatlah aplikatif. "Alat ini bisa dipakai untuk kebutuhan industri rokok, makanan dan minuman, hingga dunia kesehatan," ungkap Rivai. Ketika ditanyai perihal biaya pembuatan, Rivai hanya membutuhkan biaya kurang dari Rp 10 juta untuk menciptakan electronic nose.
"Bandingkan dengan alat sensor semikonduktor buatan beberapa negara maju, bisa mencapai milyaran rupiah," katanya. Oleh sebab itu, Rivai sangat berharap alat ciptaannya ini dapat segera dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Satu hal yang diidamkan oleh Rivai, bila electronic nose telah sempurna, ia berkeinginan perangkat FPGA yang ter-install pada electronic nose dapat dijadikan chip. Dengan begitu, electronic nose akan berbentuk sangat kecil dan dapat dibawa kemana-mana. "Tentunya dengan tercapainya harapan saya tadi, alat ini semakin bermanfaat untuk kehidupan manusia," tuturnya.
Alat yang diciptakan oleh Dr Muhammad Rivai ST MT ini mampu menggantikan fungsi indera penciuman manusia. Terutama dalam mengenali, mengidentifikasi, dan menganalisa aroma tertentu. Memanfaatkan pola-pola algoritma neural network, temuan ini bisa jadi merupakan satu inovasi penting dalam dunia industri dan kedokteran. Ide dari inovasi ini, menurut Rivai adalah iklan rokok yang menayangkan bagaimana seseorang bisa mengenali kualitas tembakau hanya dengan menciumnya. Rivai mengaku, usai menonton iklan tersebut, muncul pertanyaan iseng dalam benaknya,"Bagaimana nantinya kalau mereka (yang bertugas mencium, Red) sakit atau tidak mood? Apakah analisa ciumannya tetap bisa diandalkan?".
Dari pertanyaan iseng inilah kemudian Rivai menuai ide untuk membuat electronic nose. Konsep yang ia ajukan adalah alat pencium elektronik yang mampu menghasilkan analisa akurat tanpa terpengaruh oleh faktor yang mungkin diderita oleh indera penciuman manusia. Jadi, tak heran bila nantinya alat ini diharapkan mampu menggantikan fungsi hidung dalam berbagai kebutuhan industri dan analisa kesehatan.
Prinsip kerja electronic nose menirukan fungsi hidung manusia, yang mana di dalamnya dijumpai berbagai reseptor pengidentifikasi aroma. "Reseptor-reseptor ini fungsinya digantikan oleh sensor pada electronic nose," ujar Dosen Teknik Elektro ITS ini. Ia menambahkan, tiap reseptor yang ada akan memberikan respon yang berbeda dari uap aroma yang sama.
Sebagai pengembangan awal, sensor electronic nose memiliki kemampuan mengidentifikasi 16 jenis aroma, di antaranya aroma apel, melati, dan peppermint. "Layaknya seorang bayi ketika dari awal sudah dilatih mampu membedakan beberapa aroma, seperti itulah cara kerjanya," kata Rivai. Proses pengenalan aroma electronic nose ini dilakukan dengan bantuan software.
"Tak hanya itu, alat ini bahkan bisa mengenali kualitas dari bahan bersangkutan, misalnya apel yang busuk dan baik," tutur dosen yang juga Kepala Lab Elektronika Industri ini. Ke depan, Rivai berencana akan mengembangkan lagi kemampuan mengidentifikasi electronic nose menjadi 30 lebih aroma dengan tingkat hasil yang akurat.
Untuk alur kerja electronic nose, pria berkacamata ini menerangkan, proses diawali dengan memasukkan uap aroma ke ruang sensor, lalu uap tersebut akan diekstraksi menjadi komponen penyusun uap. Tiap komponen itu selanjutnya diukur intensitas dan konsentrasinya oleh sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM). "Semua komponen ini saya dapatkan dari produk dalam negeri, kecuali perangkat FPGA (Field Programmable Analog Array - semikonduktor elektronik yang memiliki gerbang terprogram, Red) yang dipesan dari luar negeri," terang Rivai.
Guna menangkap uap aroma, Rivai memodifikasi osilator dan memberikan tambahan lapisan zat kimia. "Misalkan pada sensor ini, saya melapisinya dengan polyethylene glycol. Tiap sensor dilapisi dengan zat kimia yang berbeda," ujarnya. Harga bahan kimia yang digunakan pun menurut Rivai sangatlah terjangkau. "Hanya dua ribuan. Sebotol zat kimia dapat dipakai untuk ribuan sensor," imbuh Rivai.
Saat ini, electronic nose hanya dilengkapi dengan delapan sensor. "Tapi, saya sudah membuatkan tambahan sensor hingga 32 sensor. Jadi, kemampuan mengidentifikasi alat ini makin bertambah," papar peraih riset Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) ini.
Pengembangan lebih lanjut dari electronic nose akan memberikan banyak kegunaan. Rivai menyebutkan, electronic nose dapat dikembangkan hingga ke level mampu menganalisa aroma urine yang berarti juga bisa mengidentifikasi ginjal sehat atau bakteri di saluran kencing.
Selain itu, electronic nose juga bisa diupayakan untuk mampu menganalisa aroma pernapasan seseorang. "Penelitian ini rencananya akan dikerjakan oleh beberapa mahasiswa S3 Teknik Elektro. Tujuannya untuk membantu mendiagnosa penyakit TBC yang diderita seseorang," tandas alumni Teknik Elektro ITS angkatan 1987 ini.
Secara garis besar alat yang mulai dirintis Rivai sejak tahun 1995 ini sangatlah aplikatif. "Alat ini bisa dipakai untuk kebutuhan industri rokok, makanan dan minuman, hingga dunia kesehatan," ungkap Rivai. Ketika ditanyai perihal biaya pembuatan, Rivai hanya membutuhkan biaya kurang dari Rp 10 juta untuk menciptakan electronic nose.
"Bandingkan dengan alat sensor semikonduktor buatan beberapa negara maju, bisa mencapai milyaran rupiah," katanya. Oleh sebab itu, Rivai sangat berharap alat ciptaannya ini dapat segera dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Satu hal yang diidamkan oleh Rivai, bila electronic nose telah sempurna, ia berkeinginan perangkat FPGA yang ter-install pada electronic nose dapat dijadikan chip. Dengan begitu, electronic nose akan berbentuk sangat kecil dan dapat dibawa kemana-mana. "Tentunya dengan tercapainya harapan saya tadi, alat ini semakin bermanfaat untuk kehidupan manusia," tuturnya.
30 March 2009
World Bank Resmikan ITS sebagai Pusat Informasi Pembangunan Indonesia
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dipercaya oleh World Bank untuk mengelola sebuah pusat informasi pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan diresmikannya ruang Indonesia Development Information Services (IDIS) di Perpustakaan ITS oleh Indonesia Country Director World Bank, Joachim von Amsberg, Senin (30/3).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Joachim von Amsberg yang didampingi Pembantu Rektor IV ITS Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD.
IDIS ITS ini merupakan yang ketiga dibuka di Indonesia dan kedua yang ada di perguruan tinggi (PT) di Indonesia. IDIS pertama dibuka tahun 2008 lalu di UGM Jogjakarta. Disusul tahun ini yang kedua di kantor perwakilan World Bank di Jakarta. Rencananya, April mendatang juga akan diresmikan IDIS di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Tahun ini diharapkan total ada 5 IDIS baru, sehingga tinggal menambah dua lagi yang masih belum ditentukan.
IDIS sendiri merupakan upgrade atau peningkatan status dari Regional Information Outlet (RIO) yang merupakan jaringan informasi Bank Dunia berupa corner kecil. “Saat ini ada 16 RIO yang tersebar di seluruh Indonesia, dan baru 4 yang berhasil ditingkatkan menjadi IDIS yang salah satunya di ITS ini,” jelas Joachim von Amsberg saat meresmikan IDIS ITS.
ITS merupakan salah satu RIO yang dibentuk sejak tahun 2005. Setelah mengalami perkembangan dan sering mengadakan kegiatan dialog atau pun diskusi tentang pembangunan di Indonesia, akhirnya RIO ITS pun ditingkatkan statusnya menjadi IDIS. Dengan demikian, perpustakaan ITS bisa dikatakan sebagai salah satu pusat referensi informasi pembangunan di berbagai bidang di Indonesia, terutama yang didukung oleh Bank Dunia.
“Melalui kegiatan-kegiatan sharing pengetahuan, ITS telah berperan penting dalam membantu World Bank sebagai partner pembangunan yang lebih baik di Indonesia,” ujar Joachim. Karena itu, lanjutnya, ia sangat yain bahwa IDIS ITS nantinya bisa terus menstimulasi komunitas Surabaya untuk mengadakan diskusi-diskusi yang merancang pembangunan baik untuk wilayah ataupun negara.
Dengan dijadikannya ITS sebagai IDIS, World Bank pun memberikan bantuan sarana multimedia lengkap di ruang IDIS yang bertempat di lantai 3 Perpustakaan ITS. Sehingga memiliki akses langsung ke seluruh jaringan World Bank. “Sebelum menjadi IDIS, di RIO ITS Cuma tersedia buku-buku informasi pembangunan yang disediakan oleh World Bank tapi sekarang lengkap dengan akses internet dan kelengkapan ultimedia lainnya yang mendukung,” jelas Drs Mansur Sutedjo, kepala UPT Perputakaan ITS.
Mansur juga mengatakan, phaknya ke depan berencana menggandeng sejumlah LSM untuk bersama-sama membahas isu pembangunan di Indonesia, sehingga diharapkan bisa memberikan solusi tertentu terhadap permasalahan yang ada. Isu pembangunan yang diangkat bisa dari bidang ekonomi, lingkungan, kemiskinan, dan energi yang selama ini juga menjadi fokus dari World Bank.
Setelah peresmian IDIS, dilanjutkan dengan seminar nasional “Renewable Energy and Global Energy Crisis” di lantai 2 perpustakaan. Selain Joachim von Amsberg, hadir sebagai pembicara adalah Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Departemen ESDM Ratna Ariati dan anggota Dewan Energi Nasional Ir Mukhtasor MEng PhD.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dipercaya oleh World Bank untuk mengelola sebuah pusat informasi pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan diresmikannya ruang Indonesia Development Information Services (IDIS) di Perpustakaan ITS oleh Indonesia Country Director World Bank, Joachim von Amsberg, Senin (30/3).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Joachim von Amsberg yang didampingi Pembantu Rektor IV ITS Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD.
IDIS ITS ini merupakan yang ketiga dibuka di Indonesia dan kedua yang ada di perguruan tinggi (PT) di Indonesia. IDIS pertama dibuka tahun 2008 lalu di UGM Jogjakarta. Disusul tahun ini yang kedua di kantor perwakilan World Bank di Jakarta. Rencananya, April mendatang juga akan diresmikan IDIS di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Tahun ini diharapkan total ada 5 IDIS baru, sehingga tinggal menambah dua lagi yang masih belum ditentukan.
IDIS sendiri merupakan upgrade atau peningkatan status dari Regional Information Outlet (RIO) yang merupakan jaringan informasi Bank Dunia berupa corner kecil. “Saat ini ada 16 RIO yang tersebar di seluruh Indonesia, dan baru 4 yang berhasil ditingkatkan menjadi IDIS yang salah satunya di ITS ini,” jelas Joachim von Amsberg saat meresmikan IDIS ITS.
ITS merupakan salah satu RIO yang dibentuk sejak tahun 2005. Setelah mengalami perkembangan dan sering mengadakan kegiatan dialog atau pun diskusi tentang pembangunan di Indonesia, akhirnya RIO ITS pun ditingkatkan statusnya menjadi IDIS. Dengan demikian, perpustakaan ITS bisa dikatakan sebagai salah satu pusat referensi informasi pembangunan di berbagai bidang di Indonesia, terutama yang didukung oleh Bank Dunia.
“Melalui kegiatan-kegiatan sharing pengetahuan, ITS telah berperan penting dalam membantu World Bank sebagai partner pembangunan yang lebih baik di Indonesia,” ujar Joachim. Karena itu, lanjutnya, ia sangat yain bahwa IDIS ITS nantinya bisa terus menstimulasi komunitas Surabaya untuk mengadakan diskusi-diskusi yang merancang pembangunan baik untuk wilayah ataupun negara.
Dengan dijadikannya ITS sebagai IDIS, World Bank pun memberikan bantuan sarana multimedia lengkap di ruang IDIS yang bertempat di lantai 3 Perpustakaan ITS. Sehingga memiliki akses langsung ke seluruh jaringan World Bank. “Sebelum menjadi IDIS, di RIO ITS Cuma tersedia buku-buku informasi pembangunan yang disediakan oleh World Bank tapi sekarang lengkap dengan akses internet dan kelengkapan ultimedia lainnya yang mendukung,” jelas Drs Mansur Sutedjo, kepala UPT Perputakaan ITS.
Mansur juga mengatakan, phaknya ke depan berencana menggandeng sejumlah LSM untuk bersama-sama membahas isu pembangunan di Indonesia, sehingga diharapkan bisa memberikan solusi tertentu terhadap permasalahan yang ada. Isu pembangunan yang diangkat bisa dari bidang ekonomi, lingkungan, kemiskinan, dan energi yang selama ini juga menjadi fokus dari World Bank.
Setelah peresmian IDIS, dilanjutkan dengan seminar nasional “Renewable Energy and Global Energy Crisis” di lantai 2 perpustakaan. Selain Joachim von Amsberg, hadir sebagai pembicara adalah Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Departemen ESDM Ratna Ariati dan anggota Dewan Energi Nasional Ir Mukhtasor MEng PhD.
21 March 2009
Aku Bisa Menulis!: Buku Meditasi untuk Para Penulis
Diana AV Sasa
Aku Bisa Menulis!: Buku Meditasi untuk Para Penulis
(Walking on Alligators: A Book of Meditation for Writer
Penulis : Susan Shaughnessy
Penerbit :Mizan Learning Centre(2004)
“Hanya dengan menulis setiap pagilah seseorang bisa menjadi penulis. Mereka yang tidak melakukan itu akan tetap menjadi amatir” (Gerald Brenan)
Kalimat diatas dikutip Susan Shaughnessy di awal-awal Walking on Alligator, atau Aku Bisa Menulis!. Selanjutnya dia mengingatkan bahwa pada dasarnya seorang penulis adalah orang yang menulis. Mereka menulis dalam kondisi apapun. Tertekan, gembira, jatuh cinta, bersedih, kedokter gigi, atau ketika tidak sedang melakukan itu semua. Mereka tetap menulis dalam kondisi pemerintahannya digulingkan atau sedang dibangun kembali. Mereka menulis karena mereka menulis.
Aku Bisa Menulis!: Buku Meditasi untuk Para Penulis
(Walking on Alligators: A Book of Meditation for Writer
Penulis : Susan Shaughnessy
Penerbit :Mizan Learning Centre(2004)
“Hanya dengan menulis setiap pagilah seseorang bisa menjadi penulis. Mereka yang tidak melakukan itu akan tetap menjadi amatir” (Gerald Brenan)
Kalimat diatas dikutip Susan Shaughnessy di awal-awal Walking on Alligator, atau Aku Bisa Menulis!. Selanjutnya dia mengingatkan bahwa pada dasarnya seorang penulis adalah orang yang menulis. Mereka menulis dalam kondisi apapun. Tertekan, gembira, jatuh cinta, bersedih, kedokter gigi, atau ketika tidak sedang melakukan itu semua. Mereka tetap menulis dalam kondisi pemerintahannya digulingkan atau sedang dibangun kembali. Mereka menulis karena mereka menulis.
19 March 2009
Memperkenalkan Soekarno
Iman D. Nugroho, Blitar
Massa kempanye Pemilu 2009 membuat gambar pahlawan nasional banyak bertebaran. Hal itu yang mendorong penduduk kembali mengingat aset-aset sejarah yang ada. Seperti yang terlihat pada gambar, seorang kakek memperkenalkan peninggalan sejarah mantan Presiden RI Ir. Soekarno di Istana Gebang. Blitar, Jawa Timur, Kamis (19/3) ini. Foto ini diambil, kamis ini di Blitar, Jawa Timur.
Massa kempanye Pemilu 2009 membuat gambar pahlawan nasional banyak bertebaran. Hal itu yang mendorong penduduk kembali mengingat aset-aset sejarah yang ada. Seperti yang terlihat pada gambar, seorang kakek memperkenalkan peninggalan sejarah mantan Presiden RI Ir. Soekarno di Istana Gebang. Blitar, Jawa Timur, Kamis (19/3) ini. Foto ini diambil, kamis ini di Blitar, Jawa Timur.
18 March 2009
Kembangkan Kerjasama Internasional, ITS Gandeng NCKU Taiwan
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tak henti-hentinya terus melebarkan sayapnya untuk menjalin kerjasama internasional. Kali ini kerjasama yang akan dilakukan dengan National Cheng Kung University (NCKU) Taiwan. Kesepakatan untuk kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di antara keduanya yang dilakukan di Gedung Rektorat ITS, Rabu (18/3). Dalam penandatanganan tersebut, ITS diwakili oleh Pembantu Rektor IV Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD dan NCKU diwakili oleh Dean of College of Engineering Dr Wen-Teng Wu.
Sebelum dilakukan penandatanganan, masing-masing perwakilan melakukan presentasi untuk mengenalkan profil institusinya, serta kelebihan-kelebihan yang mereka miliki untuk kemungkinan dikerjasamakan nantinya. NCKU yang memiliki 9 college dan 39 departemen tersebut telah melakukan sejumlah penelitian di bidang sains dan teknologi. Antara lain di bidang water resource, bio engineering, dan lain-lainnya.
“Kami berharap apa yang dimiliki NCKU nantinya bisa dikolaborasikan dengan apa yang dimiliki oleh ITS, baik untuk pendidikan maupun untuk penelitian,” tutur Wen-Teng Wu usai presentasi.
Keinginan tersebut disambut baik oleh ITS. Beberapa dekan dan kepala jurusan di ITS yang hadir menanyakan sejumlah hal yang kemungkinan bisa dikerjasamakan. Termasuk kemungkinan kerjasama penggunaan laboratorium untuk penelitian bersama. Bidang ilmu yang kemungkinan dikerjasamakan adalah teknik mesin, teknik elektro, teknik lingkungan, teknik sipil, teknik kimia, dan industri.
Selain itu, kerjasama yang kemungkinan akan dilakukan juga diarahkan pada program double degree atau twining program untuk pascasarjana. Selain itu juga untuk kemungkinan joint research, student exchange atau pun professor exchange. “Untuk kesepakatan lebih detilnya mungkin akan kita bicarakan lagi nantinya, kira-kira mana yang paling pas untuk dikerjasamakan,” ujar Eko Budi Djatmiko.
Sebelumnya, rombongan NCKU sebanyak 11 orang ini juga telah diterima langsung oleh Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD di ruang kerjanya. Selanjutnya, usai penandatanganan MoU rombongan melakukan kunjungan ke beberapa laboratorium di lingkungan ITS. Setelah itu, mereka melakukan proses rekrutmen beasiswa program S2 untuk mahasiswa maupun dosen ITS.
*HUMAS-ITS, 18 Maret 2009
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tak henti-hentinya terus melebarkan sayapnya untuk menjalin kerjasama internasional. Kali ini kerjasama yang akan dilakukan dengan National Cheng Kung University (NCKU) Taiwan. Kesepakatan untuk kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di antara keduanya yang dilakukan di Gedung Rektorat ITS, Rabu (18/3). Dalam penandatanganan tersebut, ITS diwakili oleh Pembantu Rektor IV Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD dan NCKU diwakili oleh Dean of College of Engineering Dr Wen-Teng Wu.
Sebelum dilakukan penandatanganan, masing-masing perwakilan melakukan presentasi untuk mengenalkan profil institusinya, serta kelebihan-kelebihan yang mereka miliki untuk kemungkinan dikerjasamakan nantinya. NCKU yang memiliki 9 college dan 39 departemen tersebut telah melakukan sejumlah penelitian di bidang sains dan teknologi. Antara lain di bidang water resource, bio engineering, dan lain-lainnya.
“Kami berharap apa yang dimiliki NCKU nantinya bisa dikolaborasikan dengan apa yang dimiliki oleh ITS, baik untuk pendidikan maupun untuk penelitian,” tutur Wen-Teng Wu usai presentasi.
Keinginan tersebut disambut baik oleh ITS. Beberapa dekan dan kepala jurusan di ITS yang hadir menanyakan sejumlah hal yang kemungkinan bisa dikerjasamakan. Termasuk kemungkinan kerjasama penggunaan laboratorium untuk penelitian bersama. Bidang ilmu yang kemungkinan dikerjasamakan adalah teknik mesin, teknik elektro, teknik lingkungan, teknik sipil, teknik kimia, dan industri.
Selain itu, kerjasama yang kemungkinan akan dilakukan juga diarahkan pada program double degree atau twining program untuk pascasarjana. Selain itu juga untuk kemungkinan joint research, student exchange atau pun professor exchange. “Untuk kesepakatan lebih detilnya mungkin akan kita bicarakan lagi nantinya, kira-kira mana yang paling pas untuk dikerjasamakan,” ujar Eko Budi Djatmiko.
Sebelumnya, rombongan NCKU sebanyak 11 orang ini juga telah diterima langsung oleh Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD di ruang kerjanya. Selanjutnya, usai penandatanganan MoU rombongan melakukan kunjungan ke beberapa laboratorium di lingkungan ITS. Setelah itu, mereka melakukan proses rekrutmen beasiswa program S2 untuk mahasiswa maupun dosen ITS.
*HUMAS-ITS, 18 Maret 2009
17 March 2009
Adu Kemampuan Membuat Beton yang Kuat
Press Release
Untuk menggali kemampuan para mahasiswa Teknik Sipil dalam menghasilkan sebuah beton untuk konstruksi bangunan, Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS menggelar Lomba Beton antara mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia, Selasa (17/3).
Lomba yang merupakan rangkaian kegiatan tahunan Civil Expo 2009 ini terbagi dalam dua kategori lomba. Yakni kategori beton metode Self Compacted Concrete (SCC) dan High Performance Concrete (HPC). Metode SCC merupakan metode terbaru dalam pembuatan beton, di mana tak lagi membutuhkan proses pemadatan seperti halnya dalam metode HPC.
“Lomba kategori SCC ini untuk menguji kemampuan masing-masing peserta dalam mengaplikasikan metode terbaru ini, apakah komposisi atau proses yang digunakan sudah benar,” jelas Deddy Kusuma Hadiputra, ketua pelaksana Civil Expo 2009.
Untuk kategori SCC diikuti oleh 13 tim, di mana tiap tim terdiri dari 3 orang. Sedang untuk kategori HPC diikuti oleh 21 tim dan masing-masing tim terdiri dari 3 orang juga. Mereka antara lain berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Jember, Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (Polinema), dan masih banyak lagi.
Dalam lomba beton dengan metode SCC, peserta melakukan proses pengecoran dengan tidak melakukan pemadatan atau biasa dikenal dengan istilah merojok. Sebab dengan metode ini beton diharapkan dapat memadat atau memampat dengan sendirinya.
Dalam proses pengerjaannnya masing-masing peserta diberikan waktu kurang lebih satu setengah jam pembuatan dan pencetakan. ”Bahan utama pembuatannya berupa semen, kerikil dan pasir. Untuk zat adiktifnya, peserta dapat membawanya sendiri meski panitia juga menyediakannya,” papar Deddy lagi.
Setiap peserta berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik. Salah satunya yang ditunjukkan tim dari UI. ”Untuk perlombaan kali ini, kami menggunakan metode trial and error pada pembuatan beton, kami harap dengan begitu peluang kami untuk menang lebih banyak,” tutur Romastah.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa asal Universitas Tadulako. ”Kami yakin, beton buatan kami akan menjadi yang terbaik,” tandas mahasiswa berkulit gelap ini.
Untuk kategori HPC, peserta diharuskan membuat beton mutu tinggi dengan berat volume maksimal 2500 kg/m 3. Banyak aspek yang menjadi kriteria penilaian dalam Lomba Beton kali ini. Selain uji besar slump beton segar, uji L-shape box test, hingga uji V-Funnel, serta peserta juga harus mempaparkan hasil karyanya di depan juri nantinya.
Pria berkulit sawo matang ini juga menambahkan, pada hari sebelumnya, peserta diharuskan juga untuk membuat 6 buah beton yang telah diuji di masing-masing tempat pada saat beton berumur 3 dan 7 hari. “Pengujian yang dilakukan pada saat perlombaan adalah beton yang telah berusia 28 hari,” jelas mahasiswa Teknik Sipil 2006 ini.
Dari semua tim yang berlaga dalam Lomba Beton kali ini, masing-masing akan diambil lima nominasi terbaik. Dan bagi peserta yang telah lolos pada tahap uji dan memiliki nilai tertinggi akan keluar sebagai nominasi juara. “Juaranya akan diumumkan pada tanggal 20 Maret 2009 di Royal Plasa Surabaya bersamaan dengan Lomba Jembatan mahasiswa Teknik sipil se-Indonesia,” ujar Deddy.
Menurut Deddy, tujuan utama diadakannya Civil Expo 2009 ini tak lain untuk lebih memperkenalkan dunia teknik sipil ke masyarakat awam, sehingga teknik sipil menjadi lebih familiar.
*HUMAS-ITS, 17 Maret 2009
Untuk menggali kemampuan para mahasiswa Teknik Sipil dalam menghasilkan sebuah beton untuk konstruksi bangunan, Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS menggelar Lomba Beton antara mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia, Selasa (17/3).
Lomba yang merupakan rangkaian kegiatan tahunan Civil Expo 2009 ini terbagi dalam dua kategori lomba. Yakni kategori beton metode Self Compacted Concrete (SCC) dan High Performance Concrete (HPC). Metode SCC merupakan metode terbaru dalam pembuatan beton, di mana tak lagi membutuhkan proses pemadatan seperti halnya dalam metode HPC.
“Lomba kategori SCC ini untuk menguji kemampuan masing-masing peserta dalam mengaplikasikan metode terbaru ini, apakah komposisi atau proses yang digunakan sudah benar,” jelas Deddy Kusuma Hadiputra, ketua pelaksana Civil Expo 2009.
Untuk kategori SCC diikuti oleh 13 tim, di mana tiap tim terdiri dari 3 orang. Sedang untuk kategori HPC diikuti oleh 21 tim dan masing-masing tim terdiri dari 3 orang juga. Mereka antara lain berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Jember, Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (Polinema), dan masih banyak lagi.
Dalam lomba beton dengan metode SCC, peserta melakukan proses pengecoran dengan tidak melakukan pemadatan atau biasa dikenal dengan istilah merojok. Sebab dengan metode ini beton diharapkan dapat memadat atau memampat dengan sendirinya.
Dalam proses pengerjaannnya masing-masing peserta diberikan waktu kurang lebih satu setengah jam pembuatan dan pencetakan. ”Bahan utama pembuatannya berupa semen, kerikil dan pasir. Untuk zat adiktifnya, peserta dapat membawanya sendiri meski panitia juga menyediakannya,” papar Deddy lagi.
Setiap peserta berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik. Salah satunya yang ditunjukkan tim dari UI. ”Untuk perlombaan kali ini, kami menggunakan metode trial and error pada pembuatan beton, kami harap dengan begitu peluang kami untuk menang lebih banyak,” tutur Romastah.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa asal Universitas Tadulako. ”Kami yakin, beton buatan kami akan menjadi yang terbaik,” tandas mahasiswa berkulit gelap ini.
Untuk kategori HPC, peserta diharuskan membuat beton mutu tinggi dengan berat volume maksimal 2500 kg/m 3. Banyak aspek yang menjadi kriteria penilaian dalam Lomba Beton kali ini. Selain uji besar slump beton segar, uji L-shape box test, hingga uji V-Funnel, serta peserta juga harus mempaparkan hasil karyanya di depan juri nantinya.
Pria berkulit sawo matang ini juga menambahkan, pada hari sebelumnya, peserta diharuskan juga untuk membuat 6 buah beton yang telah diuji di masing-masing tempat pada saat beton berumur 3 dan 7 hari. “Pengujian yang dilakukan pada saat perlombaan adalah beton yang telah berusia 28 hari,” jelas mahasiswa Teknik Sipil 2006 ini.
Dari semua tim yang berlaga dalam Lomba Beton kali ini, masing-masing akan diambil lima nominasi terbaik. Dan bagi peserta yang telah lolos pada tahap uji dan memiliki nilai tertinggi akan keluar sebagai nominasi juara. “Juaranya akan diumumkan pada tanggal 20 Maret 2009 di Royal Plasa Surabaya bersamaan dengan Lomba Jembatan mahasiswa Teknik sipil se-Indonesia,” ujar Deddy.
Menurut Deddy, tujuan utama diadakannya Civil Expo 2009 ini tak lain untuk lebih memperkenalkan dunia teknik sipil ke masyarakat awam, sehingga teknik sipil menjadi lebih familiar.
*HUMAS-ITS, 17 Maret 2009
Dari Jurnalis ke Pentas Politik
Press Relase
*Bersama: Lukas Suwarso (Dewan Pers, Arif Affandi (Wakil Walikota Surabaya), Saleh Ismail Mukadar (Caleg PDIP), Aribowo (Pengamat Politik UNAIR)
Sekolah Tingggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya ( Stikosa-AWS ), sebagai sekolah ilmu komunikasi, melihat fenomena yang tengah terjadi dalam masyarakat. Yaitu banyaknya masyarakat dengan berbagai profesi, mulai merambah dunia politik. Tak terkecuali, jurnalis yang juga merambah dunia politik, entah mencalonkan sebagai caleg maupun walikota Surabaya.
Oleh karena itu Stikosa-AWS bekerjasama dengan media internal Kampus Acta Surya. Mencoba membaca situasi tersebut, dengan mengadakan diskusi public yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2009, pukul 10.00 BBWI. Bertempat di Kampus Stikosa-AWS Ruang 4, Jalan Nginden Intan Timur I No. 18 Surabaya.
Diskusi public ini, juga melibatkan masyarakat umum dan mahasiswa Stikosa-AWS sendiri. Juga mengundang media massa, untuk turut berpartisipasi dalam acara diskusi tersebut.
Dengan menghadirkan, wakil walikota Surabaya Arif Affandi dan Saleh Ismail mukadar dari caleg PDIP. Yang pernah berprofesi sebagai jurnalis dan kini merambah dunia politik. Selain itu, hadir pula Lukas Luwarso dari Dewan Pers yang akan berbicara mengenai peran jurnalis yang sebenarnya. Dan pakar politik yaitu Ari Bowo.
Dengan adanya diskusi public yang bertajuk ‘Dari Jurnalis ke Pentas Politik’ diharapkan dapat menjawab kegelisahan masyarakat tentang fenomena yang sedang terjadi saat ini.
Contact Person
Qusnul Tauhid : 08563343994
Abdul Wahid : 085731461200
*Bersama: Lukas Suwarso (Dewan Pers, Arif Affandi (Wakil Walikota Surabaya), Saleh Ismail Mukadar (Caleg PDIP), Aribowo (Pengamat Politik UNAIR)
Sekolah Tingggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya ( Stikosa-AWS ), sebagai sekolah ilmu komunikasi, melihat fenomena yang tengah terjadi dalam masyarakat. Yaitu banyaknya masyarakat dengan berbagai profesi, mulai merambah dunia politik. Tak terkecuali, jurnalis yang juga merambah dunia politik, entah mencalonkan sebagai caleg maupun walikota Surabaya.
Oleh karena itu Stikosa-AWS bekerjasama dengan media internal Kampus Acta Surya. Mencoba membaca situasi tersebut, dengan mengadakan diskusi public yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2009, pukul 10.00 BBWI. Bertempat di Kampus Stikosa-AWS Ruang 4, Jalan Nginden Intan Timur I No. 18 Surabaya.
Diskusi public ini, juga melibatkan masyarakat umum dan mahasiswa Stikosa-AWS sendiri. Juga mengundang media massa, untuk turut berpartisipasi dalam acara diskusi tersebut.
Dengan menghadirkan, wakil walikota Surabaya Arif Affandi dan Saleh Ismail mukadar dari caleg PDIP. Yang pernah berprofesi sebagai jurnalis dan kini merambah dunia politik. Selain itu, hadir pula Lukas Luwarso dari Dewan Pers yang akan berbicara mengenai peran jurnalis yang sebenarnya. Dan pakar politik yaitu Ari Bowo.
Dengan adanya diskusi public yang bertajuk ‘Dari Jurnalis ke Pentas Politik’ diharapkan dapat menjawab kegelisahan masyarakat tentang fenomena yang sedang terjadi saat ini.
Contact Person
Qusnul Tauhid : 08563343994
Abdul Wahid : 085731461200
11 March 2009
Teknik Mesin ITS Lepas Delapan Dosen Seniornya
Press Release
Sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian delapan dosennya yang telah memasuki masa pensiun, Jurusan Teknik Mesin ITS mengadakan acara Pisah Kenang Purna Tugas di ruang D-303 Teknik Mesin ITS, Rabu (11/3). Kedelapan dosen tersebut adalah Ir A Aziz Badjabir BE, mantan rektor ITS Prof Ir Djati Nursuhud MS ME, Hardjono MSc, Ir Arie Joewono, Ir Musaikan, Ir Sunarko, Ir Tjipto Basuki, dan Ir Wahid Suherman. Ketulusan pengabdian yang telah mereka persembahkan di ITS telah berhasil mencetak ribuan tunas bangsa.
Menjadi seorang pendidik adalah sebuah plihan yang sangat jarang sekali ditempuh bagi sivitas akademika kampus mana pun dengan berbagai argumen yang ada. Namun bagi delapan dosen Teknik Mesin ITS ini, menjadi seorang pengajar adalah sebuah pengabdian terbesar yang bisa mereka berikan dalam hidupnya untuk orang lain.
Dalam perhelatan tersebut, semua keluarga besar Jurusan Teknik Mesin mulai dari dosen senior hingga yunior memberi ucapan perpisahan kepada delapan dosen tersebut. Dalam acara Purna Tugas tersebut juga dihadiri oleh alumni-alumni serta beberapa dosen dari jurusan lain, karyawan, dan mahasiswa.
Tak lupa, para dosen-dosen senior yang purna tugas tersebut memaparkan sekelumit cerita yang berharga selama puluhan tahun mengabdi di Teknik Mesin ITS. “Saya hanya bisa berpesan kepada semua kolega-kolega sesama dosen dalam mengajar di jurusan ini. Di sini ada dosen yang lebih senior maka datangilah, jika itu dosen sejawat maka hargailah, jika itu karyawan anggaplah mereka sebagai keluarga dan bagi mahasiswa anggaplah mereka sebagai anak kita yang harus kita sayangi,” tutur Arie Juwono yang disambut aplaus para hadirin. Ari juga memaparkan karyanya berupa pesawat pemindah bahan yang dia tawarkan kepada rekan sesama dosen, terutama dosen muda untuk mengembangkannya.
Selain dosen Teknik Mesin, ada pula dosen dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi yang dulunya kuliah dan pernah mengabdi di Teknik Mesin. Adalah Ir Musaikan dan Ir Wahid Suherman, sedikit dari dosen asli jurusan yang mempunyai jargon Uber Alles (di atas segalanya) yang dialihtugaskan ke jurusan Material dan Metalurgi. “Saya sangat berharap mudah-mudahan Teknik Mesin bisa tetap maju,” tandas Wahid Suherman.
Acara pun semakin ramai ketika ada salah seorang alumni yang memberikan testimoni kepada para dosen-dosennya semasa kuliah dulu. ”Saya menjalani prosesi belajar ini selama enam tahun, yang membuat lama adalah karena tersangkut di Pak Sahab (Abdullah Sahab, red). Namun sampai detik ini prosesi belajar tetap ada yakni di perusahaan. Bedanya di sini tidak ada kuis maupun nilai jelek, yang kita tahu tiba-tiba gaji terpotong,” ujar Ari Nugroho yang telah bekerja di salah satu perusahaan swasta disambut gelak tawa semua undangan.
Salah satu pengabdian yang tiada tara dari para dosen tersebut adalah kesediaannya untuk setia mengajar sembari menunggu dosen-dosen muda menyelesaikan S2 atau S3nya di luar negeri. Bahkan Hardjono MSc harus menangguhkan niatnya untuk melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat karena minimnya jumlah dosen saat itu. “Saya ucapkan terima kasih banyak karena beliau-beliau telah menjaga hati untuk selalu mengajar sambil kita (para dosen muda, red) bisa menyelesaikan studi kita di luar negeri,” ujar Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA, mantan Kajur Teknik Mesin.
Jika masa purna tugas kerap diartikan sebagi masa berhenti mengajar, namun para pengabdi pendidikan ini memberi makna pensiun adalah berhenti menjadi PNS bukan menjadi dosen (pendidik, red). “Semoga apa yang diharapkan beliau sekalian akan menjadi kenyataan yang baik,” ungkap Dr Ing Ir Herman Sasongko, Kajur Teknik Mesin ITS mengakhiri.
*HUMAS-ITS, 11 Maret 2009
Sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian delapan dosennya yang telah memasuki masa pensiun, Jurusan Teknik Mesin ITS mengadakan acara Pisah Kenang Purna Tugas di ruang D-303 Teknik Mesin ITS, Rabu (11/3). Kedelapan dosen tersebut adalah Ir A Aziz Badjabir BE, mantan rektor ITS Prof Ir Djati Nursuhud MS ME, Hardjono MSc, Ir Arie Joewono, Ir Musaikan, Ir Sunarko, Ir Tjipto Basuki, dan Ir Wahid Suherman. Ketulusan pengabdian yang telah mereka persembahkan di ITS telah berhasil mencetak ribuan tunas bangsa.
Menjadi seorang pendidik adalah sebuah plihan yang sangat jarang sekali ditempuh bagi sivitas akademika kampus mana pun dengan berbagai argumen yang ada. Namun bagi delapan dosen Teknik Mesin ITS ini, menjadi seorang pengajar adalah sebuah pengabdian terbesar yang bisa mereka berikan dalam hidupnya untuk orang lain.
Dalam perhelatan tersebut, semua keluarga besar Jurusan Teknik Mesin mulai dari dosen senior hingga yunior memberi ucapan perpisahan kepada delapan dosen tersebut. Dalam acara Purna Tugas tersebut juga dihadiri oleh alumni-alumni serta beberapa dosen dari jurusan lain, karyawan, dan mahasiswa.
Tak lupa, para dosen-dosen senior yang purna tugas tersebut memaparkan sekelumit cerita yang berharga selama puluhan tahun mengabdi di Teknik Mesin ITS. “Saya hanya bisa berpesan kepada semua kolega-kolega sesama dosen dalam mengajar di jurusan ini. Di sini ada dosen yang lebih senior maka datangilah, jika itu dosen sejawat maka hargailah, jika itu karyawan anggaplah mereka sebagai keluarga dan bagi mahasiswa anggaplah mereka sebagai anak kita yang harus kita sayangi,” tutur Arie Juwono yang disambut aplaus para hadirin. Ari juga memaparkan karyanya berupa pesawat pemindah bahan yang dia tawarkan kepada rekan sesama dosen, terutama dosen muda untuk mengembangkannya.
Selain dosen Teknik Mesin, ada pula dosen dari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi yang dulunya kuliah dan pernah mengabdi di Teknik Mesin. Adalah Ir Musaikan dan Ir Wahid Suherman, sedikit dari dosen asli jurusan yang mempunyai jargon Uber Alles (di atas segalanya) yang dialihtugaskan ke jurusan Material dan Metalurgi. “Saya sangat berharap mudah-mudahan Teknik Mesin bisa tetap maju,” tandas Wahid Suherman.
Acara pun semakin ramai ketika ada salah seorang alumni yang memberikan testimoni kepada para dosen-dosennya semasa kuliah dulu. ”Saya menjalani prosesi belajar ini selama enam tahun, yang membuat lama adalah karena tersangkut di Pak Sahab (Abdullah Sahab, red). Namun sampai detik ini prosesi belajar tetap ada yakni di perusahaan. Bedanya di sini tidak ada kuis maupun nilai jelek, yang kita tahu tiba-tiba gaji terpotong,” ujar Ari Nugroho yang telah bekerja di salah satu perusahaan swasta disambut gelak tawa semua undangan.
Salah satu pengabdian yang tiada tara dari para dosen tersebut adalah kesediaannya untuk setia mengajar sembari menunggu dosen-dosen muda menyelesaikan S2 atau S3nya di luar negeri. Bahkan Hardjono MSc harus menangguhkan niatnya untuk melanjutkan studi S3 di Amerika Serikat karena minimnya jumlah dosen saat itu. “Saya ucapkan terima kasih banyak karena beliau-beliau telah menjaga hati untuk selalu mengajar sambil kita (para dosen muda, red) bisa menyelesaikan studi kita di luar negeri,” ujar Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA, mantan Kajur Teknik Mesin.
Jika masa purna tugas kerap diartikan sebagi masa berhenti mengajar, namun para pengabdi pendidikan ini memberi makna pensiun adalah berhenti menjadi PNS bukan menjadi dosen (pendidik, red). “Semoga apa yang diharapkan beliau sekalian akan menjadi kenyataan yang baik,” ungkap Dr Ing Ir Herman Sasongko, Kajur Teknik Mesin ITS mengakhiri.
*HUMAS-ITS, 11 Maret 2009
04 March 2009
Lima Ribu Lebih Pelamar Serbu Bursa Karir ITS
Press Release
Perhelatan Bursa Karir ITS (BKI) ke-17 yang dibuka di Grha 10 Nopember ITS, Rabu (4/2), benar-benar mendapat respon yang luar biasa besar dari masyarakat pencari kerja. Meski baru hari pertama dibuka, sudah lebih dari 5 ribu pengunjung terlihat berjubel memadati lokasi.
Kegiatan rutin yang dipelopori oleh SAC ITS ini rencananya dibuka selama dua hari hingga Kamis (5/2). Sebanyak 35 perusahaan multinasional pun turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Para job seeker langsung berbondong-bondong untuk beradu keberuntungan meraih pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
BKI ini merupakan ajang pertemuan antara para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang membutuhkan karyawan untuk beberapa posisi. Acara yang digelar dua kali setahun ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. Pasalnya, bursa ini tidak hanya diperuntukkan bagi lulusan ITS, melainkan masyarakat umum. Termasuk dari luar Surabaya dan Jawa Timur.
“Acara bursa karir dalam rangka menyambut wisuda ITS ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para lulusan universitas untuk bertatap muka langsung dengan pihak perusahaan,” jelas Heru Lumaksono, ketua panitia BKI ke-17.
Namun, imbuhnya, selain rekruitmen pencari kerja, bursa ini juga digunakan sebgai ajang presentasi beberapa perusahaan kepada para pengunjung supaya lebih dikenal keberadaannya.
Sejumlah perusahaan raksasa yang berpartisipasi antara lain PT Pertamina (Persero), PT Unilever, PT HM Sampoerna Tbk, PT BII, PT Chevron Indonesia, PT Bank Mandiri, Exxonmobil Oil Indonesia Inc., PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan masih banyak lagi perusahaan ternama yang memajang stannya. Selain membuka stan, sebagian lagi ada perusahaan yang hanya memajang poster dan melakukan pendataan aplikan.
“Ajang bursa karir ini saling menguntungkan bagi perusahaan maupun para job seeker,” ungkap Heru. Menurutnyam, bagi pencari kerja hal ini sudah jelas sangat menguntungkan. Pasalnya, mereka bisa langsung melihat presentasi perusahaan dan pastinya lebih cepat dalam mencari pekerjaan.
“Saya sangat senang dan mendukung acara–acara positif semacam ini. Kalau bisa, ke depannya mungkin bisa diadakan di tempat yang lebih luas. Adanya ribuan job seeker seperti ini, tentunya kurang memenuhi kalau diadakan di sini (Grha ITS, red),” ujar Arif Barokah, salah satu pencari kerja lulusan Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang yang melamar di Bank Mandiri dan BRI. (HUMAS-ITS, 4 Maret 2009)
Perhelatan Bursa Karir ITS (BKI) ke-17 yang dibuka di Grha 10 Nopember ITS, Rabu (4/2), benar-benar mendapat respon yang luar biasa besar dari masyarakat pencari kerja. Meski baru hari pertama dibuka, sudah lebih dari 5 ribu pengunjung terlihat berjubel memadati lokasi.
Kegiatan rutin yang dipelopori oleh SAC ITS ini rencananya dibuka selama dua hari hingga Kamis (5/2). Sebanyak 35 perusahaan multinasional pun turut berpartisipasi dalam ajang tersebut. Para job seeker langsung berbondong-bondong untuk beradu keberuntungan meraih pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka inginkan.
BKI ini merupakan ajang pertemuan antara para pencari kerja dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang membutuhkan karyawan untuk beberapa posisi. Acara yang digelar dua kali setahun ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. Pasalnya, bursa ini tidak hanya diperuntukkan bagi lulusan ITS, melainkan masyarakat umum. Termasuk dari luar Surabaya dan Jawa Timur.
“Acara bursa karir dalam rangka menyambut wisuda ITS ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para lulusan universitas untuk bertatap muka langsung dengan pihak perusahaan,” jelas Heru Lumaksono, ketua panitia BKI ke-17.
Namun, imbuhnya, selain rekruitmen pencari kerja, bursa ini juga digunakan sebgai ajang presentasi beberapa perusahaan kepada para pengunjung supaya lebih dikenal keberadaannya.
Sejumlah perusahaan raksasa yang berpartisipasi antara lain PT Pertamina (Persero), PT Unilever, PT HM Sampoerna Tbk, PT BII, PT Chevron Indonesia, PT Bank Mandiri, Exxonmobil Oil Indonesia Inc., PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan masih banyak lagi perusahaan ternama yang memajang stannya. Selain membuka stan, sebagian lagi ada perusahaan yang hanya memajang poster dan melakukan pendataan aplikan.
“Ajang bursa karir ini saling menguntungkan bagi perusahaan maupun para job seeker,” ungkap Heru. Menurutnyam, bagi pencari kerja hal ini sudah jelas sangat menguntungkan. Pasalnya, mereka bisa langsung melihat presentasi perusahaan dan pastinya lebih cepat dalam mencari pekerjaan.
“Saya sangat senang dan mendukung acara–acara positif semacam ini. Kalau bisa, ke depannya mungkin bisa diadakan di tempat yang lebih luas. Adanya ribuan job seeker seperti ini, tentunya kurang memenuhi kalau diadakan di sini (Grha ITS, red),” ujar Arif Barokah, salah satu pencari kerja lulusan Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang yang melamar di Bank Mandiri dan BRI. (HUMAS-ITS, 4 Maret 2009)
27 February 2009
ITS Jajaki Gandeng Indovision Kembangkan Konten Edukasi
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjajaki hubungan kerjasama untuk pengembangan konten edukasi jarak jauh dengan PT Mediacitra Indostar (MCI) selaku operator Indovision. Penjajakan kerjasama ini secepatnya akan dituangkan dalam bentuk penandatanganan MoU.
Sehingga diharapkan nantinya bisa menyebarkan berbagai pengetahuan umum ke semua masyarakat di Indonesia, termasuk yang di pelosok. “Dengan adanya kerjasama nantinya diharapkan ITS bisa memanfaatkan fasilitas infrastruktur yang dimiliki MCI untuk mengembangkan konten-konten edukasi yang ada,” jelas Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD saat menerima kunjungan Presiden Direktur PT MCI Agus Mulyanto PhD, Jumat (27/2).
Kunjungan Agus Mulyanto ke Rektorat ITS ini didampingi GM Corporate Secretary PT MNC Sky Vision Arya Mahendra Sinulingga dan Regulatory Affair Manager PT MCI Muharzi Hasril. Pihak Indovision sendiri menawarkan kepada ITS untuk mengisi salah satu kanal yang dimilikinya dengan program-program kuliah jarak jauh. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkannya.
“Kebetulan kami saat ini juga sedang mencari mitra untuk mengembangkan konten edukasi dan juga mengembangkan program ilmiah popular untuk masyarakat awam,” jelas Agus Mulyanto. Bila kerjasama ini terwujud, nantinya ITS akan dijadikan center untuk link konten pendidikan ke seluruh Indonesia. “Nantinya bisa kita kembangkan ITS sebagai e-learning center,” imbuhnya.
Keinginan kerjasama ini juga terkait adanya tugas dari Dirjen Dikti agar ITS mengembangkan teknologi informatika yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, termasuk yang berada di pedalaman. Dengan diberi konten edukasi yang berisi pengetahuan umum baik ilmiah maupun popular diharapkan bisa membantu memajukan kehidupan masyarakat setempat.
Selain penjajakan kerjasama, kunjungan rombongan Indovision ini juga untuk mengundang ITS menghadiri peluncuran satelit Indostar II di Kazakhstan, 30 April mendatang. Satelit ini untuk menggantikan satelit Indostar pertama yang telah diluncurkan sejak tahun 1997 silam.
“Ini merupakan satu-satunya satelit untuk broadcasting yang dimiliki Indonesia, dan Indovision merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki satelit sendiri,” papar Arya Mahendra Sinulingga. Dikatakan Arya, di Indonesia hanya ada empat perusahaan yang memiliki satelit. Yakni Telkom, Indosat, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan Indovision.
Satelit Indostar II ini dibuat di pabrik Boeing, California, AS. Nantinya satelit akan diluncurkan dengan roket peluncur Proton milik Rusia. Nantinya satelit ini sudah akan bisa dioperasikan pada Juni 2009. Bagi ITS, undangan ini merupakan kehormatan tersendiri. Karena hanya tiga perguruan tinggi yang mendapat undangan khusus dari Indovision. Yakni ITS, ITB dan UI. (HUMAS-ITS, 27 Februari 2009)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjajaki hubungan kerjasama untuk pengembangan konten edukasi jarak jauh dengan PT Mediacitra Indostar (MCI) selaku operator Indovision. Penjajakan kerjasama ini secepatnya akan dituangkan dalam bentuk penandatanganan MoU.
Sehingga diharapkan nantinya bisa menyebarkan berbagai pengetahuan umum ke semua masyarakat di Indonesia, termasuk yang di pelosok. “Dengan adanya kerjasama nantinya diharapkan ITS bisa memanfaatkan fasilitas infrastruktur yang dimiliki MCI untuk mengembangkan konten-konten edukasi yang ada,” jelas Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD saat menerima kunjungan Presiden Direktur PT MCI Agus Mulyanto PhD, Jumat (27/2).
Kunjungan Agus Mulyanto ke Rektorat ITS ini didampingi GM Corporate Secretary PT MNC Sky Vision Arya Mahendra Sinulingga dan Regulatory Affair Manager PT MCI Muharzi Hasril. Pihak Indovision sendiri menawarkan kepada ITS untuk mengisi salah satu kanal yang dimilikinya dengan program-program kuliah jarak jauh. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkannya.
“Kebetulan kami saat ini juga sedang mencari mitra untuk mengembangkan konten edukasi dan juga mengembangkan program ilmiah popular untuk masyarakat awam,” jelas Agus Mulyanto. Bila kerjasama ini terwujud, nantinya ITS akan dijadikan center untuk link konten pendidikan ke seluruh Indonesia. “Nantinya bisa kita kembangkan ITS sebagai e-learning center,” imbuhnya.
Keinginan kerjasama ini juga terkait adanya tugas dari Dirjen Dikti agar ITS mengembangkan teknologi informatika yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, termasuk yang berada di pedalaman. Dengan diberi konten edukasi yang berisi pengetahuan umum baik ilmiah maupun popular diharapkan bisa membantu memajukan kehidupan masyarakat setempat.
Selain penjajakan kerjasama, kunjungan rombongan Indovision ini juga untuk mengundang ITS menghadiri peluncuran satelit Indostar II di Kazakhstan, 30 April mendatang. Satelit ini untuk menggantikan satelit Indostar pertama yang telah diluncurkan sejak tahun 1997 silam.
“Ini merupakan satu-satunya satelit untuk broadcasting yang dimiliki Indonesia, dan Indovision merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki satelit sendiri,” papar Arya Mahendra Sinulingga. Dikatakan Arya, di Indonesia hanya ada empat perusahaan yang memiliki satelit. Yakni Telkom, Indosat, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan Indovision.
Satelit Indostar II ini dibuat di pabrik Boeing, California, AS. Nantinya satelit akan diluncurkan dengan roket peluncur Proton milik Rusia. Nantinya satelit ini sudah akan bisa dioperasikan pada Juni 2009. Bagi ITS, undangan ini merupakan kehormatan tersendiri. Karena hanya tiga perguruan tinggi yang mendapat undangan khusus dari Indovision. Yakni ITS, ITB dan UI. (HUMAS-ITS, 27 Februari 2009)
18 February 2009
Mahasiswa ITS Beradu Raih RINA Student Award
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mendapatkan kehormatan dari Royal Institute of Naval Architect (RINA) yang bermarkas di London, Inggris. Sembilan mahasiswa dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS berhasil mengikuti seleksi Student Award dari RINA, Rabu (18/2).
Ini merupakan kali pertama RINA memberikan Student Award kepada mahasiswa di Indonesia, dan ITS terpilih sebagai yang pertama mengikuti seleksi. Dalam hal ini, RINA bekerjasama dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (DPS) memberikan hadiah berupa sertifikat dan free membership RINA selama setahun.
Kesembilan mahasiswa yang pada bulan Maret nanti akan diwisuda ini adalah hasil seleksi dari tiga jurusan yang ada di FTK ITS, yaitu Jurusan Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan dan Teknik Kelautan.
Mereka dipilih berdasarkan penilaian kolektif Tugas Akhir (TA) di masing-masing jurusan. Selanjutnya mereka diberi kesempatan untuk mempresentasikan TA-nya dalam waktu 15 menit di depan tim juri. Tim juri sendiri terdiri dari perwakikan dosen FTK ITS, RINA dan DPS. Dari pihak RINA diwakili oleh Dr Petrus Eko Panunggal.
Di samping metodologi penelitian yang digunakan, penilaian juri juga berdasar pada inovasi dan kreativitas penelitian tugas akhir itu. Selanjutnya dilihat daya manfaat dari hasil penelitian tersebut, terutama dari sisi industri.
Dr Suntoyo, koordinator tim seleksi, mengatakan bahwa pemberian ini merupakan bentuk apresiasi RINA dan pihak industri, dalam hal ini PT DPS, terhadap hasil penelitian tugas akhir mahasiswa. FTK ITS sengaja dipilih karena memang telah diakui reputasinya di dunia kemaritiman internasional. “Ini terbukti dari akreditasi yang telah diberikan RINA kepada ITS sebelumnya,” tutur Sunyoto.
Ia berharap dengan adanya Student Award dari RINA ini, akan semakin menumbuhkan kreativitas penelitian mahasiswa. “Sehingga mahasiswa semakin terpacu untuk menghasilkan tugas akhir yang berkualitas,” ujar dosen Teknik Kelautan ini.
Dengan status free membership pada level graduate member, lanjut Sunyoto, peraih student award nantinya berhak atas berbagai fasilitas member dari RINA. Beberapa di antaranya adalah mendapatkan jurnal ilmiah, majalah dan seminar-seminar yang diadakan oleh RINA. Selain itu, mereka akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1,5 juta yang akan diberikan kepada tiga pemenang terbaik.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mendapatkan kehormatan dari Royal Institute of Naval Architect (RINA) yang bermarkas di London, Inggris. Sembilan mahasiswa dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS berhasil mengikuti seleksi Student Award dari RINA, Rabu (18/2).
Ini merupakan kali pertama RINA memberikan Student Award kepada mahasiswa di Indonesia, dan ITS terpilih sebagai yang pertama mengikuti seleksi. Dalam hal ini, RINA bekerjasama dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (DPS) memberikan hadiah berupa sertifikat dan free membership RINA selama setahun.
Kesembilan mahasiswa yang pada bulan Maret nanti akan diwisuda ini adalah hasil seleksi dari tiga jurusan yang ada di FTK ITS, yaitu Jurusan Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan dan Teknik Kelautan.
Mereka dipilih berdasarkan penilaian kolektif Tugas Akhir (TA) di masing-masing jurusan. Selanjutnya mereka diberi kesempatan untuk mempresentasikan TA-nya dalam waktu 15 menit di depan tim juri. Tim juri sendiri terdiri dari perwakikan dosen FTK ITS, RINA dan DPS. Dari pihak RINA diwakili oleh Dr Petrus Eko Panunggal.
Di samping metodologi penelitian yang digunakan, penilaian juri juga berdasar pada inovasi dan kreativitas penelitian tugas akhir itu. Selanjutnya dilihat daya manfaat dari hasil penelitian tersebut, terutama dari sisi industri.
Dr Suntoyo, koordinator tim seleksi, mengatakan bahwa pemberian ini merupakan bentuk apresiasi RINA dan pihak industri, dalam hal ini PT DPS, terhadap hasil penelitian tugas akhir mahasiswa. FTK ITS sengaja dipilih karena memang telah diakui reputasinya di dunia kemaritiman internasional. “Ini terbukti dari akreditasi yang telah diberikan RINA kepada ITS sebelumnya,” tutur Sunyoto.
Ia berharap dengan adanya Student Award dari RINA ini, akan semakin menumbuhkan kreativitas penelitian mahasiswa. “Sehingga mahasiswa semakin terpacu untuk menghasilkan tugas akhir yang berkualitas,” ujar dosen Teknik Kelautan ini.
Dengan status free membership pada level graduate member, lanjut Sunyoto, peraih student award nantinya berhak atas berbagai fasilitas member dari RINA. Beberapa di antaranya adalah mendapatkan jurnal ilmiah, majalah dan seminar-seminar yang diadakan oleh RINA. Selain itu, mereka akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1,5 juta yang akan diberikan kepada tiga pemenang terbaik.
16 February 2009
ITS Loloskan 74 Proposal Karya PKM
Press Release
Tahun 2009 ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meloloskan 74 proposal karya ilmiah mahasiswanya yang disetujui dan akan didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Karya-karya yang bertarung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini nantinya ditujukan untuk bertanding pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXII.
Walaupun jumlah proposal yang disetujui lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008, namun ITS tetap bangga dan optimistis dengan karya-karya mahasiswanya untuk berlaga di Pimnas nantinya. “Walaupun tahun ini kita mengalami penurunan jumlah peserta, namun kita yakin bisa memperoleh hasil terbaik lebih banyak pada Pimnas nanti. Hasil ini akan menjadi evalusi bagi kita semua,” ujar Prof Dr Suasmoro, Pembantu Rektor III ITS.
Suasmoro menambahkan bahwa justru seharusnya para mahasiswa bisa menunjukkan kelasnya, karena telah berhasil menjadi yang terpilih dari beberapa ratus mahasiswa yang telah mengajukan proposal penelitiannya.
Program yang merupakan ajang adu karya kreativitas mahasiswa se-Indonesia tersebut terbagi dalam beberapa bidang kegiatan. Yakni PKM bidang pengabdian Masyarakat (PKMM), bidang Teknologi (PKMT), bidang Penelitian (PKMP), dan bidang Keterampilan (PKMK).
Nantinya karya-karya yang telah didanai oleh Dikti ini akan divisitasi untuk seleksi lagi oleh panitia pusat. Bila dinyatakan lolos lagi, maka karya-karya tersebut berhak untuk bertarung di ajang Pimnas XXII.
Ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh peserta tahun ini, karena ada beberapa perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Sistem penilaiannya menggunakan sistem monev (monitor dan evaluasi, red) yaitu sistem nilai pemantauan dan evaluasi yang dilakukan setiap bulan oleh ITS dan Dikti,” jelas Suasmoro.
Karena itu, lanjutnya, peserta harus memperhatikan secara cermat sistem penilaian yang diberikan oleh Dikti, sehingga bisa menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan baik.
Suasmoro juga menekankan pentingnya konsultasi ke dosen pembimbing dan mengimbau kepada para mahasiswa agar dekat dengan dosen pembimbing. Sehingga apa yang akan dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ada di proposal.
Mantan Dekan FMIPA ITS ini memberikan motivasi kepada para mahasiswa yang akan berjuang menuju Pimnas ini untuk selalu optimistis dengan karya yang akan dipersembahkan nanti. “Saya yakin bahwa mereka ini yang terbaik dari semuanya,” tandas Suasmoro meyakinkan.
Tahun 2009 ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meloloskan 74 proposal karya ilmiah mahasiswanya yang disetujui dan akan didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Karya-karya yang bertarung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini nantinya ditujukan untuk bertanding pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXII.
Walaupun jumlah proposal yang disetujui lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008, namun ITS tetap bangga dan optimistis dengan karya-karya mahasiswanya untuk berlaga di Pimnas nantinya. “Walaupun tahun ini kita mengalami penurunan jumlah peserta, namun kita yakin bisa memperoleh hasil terbaik lebih banyak pada Pimnas nanti. Hasil ini akan menjadi evalusi bagi kita semua,” ujar Prof Dr Suasmoro, Pembantu Rektor III ITS.
Suasmoro menambahkan bahwa justru seharusnya para mahasiswa bisa menunjukkan kelasnya, karena telah berhasil menjadi yang terpilih dari beberapa ratus mahasiswa yang telah mengajukan proposal penelitiannya.
Program yang merupakan ajang adu karya kreativitas mahasiswa se-Indonesia tersebut terbagi dalam beberapa bidang kegiatan. Yakni PKM bidang pengabdian Masyarakat (PKMM), bidang Teknologi (PKMT), bidang Penelitian (PKMP), dan bidang Keterampilan (PKMK).
Nantinya karya-karya yang telah didanai oleh Dikti ini akan divisitasi untuk seleksi lagi oleh panitia pusat. Bila dinyatakan lolos lagi, maka karya-karya tersebut berhak untuk bertarung di ajang Pimnas XXII.
Ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh peserta tahun ini, karena ada beberapa perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Sistem penilaiannya menggunakan sistem monev (monitor dan evaluasi, red) yaitu sistem nilai pemantauan dan evaluasi yang dilakukan setiap bulan oleh ITS dan Dikti,” jelas Suasmoro.
Karena itu, lanjutnya, peserta harus memperhatikan secara cermat sistem penilaian yang diberikan oleh Dikti, sehingga bisa menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan baik.
Suasmoro juga menekankan pentingnya konsultasi ke dosen pembimbing dan mengimbau kepada para mahasiswa agar dekat dengan dosen pembimbing. Sehingga apa yang akan dikerjakan sesuai dengan tujuan yang ada di proposal.
Mantan Dekan FMIPA ITS ini memberikan motivasi kepada para mahasiswa yang akan berjuang menuju Pimnas ini untuk selalu optimistis dengan karya yang akan dipersembahkan nanti. “Saya yakin bahwa mereka ini yang terbaik dari semuanya,” tandas Suasmoro meyakinkan.
13 February 2009
Redesain Kursi Roda Berpispot Untuk Manula
Press Release
Berawal dari rasa prihatinnya melihat penderitaan manula, Aiko Rakhmaniar berhasil menciptakan kursi roda khusus manula. Kursi roda buatan mahasiswi Teknik Industri ITS ini sepintas tak banyak berbeda dengan kursi roda pada umumnya. Namun dibandingkan kursi roda lainnya, kursi berbantalan jok kulit coklat ini memiliki lubang di tengahnya. ”Lubang ini langsung nyambung ke pispot,”terang Aiko tentang karya tugas akhirnya ini.
Awalnya, Aiko hanya ingin meringankan beban adik sang nenek yang sudah berusia lanjut. Aiko mengerti benar bagaimana repotnya neneknya ini ketika ingin mengerjakan sesuatu. ”Mau apapun harus dibantu oleh orang lain,”paparnya. Bangun dari tempat tidur, menuju tempat tidur, mengambil sesuatu, bahkan melakukan aktivitas ke kamar kecilpun harus dibantu. ”Ngerasain banget, kalau apa-apa harus manggil orang lain,”ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Bahkan ketika sudah duduk di kursi roda, tak banyak aktivitas yang bisa dilakukannya sendiri. Masih tetap mengandalkan bantuan orang lain. Melihat hal ini, Aiko mempunyai ide untuk membuat redesain kursi roda khusus manula untuk tugas akhirnya. Hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah membuat agar pegangan tangan kursi roda dapat direbahkan dan dilepas. Fungsinya, agar pemakai kursi roda dapat dengan mudah berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.
Setelah itu, Aiko fokus mengerjakan sistem pergerakan kursi roda dengan membuat empat tomobol pencet di pegangan tangan sebelah kanan. ”Tombol ini fungsinya untuk mobilisasi,”ujarnya. Menurutnya, bagian inilah justru yang tersulit. Sebab, dia harus memikirkan beberapa konfigurasi pergerakan mulai dari maju, mundur, belok kiri, belok kanan, dan kombinasi gerakan anatara keempatnya.
”Nggak mungkin kan hanya bisa maju saja, pasti juga dibutuhkan maju sambil agak serong ke kanan, dan gerakan lainnya,”tambahnya. Sebagai tenaga gerak, Aiko menggunakan motor dan aki. Hanya saja, Aiko mengaku kurang memperhitungkan motor yang dia pakai. Menurutnya, motor yang dia gunakan ini adalah tipe motor kecil, sehingga hanya mampu mengangkut beban 70-75 kilogram. ”Kalau memakai motor yang lebih besar tentunya bisa lebih besar juga beban yang bisa diangkut,”tambahnya.
Fungsi yang ketiga adalah menghubungkan kursi roda dengan pispot dan melubangi bagian tengah kursi roda. ”Biar ga repot ke kamar kecil,”ujar gadis kelahiran Surabaya 13 Desember 1986 ini. Namun, ketika dalam pengujian, lubang ini hanya dapat berfungsi untuk BAB saja. Sedangkan untuk buang air kecil tidak bisa dilakukan. ”Terutama untuk manula pria,”jelasnya.
Kursi roda ini rampung dibuatnya hanya dalam waktu dua setengah bulan saja. ”Itu karena konsepnya sudah aku pikirkan jauh-jauh hari,”ujarnya. Aiko harus merogoh koceknya sebesar Rp 3,5 juta untuk merampungkan proyeknya ini. Namun, ketika diuji cobakan ke adik neneknya, Aiko merasa puas. ”Dia lebih senang dengan kursi roda ini. Lebih senang jalan-jalan juga setelah memakai kursi ini,”lanjutnya.
Hanya saja, kursi roda ini khusus digunakan untuk mobilitas di dalam rumah dan lingkungan sekitar. ”Nggak bisa untuk traveling karena memang tidak bisa dilipat,”ujarnya. Aiko mendapatkan nilai A untuk tugas akhirnya ini. (HUMAS-ITS)
Berawal dari rasa prihatinnya melihat penderitaan manula, Aiko Rakhmaniar berhasil menciptakan kursi roda khusus manula. Kursi roda buatan mahasiswi Teknik Industri ITS ini sepintas tak banyak berbeda dengan kursi roda pada umumnya. Namun dibandingkan kursi roda lainnya, kursi berbantalan jok kulit coklat ini memiliki lubang di tengahnya. ”Lubang ini langsung nyambung ke pispot,”terang Aiko tentang karya tugas akhirnya ini.
Awalnya, Aiko hanya ingin meringankan beban adik sang nenek yang sudah berusia lanjut. Aiko mengerti benar bagaimana repotnya neneknya ini ketika ingin mengerjakan sesuatu. ”Mau apapun harus dibantu oleh orang lain,”paparnya. Bangun dari tempat tidur, menuju tempat tidur, mengambil sesuatu, bahkan melakukan aktivitas ke kamar kecilpun harus dibantu. ”Ngerasain banget, kalau apa-apa harus manggil orang lain,”ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Bahkan ketika sudah duduk di kursi roda, tak banyak aktivitas yang bisa dilakukannya sendiri. Masih tetap mengandalkan bantuan orang lain. Melihat hal ini, Aiko mempunyai ide untuk membuat redesain kursi roda khusus manula untuk tugas akhirnya. Hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah membuat agar pegangan tangan kursi roda dapat direbahkan dan dilepas. Fungsinya, agar pemakai kursi roda dapat dengan mudah berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.
Setelah itu, Aiko fokus mengerjakan sistem pergerakan kursi roda dengan membuat empat tomobol pencet di pegangan tangan sebelah kanan. ”Tombol ini fungsinya untuk mobilisasi,”ujarnya. Menurutnya, bagian inilah justru yang tersulit. Sebab, dia harus memikirkan beberapa konfigurasi pergerakan mulai dari maju, mundur, belok kiri, belok kanan, dan kombinasi gerakan anatara keempatnya.
”Nggak mungkin kan hanya bisa maju saja, pasti juga dibutuhkan maju sambil agak serong ke kanan, dan gerakan lainnya,”tambahnya. Sebagai tenaga gerak, Aiko menggunakan motor dan aki. Hanya saja, Aiko mengaku kurang memperhitungkan motor yang dia pakai. Menurutnya, motor yang dia gunakan ini adalah tipe motor kecil, sehingga hanya mampu mengangkut beban 70-75 kilogram. ”Kalau memakai motor yang lebih besar tentunya bisa lebih besar juga beban yang bisa diangkut,”tambahnya.
Fungsi yang ketiga adalah menghubungkan kursi roda dengan pispot dan melubangi bagian tengah kursi roda. ”Biar ga repot ke kamar kecil,”ujar gadis kelahiran Surabaya 13 Desember 1986 ini. Namun, ketika dalam pengujian, lubang ini hanya dapat berfungsi untuk BAB saja. Sedangkan untuk buang air kecil tidak bisa dilakukan. ”Terutama untuk manula pria,”jelasnya.
Kursi roda ini rampung dibuatnya hanya dalam waktu dua setengah bulan saja. ”Itu karena konsepnya sudah aku pikirkan jauh-jauh hari,”ujarnya. Aiko harus merogoh koceknya sebesar Rp 3,5 juta untuk merampungkan proyeknya ini. Namun, ketika diuji cobakan ke adik neneknya, Aiko merasa puas. ”Dia lebih senang dengan kursi roda ini. Lebih senang jalan-jalan juga setelah memakai kursi ini,”lanjutnya.
Hanya saja, kursi roda ini khusus digunakan untuk mobilitas di dalam rumah dan lingkungan sekitar. ”Nggak bisa untuk traveling karena memang tidak bisa dilipat,”ujarnya. Aiko mendapatkan nilai A untuk tugas akhirnya ini. (HUMAS-ITS)
10 February 2009
Rintis Program Magang ke Kurikulum
Press Release
Babak baru dimulai oleh ITS dengan PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia. Selasa(10/2), ITS dan PT GMF AeroAsia menandatangani nota kesepahaman di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan.PT GMF menyediakan kesempatan bagi para lulusan ITS, magang para mahasiswa ITS serta menyedikan fasilitas untuk penelitian bagi civitas akdemika ITS. “Ini adalah hal baru bagi kita. Biasanya ITS dikenal di bidang kelautan dan dipermukiman. Sekarang sudah mulai rambah udara,”terang Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS Phd usai menandatangani MoU di rektorat ITS.
Probo sangat bangga dengan kesempatan yang diberikan kepada ITS untuk membantu Industri maintenance bidang penerbangan. Karenanya, ITS siap menyediakan fasilitas jika dibutuhkan oleh perusahan yang berbasis di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. ”Kami juga siap jika suatu saat PT GMF AeroAsia membutuhkan lahan misalkan untuk mendirikan tempat pusat training maintenance di kampus ITS ,” tambah Probo.
Selain itu Probo juga berharap jika bentuk kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi ITS dan PT GMF AeroAsia saja. ”Semoga kerjasama ini bisa menghasilkan manfaat tidak hanya bagi kedua belah pihak tapi yang utama bagi bangsa Indonesia,” ulas Probo.
Sebagai pusat Maintenance, repair and Overhaul (MRO) kaliber dunia, bentuk kerjasama ini merupakan sebuah sarana membantu dunia pendidikan sekaligus lahan pencarian karyawan yang efektif dan efisien bagi PT GMF AeroAsia. ”Kerjasama ini selain bentuk kepedulian pendidikan juga merupakan sebuah cara yang dilakukan perusahaan kami untuk mencari karyawan yang harus dipersiapkan selama lima belasa tahun kedepan,” ungkap Richard Budihadianto, Direktur Utama PT GMF AeroAsia.
Dari kerjasama ini diharapkan kualitas salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia (Garuda Indonesia Group) bisa meningkat dan ketersediaan SDM bisa terpenuhi serta lebih baik. ”Saat ini perushaan kami termasuk dari 40 besar MRO terbaik sedunia, harapannya kedepan melalui kerjasama ini bisa ditingkatkan lagi kualitasnya,”ujar Richard.
Dalam nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani, kerjasama ini selain menguntungkan PT GMF AeroAsia juga menyediakan banyak keuntungan bagi ITS. ”Melalui kerjasama ini, para civitas akdemika ITS kami fasilitasi untuk melakukan magang atau penelitian terutama bagi mahasiswanya. Selain itu kita juga menyediakan peluang lulusan ITS untuk menjadi karyawan di perusahaan kita,” ungkap Richard.
Richard juga menekankan pentingnya dunia penerbangan bagi Indonesia saat ini dan dimasa yang akan datang.”Sebagai negara kepulauan yang besar mutlak diperlukan sebagai alternatif transportasi, akan tetapi sampai saat ini jumlah pesawat tebang di Indonesia secara keseluruhan tidak lebih dari seribu buah” tambah Richard.
Hal tersebut disebutkan Richard sangat sedikit sekali dibandingkan dengan Amerika Serikat yang jumlah pesawat terbang komersialnya saja mencapai lima belas ribu buah.
Sementara itu, program magang ini juga tengah menjadi program rintisan bagi jurusan Teknik Industri ITS. ”Kami sedang menggodok agar program magang ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum 2009 ini,”terang Koordinator Pilot Project Program Magang Teknik Industri Dr Maria Anityasari.
Saat ini tengah diusulkan agar program magang dapat diekuivalenkan dengan dua SKS kerja praktek, lima SKS tugas akhir, dan 3 SKS mata kuliah topik industri. Menurut Maria, jika hal ini gol maka tidak hanya mahasiswa yang diuntungkan. Melainkan institusi dan perusahaan pun ikut diuntungkan. ”Selama ini mahasiswa yang mau magang harus cuti dulu, berarti waktu kuliah merak otomatis molor,”terangnya.
Selain itu jarak antara pengalaman magang dengan waktu lulus mereka terlalu lama. Sehingga, sertifikat magang yang mereka peroleh tidak banyak memberikan nilai tambah. Selain itu, tugas akhir yang mereka kerjakan benar-benar menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh industri itu sendiri. ”Tugas akhir sekarang kan banyak yang teoritik, kalau dengan sistem ini, mereka benar-benar punya masalah real yang harus dipecahkan,”tambahnya.
Sementara, ITS pun juga diuntungkan dengan sistem ini. ”Waktu tunggu lulusan semakin singkat, dan penyerapan lulusan ke dunia kerja semakin besar,”lanjutnya. Sedangkan pihak perusahaan, mereka mendapatkan solusi cepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. ”Perusahaan juga membutuhkan fresh idea yang berasal dari mahasiswa2 kita,”lanjutnya. Dia berharap, rintisan ini dapat menjadi contoh bagi jurusan lainnya dan juga dapat diterapkan di institusi pendidikan lain.
Babak baru dimulai oleh ITS dengan PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia. Selasa(10/2), ITS dan PT GMF AeroAsia menandatangani nota kesepahaman di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan.PT GMF menyediakan kesempatan bagi para lulusan ITS, magang para mahasiswa ITS serta menyedikan fasilitas untuk penelitian bagi civitas akdemika ITS. “Ini adalah hal baru bagi kita. Biasanya ITS dikenal di bidang kelautan dan dipermukiman. Sekarang sudah mulai rambah udara,”terang Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS Phd usai menandatangani MoU di rektorat ITS.
Probo sangat bangga dengan kesempatan yang diberikan kepada ITS untuk membantu Industri maintenance bidang penerbangan. Karenanya, ITS siap menyediakan fasilitas jika dibutuhkan oleh perusahan yang berbasis di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. ”Kami juga siap jika suatu saat PT GMF AeroAsia membutuhkan lahan misalkan untuk mendirikan tempat pusat training maintenance di kampus ITS ,” tambah Probo.
Selain itu Probo juga berharap jika bentuk kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi ITS dan PT GMF AeroAsia saja. ”Semoga kerjasama ini bisa menghasilkan manfaat tidak hanya bagi kedua belah pihak tapi yang utama bagi bangsa Indonesia,” ulas Probo.
Sebagai pusat Maintenance, repair and Overhaul (MRO) kaliber dunia, bentuk kerjasama ini merupakan sebuah sarana membantu dunia pendidikan sekaligus lahan pencarian karyawan yang efektif dan efisien bagi PT GMF AeroAsia. ”Kerjasama ini selain bentuk kepedulian pendidikan juga merupakan sebuah cara yang dilakukan perusahaan kami untuk mencari karyawan yang harus dipersiapkan selama lima belasa tahun kedepan,” ungkap Richard Budihadianto, Direktur Utama PT GMF AeroAsia.
Dari kerjasama ini diharapkan kualitas salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia (Garuda Indonesia Group) bisa meningkat dan ketersediaan SDM bisa terpenuhi serta lebih baik. ”Saat ini perushaan kami termasuk dari 40 besar MRO terbaik sedunia, harapannya kedepan melalui kerjasama ini bisa ditingkatkan lagi kualitasnya,”ujar Richard.
Dalam nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani, kerjasama ini selain menguntungkan PT GMF AeroAsia juga menyediakan banyak keuntungan bagi ITS. ”Melalui kerjasama ini, para civitas akdemika ITS kami fasilitasi untuk melakukan magang atau penelitian terutama bagi mahasiswanya. Selain itu kita juga menyediakan peluang lulusan ITS untuk menjadi karyawan di perusahaan kita,” ungkap Richard.
Richard juga menekankan pentingnya dunia penerbangan bagi Indonesia saat ini dan dimasa yang akan datang.”Sebagai negara kepulauan yang besar mutlak diperlukan sebagai alternatif transportasi, akan tetapi sampai saat ini jumlah pesawat tebang di Indonesia secara keseluruhan tidak lebih dari seribu buah” tambah Richard.
Hal tersebut disebutkan Richard sangat sedikit sekali dibandingkan dengan Amerika Serikat yang jumlah pesawat terbang komersialnya saja mencapai lima belas ribu buah.
Sementara itu, program magang ini juga tengah menjadi program rintisan bagi jurusan Teknik Industri ITS. ”Kami sedang menggodok agar program magang ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum 2009 ini,”terang Koordinator Pilot Project Program Magang Teknik Industri Dr Maria Anityasari.
Saat ini tengah diusulkan agar program magang dapat diekuivalenkan dengan dua SKS kerja praktek, lima SKS tugas akhir, dan 3 SKS mata kuliah topik industri. Menurut Maria, jika hal ini gol maka tidak hanya mahasiswa yang diuntungkan. Melainkan institusi dan perusahaan pun ikut diuntungkan. ”Selama ini mahasiswa yang mau magang harus cuti dulu, berarti waktu kuliah merak otomatis molor,”terangnya.
Selain itu jarak antara pengalaman magang dengan waktu lulus mereka terlalu lama. Sehingga, sertifikat magang yang mereka peroleh tidak banyak memberikan nilai tambah. Selain itu, tugas akhir yang mereka kerjakan benar-benar menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh industri itu sendiri. ”Tugas akhir sekarang kan banyak yang teoritik, kalau dengan sistem ini, mereka benar-benar punya masalah real yang harus dipecahkan,”tambahnya.
Sementara, ITS pun juga diuntungkan dengan sistem ini. ”Waktu tunggu lulusan semakin singkat, dan penyerapan lulusan ke dunia kerja semakin besar,”lanjutnya. Sedangkan pihak perusahaan, mereka mendapatkan solusi cepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. ”Perusahaan juga membutuhkan fresh idea yang berasal dari mahasiswa2 kita,”lanjutnya. Dia berharap, rintisan ini dapat menjadi contoh bagi jurusan lainnya dan juga dapat diterapkan di institusi pendidikan lain.
05 February 2009
ITS Dipercaya Bina 50 Desa Pesisir Perbatasan
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah dipercaya oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) untuk membantu membina desa-desa di pesisir Indonesia, terutama di wilayah perbatasan negara.
Program kerjasama berdasarkan MOU yang ditandatangani awal Desember 2008 lalu, itu secara resmi telah diluncurkan oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla, Laksamana Madya TNI Budhi Hardjo, pada 3 Februari lalu di Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kerjasama ini diwujudkan melalui keikutsertaan ITS dalam kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Pesisir. Nantinya, ITS melalui dosen dan mahasiswanya, diharapkan untuk berperan aktif menjadi penyuluh dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat pesisir.
“Selain itu, nantinya temuan-temuan dosen ITS dalam bidang Teknologi Tepat Guna (TTG) diharapkan juga dapat diterapkan atau digunakan di desa-desa sasaran,” jelas Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS.
Untuk tujuan itu, dosen-dosen penemu ini diharapkan juga akan dilibatkan guna membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Rencananya, ada sekitar 50 desa yang akan menjadi sasaran pembinaan yang tersebar di beberapa provinsi. Di antaranya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan dua pulau di Mindanau Selatan. Desa-desa yang terpilih memang terletak pada daerah-daerah perbatasan antara Indonesia dan negara-negara tetangga.
Ini sesuai dengan tugas utama dari Bakorkamla sendiri. Yakni untuk mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi keamanan, keselamatan kapal dan penegakan hukum di laut di Indonesia. Badan ini beranggotakan sekitar 12 pemangku kepentingan (stakeholders), antara lain Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perhubungan, Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, Departemen Hukum dan HAM, Departemen Luar Negeri, Mabes TNI, Mabes TNI AL, Mabes Polri dan lain-lainnya. Badan ini diketuai oleh Menko Polhukam dan dalam pelaksanaan hariannya dikepalai oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar).
Program Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Pesisir ini merupakan salah satu program utama Bakorkamla di tahun 2009. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir melalui berbagai bidang kegiatan yang bersifat konstruktif maupun pembinaan SDM sesuai skala prioritas.
Selain itu, juga untuk meningkatkan pengetahuan pengembangan usaha mata pencaharian alternatif, dan memantapkan potensi dan usaha pengelolaan sumber daya laut yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
“Waktu pelaksanaan program di 50 desa ini direncanakan bisa berlangsung mulai Februari hingga Oktober 2009 mendatang,” ujar Djauhar. Jenis-jenis kegiatannya antara lain berupa ceramah dan penyuluhan, bakti kesehatan dan sosial, memberikan bantuan atau pengadaan atau rehabilitasi khususnya bantuan peralatan TTG, membantu budidaya misalnya ikan, rumput laut, kerang mutiara, serta memberikan pelatihan.
Menurut Djauhar, dengan adanya program pembinaan bagi desa pesisir perbatasan ini diharapkan juga mampu mengembalikan rasa nasionalisme masyarakat setempat agar tidak lagi tertarik untuk mengais rezeki di negeri tetangga yang berbatasan. Sebab mereka sudah bisa memberdayakan sendiri sumber-sumber alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomiannya. (HUMAS-ITS, 5 Februari 2009)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah dipercaya oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) untuk membantu membina desa-desa di pesisir Indonesia, terutama di wilayah perbatasan negara.
Program kerjasama berdasarkan MOU yang ditandatangani awal Desember 2008 lalu, itu secara resmi telah diluncurkan oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla, Laksamana Madya TNI Budhi Hardjo, pada 3 Februari lalu di Desa Batu Belubang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kerjasama ini diwujudkan melalui keikutsertaan ITS dalam kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Pesisir. Nantinya, ITS melalui dosen dan mahasiswanya, diharapkan untuk berperan aktif menjadi penyuluh dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat pesisir.
“Selain itu, nantinya temuan-temuan dosen ITS dalam bidang Teknologi Tepat Guna (TTG) diharapkan juga dapat diterapkan atau digunakan di desa-desa sasaran,” jelas Prof Ir Djauhar Manfaat MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS.
Untuk tujuan itu, dosen-dosen penemu ini diharapkan juga akan dilibatkan guna membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Rencananya, ada sekitar 50 desa yang akan menjadi sasaran pembinaan yang tersebar di beberapa provinsi. Di antaranya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan dua pulau di Mindanau Selatan. Desa-desa yang terpilih memang terletak pada daerah-daerah perbatasan antara Indonesia dan negara-negara tetangga.
Ini sesuai dengan tugas utama dari Bakorkamla sendiri. Yakni untuk mengkoordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi keamanan, keselamatan kapal dan penegakan hukum di laut di Indonesia. Badan ini beranggotakan sekitar 12 pemangku kepentingan (stakeholders), antara lain Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perhubungan, Departemen Pertahanan, Departemen Keuangan, Departemen Hukum dan HAM, Departemen Luar Negeri, Mabes TNI, Mabes TNI AL, Mabes Polri dan lain-lainnya. Badan ini diketuai oleh Menko Polhukam dan dalam pelaksanaan hariannya dikepalai oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar).
Program Pemberdayaan dan Pembinaan Masyarakat Pesisir ini merupakan salah satu program utama Bakorkamla di tahun 2009. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat pesisir melalui berbagai bidang kegiatan yang bersifat konstruktif maupun pembinaan SDM sesuai skala prioritas.
Selain itu, juga untuk meningkatkan pengetahuan pengembangan usaha mata pencaharian alternatif, dan memantapkan potensi dan usaha pengelolaan sumber daya laut yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
“Waktu pelaksanaan program di 50 desa ini direncanakan bisa berlangsung mulai Februari hingga Oktober 2009 mendatang,” ujar Djauhar. Jenis-jenis kegiatannya antara lain berupa ceramah dan penyuluhan, bakti kesehatan dan sosial, memberikan bantuan atau pengadaan atau rehabilitasi khususnya bantuan peralatan TTG, membantu budidaya misalnya ikan, rumput laut, kerang mutiara, serta memberikan pelatihan.
Menurut Djauhar, dengan adanya program pembinaan bagi desa pesisir perbatasan ini diharapkan juga mampu mengembalikan rasa nasionalisme masyarakat setempat agar tidak lagi tertarik untuk mengais rezeki di negeri tetangga yang berbatasan. Sebab mereka sudah bisa memberdayakan sendiri sumber-sumber alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomiannya. (HUMAS-ITS, 5 Februari 2009)