Inilah berita bohong yang beredar melalui pesan pendek itu:
Sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukumi, Jepang meledak di 04:30 hari ini. Jika besok hujan atau lambat laun hujan, jangan pergi keluar. Jika Anda berada di luar, pastikan bahwa Anda memiliki pelindung hujan. Ini hujan asam.
14 March 2011
11 March 2011
Telepon penting untuk keluarga yang tinggal di Jepang
Punya keluarga dan sanak saudara di Jepang? Berikut nomor telepon yang dapat dihubungi untuk update informasi:
1. Hotline KBRI Tokyo +819031324994
2. Hotline KJRI Osaka +81662529827
3. Situation Room Kementerian Luar Negeri +62213510409
4. Posko Direktorat Perlindungan WNI Kemlu +62 899 8449342
5. Posko Direktorat Asia Timur dan Pasifik Kemlu : +62 821 2446 9694
Mohon diteruskan. Terima kasih
Daerah-daerah di Indonesia yang akan terhantam tsunami Jepang
Sebuah pesan pendek soal tsunami beredar. Kali ini tentang daerah-daerah di Indonesia yang bakal terhempas tsunami Jepang. Disebutkan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jepang sudah menginformasikan akibat gempa jepang 8,4 dan tsunami dan akan melanda indonesia di daerah timur. Berikut ini adalah daerah-daerahnya:
Video | Gempa dan tsunami hantam Jepang
Gambar yang diambil oleh kantor berita APTN ini menunjukkan betapa dahsyat gempa 8, 9 skala richter dan tsunami yang menghantam Jepang, Jumat (11/3) ini. Gelombang tsunami diperkirakan akan "sampai" ke Indonesia pada Jumat malam, sekitar pukul 18.00 wib. Juga ke Rusia, Taiwan, Hawaii. | iman | Youtube
18 February 2011
Dry Ice bisa sangat berbahaya
Bisa jadi, ini bukan hal baru. Namun penting untuk diingatkan lagi betapa berbahayanya dry ice atau es kering yang biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan dingin seperti ice cream.
Informasi yang belakangan kembali beredar melalui pesan pendek ini agaknya penting untuk dibaca. Ingatkah ketika kita membeli ice cream dalam jumlah banyak, maka pihak toko akan memberikan dry ice dan ditempatkan di sekitar ice cream agar ice cream yang dibeli tidak cepat meleleh.
Seseorang mengaku, hal yang sama itu yang dialaminya. Sebungkus besar ice cream plus dry ice-nya, ditempatkan di kursi belakang (bukan di bagasi). Saat mulai mengemudi, jendela tertutup dan AC pun dinyalakan. Segera setelah itu, tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas dan semakin buruk dalam beberapa menit.
Dalam kemacetan lalu lintas itu, di driver hampir pingsan. Dengan susah payah ia membuka kursi kaca, menghirup udara bebas dan berusaha mencari pertolongan. Beruntung, ada ambulans yang juga sedang terkena macet. Paramedis yang ada di ambulan memberikan pertolongan dengan oksigen.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dry ice terbuat dari CO2. Saat proses fisika terjadi, dry ice itu meleleh dan menjadi gas CO2, tanpa meninggalkan tanda basah. CO2 lebih mudah diikat dalam darah dan mengisi ruang mobil bersama dengan sirkulasi udara serta menyebabkan mahluk hidup yang ada di sekitar itu keracunan CO2.
Jadi, bila memang harus menggunakan dry ice, hendaknya tidak berada di ruang tertutup. Karena sangat berbahaya | endar
Informasi yang belakangan kembali beredar melalui pesan pendek ini agaknya penting untuk dibaca. Ingatkah ketika kita membeli ice cream dalam jumlah banyak, maka pihak toko akan memberikan dry ice dan ditempatkan di sekitar ice cream agar ice cream yang dibeli tidak cepat meleleh.
Seseorang mengaku, hal yang sama itu yang dialaminya. Sebungkus besar ice cream plus dry ice-nya, ditempatkan di kursi belakang (bukan di bagasi). Saat mulai mengemudi, jendela tertutup dan AC pun dinyalakan. Segera setelah itu, tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas dan semakin buruk dalam beberapa menit.
Dalam kemacetan lalu lintas itu, di driver hampir pingsan. Dengan susah payah ia membuka kursi kaca, menghirup udara bebas dan berusaha mencari pertolongan. Beruntung, ada ambulans yang juga sedang terkena macet. Paramedis yang ada di ambulan memberikan pertolongan dengan oksigen.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dry ice terbuat dari CO2. Saat proses fisika terjadi, dry ice itu meleleh dan menjadi gas CO2, tanpa meninggalkan tanda basah. CO2 lebih mudah diikat dalam darah dan mengisi ruang mobil bersama dengan sirkulasi udara serta menyebabkan mahluk hidup yang ada di sekitar itu keracunan CO2.
Jadi, bila memang harus menggunakan dry ice, hendaknya tidak berada di ruang tertutup. Karena sangat berbahaya | endar
17 February 2011
Lumpur Lapindo terus bikin masalah
Pekerjaan perbaikan tanggul yang longsor di titik 21, Siring, Porong Sidoarjo belum bisa terselesaikan sesuai dengan jadwal. Rencananya, pengerjaan akan dilakukan pada lima hari.
Hal itu dikatakan Akh kusairi, Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) melalui pesan pendeknya. "Rencananya lima hari. Pekerjaan yg sebenarnya bisa terselesaikan harus mundur beberapa hari dikarenakan curah hujan terlalu tinggi di wilayah porong dan sekitarnya," katanya.
Pekerjaan penguatan tanggul jika dipaksakan pada waktu hujan, akan sangat mempengaruhi kekuatan dan kestabilan tanggul ditambah keselamatan pekerja juga menjadi pertimbangan.
Saat ini pekerjaan tanggul yang longsor dalam progres penataan ulang tatanan batu (bronjong) sebagai penguat kestabilan tanggul. Kondisi lalu lintas jalan arteri porong masih dalam situasi aman juga rangkaian kereta api masih bisa melewati rel disamping tanggul yg sedang dikerjakan. |Iman D. nugroho
Hal itu dikatakan Akh kusairi, Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) melalui pesan pendeknya. "Rencananya lima hari. Pekerjaan yg sebenarnya bisa terselesaikan harus mundur beberapa hari dikarenakan curah hujan terlalu tinggi di wilayah porong dan sekitarnya," katanya.
Pekerjaan penguatan tanggul jika dipaksakan pada waktu hujan, akan sangat mempengaruhi kekuatan dan kestabilan tanggul ditambah keselamatan pekerja juga menjadi pertimbangan.
Saat ini pekerjaan tanggul yang longsor dalam progres penataan ulang tatanan batu (bronjong) sebagai penguat kestabilan tanggul. Kondisi lalu lintas jalan arteri porong masih dalam situasi aman juga rangkaian kereta api masih bisa melewati rel disamping tanggul yg sedang dikerjakan. |Iman D. nugroho
08 February 2011
Benarkan massa penyerangan Ahmadiyah dibayar?
Apakah benar Ahmadiyah melakukan provokasi, sebelum diserang? Apa benar massa dibayar? Berikut ini adalah penuturan salah satu saksi mata dan korban berinisial YA. Kesaksian ini banyak beredar di pesan pendek.
Assalamualaikum. Pertama-tama, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para syuhada. Semoga kalian semua tenang di alam sana. Mohon maaf saya tidak bisa menyelamatkan kalian.
Minggu dini hari, sekitar jam 02.30, kami berangkat dari Serang menuju Pandeglang. Perjalanan cukup jauh, melewati jalanan yang rusak. Saya naik mobil APV, yang disetiri oleh Alm. Chandra, salah satu korban.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 wib, kami rebahan (di rumah yang diserang) dan disuguhi sarapan. Tiba-tiba sekitar jam 09.30 wib, awalnya banyak polisi yang datang. Setelah itu pergi lagi.
Sekitar pukul 10.00 wib, datanglah massa, entah dari mana. Mereka langsung menyerang. Tidak ada dialog atau mediasi. Mereka mengacungkan senjata tajam dan melempari dengan batu.
Kami coba meredam, tapi serangan dan lemparan terus berlangsung. Kami pun melawan dengan peralatan seadanya. Saya pun ikut. Sampai akhirnya kami mundur. Saya terkena lemparan batu 3 kali lemparan baru. Kepala dan kaki kanan.
Saya bersembunyi di kali, di pinggir semak-semak. Di sana saya mendengar suara saudara kita sedang merintih. Dihajar beberapa orang. Ada salah satu saudara kita yang mencoba menolong, tapi musuh dengan ganasnya terus menghajar dengan kata-kata ,"Modar dia ku aing."
Saudara kita yang lain disuruh berenang, tapi sepertinya tidak bisa berenang. Akhirnya ditarik ke tengah sungai, diselamatkan. Anggota kami yang tidak melawan pun terus jadi amukan.
BAYARAN
Massa yang menyerang dan ternyata bayaran. Penyandang dana nya dari _________ (menyebut pejabat) yang berjanji untuk memberantas Ahmadiyah jika terpilih. Pengumpul massanya adalah _________ (lagi, menyebut pejabat) yang sangat benci pada Ahmadiyah. Menurut warga, selain massa, polisi pun dapat bayaran, supaya mereka tidak menghalangi serangan.
Setelah saya keluar dari persembunyian, saya istirahat di gubuk tengah sawah. Tiba-tiba ada seorang pemuda. Alhamdulillah, ternyata Khudham Cikeusik bernama Mulyadi selamat.
Setelah Mulyadi pergi, saya dibawa oleh seorang athfal bernama Arif ke rumahnya yang terletak di seberang rumah kejadian. Dari rumah itu, saya melihat dengan mata dan kepala sendiri, orang-orang yang menyerang baru pulang dari rumah _________ (menyebut pejabat) sambil membawa amplop cokelat. Mereka salaman dengan polisi sambil tersenyum-senyum.
Pagi-pagi sekali saya pulang ke Serang naik angkutan umum. Di angkutan tersebut, penumpang lain membicarakan tentang penyerangan dan fitnah yang ditujukan pada kita (Ahmadiyah). Kondektur di mobil umum jenis ELF itu mengatakan, kalau dirinya diajak menyerang jemaat, tapi dia nggak ikut.
Penumpang lain menimpali, memukul jemaat akan mendapatkan Rp. 1 juta. Itu juga yang mungkin menjadi pemicu massa untuk membunuh. Sekian dulu, mohon maaf bagi semua anggota jemaat. Mohon do'a juga, masih banyak anggota yang blm diketahui keberadaanya.
Assalamualaikum. Pertama-tama, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para syuhada. Semoga kalian semua tenang di alam sana. Mohon maaf saya tidak bisa menyelamatkan kalian.
Minggu dini hari, sekitar jam 02.30, kami berangkat dari Serang menuju Pandeglang. Perjalanan cukup jauh, melewati jalanan yang rusak. Saya naik mobil APV, yang disetiri oleh Alm. Chandra, salah satu korban.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 wib, kami rebahan (di rumah yang diserang) dan disuguhi sarapan. Tiba-tiba sekitar jam 09.30 wib, awalnya banyak polisi yang datang. Setelah itu pergi lagi.
Sekitar pukul 10.00 wib, datanglah massa, entah dari mana. Mereka langsung menyerang. Tidak ada dialog atau mediasi. Mereka mengacungkan senjata tajam dan melempari dengan batu.
Kami coba meredam, tapi serangan dan lemparan terus berlangsung. Kami pun melawan dengan peralatan seadanya. Saya pun ikut. Sampai akhirnya kami mundur. Saya terkena lemparan batu 3 kali lemparan baru. Kepala dan kaki kanan.
Saya bersembunyi di kali, di pinggir semak-semak. Di sana saya mendengar suara saudara kita sedang merintih. Dihajar beberapa orang. Ada salah satu saudara kita yang mencoba menolong, tapi musuh dengan ganasnya terus menghajar dengan kata-kata ,"Modar dia ku aing."
Saudara kita yang lain disuruh berenang, tapi sepertinya tidak bisa berenang. Akhirnya ditarik ke tengah sungai, diselamatkan. Anggota kami yang tidak melawan pun terus jadi amukan.
BAYARAN
Massa yang menyerang dan ternyata bayaran. Penyandang dana nya dari _________ (menyebut pejabat) yang berjanji untuk memberantas Ahmadiyah jika terpilih. Pengumpul massanya adalah _________ (lagi, menyebut pejabat) yang sangat benci pada Ahmadiyah. Menurut warga, selain massa, polisi pun dapat bayaran, supaya mereka tidak menghalangi serangan.
Setelah saya keluar dari persembunyian, saya istirahat di gubuk tengah sawah. Tiba-tiba ada seorang pemuda. Alhamdulillah, ternyata Khudham Cikeusik bernama Mulyadi selamat.
Setelah Mulyadi pergi, saya dibawa oleh seorang athfal bernama Arif ke rumahnya yang terletak di seberang rumah kejadian. Dari rumah itu, saya melihat dengan mata dan kepala sendiri, orang-orang yang menyerang baru pulang dari rumah _________ (menyebut pejabat) sambil membawa amplop cokelat. Mereka salaman dengan polisi sambil tersenyum-senyum.
Pagi-pagi sekali saya pulang ke Serang naik angkutan umum. Di angkutan tersebut, penumpang lain membicarakan tentang penyerangan dan fitnah yang ditujukan pada kita (Ahmadiyah). Kondektur di mobil umum jenis ELF itu mengatakan, kalau dirinya diajak menyerang jemaat, tapi dia nggak ikut.
Penumpang lain menimpali, memukul jemaat akan mendapatkan Rp. 1 juta. Itu juga yang mungkin menjadi pemicu massa untuk membunuh. Sekian dulu, mohon maaf bagi semua anggota jemaat. Mohon do'a juga, masih banyak anggota yang blm diketahui keberadaanya.
06 February 2011
Ayo siap-siap untuk mati mendadak,..
Oleh: Iman D. Nugroho
Apa yang dialami Adjie Massaid, meninggal mendadak, jelas bisa menimpa siapa saja. Umur, adalah sesuatu yang misterius. Sudah siapkah kita meninggal mendadak?
Secara pribadi, kita harus berpikir untuk mati kapan saja, di mana saja, dalam situasi apa saja. Coba kita lihat lagi, apa yang membuat kita tidak bisa mati kapan saja. Rumah tempat kita hidup, berada di tanah Indonesia yang terletak di ring of fire gunung berapi.
Jajaran gunung berapi itu membentang, dan memutari kita dari Aceh sampai Papua. Dan secara geografis, kita juga berada di patahan bumi. Bila patahan itu bergeser, akan menyebabkan tsunami. Ingat tsunami Aceh yang menyebabkan 150 ribu orang meninggal dunia.
Untuk yang hidup di kota besar, kemungkinan untuk mati mendadak sangat besar. Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab terbesar. Taruhlah kata, anda pemakai kendaraan umum. Angkutan kota, bus umum, ojek dll. Apakah tidak ada kemungkinan kecelakaan? Dengan budaya berkendara yang ada di Indonesia?
Kalau kita berhati-hati, dala mengendarai kendaraan pribadi, bagaimana dengan orang lain? Apakah mereka berhati-hati juga? Belum lagi soal serangan jantung.
Nah, tidak ada salahnya kita mempersiapkan diri bila kita mati mendadak. Bagi saya, yang paling utama adalah mempersiapkan orang terdekat kita. Keluarga, pasangan, teman-teman dll. Janganlah tabu membicarakan kemungkinan mati mendadak dengan mereka.
Kata kuncinya hanya satu, orang-orang terdekat itu sudah siap bila kita tinggal sewaktu-waktu (baca: mendadak). Secara psikologi dan ekonomi. Dua hal itu paling penting. Setidaknya, ketika kita mati mendadak, orang terdekat sudah siap menghadapinya.
Setelah itu, mereka masih bisa "hidup". Tidak untuk selamanya, tentu, namun untuk mempersiapkan mereka bangkit kembali secara ekonomi, dan melanjutkan hidup mereka.
Satu lagi. Ini sangat personal. Yakni, kehidupan setelah kita mati. Untuk anda yang beragama, dan yakin dengan agama anda, tak ada salahnya untuk well,..mengingat lagi jalan hidup yang diajarkan agama anda.
Dan untuk yang tidak beragama, setidaknya, tetap punya ukuran-ukuran menjadi orang baik.
Selamat "bersiap-siap"!
Apa yang dialami Adjie Massaid, meninggal mendadak, jelas bisa menimpa siapa saja. Umur, adalah sesuatu yang misterius. Sudah siapkah kita meninggal mendadak?
Secara pribadi, kita harus berpikir untuk mati kapan saja, di mana saja, dalam situasi apa saja. Coba kita lihat lagi, apa yang membuat kita tidak bisa mati kapan saja. Rumah tempat kita hidup, berada di tanah Indonesia yang terletak di ring of fire gunung berapi.
Jajaran gunung berapi itu membentang, dan memutari kita dari Aceh sampai Papua. Dan secara geografis, kita juga berada di patahan bumi. Bila patahan itu bergeser, akan menyebabkan tsunami. Ingat tsunami Aceh yang menyebabkan 150 ribu orang meninggal dunia.
Untuk yang hidup di kota besar, kemungkinan untuk mati mendadak sangat besar. Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab terbesar. Taruhlah kata, anda pemakai kendaraan umum. Angkutan kota, bus umum, ojek dll. Apakah tidak ada kemungkinan kecelakaan? Dengan budaya berkendara yang ada di Indonesia?
Kalau kita berhati-hati, dala mengendarai kendaraan pribadi, bagaimana dengan orang lain? Apakah mereka berhati-hati juga? Belum lagi soal serangan jantung.
Nah, tidak ada salahnya kita mempersiapkan diri bila kita mati mendadak. Bagi saya, yang paling utama adalah mempersiapkan orang terdekat kita. Keluarga, pasangan, teman-teman dll. Janganlah tabu membicarakan kemungkinan mati mendadak dengan mereka.
Kata kuncinya hanya satu, orang-orang terdekat itu sudah siap bila kita tinggal sewaktu-waktu (baca: mendadak). Secara psikologi dan ekonomi. Dua hal itu paling penting. Setidaknya, ketika kita mati mendadak, orang terdekat sudah siap menghadapinya.
Setelah itu, mereka masih bisa "hidup". Tidak untuk selamanya, tentu, namun untuk mempersiapkan mereka bangkit kembali secara ekonomi, dan melanjutkan hidup mereka.
Satu lagi. Ini sangat personal. Yakni, kehidupan setelah kita mati. Untuk anda yang beragama, dan yakin dengan agama anda, tak ada salahnya untuk well,..mengingat lagi jalan hidup yang diajarkan agama anda.
Dan untuk yang tidak beragama, setidaknya, tetap punya ukuran-ukuran menjadi orang baik.
Selamat "bersiap-siap"!
29 January 2011
Rehabilitasi gempa Padang belum tuntas
Iman D. Nugroho | Wenri Wanhar (video)
Rehabilitasi di Padang, Sumatera Barat karena gempa, 30 September 2009 lalu, belum sepenuhnya tuntas. Dana perbaikan yang diberikan pemerintah dan NGO belum menyentuh perbaikan seluruh struktur dan infrastruktur. Video ini diambil menjelang setahun gempa Padang.
Rehabilitasi di Padang, Sumatera Barat karena gempa, 30 September 2009 lalu, belum sepenuhnya tuntas. Dana perbaikan yang diberikan pemerintah dan NGO belum menyentuh perbaikan seluruh struktur dan infrastruktur. Video ini diambil menjelang setahun gempa Padang.
14 January 2011
SBY ke Sidoarjo tapi tidak ke Porong
OLeh: Iman D. Nugroho
Geli rasanya membaca berita Presiden SBY yang akan mencanangkan Gerakan Nasional Menghadapi Anomali Perubahan Iklim Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur. SBY sepertinya lupa, di kabupaten yang sama, ada semburan lumpur Lapindo yang belum tuntas diselesaikan.
Semoga saja, bila SBY mendatangi lokasi pencanangan, Jumat (14/1) ini dengan menggunakan helikopter, maka dia akan ingat kejadian beberapa tahun lalu, ketika melintas di atas main hole lumpur Lapindo. Ketika itu, masyarakat yang sudah menunggunya di lokasi semburan harus kecewa, karena SBY tidak turun ke lokasi lumpur.
Bahaya? Mungkin saja lokasi semburan itu berbahaya bagi seorang presiden. Bagaimana dengan masyarakat yang berkehidupan di sekitar lokasi semburan? Apakah SBY tidak pernah berpikir bahwa ribuan orang itu juga diambang bahaya? Jelasnya, tidak. Kalau SBY berpikir, hausnya persoalan semburan Lumpur Lapindo diselesaikan segera.
Kalah di MA
Seorang kawan memberi tahu, kasus lumpur Lapindo sudah "berakhir" kasusnya, ketika MA menyatakan gugatan hukum NGO lingkungan Walhi dkk kalah di Mahkamah Agung (MA). Itu sangat menyakitkan. Akibatnya, perjuangan dari sisi hukum patahlah sudah. Lalu apa yang harus dilakukan?
Pemerintah, bila memang mau, masih bisa kembali menempatkan kasus lumpur Lapindo sebagai prioritas, selama lumpur itu masih menyembur. Dengan tanpa henti mengupayakan secara maksimal proses teknis penutupannya. Tapi yang terjadi tidak demikian. Lumpur Lapindo dibiarkan saja, sampai waktu melupakannya.
Pemerintah yang abai, tidak harus membuat masyarakat abai juga. Mari terus mengingatkan kasus lumpur Lapindo masih ada. Jutaan kubik lumpur masih menyembur dari sumur yang digali oleh Lapindo Brantas Inc.
Geli rasanya membaca berita Presiden SBY yang akan mencanangkan Gerakan Nasional Menghadapi Anomali Perubahan Iklim Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur. SBY sepertinya lupa, di kabupaten yang sama, ada semburan lumpur Lapindo yang belum tuntas diselesaikan.
Semoga saja, bila SBY mendatangi lokasi pencanangan, Jumat (14/1) ini dengan menggunakan helikopter, maka dia akan ingat kejadian beberapa tahun lalu, ketika melintas di atas main hole lumpur Lapindo. Ketika itu, masyarakat yang sudah menunggunya di lokasi semburan harus kecewa, karena SBY tidak turun ke lokasi lumpur.
Bahaya? Mungkin saja lokasi semburan itu berbahaya bagi seorang presiden. Bagaimana dengan masyarakat yang berkehidupan di sekitar lokasi semburan? Apakah SBY tidak pernah berpikir bahwa ribuan orang itu juga diambang bahaya? Jelasnya, tidak. Kalau SBY berpikir, hausnya persoalan semburan Lumpur Lapindo diselesaikan segera.
Kalah di MA
Seorang kawan memberi tahu, kasus lumpur Lapindo sudah "berakhir" kasusnya, ketika MA menyatakan gugatan hukum NGO lingkungan Walhi dkk kalah di Mahkamah Agung (MA). Itu sangat menyakitkan. Akibatnya, perjuangan dari sisi hukum patahlah sudah. Lalu apa yang harus dilakukan?
Pemerintah, bila memang mau, masih bisa kembali menempatkan kasus lumpur Lapindo sebagai prioritas, selama lumpur itu masih menyembur. Dengan tanpa henti mengupayakan secara maksimal proses teknis penutupannya. Tapi yang terjadi tidak demikian. Lumpur Lapindo dibiarkan saja, sampai waktu melupakannya.
Pemerintah yang abai, tidak harus membuat masyarakat abai juga. Mari terus mengingatkan kasus lumpur Lapindo masih ada. Jutaan kubik lumpur masih menyembur dari sumur yang digali oleh Lapindo Brantas Inc.
12 December 2010
No more Mr. Nice Guy dalam kasus Lapindo
Iman D. Nugroho
Dirilisnya hasil penelitian soal lumpur Lapindo oleh Indoleaks.org, mengingatkan lagi posisi hukum kasus semburan lumpur di Sidoarjo itu. Siap-siaplah sakit hati, karena meski lumpur masih menyembur, tapi Lapindo Inc sebagai pihak yang bertanggungjawab telah "bebas" dari hukum Indonesia.
Seorang kawan mengingatkan keputusan Mahkamah Agung (MA) di tahun 2009. "Menjawab" tuntutan LSM lingkungan atas kasus lumpur di bawah Bakrie Groups itu, MA justru memenangkan Lapindo. Keputusan itu searah dengan langkah Polda Jawa Timur untuk menghentikan kasus lumpur Lapindo, karena tidak ada bukti.
Rakyat berhak marah dengan keputusan MA dan polisi. Karena jelas, rasa keadilan masyarakat tercabik-cabik habis karena putusan hukum itu. Dan yang paling buruk, keputusan MA itu menjadi yurisprodensi bagi tuntutan hukum lainnya atas kasus Lapindo. Advokasi hukum pada kasus ini untuk jelas porak poranda. Janc*k!
Lalu apa yang bisa dilakukan? Perlawanan politik mungkin menjadi salah satu solusi. Kalau lumpur Lapindo sudah bisa mengusir belasan ribu penduduk Porong, mengapa masyarakat tidak bisa mengusir kepentingan politik Bakrie Group sebagai perusahaan induk Lapindo, dan kepentingan politik seluruh rezim Presiden SBY. Pembangkangan sipil, efektif dilakukan.
Say no! untuk semua yang berhubungan dengan kepentingan politik Bakrie Group. Produknya di semua lini. Ekonomi, komunikasi, sosial dll. Bahkan, juga kepentingan politik Partai Golkar. Aburizal Bakrie, pemilik Bakrie Group kan juga Pimpinan Umum Partai Golkar. Soal rezim SBY, mudah saja. Say no! untuk semua tawaran dan program pemerintah.
Apa ujung dari gerakan ini? Sampai kasus lumpur Lapindo benar-benar diselesaikan secara adil dan menjawab rasa keadilan masyarakat.
Lihat video lumpur Lapindo, klik di sini.
Dirilisnya hasil penelitian soal lumpur Lapindo oleh Indoleaks.org, mengingatkan lagi posisi hukum kasus semburan lumpur di Sidoarjo itu. Siap-siaplah sakit hati, karena meski lumpur masih menyembur, tapi Lapindo Inc sebagai pihak yang bertanggungjawab telah "bebas" dari hukum Indonesia.
Seorang kawan mengingatkan keputusan Mahkamah Agung (MA) di tahun 2009. "Menjawab" tuntutan LSM lingkungan atas kasus lumpur di bawah Bakrie Groups itu, MA justru memenangkan Lapindo. Keputusan itu searah dengan langkah Polda Jawa Timur untuk menghentikan kasus lumpur Lapindo, karena tidak ada bukti.
Rakyat berhak marah dengan keputusan MA dan polisi. Karena jelas, rasa keadilan masyarakat tercabik-cabik habis karena putusan hukum itu. Dan yang paling buruk, keputusan MA itu menjadi yurisprodensi bagi tuntutan hukum lainnya atas kasus Lapindo. Advokasi hukum pada kasus ini untuk jelas porak poranda. Janc*k!
Lalu apa yang bisa dilakukan? Perlawanan politik mungkin menjadi salah satu solusi. Kalau lumpur Lapindo sudah bisa mengusir belasan ribu penduduk Porong, mengapa masyarakat tidak bisa mengusir kepentingan politik Bakrie Group sebagai perusahaan induk Lapindo, dan kepentingan politik seluruh rezim Presiden SBY. Pembangkangan sipil, efektif dilakukan.
Say no! untuk semua yang berhubungan dengan kepentingan politik Bakrie Group. Produknya di semua lini. Ekonomi, komunikasi, sosial dll. Bahkan, juga kepentingan politik Partai Golkar. Aburizal Bakrie, pemilik Bakrie Group kan juga Pimpinan Umum Partai Golkar. Soal rezim SBY, mudah saja. Say no! untuk semua tawaran dan program pemerintah.
Apa ujung dari gerakan ini? Sampai kasus lumpur Lapindo benar-benar diselesaikan secara adil dan menjawab rasa keadilan masyarakat.
Lihat video lumpur Lapindo, klik di sini.
29 November 2010
Gempa Padang setahun berlalu
Iman D. Nugroho
Pada September 2009, sebuah gempa bumi menggoyang Padang Sumatera Barat. Gempa 7,6 SR dan berpusat di Pariaman, Sumatera Barat itu membuat puluhan ribuan rumah, hotel dan pertokoan runtuh. Setidaknya 1115 orang tewas, dan ribuan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu. Salah satu bangunan yang sering dibicarakan adalah Hotel Ambacang di Kota Padang. Ketika mengunjungi kota ini menjelang setahun pasca gempa itu, kondisi sudah berbuah. Hotel Ambacang yang porak poranda misalnya, sudah bersih dan siap dibangun lagi.
Pada September 2009, sebuah gempa bumi menggoyang Padang Sumatera Barat. Gempa 7,6 SR dan berpusat di Pariaman, Sumatera Barat itu membuat puluhan ribuan rumah, hotel dan pertokoan runtuh. Setidaknya 1115 orang tewas, dan ribuan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu. Salah satu bangunan yang sering dibicarakan adalah Hotel Ambacang di Kota Padang. Ketika mengunjungi kota ini menjelang setahun pasca gempa itu, kondisi sudah berbuah. Hotel Ambacang yang porak poranda misalnya, sudah bersih dan siap dibangun lagi.
12 November 2010
Celah baru Merapi mengarah ke Yogyakarta
Iman D. Nugroho
Letusan Gunung Merapi yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan terbentuknya celah baru. Celah itu mengarah ke selatan atau ke arah Yogyakarta, yang berada di sebelah selatan Gunung Merapi. "Meskipun mengarah ke Selatan, bukan berarti debu vulkanik dan awan panas akan secara otomatis mengarah ke selatan," kata Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono
Letusan Gunung Merapi yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan terbentuknya celah baru. Celah itu mengarah ke selatan atau ke arah Yogyakarta, yang berada di sebelah selatan Gunung Merapi. "Meskipun mengarah ke Selatan, bukan berarti debu vulkanik dan awan panas akan secara otomatis mengarah ke selatan," kata Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono
10 November 2010
Pengintimidasi SARA pengungsi akan ditindak, pengungsi dilindungi
Aksi intimidasi bernuansa SARA yang dilakukan sekelompok orang pada pengungsi Merapi di Ganjuran, Bantul akan ditindak. Dan BNPB akan memberikan perlindungan penuh pada pengungsi tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan. Hal itu dikatakan Ketua BNPB, Selasa (9/11) ini.
"Tidak boleh ada aksi apapun dalam penanganan pengungsi, karena ini bukan masalah penyebaran agama dan keperluan lain, selain kemanusiaan," kata Syamsul Maarif usai bertemu dengan perwakilan DPR, DPD dan DPRD di kantor BNPB Yogyakarta.
Stateman itu dikeluarkan pasca peristiwa demonstrasi sekelompok warga yang dilakukan di depan sebuah rumah ibadah yang juga digunakan sebagai lokasi pengungsian di Ganjuran, Bantul. Maksa memaksa pengungsi pindah lokasi pengungsian karena khawatir terjadi penyebaran agama. Syamsul mengaku akan melakukan pengecekan dan menjamin keselamatan pengungsi ataupun pihak yang memberikan tempatnya untuk mengungsi.
Kasus intimidasi pengungsi muncul di sela-sela kondisi fasilitas pengungsi yang memprihatinkan. Seperti fasilitas mandi cuci kakus (MCK) pengungsi yang kondisi fisiknya juga jauh dari ideal. Untuk itu, ke depan ini BNPB akan fokus urusan MCK. "Yang diperlukan saat ini bukan bantuan siap saji. Tapi MCK, karena kondisinya memprihatinkan. Di lokasi asrama haji, saja misalnya, 1MCK digunakan 75an orang," katanya.
Di beberapa tempat lain, kondisi fisik MCK juga tidak lebih baik. Selain kotor dan saluran macet, MCK banyak digunakan untuk mencuci, menyimpan bahkan membuang baju-baju kotor. Seperti yang terjadi di lokasi pengungsian Stadion Maguwoharjo, Klaten, DIY.
Sampai saat ini, jumlah total pengungsi mencapai lebih dari 320 pengungsi yang ada di beberapa wilayan. Di Sleman dan Kulon Progo, DIY misalnya, ada di 110 titik pengungsian dengan jumlah total 59 ribu lebih pengungsi.
Di Jateng, ada 468 titik yang terbadi di Klaten, Boyolali dan Magelang dengan jumlah total 260ribu pengungsi. "Total mencapai 320090 orang di 578 titik, dengan jumlah korban 151orang meninggal dunia," katanya. Syamsul juga berusaha mengumpulkan anggota keluarga yang tercerai berai karena mengungsi, melalui sistem informasi pengungsian yang masih dalam proses membuatan.
Sementara itu, kondisi merapi dikabarkan berangsur-angsur mereda, setelah mengeluarkan 140 juta m3 material. Dan sudah melampaui sejarah gunung Merapi yang sebelumnya juga menyemburkan material vulkanik. Tahun 2006, Merapi mengeluarkan 14 juta m3, kali ini meningkat 10 kali lipat.
Meski demikian, tidak serta merta status Merapi sudah diturunkan. Hingga saat ini, status Merapi masih 'Awas'. Termasuk soal status daerah berbahaya yang masih ditetapkan dalam radius 20 KM. Penetapan itu berarti pula status pengungsi yang secara resmi hanya bila pengungsi itu adalah penduduk dari daerah di dalam 20 KM itu.
"Tidak boleh ada aksi apapun dalam penanganan pengungsi, karena ini bukan masalah penyebaran agama dan keperluan lain, selain kemanusiaan," kata Syamsul Maarif usai bertemu dengan perwakilan DPR, DPD dan DPRD di kantor BNPB Yogyakarta.
Stateman itu dikeluarkan pasca peristiwa demonstrasi sekelompok warga yang dilakukan di depan sebuah rumah ibadah yang juga digunakan sebagai lokasi pengungsian di Ganjuran, Bantul. Maksa memaksa pengungsi pindah lokasi pengungsian karena khawatir terjadi penyebaran agama. Syamsul mengaku akan melakukan pengecekan dan menjamin keselamatan pengungsi ataupun pihak yang memberikan tempatnya untuk mengungsi.
Kasus intimidasi pengungsi muncul di sela-sela kondisi fasilitas pengungsi yang memprihatinkan. Seperti fasilitas mandi cuci kakus (MCK) pengungsi yang kondisi fisiknya juga jauh dari ideal. Untuk itu, ke depan ini BNPB akan fokus urusan MCK. "Yang diperlukan saat ini bukan bantuan siap saji. Tapi MCK, karena kondisinya memprihatinkan. Di lokasi asrama haji, saja misalnya, 1MCK digunakan 75an orang," katanya.
Di beberapa tempat lain, kondisi fisik MCK juga tidak lebih baik. Selain kotor dan saluran macet, MCK banyak digunakan untuk mencuci, menyimpan bahkan membuang baju-baju kotor. Seperti yang terjadi di lokasi pengungsian Stadion Maguwoharjo, Klaten, DIY.
Sampai saat ini, jumlah total pengungsi mencapai lebih dari 320 pengungsi yang ada di beberapa wilayan. Di Sleman dan Kulon Progo, DIY misalnya, ada di 110 titik pengungsian dengan jumlah total 59 ribu lebih pengungsi.
Di Jateng, ada 468 titik yang terbadi di Klaten, Boyolali dan Magelang dengan jumlah total 260ribu pengungsi. "Total mencapai 320090 orang di 578 titik, dengan jumlah korban 151orang meninggal dunia," katanya. Syamsul juga berusaha mengumpulkan anggota keluarga yang tercerai berai karena mengungsi, melalui sistem informasi pengungsian yang masih dalam proses membuatan.
Sementara itu, kondisi merapi dikabarkan berangsur-angsur mereda, setelah mengeluarkan 140 juta m3 material. Dan sudah melampaui sejarah gunung Merapi yang sebelumnya juga menyemburkan material vulkanik. Tahun 2006, Merapi mengeluarkan 14 juta m3, kali ini meningkat 10 kali lipat.
Meski demikian, tidak serta merta status Merapi sudah diturunkan. Hingga saat ini, status Merapi masih 'Awas'. Termasuk soal status daerah berbahaya yang masih ditetapkan dalam radius 20 KM. Penetapan itu berarti pula status pengungsi yang secara resmi hanya bila pengungsi itu adalah penduduk dari daerah di dalam 20 KM itu.
Pengungsi mencapai 283 ribu orang
Iman D. Nugroho
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, bila dalam letusan Merapi sebelum-sebelumnya jumlah pengungsi hanya 10-30 ribu orang, namun saat ini jumlah pengungsi mencapai 283 ribu orang. Dan hal itu membuat banyak tempat dan fasilitas yang diperlukan. "Seperti air minum, tempat tinggal dan MCK. Hendaknya (pengungsi) tetap bersabar, percayalah, pemerintah bekerja sekuat tenaga," kata Presiden SBY di depan para pengungsi Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jawa Tengah.
Lebih jauh SBY mengatakan, akan lebih baik bagi pengungsi untuk tetap tinggal di penampungan sampai situasi normal. Sampai situasi benar-benar normal. "Ini lebih baik dr pada kembali, namun belum tentu aman, tolong sekali lagi, ikuti apa yang disampaikan pemerintah, juga TNI dan polri," katanya.
Kalau ada masalah, menyangkut fasilitas, logistik atau yang lainnya, katanya, akan lebih baik disampaikan kepada pihak yang berwenang. Dan sudah menjadi kewajiban, pihak yang berwenang itu langsung merespon dengan tidak membeda-bedakan penganan. "Tak peduli apa profesinya, harus adil," tegasnya sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di Jateng dan DIY, juga pada BNPB, TNI, polri, relawan dan semua pihak yang sudah turut serta menangani pengungsi.
Dalam kesempatan itu, SBY menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan tentang Gunung Merapi, di saat pemerintah dan masyarakat sedang serius berjuang untuk pengungsi. Karena itu, SBY mengajak masyarakat untuk hanya mempercayai informasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah.
"Jangan sampai ada berita yang menyesatkan. Karena belakangan ada berita yang menakutkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Dengarkan pihak resmi dari pemerintah. Juga untuk wartawan, tolong beritakan informasi resmi," katanya.
Kunjungan Presiden SBY dilakukan setelah beberapa jam sebelumnya, istri Presiden Ani Yudhoyono juga megunjungi tempat yang sama. Dengan didampingi oleh Gubernur DIY, Ratu Hemas, Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri, Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan beberapa staf ahli, SBY masuk ke Stadion Maguwo Harjo melalui Pintu Timur.
Menurut SBY, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bekerja keras sekuat tenaga, untuk menyelamatkan masyarakat yang tinggal di lereng Merapi. Meskipun tetap saja ada yang meninggal dunia saat gunung itu memuntahkan wedus gembelnya. Namun, pekerjaan BNPB untuk menyelamatkan dan mengamankan seluruh penduduk terus dilakukan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, bila dalam letusan Merapi sebelum-sebelumnya jumlah pengungsi hanya 10-30 ribu orang, namun saat ini jumlah pengungsi mencapai 283 ribu orang. Dan hal itu membuat banyak tempat dan fasilitas yang diperlukan. "Seperti air minum, tempat tinggal dan MCK. Hendaknya (pengungsi) tetap bersabar, percayalah, pemerintah bekerja sekuat tenaga," kata Presiden SBY di depan para pengungsi Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jawa Tengah.
Lebih jauh SBY mengatakan, akan lebih baik bagi pengungsi untuk tetap tinggal di penampungan sampai situasi normal. Sampai situasi benar-benar normal. "Ini lebih baik dr pada kembali, namun belum tentu aman, tolong sekali lagi, ikuti apa yang disampaikan pemerintah, juga TNI dan polri," katanya.
Kalau ada masalah, menyangkut fasilitas, logistik atau yang lainnya, katanya, akan lebih baik disampaikan kepada pihak yang berwenang. Dan sudah menjadi kewajiban, pihak yang berwenang itu langsung merespon dengan tidak membeda-bedakan penganan. "Tak peduli apa profesinya, harus adil," tegasnya sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di Jateng dan DIY, juga pada BNPB, TNI, polri, relawan dan semua pihak yang sudah turut serta menangani pengungsi.
Dalam kesempatan itu, SBY menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan tentang Gunung Merapi, di saat pemerintah dan masyarakat sedang serius berjuang untuk pengungsi. Karena itu, SBY mengajak masyarakat untuk hanya mempercayai informasi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah.
"Jangan sampai ada berita yang menyesatkan. Karena belakangan ada berita yang menakutkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Dengarkan pihak resmi dari pemerintah. Juga untuk wartawan, tolong beritakan informasi resmi," katanya.
Kunjungan Presiden SBY dilakukan setelah beberapa jam sebelumnya, istri Presiden Ani Yudhoyono juga megunjungi tempat yang sama. Dengan didampingi oleh Gubernur DIY, Ratu Hemas, Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sosial Salim Segaf al Jufri, Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan beberapa staf ahli, SBY masuk ke Stadion Maguwo Harjo melalui Pintu Timur.
Menurut SBY, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bekerja keras sekuat tenaga, untuk menyelamatkan masyarakat yang tinggal di lereng Merapi. Meskipun tetap saja ada yang meninggal dunia saat gunung itu memuntahkan wedus gembelnya. Namun, pekerjaan BNPB untuk menyelamatkan dan mengamankan seluruh penduduk terus dilakukan.
Pengerukan Lahar Dingin Kali Code
Iman D. Nugroho
Lahar dingin diperkirakan masih menjadi persoalan. Salah satunya, banjir di Kota Yogyakarta akibat meluapnya sungi Kali Code karena material Gunung Merapi. Untuk mengurai pendangkalan itu Rabu (10/11) ini dilakukan pengerukan. Lokasi pengerukan dilakukan di dekat jembatan Sayidan Kelurahan Wirogunan, Kota Yogyakarta oleh Kimpraswil Kota Yogyakarta.
Lahar dingin diperkirakan masih menjadi persoalan. Salah satunya, banjir di Kota Yogyakarta akibat meluapnya sungi Kali Code karena material Gunung Merapi. Untuk mengurai pendangkalan itu Rabu (10/11) ini dilakukan pengerukan. Lokasi pengerukan dilakukan di dekat jembatan Sayidan Kelurahan Wirogunan, Kota Yogyakarta oleh Kimpraswil Kota Yogyakarta.
09 November 2010
Kemungkinan Merapi dari orang "gila"
Iman D. Nugroho
Laki-laki ini mengaku "gila". Namun komentarnya tentang apa yang terjadi di Gunung Merapi dalam waktu dekat ini, sepertinya perlu didengar, meski tak harus dipercayai. "Korbannya meninggal dunia mungkin mencapai 3000-4000 orang," kata orang yang Saya temui di Yogyakarta baru-baru ini. Berikut ini penuturannya:
Laki-laki ini mengaku "gila". Namun komentarnya tentang apa yang terjadi di Gunung Merapi dalam waktu dekat ini, sepertinya perlu didengar, meski tak harus dipercayai. "Korbannya meninggal dunia mungkin mencapai 3000-4000 orang," kata orang yang Saya temui di Yogyakarta baru-baru ini. Berikut ini penuturannya:
Lebih baik Saya katakan di awal, apa yang saya katakan ini adalah perkataan orang gila. Karena orang tidak akan percaya. Mungkin, untuk orang yang mengetahuinya pun, tidak akan mengatakannya.
Jadi, menurut Saya, Merapi saat ini sedang menunggu waktu untuk meletus hebat. Tanda-tanda itu sudah terlihat. Seperti menurunnya laut selatan sedalam 13 meter. Kemana airnya? Airnya sudah terserap oleh pori-pori bumi untuk "mengisi" rongga-rongga di bawah Merapi. Perlu tekanan yang berbeda untuk meletus secara hebat.
Ini adalah siklus 70 tahunan yang digabungkan dengan siklus 4 tahunan, yang menghasilkan tertimbunga Candi Borobudur untuk kedua kalinya. Dan tentu saja akan berdampak pada Yogyakarta. Korban meninggal dunia mungkin mencapai 3000-4000 orang.
Jadi, menurut Saya, Merapi saat ini sedang menunggu waktu untuk meletus hebat. Tanda-tanda itu sudah terlihat. Seperti menurunnya laut selatan sedalam 13 meter. Kemana airnya? Airnya sudah terserap oleh pori-pori bumi untuk "mengisi" rongga-rongga di bawah Merapi. Perlu tekanan yang berbeda untuk meletus secara hebat.
Ini adalah siklus 70 tahunan yang digabungkan dengan siklus 4 tahunan, yang menghasilkan tertimbunga Candi Borobudur untuk kedua kalinya. Dan tentu saja akan berdampak pada Yogyakarta. Korban meninggal dunia mungkin mencapai 3000-4000 orang.
Merapi, mengapa kau diam?
Iman D. Nugroho
Gunung Merapi mendadak tidak menunjukkan aktivitas pada Senin (8/11) malam hingga Selasa (9/11) dini hari. Tidak ada gemuruh, tidak ada lontaran lava pijar, dan semburan debu vulkanik seperti yang berhari-hari terjadi. Keadaan ini justru membahayakan, karena energi di perut Merapi tidak keluar.
Pantauan kondisi merapi dari pos warga di Universitas Islam Indonesia (UII), Kaliurang, yang berjarak sekitar 17 KM dari puncak Gunung Merapi, sama sekali tidak terdengar gemuruh. Termasuk tidak terlihat adanya semburan dari puncaknya. "Kalau seperti ini, Saya malah khawatir," kata salah satu petugas keamaanan yang juga penduduk setempat.
Hal yang sama pernah dikatakan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Surono. Gunung setinggi 2968 meter itu memang harus mengeluarkan energi yang dihasilkan oleh dapur magma di dalam perutnya, dalam bentuk asap dan sesekali disertai gemuruh.
Bila hal itu tidak terjadi, maka energi yang tertumpuk akan berada di dalam perut gunung. Bukan tidak mungkin, hal itu bisa menyebabkan letusan besar. Penjelasan yang sama juga berlaku untuk gunung aktif lain di seluruh belahan bumi.
Sementara itu, informasi yang sempat beredar di masyakarat melalui pesan singkat, tentang kemungkinan adanya letusan besar pada 8 November dengan efek sampai radius 60 KM, terbukti isapan jempol belaka.
Gunung Merapi mendadak tidak menunjukkan aktivitas pada Senin (8/11) malam hingga Selasa (9/11) dini hari. Tidak ada gemuruh, tidak ada lontaran lava pijar, dan semburan debu vulkanik seperti yang berhari-hari terjadi. Keadaan ini justru membahayakan, karena energi di perut Merapi tidak keluar.
Pantauan kondisi merapi dari pos warga di Universitas Islam Indonesia (UII), Kaliurang, yang berjarak sekitar 17 KM dari puncak Gunung Merapi, sama sekali tidak terdengar gemuruh. Termasuk tidak terlihat adanya semburan dari puncaknya. "Kalau seperti ini, Saya malah khawatir," kata salah satu petugas keamaanan yang juga penduduk setempat.
Hal yang sama pernah dikatakan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Surono. Gunung setinggi 2968 meter itu memang harus mengeluarkan energi yang dihasilkan oleh dapur magma di dalam perutnya, dalam bentuk asap dan sesekali disertai gemuruh.
Bila hal itu tidak terjadi, maka energi yang tertumpuk akan berada di dalam perut gunung. Bukan tidak mungkin, hal itu bisa menyebabkan letusan besar. Penjelasan yang sama juga berlaku untuk gunung aktif lain di seluruh belahan bumi.
Sementara itu, informasi yang sempat beredar di masyakarat melalui pesan singkat, tentang kemungkinan adanya letusan besar pada 8 November dengan efek sampai radius 60 KM, terbukti isapan jempol belaka.
08 November 2010
Mahasiswa 'dodol' di pos terakhir Kaliurang
Iman D. Nugroho
Jujur, saya tidak suka waktu memulai cerita ini, mengingat mahasiswa harusnya lebih dari sekedar yang ada di cerita ini.
Bintang di langit Kaliurang, DIY masih tersembunyi di balik mendung, Minggu (7/11). Mendung yang sama itu yang menutupi puncak Gunung Merapi. Membuat pengamatan semburan lava dan debu vulkanik, sedikit terhambat.
Beberapa menit lepas tengah malam, datanglah empat mahasiswa ke pos terakhir yang juga titik penutupan jalan itu di KM 14. Masyarakat setempat yang melihat itu, segera menghentikan mobil yang sedang melaju.
Usut punya usut, mahasiswa ini ingin ke kawasan Kaliurang atas. "Kami ingin survey lokasi, akan ada acara dengan mahasiwa baru di Kaliurang," katanya. Warga keheranan dan menjelaskan bahwa Kaliurang sedang ditutup karena menjadi area berbahaya pasca meletusnya Merapi.
Mahasiswa itu ngeyel. Dengan pandangan tajam di balik rambut model Charlie ST12, dia kembali lagi menjelaskan maksud kedatangannya. Mereka mengaku tidak tahu sama sekali, tentang daerah berbahaya dan kondisi Merapi belakangan.
Setelah meminta mahasiswa itu turun dari mobil, masyarakat menceritakan apa yang terjadi. Mahasiswa itu melongo tanda heran. "Mana sih Puncak Merapinya, gue nggak kelihatan," kata seorang mahasiswa bercelana panjang ketat. Beberapa menit kemudian, mereka pergi.
Dasar dodol!
Sent trough BlackBerry®
Jujur, saya tidak suka waktu memulai cerita ini, mengingat mahasiswa harusnya lebih dari sekedar yang ada di cerita ini.
Bintang di langit Kaliurang, DIY masih tersembunyi di balik mendung, Minggu (7/11). Mendung yang sama itu yang menutupi puncak Gunung Merapi. Membuat pengamatan semburan lava dan debu vulkanik, sedikit terhambat.
Beberapa menit lepas tengah malam, datanglah empat mahasiswa ke pos terakhir yang juga titik penutupan jalan itu di KM 14. Masyarakat setempat yang melihat itu, segera menghentikan mobil yang sedang melaju.
Usut punya usut, mahasiswa ini ingin ke kawasan Kaliurang atas. "Kami ingin survey lokasi, akan ada acara dengan mahasiwa baru di Kaliurang," katanya. Warga keheranan dan menjelaskan bahwa Kaliurang sedang ditutup karena menjadi area berbahaya pasca meletusnya Merapi.
Mahasiswa itu ngeyel. Dengan pandangan tajam di balik rambut model Charlie ST12, dia kembali lagi menjelaskan maksud kedatangannya. Mereka mengaku tidak tahu sama sekali, tentang daerah berbahaya dan kondisi Merapi belakangan.
Setelah meminta mahasiswa itu turun dari mobil, masyarakat menceritakan apa yang terjadi. Mahasiswa itu melongo tanda heran. "Mana sih Puncak Merapinya, gue nggak kelihatan," kata seorang mahasiswa bercelana panjang ketat. Beberapa menit kemudian, mereka pergi.
Dasar dodol!
Sent trough BlackBerry®
07 November 2010
Ketika jantung pengungsi laki-laki itu berhenti berdetak,..
Iman D. Nugroho
Kerumunan pengungsi di selasar timur Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, terbelah. Beberapa pasukan TNI bergerak cepat sambil mendorong ranjang RS berisi tubuh laki-laki tua. Soekiran, terpeleset jatuh di sungai belakang Stadion, dan masuk ke gorong-gorong. Jantungnya bergenti berdetak
Soekiran adalah warga Desa Manggung, Cangkringan, yang sedang mengungsi di Stadion Maguwoharjo. Minggu (7/11) itu, laki-laki setengah baya itu berniat mandi di sungai, lantaran kamar mandi stadion sedang ramai dan harus mengantri. Saat sedang mandi itulah, Soekiran terpeleset, dan jatuh ke gorong-gorong di bawah jembatan.
Pengungsi lain yang mengetahui hal itu segera memberi tahu salah satu pasukan Batalyon, Infranti 403 yang sedang berjaga. Pertolongan pun dilakukan. Saat berhasil diangkat, jantung laki-laki itu sudah berhenti berdetak.
Dokter dari tim Jawa Timur ambil bagian untuk memulihka kondisi Soekiran. Aksi CPR pun dilakukan. Setelah beberapa kali tidak ada reaksi, tim dokter menggunakan alat kejut jantung portable. Tubuh Soekiran tersentak. Tetap tidak ada reaksi. Kembali CPR dilakukan. Kakak Soekiran, Sabat, duduk lemas di kursi pojokan. Dia sibuk mengusap air mata yang terus mengalir.
Dalam kejutan ketiga alat kejut jantung, kembali membuat jantung Soekiran berdetak. "Kita berhasil menyelamatkannya," kata Dr. Boedi Sasotya, anggota tim dokter yang melakukan penyelamatan. Soekiran pun dirujuk ke RS. Dr. Sardjito.
Kerumunan pengungsi di selasar timur Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, terbelah. Beberapa pasukan TNI bergerak cepat sambil mendorong ranjang RS berisi tubuh laki-laki tua. Soekiran, terpeleset jatuh di sungai belakang Stadion, dan masuk ke gorong-gorong. Jantungnya bergenti berdetak
Soekiran adalah warga Desa Manggung, Cangkringan, yang sedang mengungsi di Stadion Maguwoharjo. Minggu (7/11) itu, laki-laki setengah baya itu berniat mandi di sungai, lantaran kamar mandi stadion sedang ramai dan harus mengantri. Saat sedang mandi itulah, Soekiran terpeleset, dan jatuh ke gorong-gorong di bawah jembatan.
Pengungsi lain yang mengetahui hal itu segera memberi tahu salah satu pasukan Batalyon, Infranti 403 yang sedang berjaga. Pertolongan pun dilakukan. Saat berhasil diangkat, jantung laki-laki itu sudah berhenti berdetak.
Dokter dari tim Jawa Timur ambil bagian untuk memulihka kondisi Soekiran. Aksi CPR pun dilakukan. Setelah beberapa kali tidak ada reaksi, tim dokter menggunakan alat kejut jantung portable. Tubuh Soekiran tersentak. Tetap tidak ada reaksi. Kembali CPR dilakukan. Kakak Soekiran, Sabat, duduk lemas di kursi pojokan. Dia sibuk mengusap air mata yang terus mengalir.
Dalam kejutan ketiga alat kejut jantung, kembali membuat jantung Soekiran berdetak. "Kita berhasil menyelamatkannya," kata Dr. Boedi Sasotya, anggota tim dokter yang melakukan penyelamatan. Soekiran pun dirujuk ke RS. Dr. Sardjito.