12 February 2015

DUEL @PANCA66 - @RENDIPARIS YANG TAK BERGUNA


Kabar duel pemilik akun twitter @panca66, Cipta Panca Laksana dan @redinparis, Roysepta Abimanyu, saya terima Rabu (11/2/15) malam.

“Jokowi Lover dan Jokowi Haters saling pukul di Senayan,” kata seorang kawan.

Kabar itu menjadi konsumsi media online. Gambar adegan keduanya di tengah-tengah duel, beredar di media sosial.


Lalu keesokan harinya, Kamis (12/2/15), duel itu tetap menjadi bahan pembicaraan. Bahkan, kali ini, sebuah video muncul diYoutube.com.

Satu pertanyaan langsung menyeruak di kepala saya: Sudah seburuk itukah kehidupan demokrasi kita?

Jawabnya jelas: Tidak.

Demokrasi di Indonesia tidak terepresentasi dengan duel @panca66 dan @redinparis. Demokrasi Indonesia, jauh lebih baik dari keduanya.

Setidaknya, itu bisa kita lihat dari Pemilihan Presiden 2014 lalu. Ketika Jokowi dan Prabowo bersaing memperebutkan RI 1.

Dalam Pilpres itulah, Indonesia benar-benar terbelah menjadi dua kutub, Pro Jokowi dan Pro Prabowo.

Dalam dunia nyata maupun dunia digital, perseteruan antara pendukung Jokowi-Prabowo begitu keras.

Namun, dari keseluruhan proses Pilpres 2014, konflik fisik yang terjadi antar kedua kubu tergolong sangat-sangat kecil (untuk menyebut tidak ada).

Dan ketika Jokowi sudah terpilih sebagai Presiden RI, keduanya toh tidak lantas melanggengkan persaingan. Setidaknya, itu yang tampak di depan publik.

Prabowo datang ketika Jokowi dilantik. Jokowi mengunjungi Prabowo di rumahnya. Lalu belakangan, keduanya bertemu di Istana Bogor.

Lho, kalau publik bisa move on, dua kandidat saja bisa bersatu kembali setelah Pilpres 2014, kenapa @panca66 dan @redinparis, harus duel?

ID Nugroho

1 comment: