19 April 2009

Berlomba Jadi Calon Wakil Presiden, Kebodohan Berpolitik di Indonesia

Iman D. Nugroho

Dan tiba-tiba, berita tentang munculnya Partai Demokrat sebagai partai pemenang Pemilu 2009, menjadi pembuka perlombaan menjadi calon wakil presiden atau cawapres. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga incumbent calon Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi sosok yang digadang-gadang untuk ditawari bakal cawapres. Kebodohan cara berpolitik kita,..


Melalui tulisan ini, sekali lagi saya mendeklarasikan diri sebagai orang yang sangat bodoh dalam dunia politik. Tapi, untuk menilai apa yang sedang terjadi di Indonesia belakangan, agaknya tidak perlu keahlian itu. Karena yang tampak di depan mata, sungguh bukan sebuah permainan politik tingkat tinggi. Hanya perlombaan eker-ekeran memunculkan sosok yang paling pas untuk jabatan tertentu. Dan yang paling mutakhir adalah posisi bakal cawapres.

Sejauh yang saya tahu, ada beberapa nama yang muncul belakangan. Sebut saja Yusuf Kalla, Sri Mulyani, Hidayat Nur Wahid hingga pengusaha Chairul Tandjung. Dan yang paling akhir, Amien Rais menawarkan calon wapres dari Partai Amanat Nasional (PAN). Kalau anda tahu nama-nama lain, mungkin bisa menambahi sendiri. Benar-benar aneh! Aneh! Bagaimana orang-orang yang pada awalnya "bermusuhan", kemudian menjadi sangat berharap untuk dipilih.

Untuk hal yang satu ini, saya memberikan nilai lebih pada tokoh-tokoh politik yang berani mengibarkan bendera sendirian. Mungkin, kecil kemungkinan mereka akan kalah, tapi paling tidak menjadi gelombang sendiri! Terlepas dari gelombang lain, apalagi merengek-rengek untuk diajak dalam satu kendaraan. Di mana harga diri? Ini politik rek, tidak dikenal harga diri dalam kamus politik! Ah, siapa bilang. Tetap saja hal itu dikenal dan harus menjadi salah satu ukuran dalam kehidupan berbangsa ini.

Jadi, bagaimana memandang pada perengek itu? Sederhana saja. Kalau anda termasuk orang-orang yang memilih mereka, mungkin waktunya beristighfar. Atau paling tidak terus mendoakan, agar mereka segera tersadar. Oops,..bangun dari tidur! Mereka harus dibangunkan dari tidur agar tidak cuma mengejar kekuasaan melalui politik. Guys,..politik lebih dari sekedar kekuasaan. Ini penting.

Tapi, harga beras adalah jauh lebih penting!

:)

No comments:

Post a Comment