10 February 2009

Rintis Program Magang ke Kurikulum

Press Release

Babak baru dimulai oleh ITS dengan PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia. Selasa(10/2), ITS dan PT GMF AeroAsia menandatangani nota kesepahaman di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan.PT GMF menyediakan kesempatan bagi para lulusan ITS, magang para mahasiswa ITS serta menyedikan fasilitas untuk penelitian bagi civitas akdemika ITS. “Ini adalah hal baru bagi kita. Biasanya ITS dikenal di bidang kelautan dan dipermukiman. Sekarang sudah mulai rambah udara,”terang Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS Phd usai menandatangani MoU di rektorat ITS.


Probo sangat bangga dengan kesempatan yang diberikan kepada ITS untuk membantu Industri maintenance bidang penerbangan. Karenanya, ITS siap menyediakan fasilitas jika dibutuhkan oleh perusahan yang berbasis di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. ”Kami juga siap jika suatu saat PT GMF AeroAsia membutuhkan lahan misalkan untuk mendirikan tempat pusat training maintenance di kampus ITS ,” tambah Probo.
Selain itu Probo juga berharap jika bentuk kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi ITS dan PT GMF AeroAsia saja. ”Semoga kerjasama ini bisa menghasilkan manfaat tidak hanya bagi kedua belah pihak tapi yang utama bagi bangsa Indonesia,” ulas Probo.

Sebagai pusat Maintenance, repair and Overhaul (MRO) kaliber dunia, bentuk kerjasama ini merupakan sebuah sarana membantu dunia pendidikan sekaligus lahan pencarian karyawan yang efektif dan efisien bagi PT GMF AeroAsia. ”Kerjasama ini selain bentuk kepedulian pendidikan juga merupakan sebuah cara yang dilakukan perusahaan kami untuk mencari karyawan yang harus dipersiapkan selama lima belasa tahun kedepan,” ungkap Richard Budihadianto, Direktur Utama PT GMF AeroAsia.

Dari kerjasama ini diharapkan kualitas salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia (Garuda Indonesia Group) bisa meningkat dan ketersediaan SDM bisa terpenuhi serta lebih baik. ”Saat ini perushaan kami termasuk dari 40 besar MRO terbaik sedunia, harapannya kedepan melalui kerjasama ini bisa ditingkatkan lagi kualitasnya,”ujar Richard.

Dalam nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani, kerjasama ini selain menguntungkan PT GMF AeroAsia juga menyediakan banyak keuntungan bagi ITS. ”Melalui kerjasama ini, para civitas akdemika ITS kami fasilitasi untuk melakukan magang atau penelitian terutama bagi mahasiswanya. Selain itu kita juga menyediakan peluang lulusan ITS untuk menjadi karyawan di perusahaan kita,” ungkap Richard.

Richard juga menekankan pentingnya dunia penerbangan bagi Indonesia saat ini dan dimasa yang akan datang.”Sebagai negara kepulauan yang besar mutlak diperlukan sebagai alternatif transportasi, akan tetapi sampai saat ini jumlah pesawat tebang di Indonesia secara keseluruhan tidak lebih dari seribu buah” tambah Richard.

Hal tersebut disebutkan Richard sangat sedikit sekali dibandingkan dengan Amerika Serikat yang jumlah pesawat terbang komersialnya saja mencapai lima belas ribu buah.
Sementara itu, program magang ini juga tengah menjadi program rintisan bagi jurusan Teknik Industri ITS. ”Kami sedang menggodok agar program magang ini bisa dimasukkan ke dalam kurikulum 2009 ini,”terang Koordinator Pilot Project Program Magang Teknik Industri Dr Maria Anityasari.

Saat ini tengah diusulkan agar program magang dapat diekuivalenkan dengan dua SKS kerja praktek, lima SKS tugas akhir, dan 3 SKS mata kuliah topik industri. Menurut Maria, jika hal ini gol maka tidak hanya mahasiswa yang diuntungkan. Melainkan institusi dan perusahaan pun ikut diuntungkan. ”Selama ini mahasiswa yang mau magang harus cuti dulu, berarti waktu kuliah merak otomatis molor,”terangnya.

Selain itu jarak antara pengalaman magang dengan waktu lulus mereka terlalu lama. Sehingga, sertifikat magang yang mereka peroleh tidak banyak memberikan nilai tambah. Selain itu, tugas akhir yang mereka kerjakan benar-benar menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh industri itu sendiri. ”Tugas akhir sekarang kan banyak yang teoritik, kalau dengan sistem ini, mereka benar-benar punya masalah real yang harus dipecahkan,”tambahnya.

Sementara, ITS pun juga diuntungkan dengan sistem ini. ”Waktu tunggu lulusan semakin singkat, dan penyerapan lulusan ke dunia kerja semakin besar,”lanjutnya. Sedangkan pihak perusahaan, mereka mendapatkan solusi cepat untuk mengatasi permasalahan yang ada. ”Perusahaan juga membutuhkan fresh idea yang berasal dari mahasiswa2 kita,”lanjutnya. Dia berharap, rintisan ini dapat menjadi contoh bagi jurusan lainnya dan juga dapat diterapkan di institusi pendidikan lain.

No comments:

Post a Comment