16 February 2008

Guru Besar Matematika ITS Pertama

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menambah satu lagi guru besar. Prof. Dr Basuki Widodo, MsC dinobatkan menjadi guru besar matematika ITS yang pertama. Pria kelahiran Surabaya 5 Juni 1965 ini sekaligus menjadi guru besar termuda dalam sejarah ITS. ’’Kebetulan saya dapat SK ini September lalu dalam usia 42 tahun,’’ujarnya dalam konferensi pers pengukuhan guru besar di rektorat ITS, Kamis (14/2). Dengan pengukuhannya ini, Basuki menjadi guru besar ITS ke 64, ke 10 di FMIPA, dan pertama di Jurusan Matematika.

Basuki merupakan pakar ITS dalam bidang permodelan dan simulasi Matematika. Permodelan matematika miliknya sangat aplikatif. ’’Bidang ini bisa diterapkan di berbagai bidang ilmu,’’lanjutnya. Mulai Kelautan, lingkungan, perkapalan, pertahaman, material, geofisika, mekanika, ekonomi, kedokteran, teknologi pangan, hingga pertanian.

Seperti penghitungan angka mekatian ibu melahirkan, mengetahui kadar dipersi atmosfer di udara, hingga mengetahui jenis tanaman yang paling efektif menyerap CO2. ’’Permodelan ini juga pernah digunakan dalam bidang pertanian,’’lanjutnya.
Seperti riset terhadap tanaman kedelai jenis wilis yang dilakukannya bersama mahasiswa bimbingannya 2007 lalu. Hasilnya, permodelan ini dapat menghitung hama kedelai sekaligus menemukan solusi cara pengendalian hama kedelai tersebut tanpa proses kimiawi. ’’Caranya dengan mengetahui masa-masa hama tersebut. Kapan dia makan, kapan dia menyerang polong kedelai bisa diketahui dengan tepat,’’lanjutnya.
Tak hanya di bidang pertanian saja. Permodelannya telah dikembangkan menjadi sebuah software bernama Stealth Profiler. Software yang dibuat sejak tahun 2006 ini memang khusus dikembangkan untuk bidang pertahanan dan keamanan. ’’Ini software untuk mendeteksi stealth atau unsur siluman sebuah benda,’’lanjutnya.

Selama ini telah terdapat sotware untuk memprediksi RCS (Radar Cross Section) diantaranya CADRCS, EPSILON, dan RadBase. Keistimewaan software milik Basuki ini adalah asli buatan sendiri dan tidak mengadopsi ataupun pengembangan dari software-software yang ada. ’’Akses untuk mendapatkan sotfware-software itu tidak mudah, dan tidak dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan pengembangan teknologi stealth di Indonesia,’’papar pria yang juga menjabat sebagai ketua Jurusan Matematika ini.

Menurut bapak tiga anak ini, setiap benda pada dasarnya memiliki unsur siluman, yaitu dapat memancarkan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh radar. Semakin kecil gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda, maka semakin besar sifat siluman pada benda tersebut.

’’Selama ini kita (Indonesia-red) masih belum bisa menghitung tingkat stealth suatu benda. Makanya gampang dimanipulasi oelh pihak-pihak asing,’’tambahnya. Sebagai contoh, teknologi stealth yang digunakan kapal nelayan luar negeri sudah sangat-sangat canggih. ’’Mereka bisa lolos terus dari pantauan radar kita karena tingkat penghitungan stealth mereka jauh lebih maju,’’ujarnya.

Dengan software ini, tingkat siluman sebuah benda dapat diketahui dengan pasti. Sehingga, alutsista yang memang membutuhkan stealh yang lebih tinggi dapat dibuat. ’’Saya pernah menghitung tingkat stealth tenda, kapal selam, pesawat, hingga orang,’’pungkasnya.

No comments:

Post a Comment