30 May 2007

Lima Orang Meninggal Ditembak Pasukan TNI AL

Lima orang warga Desa Alas Tlogo, Grati, Pasuruan meninggal dunia dan tujuh lainnya luka tembak dalam bentrokan dengan pasukan Pusat Latihan Tempur TNI AL di Pasuruan, Rabu (30/05) ini. Bentrokan yang dipicu kasus sengketa tanah antara warga setempat dengan TNI AL itu berimbas pada pemblokiran jalan Surabaya-Banyuwangi.


Bentrok warga dengan TNI AL itu berawal dari aksi demonstrasi yang dilakukan sekitar 300 warga desa setempat ke markas TNI AL di Grati Pasuruan. Mereka memprotes pembangunan yang dilakukan pekerja TNI AL di lokasi tanah yang hingga kini masih menjadi sengketa. Awalnya, demonstrasi itu berlangsung normal. Dengan berteriak-teriak, warga meminta pekerja menghentikan pekerjaannya.

Namun, teriakan itu tidak digubris. Pekerja tetap melanjutkan pekerjaan. Warga mulai melakukan lemparan batu ke arah pekerja. Merasa terancam, pekerja pun meminta perlindungan ke petugas jaga TNI AL yang berjumlah 12 orang. Petugas pun berusaha menenangkan warga, namun tidqak digubris. Serangan warga berbalik ke arah pasukan TNI AL. Merasa terdesak, pasukan TNI AL pun mengeluarkan tembakan peringatan. Massa tidak gentar, lemparan batu terus berlanjut.

Bentrokan tidak terelakkan. Letusan senjata api serbu jenis M-16 terdengar beberapa kali. Beberapa warga roboh bersimbah darah. Tercatat ada empat warga tewas. Mereka adalah Rohman (35), Siti Khotijah (27), Mistin (23) dan Utami. Tujuh orang lain yang juga terluka tembak namun masih hidup pun roboh. Termasuk seorang bocah laki-laki bernama Herwanto yang tertembus di bagian dada. Bocah ini pun akhirnya meninggal dunia. "Ada beberapa yang luka tembak, kami masih membawanya ke rumah sakit," kata Nasminto, warga Grati Pasuruan.

Demonstrasi pun bubar. Warga yang selamat membawa korban luka dan tewas ke RS. Pasuruan. Empat korban tewas dan tujuh korban luka dirujuk ke RS. Syaiful Anwar Malang yang berjarak 60 KM. Mendengar rekan mereka terluka, warga kembali melanjutkan demonstrasi ke Jalan Raya Pasuruan yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi-Bali. Mereka duduk-duduk di jalanan sembari menebangi pepohonan dan melintangkannya di tengah jalan.

Sengketa tanah antara warga Grati dan Pusat Latihan Tempur TNI AL PasuruaN mulai terjadi pada tahun 2000-an. Ketika itu warga dari 14 Desa di Grati Pasuruan menolak rencana TNI AL yang akan menjadikan lahan mereka sebagai lahan latihan perang. Dengan didampingi LBH Surabaya, warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Petani memperkarakan persoalan ini ke pengadilan. Namun, langkah hukum di PN. Pasuruan itu dimenangkan oleh TNI AL. Warga tetap tidak bisa menerima karena merasa tanah yang disengketakan adalah hak mereka. Warga Grati pun membawa persoalan ini ke jenjang yang lebih tinggi ke PT.Surabaya.

Melalui Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armatim Tony Syaiful membenarkan peristiwa penembakan yang terjadi di Grati Pasuruan. Hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengetahui dengan pasti kronologi dan pelaku penembakan. "Dari yang saya dengar, semua terjadi karena pasukan kami (TNI AL) mempertahankan diri dari serangan demonstran," katanya.

Komandan Marinir Safzen Nurdin mengatakan penembakan yang dilakukan pasukan TNI AL di Grati Pasuruan sudah melalui prosedur yang benar. Yaitu, dengan memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu, sebelum akhirnya "terpaksa" menembak ke warga sipil. Hal itu dikatakan dalam jumpa pers di Markas Marinir Surabaya, Rabu (30/05) ini.

"Tindakan yang dilakukan sudah sesuai prosedur yang benar, pasukan saya tidak mau menjadi korban seperti yang terjadi di Papua, pasukan saya hanya ingin ada afek jera masyarakat dan takut," kata Safzen Nurdin. Meski akhirnya pihak marinir menyesakan tindakan yang membuat warga sipil meninggal dunia.

Untuk itu, Safzen Nurdin mengatakan penyesalan terdalam atas peristiwa itu. Dan meminta maaf kepada seluruh warga Pasuruan. "Atas nama TNI AL kami menyatakan permintaan maaf yang mendalam kepada masyarakat atas peristiwa ini," katanya. Sekaligus berjanji akan mengusut tuntas melalui penyelidikan atas 13 pasukan (bukan 12 seperti yang diberitakan sebelumnya), yang diduga sebagai pelaku penembakan.

Safzen Nurdin menegaskan, TNI AL tidak akan melakukan penambahan pasukan ke Grati Pasuruan. Dan, akan menghentikan sementara patroli di sekitar wilayah yang disengketakan.

Foto by yahoo images

1 comment:

  1. Anonymous8:46 am

    Lagu lama, pengalih perhatian untuk konflik SBY dan Amin Rais. Rakyat korban lagi, nyawa manusia tidak dihargai didunia politik, hati2 bung, dunia dan politik sangat kejam, negara sudah ngga berguna, republik hanya simbol para penguasa.

    ReplyDelete