08 December 2006

Tabung Petrochina meledak, masyarakat ketakutan


Pengeboran Petrochina dijaga ketat beberapa saat setelah tanki meledak.

 Tabung pemisah (sparator) minyak dan air milik Perusahaan Pengeboran Minyak Petrochina, yang gunakan dalam proses pengeboran minyak di Kawasan Lengowangi Gresik Jawa Timur, Rabu (06/12) ini meledak. Ledakan keras disertai getaran itu sempat membuat tembok di beberapa rumah warga sekitar lokasi pengeboran pecah-pecah. Ledakan disertai percikan api dari lokasi pengeboran yang berjarak 200 meter dari perumahan Gresik Kota Baru (GKB) itu terjadi Rabu ini sekitar pukul 08.30 WIB.
Ketika itu warga yang sedang melakukan aktivitas di pagi hari dikejutkan oleh suara keras dari arah pengeboran. Tak lama berselang, tampak percikan api membumbung ke udara. Warga GKB dan Desa Suci, Gresik yang paling dekat dengan kawasan pengeboran itu sontak ketakutan. Ada kekhawatiran terjadi bencana serupa dengan semburan lumpur seperti yang terjadi di Porong, Sidoarjo.Bahkan ada warga yang bersiap untuk mengungsi. "Habis bagaimana lagi, suara itu begitu keras, sampai-sampai pintu di rumah saya terguncang hebat," kata Ny. Mansyur, penduduk GKB pada The Jakarta Post. Tembok rumah warga di Jalan Tarakan perumahan GKB dan sekitarnya pecah-pecah. Warga yang mencari tahu sebab terjadinya ledakan kepada petugas jaga di Pengeboran Petrochina itu tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan. Bahkan terkesan ada upaya menutup-nutupi. Hal itu membuat warga GKB dan Desa Suci marah dan menggelar demonstrasi. Mereka bergerombol di pintu masuk lokasi pengeboran sambil berteriak-teriak menuntut pihak Petrochina memberikan penjelasan. Soleh, salah satu supervisor Pengeboran Petrochina yang menemui pengunjuk rasa mengatakan ledakan itu berasal dari tabung sparator yang ada di bagian belakang rig pengeboran. Tabung sepanjang 4 meter dengan tinggi 3 itu sebenarnya belum digunakan untuk proses produksi pengeboran minyak. "Karena suhu udara yang panas, membuat suhu di dalam tabung ikut memanas dan memicu tekanan bekas residu yang ada di dalam tabung, itu yang menyebabkan ledakan," kata Soleh. Hal yang sama diungkapkan oleh Syafeki, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Gresik yang mengunjungi lokasi ledakan. Menurutnya, tabung berwarna hitam itu belum terkoneksi dengan sistem proses pengeboran minyak milik Petrochina. "Saya tadi sudah melakukan pengamatan, dan tabung itu belum tersambung dengan peralatan lain dalam proses pengeboran, jadi ini sepertinya murni karena suhu yang panas," kata Syafeki. Karena itu pula, Syafeki memastikan tidak adanya efek merusak akibat ledakan ini. "Saya melihat bangunan yang berjarak satu meter dari sumber ledakan tidak mengalami kerusakan," katanya. Namun, Syafeki sempat kebigungan ketika wartawan menjelaskan bahwa ada beberapa rumah warga yang temboknya pecah-pecah pasca ledakan. "Kalau itu saya tidak bisa menjelaskan," katanya. Dalam kesempatan itu Syafeki mengharapkan polisi untuk melakukan penyelidikan atas ledakan itu. Karena dalam dunia bisnis pengeboran, tidak boleh ada kesalahan-kesalahan teknis yang sebabkan oleh kecerobohan. Bahkan ada "sertifikat aman" yang harus dimiliki oleh perusahaan pengadaan atas barang-barangnya. "Tapi ternyata dalam kasus ini, tabung yang seharusnya aman malah memiliki sisa residu di dalamnya, ini tidak benar dan harus diusut," jelasnya. Hingga saat ini, kasus itu masih diselidiki oleh polisi.

No comments:

Post a Comment