29 November 2006

Teman Baikku, Superheroku

Siapa Superman? Siapa Che Guevara? Siapa Rambo? Siapa Sponge Bob? Siapa John Lennon? Siapa Iwan Fals? Siapa ini? Siapa itu? Mengapa tiba-tiba mereka menjadi idola? Benarkah tokoh-tokoh itu memiliki peran dalam kehidupan manusia hingga layak diidolakan? Minimal berperan secara langsung bagi orang yang mengidolakan mereka. Kehadiran tokoh-tokoh populer yang banyak dicetak di kaos, pin, gantungan kunci, poster hingga spanduk itu tiba-tiba meresahkan. 

Adalah Waluyohadi, seorang seniman asal Nganjuk Jawa Timur adalah sosok yang resah dengan kehadiran serbuan tokoh-tokoh yang sebagian besar sudah tidak eksis lagi di muka bumi. Pertanyaan besar yang selalu mengiang di kepala sarjana design lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu adalah: Mengapa masyarakat tidak mengidolakan sosok yang benar-benar berpengaruh dalam kehidupan mereka? Keresahan itulah yang mengilhami Waluyohadi untuk membuat karya seni berjudul "Superhero Jaman Sekarang". Karya yang dipamerkan di Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) di SUrabaya, 22 November hingga 2 Desember itu pada dasarnya adalah upaya untuk memperkenalkan "orang-orang" hebat yang ada di sekitar kita, dan menjadikan mereka sebagai superhero. "Karena, orang-orang itu yang secara riil benar-benar berarti bagi kita, minimal bagi orang-orang yang dekat dengan mereka," kata Waluyohadi pada The Jakarta Post, Selasa (21/11) ini di Surabaya. Budaya itu lebih baik, ketimbang mengidolakan tokoh jagoan khalayan asal Jepang, Satria Baja Hitam. "Satria Baja Hitam adalah tokoh khalayan asal Jepang, Che juga adalah tokoh Cuba yang jauh dari Indonesia, apalagi SUperman,..dia menjadi pahlawan karena berhasil membunuh saudara kembarnya, Bizzaro. Ini permasalahan besar, karena masih banyak yang mengidolakan tokoh yang suka main keras seperti SUperman," katanya. Karena tokoh-tokoh itu juga masyarakat menjadi lupa bahwa ada sosok yang benar-benar menjadi superhero, yaitu seseorang yang disebut TEMAN. "Mereka adalah teman yang ada di sekitar kita, tempat kita curhat, menemani kita saat kita ketakutan, meminjami koin saat kita membutuhkan, merekalah Superhero Jaman Sekarang," kata Waluyohadi. Dan orang-orang ini juga lebih pantas menempati posisi terhormat dengan menempatkan mereka dalam souvenir seperti kaos, pin, kaos dll. Kemunculan kesadaran itu bukan tanpa sebab. Perjalanan hidup lulusan Departemen of Achitecture and Building Enginering, TOkyo Institute of Technology Recearch Student tahun 2005 ini penuh dengan berbagai kejadian yang menempatkan seorang teman menjadi sosok yang istimewa. Rizky Ananda misalnya. Anak korban Tsunami di Nangroe Atjeh Darrussalam ini tiba-tiba sangat dekat dengan Waluyohadi. "Ketika itu saya menjadi sukarelawan di Atjeh, kedekatan saya dengan Rizky sangat penting bagi saya secara personal, maka saya menempatkan Rizky menjadi salah satu superhero," katanya sambil menunjukkan foto Rizky dengan mengenakan kaos bergambar wajah Waluyohadi. Pengalaman yang sama dialami Waluyohadi ketika dia menempuh pendidikan di Jepang. House Family Waluyo di Jepang, teman-teman seangkatan di TOkyo Institute of Technology (TIT) hingga team pendakian Gunung Fuji, membuka kesadaranya akan pentingnya sebuah pertemanan. "Rasanya, apa yang didiskripsikan Profesor Soejoko dalam artikelnya berjudul Persahabatan Semesta benar-benar saya rasakan," katanya. Redifinisi soal superhero itulah yang kemudian dieksplorasi melalui kaos dan patung berbentuk kaos dengan bahan polimer karbon. Penataan pameran yang atraktif memunculkan kesan bahwa superhero jaman dahulu memang sudah layak ditinggalkan. Patung kaos bergambar tokoh jaman dahulu seperti Che Guevara, Iwan Fals, Rhoma Irama, John Lennon, Silverster "Rambo" Stalonne hingga tokoh kartun Spong Bob tergambar dalam di atas patung kaos itu. "Ini adalah simbol, Superhero jaman dahulu sudah membatu," ungkap seniman yang akrab dipanggil Yoyok ini. Di bagian lain, terpajang dalam bingkai sosok-sosok orang yang dianggap Waluyohadi sebagai Superhero. Minamide Naoyuki dan Mina misalnya. Pemuda asal Tokyo Jepang ini terjapang dengan menggunakan kaos bergambar kekasihnya. Sementara Mina memakai kaos bergambar Waluyohadi. "Minamide Naoyuki dan kekasihnya yang hidup dengan cara ishoni sunde iru (hidup bersama di luar nikah) adalah contoh orang yang yang mengakui keduanya sebagai superhero masing-masing," jelas Waluyohadi. Juga sosok Herman asal Swedia. Salah satu sahabat Waluyohadi ini tampak sedang berjoget dengan mengenakan kaos bergambar wajah Waluyohadi.Ada pula sekelompok orang yang merupakan teman satu tim Waluyohadi ketika melakukan ekspedisi di Gunung Fuji. "Ada seorang perter tua warga asli Jepang, awalnya saya tidak memperdulikan dia, tapi selama pendakian, justru bapak tua itu menjadi sahabat saya, dialah salah satu superhero saya, superhero jaman sekarang," katanya.

1 comment:

  1. Anonymous6:43 pm

    play for free texas hold em omaha .. poker online -ipoker network platforms. bonus no deposit free cash -
    no deposit bonuses free $150
    no deposit bonuses
    online poker bez depozytu for all country

    ReplyDelete