Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

08 Mei 2010

Terpesona Keukenhof

Balgis Muhyidin

Keukenhof adalah salah satu tempat yang menjadi prioritas untuk dikunjungi. Di majalah “Holland Herald” tertulis tempat itu sebagai The most beautiful spring garden in the world! Apalagi, taman ini hanya dibuka pada waktu tertentu, kali ini 18 Maret – 16 Mei 2010.

Dari Amsterdam, Keukenhof bisa dijangkau dengan kereta antar kota ke arah Leiden. Lalu naik bus ke Keukenhof. Cuaca yang sedikit extreme (bahkan bagi orang Belanda), tidak menyurutkan langkah pengunjung taman ini.

Taman ini benar-benar memanjakan mata dengan keindahan yang tertata sempurna. Di mana-mana, kehijauan dan bunga. Bunga tulip yang sudah sangat terkenal, tumbuh dengan cantik. Mulai kuntum, menjelang mekar dan mekar sempurna dalam berbagai warna.

Beberapa jenis pohon belum sepenuhnya bersemi, hanya terdiri dari batang dan dahan. Uniknya, seluruh batang pohon seperti berlumut, kehijauan. Keindahannya bercampur dengan misteri kekuatan. Karena telah mampu melewati pergantian musim.

Keukenhof adalah hasil upaya kerja keras ketika berhadapan dengan alam. Bayangkan, taman ini semua tertutup salju ketika musim dingin. Namun ketika musim semi, pemandangan berubah total. Semua warna bunga muncul seolah saling berlomba kecantikan.

Perkiraan ketepatan waktu (musim), bibit, pupuk, kecintaan, tehnologi, kerja keras adalah beberapa ramuan utama untuk menghasilkan kebun yang indah ini. Setelah sebelumnya musim dingin menutupi semua lapisan tanah dan pohon dengan es.

Beberapa pohon besar bertahan dengan merontokkan daunnya, dan ketika matahari menyapa mulailah kuncup bermekaran. Namun bunga tulip dan bunga lain yang ada di keukenhof pasti tidak seberuntung itu. Mesti selalu ditanam dan ditata ulang ketika menjelang musim semi. Dan hasilnya, bak negeri dongeng.

Sungai-sungai kecil dengan gemerciknya adalah nyanyian alam yang tiada tara merdunya. Beberapa angsa bergerombol tanpa rasa takut. Melengkapi simponinya. Air mancur buatan yang berbentuk bunga seolah mendinginkan mata yang kelelahan. Di beberapa tempat terdapat sejarah asal muasal bunga.

Cocok "bebek"

Di tengah taman terdapat taman kaca Willem–Alexander. Uniknya, ada tanaman cocor bebek di sana. Jadi ingat ibu-ibu di Indonesia yang biasa menumbuk daun cocor bebek tersebut dengan bawang merah dan di letakkan di ubun-ubun bayi dan anak kecil di bawah setahun.

Ibu menyakini cara itu untuk mendinginkan kepala si bayi dan juga membuat bayi tersebut tidak terlalu sering keluar ingus. Sayangnya, tidak banyak yang tahu the big why? Kita hanya bisa melakukannyakan?

Kincir angin yang dibangun sejak 1892, masih terawat baik. Kincir tiruan yang selama ini hanya saya lihat di toko roti Holland, jauh lebih indah bila dilihat langsung. Sudah sejak lama Belanda sudah menggunakan kincir angin untuk menghasilkan energy, menjadi listrik. Justru ketika negara lain masih mempunyai cadangan minyak. Belanda sudah melakukan upaya pencegahan untuk pemanasan global. Menggunakan tenaga yang lebih ramah lingkungan.

Dan yang tak kalah mengesankan adalah banyaknya pasangan yang cukup tua, berjalan lambat saling bergandengan tangan. Keindahan Keukenhof seolah menyebar kepada siapapun yang mengunjunginya. Sejauh mata memandang hamparan keindahan ini, wajah-wajah renta yang berseri-seri dan kemesraaan yang tetap terbaca meskipun usia beranjak senja.

*tulisan My Family lain, klik di sini.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

06 Mei 2010

Mengunjungi lokasi bom di New York

Maya Mandley, New York

Nama New York City sangat identik dengan Times Square. Di perempatan yang penuh dengan iklan inilah, tujuan utama turis ke kota Big Apple. Jangan ditanya betapa ramainya perempatan yang selalu jadi tempat pusatnya malam detik-detik pergantian tahun itu. Di sepanjang perempatan juga jadi pusat pertunjukkan panggung musical yang terkenal dengan sebutan broadway. Pedagang kaki lima juga ramai. Mulai menjual syal sampai lukisan, plus pelukis jalanan. Bahkan di salah satu pojok perempatan ini, ada restoran Indonesia. Sayang aku gak pernah kesana. Katanya, rasanya disesuaikan dengan lidah Amerika. :)

05 Mei 2010

Balmon Kriminalisasikan Direktur Radio Erabaru

Press Release, Batam

Balai Monitoring (Balmon) Batam mengkriminalkan Direktur Utama Radio Erabaru, Gatot Supriyanto. Rabu (5/5) ini, Gatot diperiksa sebagai tersangka oleh Balmon Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam– Ditjen Postel. Balmon menuduh Gatot telah melakukan pelanggaran dengan penggunaan frekuensi 106.5 MHZ tanpa izin, sebagaimana tertulis pada laporan tertanggal 24 Maret 2010.

Penetapan Gatot sebagai tersangka itu mengejutkan, setelah sebulan lalu Balmon dan Polisi melakukan pembredelan terhadap radio yang kerap mengabarkan berita human interest di China. Melalui kuasa hukumnya, LBH Pers, Radio Era Baru mengajukan gugatan di PTUN Batam kepada aksi penutupan sepihak itu. "Ini pelanggaran yang jelas tidak diperbolehkan di Indonesia, karena pers dilindungi UU Pers," kata Direktur LBH Pers, Hendrayana.

Radio Erabaru di Batam yang telah mengudara selama 5 tahun ini, semakin terancam eksistensinya oleh upaya-upaya pihak-pihak terkait pasca surat intervensi dari rejim komunis China sejak 2007 silam. Intervensi yang telah merenggut proses perizinan radio ini yang telah bersusah payah dan selalu berupaya mentaati regulasi yang ada dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.



| republish | Please Send Email to: [email protected] |

Amerika bisa sangat tidak nyaman (lagi),..

Iman D. Nugroho, Netherlands

Bom di New York City (NYC) baru-baru ini membawa kembali ingatan ketika mengunjungi tempat itu, dua tahun lalu. Dari tujuh bandara yang Aku kunjungi di empat state di AS, ada lima bandara yang "mengharuskan" Aku terkena random check oleh Homeland Security. Hal yang sama akan kembali terjadi pasca bom NYC 2010 ini?

Bisa jadi. Mungkin kali ini warga negara AS keturunan Arab dan Asia (terutama Indonesia dan Malaysia) serta pengunjung dari luar AS yang secara fisik berbeda dengan orang bule, bisa jadi akan merasakan hal yang sama. Aku memperkirakan, mereka akan hidup tidak nyaman karena regulasi keamanan itu.

Persis sama seperti ketika peristiwa peledakan WTC di AS, pada tahun 2001 lalu. Seorang kawan yang sudah bekerja bertahun-tahun di kapal pesiar Disney, harus pulang karena tidak tahan dengan perlakuan itu."Bagaimana bisa tahan, Aku harus di-screening tiap dua bulan," kata seorang kawan ini. Hebatnya, tiap screening itu menanyakan hal-hal yang sama. Data-data pribadi, tempat tinggal dll.

Di NYC, program Edward R. Murrow for Journalists yang diprakarsai US State Departement, resmi berakhir, Aku sempat tinggal selama sebulan. Sudah tidak terhitung lagi, berapa kali ke lokasi bernama Time Square. Entah untuk membeli makan, minum kopi, atau sekedar menikmati dingin 4 derajat celcius yang mencengkeram tubuh saat itu.



| republish | Please Send Email to: [email protected] |

04 Mei 2010

Berita pengeboman NYC dan diskriminasi Jurnalistik

Iman D. Nugroho, Hilversum



*video by iman d. nugroho

Berita pengeboman yang gagal di New York, yang dijadikan contoh dalam pelatihan New Media di Radio Netherlands Training Center (RNTC) Selasa (4/5) ini, sempat menjadi perdebatan. Penyebutan kewarganegaraan tersangka, dinilai sebagian peserta sebagai diskriminasi jurnalistik.

Berita berjudul A Pakistani-American arrested in NYC bomb plot, yang ditampilkan di blog pelatihan beralamat di Rntctraining2.wordpress.com dinilai mengandung diskriminasi pada penduduk keturunan dan berkebangsaan Pakistan. Hal itu akan membuat penduduk keturunan Pakistan lain akan kesulitan.

"Hal itu adalah generalisasi, apa korelasinya? Apakah tidak lebih arif bila hanya disebut sebagai 'seorang tersangka' dari pada disebutkan kewarganegaraannya?" tanya Anton Muhajir, perwakilan dari AJI Denpasar dalam pelatihan itu. Komentar senada juga diberikan Wahyu Dhyatmika dan Dian Yuliastuti.

Peserta lain yang memiliki pendapat berbeda dengan Anton, Wahyu dan Dian adalah Karaniya Dharmasaputra, Anita Rahman dan Anta Kusuma. Mereka menilai penyebutan itu sebagai hal yang wajar. "Semua tergantung dari konteksnya, dan memang penyebutan itu masuk dalam konteksnya," kata Karaniya.

Bagaimana menurut Anda?

republish Please Send Email to: [email protected]

World Press Freedom Day di Amsterdam, Belanda

Iman D. Nugroho Amsterdam

Peringatan hari Kebebasan Pers se-Dunia (World Press Freedom day) di Amsterdam, Belanda, Senin (3/5) ini dihadiri oleh empat jurnalis yang melarikan diri dari negara asalnya. Empat jurnalis dari Simbabwe, Eritria, Bosnia dan Turki menjadi pembicara di acara yang digelar di Compagnietheater Kloveniersburgwal Amsterdam itu.



republish Please Send Email to: [email protected]