Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pati berani!
       

07 November 2010

Hidup bersama pengungsi Merapi

Iman D. Nugroho

Aku terbangun! Dengan rasa kantuk yang belum hilang benar, kuperiksa tas, dompet, kamera, laptop dan pernak-pernik lain, untuk memastikan semua masih ada di tempatnya. Semua utuh.

Minggu (7/11) ini, ruang pengungsi Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jawa Tengah yang awalnya diisi 20 orang itu, pagi ini tinggal dua gelintir saja.

Kebanyakan, pengungsi itu menuju ke ruang logistik. Untuk mengantri mie instan, air mineral dan kebutuhan lain yang dibagikan secara gratis.

Sejak Sabtu, aku memilih bergabung "hidup" dengan para 21 ribu pengungsi di stadion itu. Untuk merasakan, apa yang mereka rasakan.

Guyup. Itu kesan yang terasa. Kesamaan nasib, membuat para pengungsi bahu membahu untuk saling menolong. Para relawan dan pasukan TNI yang ada di lokasi, menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Dini hari tadi, Merapi sempat kembali unjuk gigi. Beberapa kali dentuman terdengar, disusul dengan debu yang mengguyur tempat pengungsian. Minggu ini, Presiden SBY kabarnya akan mengunjungi tempat ini.
Sent trough BlackBerry®

06 November 2010

Tanaman 'Tua' di Karang Anyar, Jawa Tengah

Iman D. Nugroho

Masuk ke Karang Anyar, Jawa Tengah, Sabtu (6/11) pagi. Suasana dampak semburan Gunung Merapi mulai terasa. Pohon-pohon, genting dan jalanan berubah menjadi "tua". Dengan uban debu menutupinya.

Efek yang terlihat di Karang Anyar ini menandakan betapa hebat letusan yang kabarnya mencapai 3,5 KM ini. Lantaran, Karang Anyar berjarak lebih dari 130 KM dari Yogyakarta.

Sampai saat ini, jumlah pengungsi akibat letusan Merapi terus bertambah. Para pengungsi juga memilih untuk pindah ke daerah yang lebih jauh dari lokasi pengungsian sebelumnya menyusul diperlebarnya daerah aman semburan Merapi. Dari radius 15KM menjadi 20KM.
Sent trough BlackBerry®

05 November 2010

Nasib teater Indonesia setelah Rendra pergi

Diana AV Sasa

Perhelatan Kompetisi Teater Indonesia yang berlangsung sejak 1 November hingga 8 November mendatang, juga akan menggelar seminar tentang perkembangan teater modern Indonesia. Seminar bertema “Teater Modern Indonesia Pasca Rendra” yang dilaksanakan pada 6 Nopember mulai pukul 09.00 wib di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur.


Jurnalis yang juga sastrawan Rachmad Giryadi didapuk sebagai moderator. Menurut ketua panitia Kompetisi Teater Indonesia, Farid Syamlan, sekitar 100an orang telah menyiapkan diri untuk mengikuti seminar yang menampilkan narasumber Slamet Rahardjo (Aktor, Jakarta), Putu Wijaya (Sutradara, Jakarta), dan David Reeve (Penulis dan akademisi, Australia) itu.

Putu Wijaya dikenal sebagai sahabat sekaligus "musuh" Rendra. Putu mengaku belajar 5 hal dari Rendra. Pertama, Rendra mengajarkan dirinya untuk mempertimbangkan tradisi. Kadang, katanya, tradisi ini diterima begitu saja, padahal ada yang tidak perlu. Kedua, berani melawan. Artinya berani melakukan interpretasi, reposisi dan sebagainya. Ketiga, mengajarkan tidak pernah menyerah. Keempat, Putu mengaku selalu diingatkan oleh Rendra, bahwa jika tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini, lalu apa artinya kehadirannya. Kelima, Rendra mengajarkan untuk kritis.

Slamet Rahardjo menyimpan kekaguman dan kedekatan tersendiri dengan Rendra. Ia pernah dipilih langsung oleh Rendra untuk menyutradarai film Kantata Takwa. Bahkan sebelum meninggal Slamet pernah dimarahi Rendra. "Pada suatu malam, Willy itu mukanya berang. Dia nunjuk ke muka saya. Dia tampak marah dengan saya waktu itu. Dia bilang, 'kembali kepada nuranimu! Jangan sekali-sekali kamu berbohong dengan apa yang kamu yakini".

Sementara David Reeve adalah pengamat dan sekaligus penulis yang banyak memperkenalkan Rendra di kalangan seniman internasional, khususnya Australia.

Debu Merapi mirip pecahan kaca

Iman D. Nugroho

Abu vulkanik yang saat ini disemburkan Gunung Merapi hingga ke Yogjakarta, memiliki komposisi mirip dengan bahan industri kaca. Juga mirip glass hard yang sangat halus. Bila dilihat dengan mikroskop, akan tampak bagian tepinya dan ujungnya runcing. Reaksi yang berbahaya bila terhirup mahluk hidup. Bisa merobek jaringan paru-paru. Jika kena mata, bisa merusak mata. Cara terbaik, dengan melindungi mata dan hidung!
BERITA LENGKAP DI SINI

People power untuk pengungsi Gunung Merapi, sekarang!

Iman D. Nugroho

Di sela-sela letusan besar Gunung Merapi yang membuat Kota Yogjakarta hujan abu, Kamis-Jumat (4-5/11) ini, tiba-tiba sebuah pesan berjudul Gerakan Nasi Bungkus Jogja, masuk ke hp.

"Yang domisili di Jogja bisa siapkan 3 nasi bungkus dr rmh kalian utk serahkan pagi ini di Hijau Cafe Jl.Kaliurang KM5. Pengungsi menumpuk akibat erupsi Merapi td mlm dan tidak ada dapur umum dipengungsian saat ini. Yang tidak di Jogja, Please Share. Let's Help Others."

Tampaknya, gerakan People Power untuk membantu pengungsi di Yogjakarta sudah mulai terjadi. Karena kemungkinan, bila Gunung Merapi yang diperkirakan akan meletus lebih besar, membuat nasib ratusan ribu pengungsi benar-benar dipertaruhkan.

Hingga saat ini saja, pemerintah melalui badan penyelamatan sudah memperluas daerah aman Merapi. Dari radius 10 KM, menjadi 15 KM dan tak seberapa lama, meluas menjadi 20 KM. Hasilnya, semakin banyak pengungsi yang harus diselamatkan.

Sangat masuk akal, bila saat ini diperlukan People Power untuk bantuan pengungsi Merapi. Ayo bergerak! Ayo membantu pengungsi Merapi yang masih bisa diselamatkan. People Power untuk Pengungsi Merapi, sekarang!

*foto oleh yahoonews

Sent trough BlackBerry®