Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pati berani!
       

04 November 2010

Ting-ting Klantink!

Evi Yuniati

Pentas ajang pencarian bakat, Indonesia Mencari Bakat yang disiarkan Trans TV baru saja usai dan menghasilkan bakat pilihan, Klantink!


Kelompok musik jalanan ini dipenuhi dewi fortuna. Rakyat Indonesia pun menyukai kesederhanaan bermusik mereka.

Berbekal keinginan merubah nasib, Klantink berusaha sekuat tenaga untuk mempersembahkan karya musik terbaik mereka dengan ilmu yang mereka peroleh dari pembimbing selama program berlangsung. Termasuk menjawab tantangan pada juri.

Kiranya Klantink bisa menjadi inspirasi bagi pemusik jalanan untuk bermain musik yang serius, tidak asal genjrang genjreng.

Juga Klantink tidak hanya berpuas diri dengan prestasi yang sudah diraih, tapi tetap terus belajar, berlatih dan rendah hati. Semoga bintang cemerlang itu akan tetap ada menaungi mereka. "I like it!"

Qantas dan puncak dari ketakutan penumpang pesawat terbang

Iman D. Nugroho

Kamis pagi. MetroTV berisik dengan breaking news tentang ledakan yang terjadi di langit Batam. Saksi mata yang diwawancarai televisi itu mendiskripsikan, sebuah pesawat terbang berbadan lebar, meledak di udara.

Social media semacam twitter dan facebook ikut berisik. Bertanya, menduga, berdoa dan gelisah. Apa yang terjadi di langit Batam? "Qantas mas, meledak. Bom?" Komentar seorang kawan di facebookku.

Meski ternyata tidak seheboh yang diperkirakan, apa yang menimpa Pesawat Qantas Airways dari Singapura itu mengingatkan kembali, hal ketakutan tertinggi penumpang pesawat terbang: CELAKA DI UDARA.

Apa yang bisa dilakukan penumpang bila pesawat yang ditumpanginya mengalami trouble di udara, selain mengencangkan seat belt, menegakkan sandaran kursi dan mengembalikan meja pada posisi semula? Tidak ada lain.

"Ya memang tidak ada, selain pasrah," kata Alvin Lie, mantan anggota DPR dari PAN. Alvin dikenal paham dengan dunia penerbangan. "Tapi setidaknya, kita tahu apa yang harus dilakukan," katanya.

Selama ini, banyak orang salah dalam bertindak ketika keadaan darurat. Penggunaan pelampung dalam pendaratan darurat di air, misalnya. Seringkali, banyak orang sudah mengembungkan pelampung ketika masih di dalam pesawat. Hasilnya, sulit bergerak, dan sulit keluar dari pesawat karena berdesakan. Harusnya, pelampung dikembungkan ketika ada di air.
Sent trough BlackBerry®

03 November 2010

Football Evangelist: Maksimalkan Maximu…

Jojo Raharjo

Mengawali catatan football evangelist hari ini, saya tak bisa mengelak untuk mengabarkan euphoria kemenangan Liverpool di Reebok Stadium, kandang Bolton Wanderers, Ahad malam kemarin.


Kemenangan itu menjadi catatan penting karena mengembalikan kepercayaan diri Liverpool yang sempat terperosok ke posisi dua dari dasar klasemen.

Kredit besar patut ditujukan kepada Maxi Rodriguez sang penceplos gol tunggal ke gawang Jussi Jaaskelainen di menit ke-86, saat pemain, pelatih, dan penonton pasrah menerima hasil imbang di laga pekan kesepuluh Liga Primer 2010/2011.

"Lovely ball from Lucas, brilliant backheel from Torres, good goal by Maxi…” teriakan komentator ESPN itu serasa memecahkan kebuntuan tengah malam. Sebuah kemenangan berarti, karena menjadi pemecah telur sebagai kemenangan tandang pertama Liverpool di Liga Inggris sepanjang 2010, dan yang pertama dalam 32 pertandingan Roy Hodgson, termasuk saat pelatih gaek masih membesut Fulham.

Maximiliano Rubén "Maxi" Rodríguez, kelahiran 2 Januari 1981, datang sebagai pemain Liverpool pada 13 Januari tahun ini. Tanpa ada biaya pembelian alias free transfer dari Atletico Madrid, klub Liga Spanyol yang dikapteninya semenjak Atleti ditinggal maskotnya yang terlebih dulu bergabung ke Anfield, Fernando Torres. Maxi pun menandatangani kontrak 3,5 tahun, dan mendapat nomer punggung 17, dengan tugas menyediakan pasokan bola sedap bagi kawannya selama dua musim di Vicente Calderon itu.

Lahir di Rosario, kota terbesar di provinsi Santa Fe, Argentina, Maxi punya nama panggilan ‘La Fiera’ atau “The Fierce”, kira-kira artinya binatang liar yang ganas. Empat tahun silam, di Piala Dunia 2006 Jerman, Maxi mencetak gol spektakuler yang meloloskan Argentina dari babak enam belas besar, menyudahi perlawanan Mexico 2-1 lewat babak perpanjangan waktu.

Saat itu menit ke-98, menerima umpan dari Juan Pablo Sorin, Maxi mengontrol bola dengan dada, sebelum kaki kirinya menghujamkan tendangan voli keras dari luar kotak penalti… wuuusss… bola bersarang di pojok atas gawang Oswaldo Sanchez.

Meski tak secemerlang Piala Dunia 2006 yang melesakkan 3 gol, Maxi selalu tampil dalam 5 kali pertandingan di putaran final Piala Dunia 2010, sebelum anak-anak didik Diego Maradona itu dipulangkan Jerman lewat kekalahan 0-4 di perempatfinal.

Di usia hampir kepala tiga, pria yang juga memiliki kewarganegaraan Italia ini membuktikan dirinya belum habis. Terus menyerang seperti layaknya buasnya hewan di alas, Maxi Rodriguez meninggalkan pesan berarti bagi kehidupan. Kalau bisa menang, mengapa seri? Selama peluit akhir belum ditiup, kenapa tidak mencoba bikin gol?

Jawabannya memang tergantung konsistensi kita dalam kehidupan yang kadang tampak ganas ini. Konsistensi untuk terus tidak menyerah. Konsistensi untuk bernafsu membuat hasil positif. Jadi, sudah “maxi”-kah kita memaksimalkan kemampuan kita?

*Teks foto: Maxi Rodriquez, saat direkrut pelatih Liverpool saat itu, Rafael Benitez
*Tulisan di juga dipublikasikan di http://jojoraharjourney.wordpress.com

Analisa Olahraga lain, klik di sini.

Intervensi adalah kemunduran

Iman D. Nugroho

Kebebasan pers adalah barang "mahal". Itu pasti. Karena itu, mau tidak mau, harus dijaga dan tidak selayaknya dijual murah. Sedikit saja intervensi mempengaruhi media, maka itu merupakan kemunduran.

Tidak dipungkiri, setiap media pasti memiliki keterkaitan dengan kelompok tertentu. Entah itu berdimensi ekonomi, politik, sosial, budaya atau apalah! Tidak ada yang benar-benar independen.

Namun, terminologi fire wall (dinding api) untuk membatasi ruang redaksi (yang berpihak pada publik) dan kepentingan lain, hendaknya terus diingat. Ketika fire wall itu redup bahkan mati, maka, independensi pun hilang.

Pembaca dan nara sumber hendaknya juga memahami hal ini. Sehingga tidak perlu merasa aneh, bila dalam perjalanannya menemukan kondisi dimana seorang kawan yang kebetulan jurnalis, justru mengkritik dirinya atau kelompok di mana dia dekat atau bahkan tergabung di dalamnya.

Bila belum cukup "memuaskan", tengoklah UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), dua "kitab suci" jurnalis. Pelajari, dan gunakan mekanisme penyelesaian sengketanya.
Sent trough BlackBerry®

Butuh avatar untuk mulai melawan,..

Iman D. Nugroho

Ada perasaan berbeda ketika melihat film kartun Avatar, the Legend of Aang di Global TV, Rabu ini. Ketika para 'pengendali tanah' melakukan perlawanan pada 'pengendali api', setelah bertahun-tahun ditindas.

Pengendali Tanah adalah komunitas orang yang punya keahlian mengendalikan tanah. Gumpalan tanah itu, bisa dimanfaatkan dengan 'tenaga dalam' para Pengendali Tanah.

Namun, keahlian itu dianggap berbahaya oleh 'Pengendali Api', kerajaan yang berkuasa. Para pengendali tanah pun ditahan, dimatikan mentalnya, hingga tak punya kemampuan melawan.

Tibalah Sang Avatar Aang dkk datang, memberikan semangat dan mampu kembeli memunculkan perlawanan. Pengendali Tanah melawan! Pengendali Api yang awalnya hebat, bertekuk lutut. Pengendali Tanah pun kembali mendapatkan haknya.

Sebuah perlawanan untuk merebut kembali hak dan menumpas penguasa yang menindas, selalu memunculkan semangat. Sialnya, tak selalu mudah menemukan Avatar. :(
Sent trough BlackBerry®