Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Riuh Bendera One Piece
       

11 Juli 2007

Oerip Soedarman dan Kebenaran di Tumpukan Buku Tua

Tangan lelaki renta itu sedikit bergetar ketika membolak-balik halaman buku setebal 7 cm itu. Mata dibalik kaca mata tebalnya memicing, saat dia membaca halaman perhalaman buku tersampul merah tua berjudul Staatblad Van Nederlandsch-Indie atau Lembaran Negara dari Hindia Belanda itu. Raut yang sudah terbalut guratan mendadak cerah. "Ini adalah bukti bahwa informasi tentang Provinsi Jawa Timur semua terungkap di buku ini," katanya.

Laki-laki itu itu adalah Ir. H. Oerip Soedarman. Pensiunan pegawai di pemerintahan provinsi Jawa Timur ini adalah salah satu ahli sejarah Jawa Timur yang tersisa. Selasa (10/7) ini, Sudarman menggelar jumpa pers di salah satu kantor pengacara kenalannya untuk meluruskan sejarah provinsi Jawa Timur. Bagi laki-laki yang juga keponakan pencipta lagu kebangsaan RI Indonesia Raya W.R. Soepratman itu, sudah bukan masanya lagi masyarakat dibingungkan hari lahir provinsi Jawa Timur. "Hari lahir Jawa Timur itu 1 Januari 1929," kata Soedarman.

Belakangan, hal pencarian hari lahir provinsi Jawa Timur sedang menjadi bahan pembicaraan di provinsi ini. Tidak tanggung-tanggung, Komisi A DPRD Jatim bahkan memutuskan untuk berangkat ke Belanda hanya untuk mencari kepastian tentang kelahiran provinsi Jawa Timur yang selama ini diyakini dalam tiga pilihan tanggal. Masa Kerajaan Singosari pada 28 Desember 1255, masa Kerajaan Mataram pada 14 Agustus 1636, masa Hindia Belanda pada 1 Januari 1929 dan masa setelah Kemerdekaan RI pada 19 Agustus 1945.

Soedarman tidak habis pikir atas rencana keberangkatan anggota DPRD Jawa Timur ke Belanda itu. Karena semua pertanyaan yang dicari anggota dewan sudah gamblang termuat dalam lembar negara pemerintah Kerajaan Belanda yang dikeluarkan ketika Belanda masih berkuasa. “Dalam Pasal I Staatblad Van Nederlandsch-Indie no.298 tahun 1928 jelas termuat het gewest oost-Java is een provincie atau daerah Jawa Timur adalah sebuah provinsi,” katanya. Malahan, dalam lembar negara yang dibuat di Cipanas Jawa Barat itu ditetapkan, pada pasal terakhirnya bahwa deze ordonnantie treedt in werking met ingang van 1 Januari 1929. Yang artinya, ordonansi ini mulai berlaku pada 1 Januari 1929.

Kepastian kelahiran provinsi Jawa Timur yang berhasil ditemukan oleh Soedarman adalah satu dari sekian fakta sejarah yang ditemukan. Hari kelahiran Pemerintahan Kota Surabaya dan RSU Dr.Soetomo adalah dua fakta sejarah lain yang berhasil dibuktikannya. Selain itu, laki-laki asli Surabaya ini juga berhasil menelusuri sejarah kelahiran lagu Indonesia Raya yang diciptakan WR. Soepratman. Fakta kelahiran lagu kebangsaan Indonesia itu akan dituangkan dalam bentuk buku yang akan dilaunching pada 17 Agustus 2007 mendatang.

Kedekatan Soedarman dengan buku tua berawal dari tugas kecil yang diberikan oleh Mantan Gubernur Jawa Timur Sunandar Priyosudarmo, ketika Soedarman masih bekerja sebagai pegawai negeri pada tahun 80-an. Ketika itu, Sunandar memintanya untuk mencari Hari kelahiran Pemerintahan Kota Surabaya di tumpukan buku tua di gudang buku yang terletak di bawah lonceng gedung Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Ketika saya masuk pertama kali, saya melihat bahwa di buku-buku tua itu tercatat banyak informasi yang terselip, termasuk hari kelahiran Pemerintahan Kota Surabaya yang ternyata lahir pada 1 April 1906,” kenangnya.

Sejak saat itu, kehidupan Soedarman seakan tidak bisa lepas dari buku-buku tua. Mulailah ia mencari buku-buku tua peninggalan ayahnya, Oerip Hasan Sengari. Dari penelusurannya itu dirinya mendapatkan fakta-fakta sejarah baru yang terabaikan atau bahkan belum terungkap. “Salah satunya asal mula lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R Soepratman,” katanya.

Uniknya, dalam penelusuran tentang lagu Indonesia Raya itu, pensiunan Pegawai Negeri tahun 1994 ini mengetahui bahwa awal terciptanya lagu itu dari sebuah rasa “marah” W.R. Soepratman atas tantangan seorang penulis di majalah Timbul terbitan Solo Jawa Tengah. Selama dua tahun, mulai 1926 hingga 1928, W.R. Soepratman mencipta lagu itu. “Hingga kemudian dinyanyikan pertama kali pada 28 Oktober 1928, meskipun setelah itu dilarang untuk dinyanyikan, lengkapnya baca saja pada buku saya,” katanya setengah berpromosi.

Soedarman menilai, keengganan orang untuk mempelajari sejarah melalui buku-buku tua, disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah tidak ada minat baca, dan yang kedua biasanya terletak pada keterbatasan berbahasa asing. Sebagian besar, buku-buku tua yang dibaca Soedarman adalah buku-buku berbahasa Belanda. “Nah, kebetulan waktu saya kecil masih ada pelajaran bahasa Belanda, karena itulah saya bisa berbahasa Belanda,” katanya.

Dalam kasus kelahiran provinsi Jawa Timur misalnya, anggota DPRD Jatim lebih memilih untuk datang ke Belanda dan bertanya tentang ada atau tidaknya lembaran-lembaran sejarah tentang hal itu. Padahal, bila mau, anggota DPRD Jawa Timur itu bisa mencari semua hal tentang Jawa Timur melalui perpustakaan yang ada di Jawa Timur dan Jakarta. Buku tentang Jawa Timur yang ditemukan oleh Soedarman misalnya, tergolong lengkap.

Tidak hanya keputusan Ratu Belanda tentang Jawa Timur, namun di buku itu juga ada pembagian wilayah di Jawa Timur oleh Belanda yang dijelaskan dalam bentuk peta kuno. Plus, nama-nama penguasa Jawa Timur. “Orang tidak tahu sejarah Gubernur Jawa Timur pertama kali, W.Ch, Hardeman. Dia adalah mantan Repala Residen Surabaya,” kata Soedarman.

Karena ketekunannya itu juga, Soedarman sempat diminta bergabung dengan Tim Sejarah Provinsi Jawa Timur. Tim ini yang mencari sejarah lengkap Jawa Timur. Salah satunya sejarah tentang RSUD Dr.Soetomo. “Semua tentang hal itu ada, bahwa, ketika saya mencari kelahiran RSUD Dr.Soetomo, saya malah menemukannya di Perpustakaan Nasional Jakarta,” katanya.

Perjuangan Pengungsi Lumpur “Minoritas” Belum Berakhir

Feature Hari Penduduk se-Dunia, 11 Juli 2007

Teks foto: Potret pengungsi lumpur minoritas yang masih bertahan di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong Sidoarjo hingga saat ini.

-------------------------

Nirina Lavenia Kuswoyo hanya bisa terdiam ketika Meliya Prihatin ,24, ibunya, mulai mencopoti popok yang dikenakan bayi berusia 3 bulan itu. Dibantu Nyonya Kariyono, yang juga nenek Nirina, Meliya membuka bungkus popok bayi yang baru dibelinya dan langsung mengenakan pada Nirina. "Ya beginilah, bayi yang lahir di pengungsian ikut-ikut merasakan kesengsaraan yang dirasakan orang tuanya," kata Nyonya Karoyono sambil tersenyum kecut.

08 Juli 2007

Perjalanan Kakao di Jantung Glenmore

Di antara rimbunnya perkebunan PTPN XII Glenmore Banyuwangi, setiap harinya, berton-ton kakao diolah untuk dijadikan bahan campuran pembuat coklat. Proses panjang itu juga yang hingga kini mampu dijadikan sandaran hidup bagi warga sekitar. Berikut "perjalanan" kakao di jantung Glenmore itu.

Kakao.

Gerbang PTPN XII Glenmore, Banyuwangi.


Penjemuran Kakao usai difermentasi.

Menggoreng Kakao.

Memotongi kakao.

Mengukur dan penimbang potongan kakao.

Memilah kakao berdasarkan ukuran.

Menimbang kakao mentah yang dijual masyarakat.


Waktu istirahat buruh pengolah kakao.

05 Juli 2007

Berharap Bisa Secantik Cleopatra

Solus Per Aqua atau SPA bisa menjadi menjadi pilihan “rekreasi” baru di kota besar. Melalui aktivitas perawatan yang pada awalnya hanya dinikmati oleh kaum bangsawan itu, kini banyak bertebaran di pusat-pusat kota. Konon, setelah ber-SPA, rasa percaya diri akan timbul laksana Ratu Mesir Cleopatra. Hmm,..

Ratu Mesir Cleopatra yang hidup di tahun 69 hingga 30 Sebelum Masehi itu mungkin tidak pernah membayangkan, kebiasaan mandi kembang yang dilakukannya akan menjadi trend dua ribu tahun kemudian. Bahkan, kebiasaan yang akrab disebut SPA itu akan mampu menjadi salah satu “kewajiban” perempuan bila ingin tampil cantik luar dalam, seperti dirinya.

Seperti itulah kenyataannya. Di jaman sekarang, tidak ada yang tidak mengenal SPA. Sebagian besar perempuan kelas menengah ke atas yang hidup di kota besar, selalu melakukan aktivitas kecantikan yang menjadikan air sebagai prasyarat utamanya itu. Banyak perempuan percaya, SPA mampu mengembalikan kecantikan tubuh luar dan dalam. Dengan cara ini pula, inner beauty memancar dengan keanggunan.

Ketika Ratu Mesir Cleopatra melakukan SPA, perempuan yang menjadi rebutan Kaisar Julius Caesar dan Mark Antony ini selalu menggunakan campuran bunga, susu murni dan madu untuk mandi. Tiga bahan itu digunakan Cleopatra untuk menggosok kulitnya. Disertai pijatan-pijatan khusus hingga kebagian yang paling pribadi, membuat ketiga bahan itulah yang meresap dan menyehatkan.

Mitos kecantikan Ratu Cleopatra itulah yang mengilhami perempuan untuk bisa memiliki kecantikan. Perlahan-lahan, kebiasaan itu terus dipertahankan dan ditularkan ke banyak negara. Daerah-daerah yang memilki kekayaan alam yang alami, selalu menyajikan SPA sebagai andalan. SPA kemudian dipandang sebagai bagian dari upaya pelayanan kesehatan tradisional yang sekaligus melestarikan sebuah kebudayaan nusantara.

SPA pada dasarnya adalah perawatan kecantikan yang memiliki tiga proses yang mutlak harus di penuhi. Yaitu perendaman, pemijatan dan aroma therapy. Perendaman atau hidrotherapy adalah menggunakan air dengan ramuan bahan alam seperti tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu sampai lumpur. Semuanya diatur dalam suhu, tekanan, arus dan kelembapan air.

Sementara pemijatan atau massage, lebih ditekankan kepada pemijatan pada jaringan lunak di kulit, otot dan syaraf. Hal itu bisa memberi efek relaks dan melancarkan peredaran darah. Dan aroma therapy lebih memanfaatkan aroma untuk menstimulus relaksasi. Hal ini bisa dilakukan dengan pengompresan, pengolesan atau perendaman.

Di Indonesia, SPA banyak ditemukan di Pulau Bali dan dikenal sebagai Destination Hollyday SPA. Meski pada perkembangannya, SPA pun diadopsi menjadi bagian tidak terpisahkan oleh salon-salon kecantikan dan fasilitas hotel. Tidak hanya di Bali, SPA menjamur di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. “Mandi” ala Cleopatra pun menjadi bisnis tersendiri.

SPA Manager Surabaya Plaza Hotel, Markoni mengatakan SPA adalah salah satu hal terpenting di hotelnya. Melalui SPA inilah, hotel tempatnya bekerja memanjakan tamu-tamu yang datang dengan fasilitas gratis. “Tamu bisa memanfaatkan fasilitas gym, sauna dan jacusi dengan gratis, kalau mau lebih, bisa menggunakan fasilitas Royal SPA Treatment yang disediakan,” kata perempuan yang akrab dipanggil Ibu Oni ini pada The Jakarta Post.

Markoni mengatakan hampir setiap tamu pasti menggunakan fasilitas SPA. Kebayakan dari pengguna fasilitas SPA menginginkan tubuhnya kembali bugar, setelah seharian beraktivitas. “Biasanya keluhan mereka adalah capek dan stress setelah meeting seharian, dengan SPA ini mereka inginkan kembali segar,” katanya. Karena itulah, Markoni dan staff-nya benar-benar menyajikan SPA dengan tingkat keseriusan tersendiri.

Ferina, adalah salah satu eksekutif muda di Surabaya yang gemar melakukan SPA. Perempuan yang kini bekerja di salah satu stasiun televisi swasta ini mengaku hampir setiap minggu melakukan SPA. "Saya dan rekan-rekan eksekutif muda di Surabaya selalu melakukan SPA, kami hanya ingin kembali segar," kata Ferina pada The Jakarta Post. Bagi perempuan yang meyakini kecantikan harus selalu dirawat ini menyisihkan uang sekitar Rp.1 juta per bulan untuk aktivitas SPA, efek yang diperoleh dari SPA lebih berharga dari uang yang dikeluarkan.

Uniknya, Ferina mengaku sudah berganti-ganti tempat SPA ini menilai, tarif pelayanan SPA tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Yang lebih penting adalah bagaimana kenyamanan dan kecocokan masing-masing indifidu. Terutama dalam kemasan pemijatan. Kemampuan memijat masing-masing pemijat berbeda-beda. “Bila kita sudah merasa home dengan sebuah fasilitas SPA, meski harganya lebih murah, pasti efeknya lebih terasa,” jelasnya.

Maraknya bisnis SPA tidak mempuan ciut nyali pebisnis yang juga bergerak di bidang ini. PT. Maxima Graha misalnya, dalam waktu dekat akan melaunching fasilitas SPA kesehatan terbesar bernama Cosmo Hotel & Spa. Launching yang rencananya akan digelar Sabtu (7/7) ini sekaligus menjadi babak baru pelayanan kesehatan tradisional.

Tidak tanggung-tanggung, Cosmo Hotel & Spa memilih untuk berlokasi di pusat kota Surabaya. Tepatnya di Go Skate Building lantai III dan IV. Cosmo Hotel & Spa pun menawarkan konsep yang berbeda dengan SPA kebanyakan. Yaitu mengusung tag line rilex yang total dengan pelayanan laksana raja. “Cutomer sudah disambut di lobby, dan langsung diantarkan ke service yang mereka butuhkan dengan fasilitas nomor satu dan terbaik, bak seorang raja-lah,” kata Ronny Nugroho, Manager Cosmo Hotel & SPA pada The Jakart Post.

04 Juli 2007

Pembalap Iran Juarai Stage I Tour de East Java


JUARA STAGE I.
Pembalap sepeda Iran, Mehdi Sohrabl menjuarai stage I Tour de East Java 2007 di Criterium Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (4/7) ini. Kemenangan itu sekaligus membuat Mehdi Sohrabl berhak mengenakan posisi bergengsi Yellow Jersey. Posisi kedua ditempati Beppu Takumi dari Jepang dan Sung Bae Park dari Korea Selatan di posisi ke tiga. Sung Bae Park sekaligus menyabet Green Jersey.