24 January 2011

Jurnalis dan blogger itu akhirnya dibebaskan

Press Release

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyambut gembira pembebasan jurnalis, blogger, dan aktivis HAM yang memperjuangkan kebebasan pers dan hak-hak sipil di Tunisia, menyusul jatuhnya rejim otoriter di negara tersebut.


Presiden Zine El Abidine Ben Ali mengundurkan diri setelah didera gelombang protes rakyat terhadap pengangguran, korupsi, dan represi terhadap kebebasan sipil di Tunisia selama 23 tahun.

Situasi di Tunisia 19 Januari 2011 mengingatkan kita pada perjuangan demokrasi melalui reformasi politik rakyat Indonesia terhadap rejim Orde Baru pada Mei 1998.

Laporan Grup Monitor Untuk Tunisia dari International Freedom of Expression Exchange (IFEX) mengatakan koresponden stasiun televisi Al-Hiwar al-Tunisi yang juga kontributor website Al-Badeel, Fahem Boukadous, telah dibebaskan bersama koresponden Radio Kalima, Nizar Ben Hasan.

Fahem Boukados beberapa ditahan dan sijatuhi hukuman penjara 4 tahun oleh rejim Ben Ali akibat pemberitaan yang kritis.

Sedangkan sejumlah blogger seperti Azyz Amamy dan Slim Amamou, yang sempat ditahan dan website mereka diblokir penguasa juga dibebaskan.

AJI menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya fotografer European Press Photo Agency (EPA), Lucas Mebrouk Dolega.

Jurnalis foto asal Prancis ini meninggal akibat luka di kepalanya setelah terkena pecahan granat air mata yang ditembakkan aparat keamanan terhadap para pemrotes di kota Tunis, 14 Januari 2011.

Menurut organisasi mitra AJI, Reporters Sans Frontiers (RSF), Lukas Mabruk adalah koresponden asing pertama yang tewas dalam revolusi rakyat Tunisia.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyampaikan salam reformasi dan salam kebebasan pers bagi jurnalis dari berbagai kantor media di Tunisia dan AJI mendorong terbentuknya organisasi jurnalis yang independen di Tunisia.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera membantu pemerintahan baru Tunisia merestorasi keadaan, memulihkan demokrasi dan mengungkap kejahatan HAM terhadap warga sipil dan jurnalis selama 23 tahun.

foto Reuters via Yahoo News

No comments:

Post a Comment