Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

07 Januari 2011

Ketika hidup berubah dalam 24 jam

Maya Madley | AS | Lama juga absen dari Iddaily. Selain coba back to school, juga karena belum ada topik yg menggelitik sampai pagi ini waktu lihat berita. Mungkin, berita ini sudah sampai di tanah air. Tentang gelandangan berumur 53 tahun, Ted Williams, yang hidupnya berubah dalam hitungan 24 jam!


Aku bukanlah pencinta YouTube. Tapi, berita-berita aneh YouTube sering aku dapatkan lewat TV atau media online. Hanya kalo tergelitik saja aku mencoba mencari linknya dan melihat sendiri. | klik video di sini |

Lewat Youtube juga, nasib seorang gelandangan bersuara emas terangkat derajatnya. Cerita itu berawal dari pertemuan jurnalis dari media online Colombus Dispatch Ohio, Doral Chenoweth III. Tiga minggu lalu, Doral mengupload video Williams yang sedang bernyanyi.

Hebatnya, video itu begitu memesona banyak pihak, hingga memunculkan kehebohan karena suara indah Williams. Bahkan, tiga TV nasional (NBC, CBS dan ABC) terus memberitakan betapa sering video itu diklik oleh pengunjung YouTube. Air mataku tak bisa kutahan.

Bangkit dari drugs

Ted Williams yang rendah hati menjawab pertanyaan reporter tv dengan polos. Termasuk bercerita tentang kebiasaannya ngedrugs yang telah membuat hidupnya menyimpang selama 20 tahun lebih.

Dua tahun lalu, Williams mulai menjauhi barang haram yang menghancurkan karirnya sebagai penyiar radio di era 90-an itu. Selain wawancara dimana-mana, Williams juga dapat banyak tawaran pekerjaan yang mengandalkan 'God gifted voice' nya itu.

Mulai dari pembaca acara di lapangan basket, voice over iklan dan tentu saja penyiar radio. Semua tawaran itu lengkap dengan semua fasilitas, termasuk fasilitas rumah. Bicara soal rumah, Ted Williams mengaku kesulitan naik pesawat dari Colombus, Ohio ke New York karena dia tidak punya KTP.

Williams memang tinggal di jalanan. Untung ada homeshelter, yang membuat Williams punya KTP, dan terbang NY untuk wawancara dan tentu saja melihat kembali kampung halaman dan bertemu sang ibu yang sudah puluhan tahun tak pernah bertemu.

Jujur, aku berharap Ted Williams tidak 'kaget' dengan perubahan mendadaknya, seperti yang pernah dialami Susan Boyle, penyanyi jalanan yang "lupa" jatidirinya setelah terkenal usai mengikuti Britain's Got Talent. Semoga..

06 Januari 2011

Investasi seksual dengan istri sendiri

B. Vodka | Tidak banyak yang sadar, melakukan hubungan seks yang halal, dengan pasangan yang sah (baca: istri), selain sehat, juga bisa hemat dan berinvestasi hingga trilyunan rupiah. Minimal, mencapai nilai Rp 1.118.000.000. Gak percaya? Ini adalah hitung-hitungan sederhananya.

Data dan Fakta :

1. Usia manusia menikah rata-rata berusia 27 tahun dan memiliki kemampuan bermain sex hingga berusia 70 tahun.
2. Berarti dapat bermain sex selama kurun waktu 43 tahun.
3. Bila rata-rata 1 minggu berhubungan sex 2 kali, sudah termasuk diinterupsi dengan menstruasi, melahirkan, males dan lain-lain, maka total hubungan sex yang dilakukan adalah 2 x 52 minggu x 43 tahun, atau 4.472 kali.

Nah, ini yang terpenting. Dengan tarif pelayanan yang sama dari "membeli", harga rata-rata yang harus dibayarkan adalah Rp. 250.000,-. Sudah termasuk beli kondom, resiko penyakit dll. Maka, uang yang bisa dihemat bila ngesex dengan istri bisa dikalkulasi sebagai berikut.
Rp 250.000 x 4.472 = Rp 1,118,000,000.

Nah, semakin banyak melakukan sex dengan istri, semakin besar uang yang bisa dihemat. Jadi, supaya di umur 70 th nanti punya uang Rp 1 Milyar lebih, mulai dari skrg setiap kali selesai "berhubungan" sama Istri, simpan uang Rp. 250.000,- anda.

Hmmm,..tertarik?

Logika Demokrasi, Rakyat Mengendalikan Negara

Merphin Panjaitan | Buku | Walau pun tatanan kenegaraan kita telah disepakati sejak awal adalah negara berkedaulatan rakyat, tapi kita belum lama menerapkannya. Demokrasi dibutuhkan dan disukai, sayang, penerapan menghadapi banyak hambatan dan gangguan.


Meski demokrasi telah diterapkan lebih dari 10 tahun, ketimpangan ekonomi masih besar. Korupsi merajalela, dan ketidakadilan terjadi di semua bidang kehidupan. Melalui buku ini, saya menawarkan beberapa gagasan yang diperlukan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.

Diawali dengan memuat berbagai kemajuan yang telah dicapai setelah reformasi, terutama kemajuan di bidang politik, dan juga berbagai permasalahan di Bab I, berlanjut dengan diskripsi martabat manusia. Kemudian dilanjutkan dengan “kebaikan bersama” bagi rakyat seluruhnya,

Bab-bab selanjutnya, membahas penerapan martabat manusia dalam cara dan tujuan demokrasi, dalam upaya mewujudkan kebaikan bersama bagi rakyat. Berbagai gagasan untuk penanggulangan permasalahan bangsa. Antara lain: penegakan keadilan, penghapusan kemiskinan struktural, perluasan lapangan kerja, pemberantasan korupsi hingga penghentian Ujian Nasional.

Pada Bab X, berisi kesimpulan sekaligus harapan,dan perjuangan yang diperlukan demi kehidupan yang lebih demokratis, adil, dan lebih maju, sesuai dengan martabat manusia. Saya berharap, banyak warga masyarakat yang berminat belajar demokrasi membaca buku ini.

Buku yang baru terbit ini adalah buku ketiga saya. sejak menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI). Semoga bermanfaat.

05 Januari 2011

Menyerah, berserah, pasrah

Senja Madinah | Aku akan menikmatimu bosan. Sampai kau sendiri merasa bosan kenapa aku tak segera bosan. Aku akan melebur denganmu, sepi. Sampai kau sendiri merasa sunyi, kenapa aku tak kunjung kesepian.


Aku akan akan melumatmu, diam. Sampai kau sendiri mengira tamat karena aku tak segera bersuara. Aku tak 'kan lagi berkeluh bosan, mendesah sepi. Biarpun aku terbakar bosan, terkikis sepi dan dilumat diam.

Saat tak ada lagi jalan selain menyerah, berserah, pasrah. Kadang kebenaran harus mengalah pada kebaikan.

Untuk Bu Ani yang (katanya) Nyapres

Iman D. Nugroho | Bu Ani, penting rasanya bagi saya untuk berkirim surat secara terbuka, untuk berbicara tentang kabar yang menyebutkan sampeyan akan dicalonpresidenkan. Surat ini tidak penting, tapi mungkin sampeyan perlukan, bila benar-benar setuju dengan usulan pencalonan itu. Monggo dibaca, bu,..


Bu Kristiani Herrawati atau Bu Ani, kita beberapa kali sempat "berdekatan", ketika kebetulan saya ada di lokasi saat sampeyan ada di samping Pak SBY, atau sendirian melakukan kunjungan. Yang terakhir, waktu di Stadion Maguwoharjo, saat sampeyan mengunjungi pengungsi Gunung Merapi.

Jauh ke belakang, ketika suami sampeyan akan kampanye Partai Demokrat pertama kali di Banyuwangi, Jawa Timur, saya juga ada di sana. Juga ketika sampeyan mengunjungi rumah Ibu Tiri SBY di Blitar, Jawa Timur. Saya terhimpit-himpit ribuan orang di pintu masuk. Ingat? Jelas tidak. Memang saya tidak segitu penting untuk diingat.

Calon Presiden

Tapi its fine (meniru suami sampeyan yang suka mengutip bahasa Inggris). Langsung soal usulan pencalonan sampeyan jadi presiden. Sampeyan jelas tahu soal itu. Kalau tidak salah, salah satu fungsionaris Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang mengatakan itu pertama kali. Memang, usulan itu hak, dan hak sampeyan juga kalau menyetujuinya.

Tapi, nggak tahu ya bu, sepertinya usulan itu kok gimanaaa,.. gitu. Ada yang tidak pas. Kalau orang Jawa Timur bilang, seperti menggung-gung. Sulit untuk mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia atau Cinglish (Cikeas English)-nya. Saya yakin, sampeyan tahu apa yang saya maksud.

Ini bukan meremehkan, atau menghina. Untuk perempuan dewasa yang lahir di Yogyakarta,
6 Juli 1952 lalu, sampeyan pasti bisa merasakannya. Apalagi, sampeyan juga cukup mendapatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), meski nggak lulus. Dan lanjut ke Universitas Merdeka dan jadi sarjana ilmu politik. Pasti paham apa yang saya katakan.

Nah, karena digung-gung itu, saya khawatir sampeyan justru akan menemukan kesulitan- kesulitan baru bila benar-benar maju sebagai calon Presiden RI. Apakah sampeyan pernah berpikir, usulan pencalonan itu justru upaya pembunuhan karakter?

Usul

Nah, usul saja. Pertama, bilang sama orang yang mengusulkan sampeyan jadi calon presiden itu agar tidak melanjutkan berkoar-koar. Karena efek ke depannya, bisa sangat menyakitkan. Bayangkan, bila sampeyan maju, habis uang banyak (meski bukan uang sendiri), bangun jaringan, dll, tapi akhirnya gagal! Sampeyan akan kehilangan kesempatan lagi.

Kedua, kalau memang benar-benar ingin jadi presiden, dari sekarang, tunjukkan pada rakyat kalau sampeyan bisa. Berkegiatanlah! Bukan cuma ikut suami sampeyan dan memanfaatkan fasilitasnya, namun, bangunlah civil society melalui LSM, NGO atau organisasi-organisasi lain.

Ketiga, sering-seringlah bercermin. Dan melihat kenyataan busuk di sekitar sampeyan. Misalnya soal korupsi Bank Century. Bisakah sampeyan mendorong suami sampeyan untuk serius tangani kasus itu? Atau soal lumpur Lapindo. Dorong dong penyelesaiannya! Bila dua hal itu bisa ditangani, saya yang akan mendeklarasikan diri menjadi pendukung pencapresan sampeyan.

Saya tunggu responnya,..

*foto ibukitakartini.com

04 Januari 2011

Beda SBY-Mbak Sum dalam berbahasa Inggris

Sandy Priyanto | Joke | Membaca Presiden SBY yang sering menggunakan bahasa Inggris dalam berpidato, saya ingat surat Sumiati Singodimejo atau mbak Sum pada pacarnya. Berbeda dengan SBY, mbak Sum lebih polos dan percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggrisnya. Tolong dibaca pelan-pelan.


Singkat kata, Mbak Sum bermaksud mutusin pacarnya, Robby, seorang pria bule. Akan tetapi dia tidak berani bertemu muka dengan kekasihnya itu. Mbak Sum pun menulis surat dengan berbekal pengetahuan bahasa Inggrisnya yg pas-pasan. Berikut isi suratnya:

Hi Robby, together this letter ...I want to give know you
(Hai Robby bersama surat ini saya ingin memberi tau kamu)

I want to cut connection we
(Saya bermaksud memutuskan hubungan kita)

I have think very cook cook
(Saya sdh pikirkan masak2)

I know my love only clap half hand
(Saya tau cintaku hanya bertepuk sebelah tangan)

Correctly I have see you go with a women entertainment at town with my eyes head alone
(Sebenarnya saya telah lihat kamu pergi dgn wanita penghibur di kota dgn mata kepala saya

sendiri)

You always ask sorry back back river
(Kamu selalu meminta maaf ber-ulang2 kali)

Your eyes drop tears crocodile
(Matamu mencucurkan air mata buaya)

You correct correct a man crocodile land
(Kamu benar2 lelaki buaya darat)

So, I cut connection and pull body from love triangle this
(Jadi, saya putuskan hubungan ini dan menarik diri dari cinta segitiga ini)

I have been crying night2 until no more eye water thinking about your body
(Saya menangis ber-malam2 sampai tdk ada lagi air mata memikirkan dirimu)

I don't want to sick my liver for 2 river
(Saya tdk mau sakit hatiku utk kedua kali)

Safe walk Robby
(Selamat jalan Robby)

Love of your liver
(Kekasih hatimu)

Sumiati Lion on the table
(Sumiati Singodimejo).