Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

24 Desember 2010

Video Santa "gila" di malam Natal

Iman D. Nugroho | Video by Youtube | Natal bisa dirayakan dengan berbagai cara. Dan video berisi orang-orang berlagak Santa Claus di video ini, cukup layak dibilang "gila". Mulai Santa jagoan, hingga Santa perampok bank! Selamat menikmati.

1. Santa jagoan



2. Santa kurang perencanaan



3. Santa menangkap maling di mall



4. Santa yang lebay



5. Santa Merampok Bank!



23 Desember 2010

Bagaimana bila Indonesia kalah?

Febe Oktriviana | Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepakbola, memang sangat luar biasa. Terbukti, dari kapasitas Gelora Bung Karno yang hanya 88.000 penonton, membeludak hingga ratusan ribu orang. Bahkan banyak di antara mereka yang sampai tidak kebagian tiket. Bagaimana bila tim Indonesia kalah?


Persepakbolaan Indonesia sedang terpuruk. Itulah kalimat yang pernah kita dengar beberapa waktu yang lalu. Saat di mana persepakbolaan Indonesia hanya dipandang sebelah mata, karena banyaknya kasus yang melibatkan pelaku-pelaku persepakbolaan Indonesia. Bahkan banyak klub sepakbola di Indonesia, sempat mengalami degradasi karena “salah asuhan”.

Tidak hanya itu, klub sepak bola Indonesia sepertinya porak poranda tercoreng aksi pendukungnya yang anarkis. Padahal tidak semuanya seperti itu. Hanya beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab, yang menyebutkan dirinya para Bonekmania yang disebut-sebut sering berbuah ulah.

Dan parahnya lagi, beberapa media seringkali menayangkan dan memberitakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan buruknya dunia persepekbolaan Indonesia di samping beberapa prestasi yang diukir oleh beberapa klubnya.

Tak ayal, kaum awam memandang persepakbolaan Indonesia, sarat dengan kekerasan dan tidak memiliki nilai sportifitas tinggi seperti yang dilakukan di negeri orang.

TIBA-TIBA JAGOAN

Keadaan berbalik. Persepakbolaan Indonesia melesat ke puncak, setelah timnas Indonesia berhasil mengalahkan beberapa negara seberang. Thailand dilibas 2-1, Malaysia ditekuk 5-1 dan Filipina, dikandaskan di semifinal dengan skor 1-0.

Hal ini rupanya menumbuhkan kebanggaan dan antusiasme di setiap lapisan masyarakat Indonesia. Terbukti, pada malam sebelum semifinal antara Indonesia dan Filipina, media massa seolah berlomba memberitakan tentang massa yang mengamuk karena tiket habis.

Bahkan, dalam program Liputan 6 SCTV, salah seorang pendukung timnas Indonesia sempat menyatakan kekecewaannya karena ia datang jauh dari Surabaya hanya demi memperoleh tiket itu, tapi ternyata tiketnya sudah habis.

Pertanyaannya, bagaimana bila seandainya Indonesia kalah menghadapi Malaysia? Apakah rasa nasionalisme itu masih ada?

22 Desember 2010

Yesus, Natal dan ketidakwajiban merayakannya

oleh Iman D. Nugroho | Sore yang sempurna. Tiba-tiba, seorang kawan baik bersedia diajak bicara soal Natal. Hari Raya umat Kristiani yang sebentar lagi, kebanyakan, dirayakan pada 25 Desember. "Tapi di al Kitab, justru momentum kelahiran itu tidak wajib dirayakan," kata kawan yang juga Kristiani ini. Kok?


Memang seperti itu. Al Kitab, tepatnya dalam ayat Perjamuan Kudus tertulis, kewajiban untuk mengenang hari kematian dan kebangkitan Yesus. Meski pun, dalam al Kitab, kelahiran sosok yang dipercaya sebagai "Juru Selamat" itu dijelaskan di tiga kitab besar, Kitab Matius, Markus dan Lukas.

Begitu juga di Kitab Kejadian sampai Kitab Maliaki. "Namun, dalam hal pengistimewaan dan kewajiban untuk mengenang, kematian dan kebangkitan lebih diistimewakan," kata kawan ini. Bisa jadi, hal 'kapan' Yesus dilahirkan pun, beragam pemahamannya.

Pertama, adalah kemunculan tanggal 25 Desember. Benarkah Yesus lahir di tanggal itu? Bukankah kelahiran Yesus itu menjadi awal dimulainya penanggalan Masehi?

Ada umat Kristiani yang percaya, kemunculan tanggal 25 Desember tidak lepas dari budaya umat Yahudi, yang mengabarkan kelahiran seorang anak, tujuh hari setelah dia dilahirkan. Karena itulah, Yusuf, ayah Yesus, mengabarkan secara "resmi" kelahiran Yesus, tujuh hari setelah 25 Desember. Tanggal 1 bulan 1 tahun 1.

Ada juga yang menilai, 25 Desember itu muncul, bersamaan ketika Kaisar Romawi, Kaisar Agustus melakukan sensus. "Dan itu dilakukan pada bulan Desember," kata kawan ini. Tapi, ada juga yang meyakini, kelahiran itu pada bulan Januari. Uniknya, ada keyakinan lain yang berkembang.

"Kelahiran Yesus dipercaya terjadi pada bulan April. Konon, teori ini berkembang setelah menghitung mundur hitungan tahun Masehi, berdasarkan penghitungan Matahari."

Bagaimana dengan Natal yang kebarat-baratan? Secara logika, Yesus lahir di Jerusalem. Dan itu jelas tidak bersalju. Perkembangan Kristen di barat, tidak bisa dilepaskan sebagai sebabnya. Menarik lagi perjalanan Kristen ke belakang, justru murid Yesus, tidak hanya ke-12 muridnya, tapi juga murid-murid "turunan" ke-12 orang itu, ditolah di Romawi.

Lihat saja, gereja pertama ada di Antiokia, sebuah tempat di Asia Kecil, dekat dengan Yunani. Hingga pada puncaknya, Kaisar Romawi, Kaisar Octavianus, menjadi Kristen. Dan terus berkembang di negara barat. Dan, negara barat pun menciptakan produk-produk Natal versi mereka.

"Hanya salib dan bintang, dua hal yang dijelaskan di al Kitab. Selebihnya itu tidak ada. Di Afrika saja, Yesus-nya orang Afrika"

Tulisan Natal Iddaily.net.
1. Gereja Bahasa Madura
2. Damai Natal lumpur Lapindo


*punya tulisan/foto/video Natal, kirim untuk dimuat ke [email protected].


20 Desember 2010

Iklan-iklan yang dilarang beredar

Video koleksi Youtube | Iklan-iklan video yang dianggap tidak layak ditayangkan, banyak beredar di youtube. Berikut ini adalah beberapa iklan yang tidak layak itu.

1. Iklan bisa dinilai melecehkan anak-anak




2. Iklan bisa dinilai melecehkan perempuan



3. Iklan bisa dinilai kekerasan



4. Iklan bisa dinilai melecehkan perempuan II



4. Iklan bisa dinilai melecehkan agama


Mengapa kupecat sekretarisku

Kiriman Idah Ernawati

Namaku Azrul. Ini adalah cerita yang berakhir dengan pemecatan sekretaris pribadiku, Alfi. Minggu lalu adalah Ulang tahunku yang ke-35. Pagi hari di hari 'H' ulang tahun, aku berharap istriku mengingat hari istimewa ini, dan mengucapkan "selamat ulang tahun" dengan penuh mesra. "Selamat ulang tahun, sayang,"


Namun itu tidak terjadi! Istriku diam saja ketika bertemu beberapa kali di dapur dan waktu sarapan pagi. Tidak sepatah kata pun yang "berbau" ulang tahun, darinya. :( Hal yang sama juga ditunjukkan anak-anakku! Tidak satu pun dari mereka yang mengucapkan "selamat" ketika bertemu denganku. Akhirnya aku berangkat kerja dengan rasa sedih.

Semua berubah saat Alfi bertemu denganku. Dengan senyuman ramah, Alfi yang hari itu berpakaian putih-putih menyambutku. "Pagi pak, selamat ulang tahun," katanya sambil menjabat tanganku. Luka yang kudapat dari keluarga pun sedikit terobati. "Terima kasih ya," kataku pelan. Senyum terkulum.

Jam makan siang, Alfi mengetuk pintu ruanganku dan mengajakku makan siang. "Apakah bapak tidak sadar, hari ini begitu cerah, hari ultah Pak Azrul, mari kita lunch," ajaknya. Aku mengiyakan. "Wow itu ide yg baik! Ok, mari kita lunch."

Usai lunch, Alfi justru mengajakku untuk tidak kembali ke kantor. ""Kita tidak perlu kembali ke kantor kan pak?" katanya sedikit memelas. Saya mengangguk. Dia mengajakku ke apartemenya. "Pak, tunggu sebentar ya,saya mau ke ruang tidur melepaskan sesuatu agar lebih nyaman."

"Tentu saja," aku menyahut. Aku pun bersiap-siap untuk "sajian istimewa" yang akan aku dapatkan. Tanpa sehelai benang pun menempel, aku rebahan di sofa ruang tamu Alfi. Setelah 5 menit berselang, Alfi keluar kamar sambil membawa kue ulang tahun, plus lilin menyala di atasnya. Di belakangnya, ada istri, anak-anak dan sejumlah rekan kerjaku.

Surprise!!! Aku terkejut, begitu juga Alfi, istri, anak-anak dan rekan kerjaku yang melihatku telanjang di atas sofa.

:)

19 Desember 2010

Merokok, regulasi tembakau dan kapitalisme

Iman D. Nugroho


Regulasi tembakau kembali dibicarakan dalam sebuah pelatihan di Jakarta. Tiba-tiba muncul pertanyaan: Mengapa tembakau Indonesia terus "diserang"? Sekedar urusan kesehatankah, atau ada skenario lain dari pihak-pihak yang ingin membuat laku tembakau luar negeri?

Memang, tidak mudah menjawab dua pertanyaan itu. Karena baik pihak yang kontra tembakau (baca: perokok), maupun yang pro-tembakau sama-sama memiliki argumentasi kuat mengenai hal itu.

"Tahukah kau, kemana bos pabrik rokok akan berlibur? Ke semua tempat di dunia. Para bos rokok itu kaya raya karena kebiasaan buruk merokok yang kamu lakukan. Apa yang kau dapat? Hanya sakit," kata Shirley Shackleton.

Heritage dan kapitalisme

Shirley yang aktivis anti rokok itu adalah janda Greg Shackleton, salah satu jurnalis yang tewas di Balibo, Timor Timur. Sementara Rieke Dyah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR RI dari FPDIP, memiliki prespektif berbeda. Menurutnya, harus dibedakan, sakit karena tembakau, dan ketidakmampuan pemerintah untuk memberi hak kesehatan pada warganya.

Juga, sikap pemerintah memandang rokok kretek sebagai national heritage (baca: warisan budaya). Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Cuba, ketika masih dipimpin oleh Fidel Castro. Saat itu, Cuba mencatatkan cerutu Cuba sebagai warisan budaya setempat.

Apa yang terjadi dengan keputusan itu? Tidak ada lagi yang memandang cerutu Cuba dengan pendekatan apapun selain budaya. Di Indonesia tidak demikian. Rokok, meskipun sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya, hanya dilibat sebagai barang konsumsi.

Bagaimana titik temu antara kelompok pro dan kontra? Sebenarnya bukan hal yang sulit. Yang bisa dilakukan adalah respect each other. Bagaimana seorang perokok bisa menghormati orang-orang yang tidak merokok, begitu juga sebaliknya. Bila ingin ketat melakukan regulasi "bebas rokok", perlu kiranya menyediakan regulasi "bebas merokok".

Bagaimana soal bos-bos pabrik rokok yang kaya? Sementara petani tembakau miskin? Itu soal sistem ekonomi. Bukankah kapitalisme (yang notabena berasal dari 'barat' juga) yang menyebabkan itu semua?