Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

18 Desember 2010

Sunat Miring

Sambil kencing, dua remaja bercakap-cakap di toilet salah satu Mall.

X: ANAK KEMAYORAN ye..?
Z: Iyee bang.
X: Muslim ye ?!
Z: Iyee..bener bang....
X: Yg nyunat ente MANTRI ABUD..nyang matenye JULING sebeleh yee..??
Z: Bener bang...kok ente bise tau semue ntuu..??
X: Soalnya cume Mantri Abud kalo nyunat sayatannye sering melenceng.
Z: Terus kenape Bang urusannye ma ane??
X: Tau nggak ente.? ..dari tadi ente NGENCINGIN sepatu aneee..!!!!

Sent through BlackBerry®

17 Desember 2010

Sebelum hilang, Alfrets ribut dengan polisi

Press Release | Insany Syahbarwaty

Jurnalis kembali terbunuh. Kali ini Pimpinan Redaksi Mingguan Pelangi Maluku, Alfrets Mirulewan. Lelaki 28 tahun itu ditemukan tewas mengenaskan di Pelabuhan Pantai Wonreli, Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Jumat (17/12) dini hari. Sebelumnya, korban dinyatakan hilang sejak Selasa (14/12) malam, ketika investigasi oli ilegal di Kisar.


Investigasi itu dilakukan Alfrets bersama Leksi Kikilay, rekannya. Keduanya fokus pada aktivitas pengangkut BBM yang baru tiba di Pelabuhan Wonreli. Beberapa laporan menyebutkan, Alfrets sempat membuntuti sebuah mobil yang di duga milik oknum polisi, yang hendak melakukan transaksi BBM di Pelabuhan Wonreli.

Saat itulah, aksi korban diketahui, dan bersitegang dengan oknum polisi yang mengusirnya dari kawasan pelabuhan. Leksi menceritakan, sebelum hilang, Alfrets sempat mengantarnya pulang, dan tidak pernah terlihat lagi, hingga ditemukan tewas Jumat tiga hari kemudian.

Sejumlah luka memar ditubuh Alfrets mengindikasikan kematian yang tidak wajar. Bahkan mungkin pembunuhan. Hingga saat ini belum diketahui, siapa pelaku di balik tewasnya Alfrets.

Tindakan ini sangat mengancam Kebebasan Pers di Maluku, MMC mengutuk dan mengecam keras tindakan kekerasan hingga merenggut nyawa wartawan oleh siapapun pelaku pembunuhan ini.

MMC meminta Kapolda Maluku mengusut tuntas kasus kematian Alfrets Mirulewan, dan secara transparan menyampaikan kepada publik hasil penyidikan tersebut. Kapolda juga harus segera menangkap pelaku pembunuhan ini, dan memproses hukum pelaku, jangan sampai menutup-nutupi jika terbukti pelaku adaalah oknum polisi.

16 Desember 2010

Menteri kok ngambek,..

Iman D. Nugroho

Mendagri Gamawan Fauzi nggambek. Keinginan untuk memberi penjelasan di depan Rapat Paripurna DPR, Kamis (16/12) ditolak. Bahkan, ketika wartawan mewawancarainya di luar ruang sidang pun, juga dijawab ketus. Menteri kok ngambek?


"Keinginan saya untuk menjelaskan, justru ditolak!" kata Gamawan, seperti ditirukan seorang wartawan, sambil terus ngeloyor. "Lho, tapi ini justru membuat masyarakat tidak mendapatkan penjelasan yang utuh," kejar wartawan.

"Semua sudah saya jelaskan secara tertulis," jawab Mendagri. "Bapak kok ngambek?" kata wartawan. Gamawan tidak menjawab, dan "konsisten" untuk ngeloyor pergi.

15 Desember 2010

Pernah punya Jamsostek, mungkin perlu baca ini,..

Iman D. Nugroho

Ada yang menarik dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dengan Komisi IX DPR, Rabu (15/12) ini. Ternyata, Jamsostek masih menyimpan harta karun sebesar Rp.44 triliun uang pensiun milik nasabah Jamsostek, yang sampai saat ini belum diambil pemiliknya. Anda salah satunya?


Bisa jadi. Karena uang sebesar itu adalah milik nasabah Jamsostek yang tidak lagi diketahui keberadaannya. Jamsostek, hanya memiliki nama, tanpa tahu identitas lengkapnya. Jadinya, dibarkan ngendon di Jamsostek, dan dijadikan investasi Jamsostek, yang salah satunya untuk membeli saham PT. Krakatau Steel (KS).

Dari mana uang itu? Nah, ceritanya, ketika nasabah terdaftar ke Jamsostek melalui perusahaan, maka secara otomatis, nasabah yang bersangkutan akan mendapatkan hak uang pensiun. Uang ini bisa diambil bila nasabah (yang juga pekerja/buruh) sudah memasuki usia di atas 50 tahun.

Sialnya, seorang pekerja tidak selalu bekerja hingga umur 50 tahunkan. Bisa juga "meloncat" ke pekerjaan baru, dipecat atau bahkan, mati sebelum umur 50 tahun. Nah, meski demikian, hak untuk mendapatkan dana pensiun itu tidak otomatis hilang. Melainkan, tetap bisa diambil, ketika pekerja yang bersangkutan berumur 50 tahun.

Sayangnya, aturan main ini tidak banyak dimengerti. Sehingga, tidak banyak pekerja yang mengambil hak ini. Hingga dana yang menunggu diambil itu mencapai Rp. 44 triliun. Jadi, silahkan diingat-ingat lagi, apakah anda pernah tercatat sebagai nasabah Jamsostek? Bila memang iya, tunggu saja sampai usia 50 tahun, dan ambilah hak anda.

Atau anda memilih untuk menghibahkan uang itu ke direksi Jamsostek?

Menyerang Wikileaks, menyerang kebebasan berbicara

Press Release

Aliansi Jurnalis Indepeden (AJI) Indonesia menyatakan dukungan terhadap situs Wikileaks. AJI menilai, keberadaan Wikileaks sangat berguna bagi jurnalis dalam mencari informasi. Wikileaks telah menyajikan dokumen-dokumen yang berisi informasi publik namun selama ini dirahasiakan.


Bagi jurnalis, Wikileaks adalah salah satu sumber awal bagi peliputan investigatif. Setidaknya, situs itu berpotensi membantu pekerjaan penelusuran dokumen (document trail) yang menyangkut kepentingan orang banyak.

Dengan adanya bocoran dokumen seperti disajikan Wikileaks, jurnalis mampu menggali fakta tersembunyi yang selama ini terkubur atas nama rahasia negara.

Selama ini, walau meski banyak negara demokratis telah memiliki Undang-Undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information Act), informasi penting bagi publik tak selalu bisa diakses dengan mudah. Sejumlah dokumen diproteksi oleh pasal informasi yang dikecualikan.

Padahal, sering kali pengecualian informasi itu digunakan secara keliru untuk menutupi praktik korupsi, pelanggaran hak asasi manusia atau kesalahan kebijakan pemerintahan.

Terjadi penyelewengan pembatasan yang sah (abuse of legitimate limitation) bagi keterbukaan informasi publik. Penyelewengan seperti itu sering tak dapat ditembus melalui undang-undang kebebasan informasi.

AJI menyesalkan sikap beberapa negara yang mencoba menutup situs Wikileaks dan menangkap beberapa orang pengelola situs itu. AJI juga melihat pukulan atas Wikileaks dalam bentuk serangan atas situs mereka, adalah juga serangan atas kebebasan berbicara dan hak publik atas informasi.

Dia adalah juga bentuk ancaman bagi semangat transparansi dan akuntabilitas yang menjadi salah satu pilar pemerintahan demokratis.

*soal Wikileaks lainnya di sini, video di sini

14 Desember 2010

Mengapa tetap tidak mendukung PSSI?

Iman D. Nugroho

Ingin rasanya ikut berteriak: In-do-ne-sia! di Gelora Bung Karno. Tapi, bayangan sosok Nurdin Halid, sepertinya tidak bisa hilang. Dan ketika pilihan itu hadir, lebih baik tidak mendukung Indonesia, dari pada melegalisasi "cengkraman" Nurdin Halid di PSSI. Blah!


"Itu tidak fair,.." kata seorang kawan. Lho, apakah yang dilakukan Nurdin Halid dan back up kekuasaan selama ini memangnya fair? Coba baca sosok Nurdin Halid di link ini, akan tampak betapa si Nurdin ini sudah membuat pelanggaran di banyak hal.

Selain menjadi koruptor, mantan anggota DPR dari Golkar ini juga menguasai PSSI dan tidak pernah sedikit pun mau dengan fair melepaskan organisasi sepakbola Indonesia itu. Bahkan, ketika di penjara atas kasus beras impor, Nurdin tetap saja men-drive PSSI dari balik penjara.

"Hebat"-nya, tidak ada satu pun orang yang merasa hal itu sebuah kesalahan. Semua diam. Entah setuju, entah takut atau tidak peduli. Bahkan Menteri Olah Raga sekali pun bergeming. Jadi, jangan pernah omong fairness dalam kasus PSSI dan Nurdin Halid.

Seorang kawan menceritakan, Arifin Panigoro sempat akan melawan. Dari sisi keuangan dan backing politik, Arifin dianggap cukup mampu untuk menggeser Nurdin. Tapi, semua hanya pepesan kosong. Arifin pun melempem. Orang yang dulu pernah dekat dengan Megawati Soekarnoputri dan para jenderal nasionalis itu pun tiba-tiba entah kemana.

Nurdin tetap berjaya! Jadi, masihkan ingin teriak In-do-ne-sia! dan melanggengkan kekuasaan Nurdin? NO!

foto: http://hilmyinfo.wordpress.com dan info suporter