Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

13 Desember 2010

Terus menggeliatlah Yogya, memang sudah waktunya,..

Iman D. Nugroho


Polemik akibat ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal monarki di Yogyakarta, bukan hanya soal mempertahankan Sultan HB X sebagai Gubernur Yogyakarta. Melainkan sebagai bukti, pemerintah Jakarta tidak memahami rakyatnya.


Karena itulah, rakyat Yogyakarta berhak marah dan kecewa. Sama halnya ketika rakyat Papua dilecehkan upacara kesukuannya, atau rakyat Minang akan dihapus kekuasaan para nagari-nya dan rakyat Dayak yang diremehkan adatnya. Sultan bagi rakyat Yogya adalah pemimpin. Bukan cuma kesultanan, tapi juga pemerintahan.

Hal lain yang lebih menyakitkan adalah, polemik komentar Presiden SBY itu terjadi setelah rakyat Yogya diterpa bencana alam meletusnya Gunung Merapi. Belum kering air mata ratusan warta Yogya yang meninggal dunia karena wedhus gembel, belum hilang bau ternak yang mati terpanggang, eh,.. sudah diusik dengan persoalan kemonarkian.

Bisa dipahami, mengapa rakyat Yogya sangat marah. Dan mereka memang harus marah. Bukan karena ingin mempertahankan Sultan HB X sebagai Gubernur semata, melainkan sebagai luapan kekecewaan kepada negara yang tidak memahami rakyat-nya. Rakyat yang secara sejarah sangat berjasa.

Karena itu, terus menggeliatlah Yogya!

foto: Sultan HB IX bersama masyarakat Dayak.

12 Desember 2010

No more Mr. Nice Guy dalam kasus Lapindo

Iman D. Nugroho

Dirilisnya hasil penelitian soal lumpur Lapindo oleh Indoleaks.org, mengingatkan lagi posisi hukum kasus semburan lumpur di Sidoarjo itu. Siap-siaplah sakit hati, karena meski lumpur masih menyembur, tapi Lapindo Inc sebagai pihak yang bertanggungjawab telah "bebas" dari hukum Indonesia.


Seorang kawan mengingatkan keputusan Mahkamah Agung (MA) di tahun 2009. "Menjawab" tuntutan LSM lingkungan atas kasus lumpur di bawah Bakrie Groups itu, MA justru memenangkan Lapindo. Keputusan itu searah dengan langkah Polda Jawa Timur untuk menghentikan kasus lumpur Lapindo, karena tidak ada bukti.

Rakyat berhak marah dengan keputusan MA dan polisi. Karena jelas, rasa keadilan masyarakat tercabik-cabik habis karena putusan hukum itu. Dan yang paling buruk, keputusan MA itu menjadi yurisprodensi bagi tuntutan hukum lainnya atas kasus Lapindo. Advokasi hukum pada kasus ini untuk jelas porak poranda. Janc*k!

Lalu apa yang bisa dilakukan? Perlawanan politik mungkin menjadi salah satu solusi. Kalau lumpur Lapindo sudah bisa mengusir belasan ribu penduduk Porong, mengapa masyarakat tidak bisa mengusir kepentingan politik Bakrie Group sebagai perusahaan induk Lapindo, dan kepentingan politik seluruh rezim Presiden SBY. Pembangkangan sipil, efektif dilakukan.

Say no! untuk semua yang berhubungan dengan kepentingan politik Bakrie Group. Produknya di semua lini. Ekonomi, komunikasi, sosial dll. Bahkan, juga kepentingan politik Partai Golkar. Aburizal Bakrie, pemilik Bakrie Group kan juga Pimpinan Umum Partai Golkar. Soal rezim SBY, mudah saja. Say no! untuk semua tawaran dan program pemerintah.

Apa ujung dari gerakan ini? Sampai kasus lumpur Lapindo benar-benar diselesaikan secara adil dan menjawab rasa keadilan masyarakat.

Lihat video lumpur Lapindo, klik di sini.


10 Desember 2010

Keterbukaan informasi malu-malu Indoleaks.org

Iman D. Nugroho

Twitt Ketua AJI Indonesia Nezar Patria menarik untuk dicermati: #WikiLeaks,.. mengguncang, tapi tak akan menghancurkan. Dengan logika yang sama, hal itu bisa diterapkan untuk memandang Indoleaks, WikiLeaks-nya Indonesia. Sayang, ada dugaan Indoleaks.org sempat diblokir. Lucunya, di pihak lain, Indoleaks masih malu-malu membuka diri.


Dugaan tentang diblokirnya Indoleaks mulai ramai ketika situs yang dilaunch pada Hari HAM se-Dunia pada 10 Desember ini tidak bisa lagi diakses. Tuduhan pun mengarah pada Kemenkominfo di bawah Tiffatul Sembiring. Beralasan, karena Kemenkominfolah yang sempat berkoar tentang pemblokiran situs yang dipandang porno. Tidak ada jawaban resmi mengenai hal ini. Menkominfo tidak bereaksi melalui account twitternya.

Hiruk pikuk pemblokiran Indoleaks mereda, saat website yang didominasi background warna gelap itu kembali muncul di dunia maya. Warna komentar pun menjadi berwarna. Ada yang memuji, ada juga yang nyinyir dengan Indoleaks. Penulis Catatan Pinggir Majalah Tempo adalah salah satu yang nyinyir dalam Twitt-nya. Dengan mengenalkan tag #latahleaks, Goenawan yang memakai nama @gm_gm itu berkomentar pedas.

Simak saja twitt-nya: @gm_gm: Dlm era #Latahleaks, mungkin sekali apa yg bukan rahasia dikemas seakan-akan rahasia - agar kelihatan sbg "bocoran" ("leak"). Well, GM lupa, penting dan tidak penting informasi itu, tergantung sudut pandangnya. Penting untuk seseorang, tidak berarti penting untuk yang lain. Begitu juga sebaliknya.

Tapi sudahlah, apapun kata GM, Indoleaks tetap berhak eksis dengan caranya. Termasuk, cara situs itu menggunakan tagline: Sebab informasi adalah hak asasi. Nah, untuk yang satu ini, Indoleaks tidak konsisten. Seharusnya, Indoleaks juga mengungkapkan hal paling dasar dari dibangunnya website itu. Yakni, menjelaskan dengan terbuka, siapa-siapa orang yang berdiri di belakang Indoleaks.

Karena siapa yang berbicara, itu tidak kalah penting dengan apa yang dibicarakan. Apakah sumbernya terpercaya? Juga termasuk hal pertangungjawaban. Siapa yang bertanggungjawab dengan semua data yang dirilis Indoleaks? Informasi di Indoleaks jelas tidak datang dari langit. Meski adalah hak sumber untuk menyembunyikan identitasnya. Tapi untuk Indoleaks, membuka diri adalah keharusan. Sebab informasi adalah hak asasi.

09 Desember 2010

Alasan mengapa dunia perlu Wikileaks

Iman D. Nugroho | video by Ted.com

Julian Assange, pendiri situs berita pembocor WikiLeaks, menjadi bahan pembicaraan dunia dalam beberapa minggu terakhir. Dia dituduh menjadi pemerkosa, dan harus ditangkap oleh polisi internasional Interpol.

Namun, banyak yang menduga, alasan itu hanya sebagai pintu masuk untuk membungkam WikiLeaks. Mengapa WikiLeaks perlu dibungkam? Mengapa dunia perlu WikiLeaks dan harus ramai-ramai membelanya? Ini interview Julian Assange yang dimuat Ted.com.

Isu suap laptop untuk wartawan

Iman D. Nugroho

Kamis (9/11) ini, kabar tidak mengenakkan terhembus dari Surabaya. "Seorang mafia peradilan mengaku menyogok laptop untuk 30 wartawan di Surabaya," kata seorang kawan. Benarkah?

Kasus ini disebut-sebut terjadi pada pertengahan tahun ini, ketika ada kasus perjudian dan korupsi yang sedang ditangani di PN. Surabaya. Entah bagaimana ceritanya, sang mafia mendapatkan job untuk mendekati wartawan.

Singkat kata, sang mafia berstrategi dengan pendekatan suap (baca: laptop). "Saya sudah membaginya pada 30 wartawan," katanya tanpa menjelaskan secara pasti identitas wartawan yang disogok itu.

Bila kasus ini benar, jelas hal itu merupakan pelanggaran kode etik. Lebih buruk dari kasus pembelian saham IPO Krakatau Steel (KS) oleh wartawan yang baru-baru ini ditangani oleh Dewan Pers. Dalam kasus KS, Dewan Pers menyatakan, tindakan itu melanggar kode etik.

Isu suap pada jurnalis di Surabaya juga berhembus ketika pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Surabaya, belum lama ini. Isu yang berputar-putar di atas kandidat yang didukung partai besar itu mengatakan, wartawan disogok Blackberry. Kasus itu tdak berlanjut.

08 Desember 2010

Kematian Lennon 30 tahun lalu itu,..

Iman D. Nugroho

Jadi, 30 tahun lalu, 1980, musisi John Lennon ditembak mati di apartemennya di New York oleh Mark David Chapman, orang yang mengaku penggemarnya. Peristiwa itu tidak penting, kecuali sebuah bukti: Seruan John Lennon atas perdamaian masih berlaku hingga kini.


Dalam sebuah perjalanan ke New York (NY) pada 2008, penulis sempat sejenak mampir ke Strawberry Field. Sebuah sudut di Central Park kota NY yang dibuat khusus untuk mengenang kematian John Lennon.

Itu sebuah ketidaksengajaan kecil yang menyenangkan. Karena "lapangan Strawberry" yang dibuat berdasarkan lagu Lennon berjudul Strawberry Fields Forever itu, ibarat pintu waktu menuju masa lalu dan masa depan. Sejarah, sekaligus harapan.

Sejarah atas sebuah kematian, namun harapan untuk terus menjaga perdamaian. Seperti seruan John dalam lagu Imagine yang ditulis di atas Strawberry Fields. "Di apartemen itulah, John ditembak mati," kata seorang penggemar John Lennon yang saat itu ada di sana.

Seruan John atas perdamaian itu diamini oleh seluruh negara di dunia. Dalam sebuah prasasti batu yang terletak di area Strawberry Field, tertulis nama-nama negara yang mendukung seruan damai John Lennon. Indonesia ada dalam jajaran negara itu.

"Imagine there's no countries. It isn't hard to do. Nothing to kill or die for. And no religion too. Imagine all the people. Living life in peace," tulis John dalam lagu berjudul Imagine.

"John mencintai dan berdoa untuk kemanusiaan, tolong berdoalah dengan semangat yang sama untuk dirinya," kata Yoko Ono, istrinya, sehari setelah kematiannya, 30 tahun lalu.