Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

06 Desember 2010

"Bertemu" Muhammad di awal 1432 Hijriah

Iman D. Nugroho

"Mas, kau percayakah bahwa Nabi Muhammad meninggal dunia diracun?" tanya seorang kawan, Senin (6/12) sore. Pertanyaan itu benar-benar menyentak, karena aku sama sekali tidak pernah berpikir soal itu. Apalagi, aku memang tidak tahu. Duh, Rasulullah, maafkan aku,..


Memang, sebagai orang yang mengaku Islam, aku tidak pernah tahu secara pasti bagaimana proses kematian Nabi Muhammad SAW. Pastinya ini murni kesalahanku. Apalagi, sejauh yang aku pelajari, nabi umat Islam itu lebih asyik dikenal semasa hidulnya, ketimbang detik-detik kematiannya. "Mungkin karena aku menganggapnya tidak pernah mati," kataku. Kawan yang kebetulan beragama Nasrani itu tersenyum. "Please deh mas," katanya.

Sejauh yang aku tahu, Muhammad meninggal dunia karena sakit. Katanya, diracun oleh seorang perempuan yang menyajikan makanan daging. Perempuan ini ingin membalas kematian suaminya yang dibunuh di jaman itu, karena menyembunyikan harta (baca:korupsi). Apakah semua orang muslim mengetahui hal ini? Bisa jadi. Hanya aku yang tidak tahu, sepertinya,..

Bagaimana pun cara sang nabi meninggal dunia, hal itu pastinya tidak menghapus ajaran yang sudah ditorehnya. Kata seorang kawan, Muhammad sebagai manusia, jelas memiliki kesalahan (meski sudah otomatis dihapuskan). Namun, sebagai Nabi Allah, Muhammad sama sekali bersih dari kesalahan. Hebat banget! Memang hebat. Nabi memang harus hebat.

Tidak hanya Muhammad, rasul dan nabi lain pun semua hebat. Mulai Adam AS hingga Muhammad. Termasuk Ibrahim, Musa, Daud dan Isa. Atau bahkan, nabi lain di setiap umat, baik yang kita ketahui, atau tidak. "Untung kau tidak jadi nabi, Man! Kau sama-sekali tidak hebat," seloroh seorang kawan yang lain.

Begitulah, "pertemuan" dengan Muhammad di awal 1432 Hijriah memang menyentak. Semoga hal itu menjadi perbaikan di awal tahun ini, dengan kegembiraan di pertengahannya, dan kesuksesan di kehidupan saat ini dan yang akan datang. Selamat datang Hijriah 1432!

Belajar dari Keindahan Cinta Habibie

Balgis Muhyidin

Kita mengenal banyak cinta. Cinta kepada Sang Pencipta, orang tua, anak, saudara, dan sebagainya. Kali ini, Saya ingin belajar dari cinta mantan Presiden BJ. Habibie pada istrinya, Alm. Ainun Habibie.


Kisah cinta keduanya mulai banyak dibicarakan dalam detik-detik perjuangan Ainun Habibie di Jerman, hingga meninggal beberapa bulan lampau. Mantan Presiden Indonesia ke tiga, yang katanya the right man in the wrong time dalam dunia politik Indonesia itu, menunjukkan kepada dunia tentang definisi cinta.

Pada detik-detik menegangkan itu, Habibie tidak pernah meninggalkan RS tempat ibu Ainun dirawat. Pasti tidak mudah. Senyaman-nyamannya sebuah rumah sakit, tapi melihat orang yang kita cintai terkapar, adalah teror tersendiri. Apalagi, di akhir cerita, Ainun meninggal dunia. "Separuh jiwa saya serasa pergi," katanya dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab di Mata Najwa Metro TV. Mata Najwa, berkaca-kaca.

Bagi Saya, itu keindahan cinta. Keagungan cinta anak manusia. Cinta yang tidak egois, Cinta yang mulia. Cinta yang tak lekang di makan waktu. Setiap manusia, menurut Saya, butuh cinta yang memberi tauladan semacam ini.

Dan Habibie, adalah lelaki yang layak untuk dicintai. Di alam sana, Ainun pasti setuju hal ini. Kelebihan-kelebihan mereka berdua hanyalah mereka yang tahu. Kelebihan yang saling dimiliki oleh pasangannya, yang tetap mempertahankan cinta keduanya tetap murni. Mereka berdua saling berlomba untuk memberi tanpa pernah bertanya kapan menerima. Mereka adalah pribadi yang luar biasa.

Saya melihat prosesi pemakanan Ibu Ainun. Luar biasa. Begitu banyaknya orang yang melayat. Berduka. Padahal, ketika Ainun masih hidup, tidak banyak pemberitaan tentangnya (atau saya yang kurang tahu). Namun ketika meninggal, justru menjadi sangat fenomenal.

Ini karena Habibie meletakkan ibu Ainun di posisi yang sangat terhormat sehingga memancar kepada semua orang. Selain karena pribadi Ainun yang memang pantas dihormati. Kesederhanaan Ainun menyenangkan semua orang. Sepertinya, cinta Habibie menulari semua orang untuk bertindak yang sama. Menghormati Ibu Ainun.

Habibie dan Ainun seolah ingin mengatakan: Cintaku, kau sudah cukup, aku tidak memerlukan yang lain. Tidak butuh pandangan terpesona orang lain, karena apa yang mereka punya lebih mempesona. Mereka tidak butuh kekaguman orang lain. Karena hubungan yang mereka miliki sudah sangat mengagumkan.

Saya sungguh terpesona. Dunia nampaknya akan jauh lebih menentramkan, jika cinta yang kita miliki pada sesama, seputih cinta yang ditunjukkan oleh Habibie dan Ainun.

*Tulisan Balgis Muhyidin lain, klik di sini!


*Foto oleh kalagondang.wordpress.com

05 Desember 2010

Bila WikiLeaks.org adalah "Emberbocor.org"

Iman D. Nugroho

Bila di Indonesia, WikiLeaks mungkin bernama Emberbocor.org. Apa yang akan terjadi bila Emberbocor.org benar-benar ada di Indonesia?

1. Bila dokumen yang bocor itu milik pemerintah, maka akan direspon dengan adanya pembentukan Satgas Penyelidikan Emberbocor atau Staf Khusus Presiden bidang ember bocor. Mirip Satgas Pemberantasan Mafia Hukum atau Staf khusus Bidang Bencana Alam-lah.

Satgas dan staf khusus itu menjadi "heri" (heboh sendiri), mencari bukti sekunder untuk mementahkan dokumen yang bocor itu. Bila ada kesempatan, presiden sebagai kepala pemerintahan akan menyentil hasil kerja satgas dan staf khusus itu dalam sebuah jumpa pers. Bukan esensinya (sebagai bahan evaluasi), tapi sisi-sisi yang merugikan pemerintah yang dimunculkan. Kesannya, pemerintah teraniaya dengan aksi ngember ini.

2. Reaksi berbeda bila dokumen itu milik pengusaha yang juga ketua partai politik. Mungkin, kalau tidak dilaporkan polisi, ya digeruduk preman, underbow partai politik dengan alasan menghina martabat organisasi. Bila organisasi itu tetap ngeyel, langkah terakhir adalah membeli website, dan pelan-pelan memandulkannya.

Bila pengusaha itu punya media, maka media itu akan memuat berita yang membantah isu dokumen yang bocor itu. Bahkan, bila perlu, memuat wawancara eksklusif dengan sang politisi hanya untuk melakukan bantahan. "Ini pasti berhubungan dengan Pemilu 2014," katanya.

3. Setelah itu, bukan tidak mungkin akan muncul video seks pentolan Emberbocor.org. Atau, tidak ada angin dan hujan, ada seseorang yang mengaku selingkuhan si aktivis. Bisa juga, akan ada sebuah kejadian lain, yang menggemparkan, untuk menutup isu dokumen Emberbocor.org. Konsentrasi maasyarakat pun teralihkan. Misalnya, isu bom, penghapusan sistem monarki, atau semacamnya.

4. ....... (Silahkan isi sendiri). :)
Sent through BlackBerry®

01 Desember 2010

Mengapa WikiLeaks Diburu?

Iman D. Nugroho


Bayangkan bila ada sebuah lembaga yang "sakti". Memiliki akses untuk menembus rahasia lembaga lain, dan kemudian ngember ke mana-mana. Nah, lembaga yang merasa keberatan dengan aksi si sakti bernama WikiLeaks itu berusaha mati-matian untuk membungkamnya. Menurutku, bukan cuma itu sebabnya.


Tulisan ini jelas tidak akan mengulas kembali tentang apa itu Wikileaks, karena semua bisa anda baca di Wikileaks.org. Namun, lebih ingin melihat mengapa situs yang suka ember dengan membocorkan rahasia-rahasia negara yang mencederai kemanusiaan itu harus "diserang" dengan berbagai tuduhan. Khususnya, tuduhan kasus perkosaan yang diarahkan pada Julian Assange, pendiri Wikileaks.

Jelas, negara-negara yang merasa rahasianya diudal-udal (baca: dibongkar) oleh WikiLeaks merasa sangat berkepentingan untuk membungkam situs ini. Terutama pemerintah AS, yang paling banyak diungkap keburukannya. Karena AS terkoneksi dengan negara-negara sekutunya, maka, negara lain yang tersentil dengan WikiLeaks pun setuju dengan itu.

Dan menjadi global enemy, jelas tidak mudah. Tapi tidak harus membuat WikiLeaks tidak eksis. Lihat saja, saat Julian sedang sibuk menyembunyikan diri dari polisi internasional Interpol, justru organisasi yang didirikannya siap-siap merilis telegram Pemerintah AS pada Kedutaan Besar negara itu di seluruh dunia.

Di sinilah kerumitan itu terjadi. Karena, telegram yang kemungkinan akan disebar itu berisi permintaan, dukungan, seruan dan semacamnya, pada Kedutaan Besar AS. Mungkin, diteruskan ke pemerintah negara setempat. Di negara Arab misalnya, bukan tidak mungkin, telegram itu berhubungan dengan permintaan dukungan AS pada invansi AS ke beberapa negara Arab. Sebut saja Iraq dan Afghanistan.

Di Asia pun tidak kalah seru. Negara-negara yang sangat dekat dengan AS seperti Filipina dan Korea Selatan pasti akan tersentil. Bagaimana dengan Indonesia? Nah, jelaslah. Mungkin juga, bocoran itu akan menyentil peristiwa kerusuhan Mei, turunnya Gus Dur, Aceh, Papua, hingga persoalan SBY. Wah-wah,..

Lalu, apa keuntungan WikiLeks (selain menjadi populer, tentunya)? Presiden Iran Ahmadinejad punya analisa menarik. Menurutnya, data-data milik AS itu tidak bocor, melainkan dibocorkan. Tujuannya, ingin membuat dunia tercarut marut karenanya. Di Arab sendiri, kata Ahmadinajad, bocornya telegram AS itu akan memunculkan kebencian di antara Arab (dan penduduk Arab). Dengan logika ini, Asia pun bisa jadi akan mereaksi sama.

Bayangkan bila tiba-tiba ada telegram yang mengatakan: "Hendaknya, permusuhan antara Malaysia dan Indonesia terus dijaga. Dan dukung terus Malaysia untuk berkomentar keras soal Indonesia." Nah, bukan tidak mungkin, masyarakat Indonesia akan terbakar karenanya!

Selalu ada "harga" yang harus dibayar. Termasuk "harga" atas kebebasan informasi.

Bila Bocah Menulis Sejarah

Diana AV Sasa

Sekitar 50 anak Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Pacitan akan menulis sejarah kampungnya sendiri. Semua hal diriset, mulai dari asal-usul kampung, tokoh pendiri, komunitas, potensi ekonomi, hingga sistem sosial. Hasil riset akan dibukukan pada Maret 2011 dan diedarkan ke seluruh Indonesia serta beberapa perpustakaan di luar negeri.


Untuk hasil yang maksimal, sebelum proses menulis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pelatihan awal yang berlangsung Sabtu-Minggu (27-28/11/2010), di Balai Desa Satria Bhakti, Pakisbaru. Sebanyak 50 anak dibekali materi dasar jurnalistik. Mulai dari penulisan, teknik wawancara, hingga fotografi. Para fasilitator yang hadir, antara lain, penulis buku Muhidin M.Dahlan dan Irwan Bajang (Yogyakarta), Adi Toha (Pekalongan), Diana Sasa (Surabaya), dan penyair Nisa Elvadiani (Surabaya).

Ketua Rintisan Balai Belajar Bersama Taruna Mandiri Pakisbaru Mustofa mengatakan, program penulisan sejarah kampung adalah bagian dari berbagai program rumah baca yang ada di Pakisbaru. "Kami sengaja memilih tema sejarah kampung karena sampai saat ini referensi tentang kampung yang ditulis oleh anak-anak kampung itu sendiri sangat minim, bahkan nyaris tak ada," ujar guru Madrasah Tsanawiyah I Nawangan.

Indonesia adalah negeri kaya dengan lebih dari 17.000 pulau dan sekitar 32.000 kampung. Namun, kata Mustofa, hingga saat ini baru ada satu buku tentang sejarah kampung, yaitu Pelangi di Ketangi yang mengisahkan sejarah kampung Ketangi, Gunung Kidul. Saat ini anak-anak kampung Patehan, Yogyakarta, juga sedang melakukan langkah serupa.

29 November 2010

Gempa Padang setahun berlalu

Iman D. Nugroho

Pada September 2009, sebuah gempa bumi menggoyang Padang Sumatera Barat. Gempa 7,6 SR dan berpusat di Pariaman, Sumatera Barat itu membuat puluhan ribuan rumah, hotel dan pertokoan runtuh. Setidaknya 1115 orang tewas, dan ribuan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu. Salah satu bangunan yang sering dibicarakan adalah Hotel Ambacang di Kota Padang. Ketika mengunjungi kota ini menjelang setahun pasca gempa itu, kondisi sudah berbuah. Hotel Ambacang yang porak poranda misalnya, sudah bersih dan siap dibangun lagi.