Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

06 Juni 2010

Dan Pilkada Surabaya pun kurang gairah,..

Franoto

Perhelatan mencari pemimpin dalam Pilkada Surabaya, usailah sudah. Setelah melalui tahap-tahap yang diselengarakan KPU, masing - masing calon tak ubahnya seperti selebritis di kota sendiri. Gerakan turun langsung menyapa warga, hingga pengumpulan tenaga relawan sebagai mesin politik. Sayang, tetap tidak ada gairah.


Sayap-sayap partai mulai dikembangkan. Dari partai besar hingga ke aliansi dibekukan dalam satu koalisi. Pemetaan konstituen bergerak mendorong siapa memilih siapa. Namun, Pemilihan Kepala Daerah pada 2 Juni 2010 lalu menghasilkan tingginya angka golongan putih (golput). Prosentase Golput hingga mencapai 58,69 % dari 2.144.105 DPT. Artinya, sebagian besar warga Surabaya tidak memilih.

“Animo masyarakat Surabaya terhadap Pilwali sangat memprihatinkan. Rata-rata di kota-kota besar ada pada kisaran 50%-51%. Tapi di Surabaya hampir tembus 60%. Ini rekor golput tertinggi di seluruh Indonesia," kata Direktur Riset LSI, Arman Salam di Hotel JW Marriott, Surabaya, Rabu (2/6) sore.

Sampling random dengan metode acak yang dilaksanakan LSI (lingkaran Survei Indonesia) terhadap 350 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 4.898 TPS yang tersedia di Pilwali 2010 menyisihkan jumlah pemilih golput warga Surabaya saat pemungutan suara masih tergolong tinggi.

Senada, pengamat politik Unair, Drs Hariyadi Msi, menyatakan pengamatannya sejak semingggu sebelum pencoblosan. Masyarakat yang sudah tidak percaya dengan pemimpin cukup dominan. Bagi masyarakat, siapa pun pemimpin Kota Pahlawan nasibnya tetap pada kondisi saat ini. "Bagi masyarakat, buat apa memilih kalau tidak bisa mengubah nasib. Masyarakat seperti ini kemudian tidak menggunakan hak pilihnya," ujarnya.

Lapor ke pusat

Fenomena yang terkuak dalam pemilu kepala daerah Surabaya periode 2010-2015 membuat DPRD Kota Surabaya memasukkan rapor merah pemilu Surabaya ke dalam LPJ mereka untuk dipertanggungjawabkan ke Pusat. "DPRD Surabaya akan mencatat hasil suara golput ini untuk dijadikan LPJ kita nantinya," ungkap Wisnu Wardhana selaku Ketua DPRD Surabaya.

Tapi, hasil tetaplah hasil. Dari lima pasangan calon, ada dua diantaranya merupakan calon incumbent, memunculkan beda suara tipis. Perolehan suara dari kedua kubu incumbent membuat suhu politik di Surabaya semakin panas. Aksi saling tuding, dengan dalil pelanggaran pernyataan bersama, gencar dilakukan. Seruan protes dari pihak yang dirugikan atas pelangaran-pelanggaran yang ditemukan semakin menunjukkan bahwa aroma pemilu Surabaya tahun 2010 kian tak sedap.

KPU yang menjadi juri pertandingan seperti acuh tak acuh. beberapa kali temuan pelanggaran yang jelas-jelas melanggar ketentuan KPU Pusat agaknya tak segera digubris. Sehingga banyak element masyarakat yang menganggap kenerja KPU Kota Surabaya lambat. Rupanya, dana Rp 54 miliar yang digelontorkan DPRD Surabaya ke KPUD Surabaya masih menyisakan banyak tanda tanya serta pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Selamat untuk golput yang sudah jadi pemenang!

Lawanlah pelecehan seksual!

Iman D. Nugroho

Kasus pelecehan seksual di bus Trans Jakarta beberapa waktu mengingatkan kembali pentingnya kepedulian pada peristiwa pelecehan seksual. Bagaimana mengatasinya? Beberapa langkah berikut ini mungkin bisa digunakan.



"Aku baru saja dilecehkan, janc*k!" kata seorang perempuan melalui sebuah telepon genggam. Kejadian itu terjadi di sebuah bus antar kota di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Dengan cekatan, korban mencaci maki pelaku. Nyali besar itu juga yang menyelamatkan korban dari tindakan pelecehan lebih jauh yang mungkin akan terjadi. Sayang, baik sopir maupun penumpang lain tidak banyak membantu.

Sekedar mengingatkan, pelecehan seksual adalah semua jenis prilaku yang berkonotasi seksual dalam bentuk apapun. Tindakan sepihak ini tidak diharapkan oleh korban. Hasilnya adalah perasaan tidak nyaman pada korban.

Peduli Sekitar

Tidak ada salahnya selalu meningkatkan kepedulian pada lingkungan. Dan selalu bisa membaca, kemungkinan terburuk yang mungkin bisa terjadi. Contoh sederhananya, hindari tempat gelap, sunyi dan jauh dari keramaian. Jangan mudah percaya dengan orang yang tiba-tiba berlaku baik. Sepeti memberi minum, mengajak menginap dan sebagainya.

Dalam hal berpakaian, ada baiknya juga diperhatikan. Memang, pakaian bukan alasan untuk dilecehkan, namun, selalu menggunakan baju yang menutup wilayah-wilayah yang mudah dijangkau pelaku pelecehan, juga penting. Pakaian juga diusahakan mudah digunakan untuk berlari, dan bebas bergerak untuk mengadakan perlawanan pada pelaku.

Bila berada di kendaraan umum, pilihkan posisi yang "aman". Bisa di dekat pintu atau di tempat-tempat yang mudah melakukan pengawasan sekitar. Begitu juga bila di dalam taksi atau angkot, usahakan selalu peduli dengan sekitar.

Apa yang harus dilakukan bila berada dalam situasi dilecehkan? Tegas adalah kata kuncinya. Kalau perlu, buatlah keributan dengan teriak atau mencaci maki. Hal itu bisa menciutkan nyali pelaku. Setelah itu, pindahlah ke tempat lain yang lebih terbuka dan ramai. Secara psikologi, hal itu akan membuat pelaku berpikir ulang untuk melanjutkan aksinya.

Tindaklanjut

Selalu tanamkan pada diri sendiri, anda harus melawan dengan menindaklanjuti perbuatan pelecehan seksual. Buatlah catatan apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ini penting untuk pelaporan pada polisi atau aparat keamanan lain.

Jangan khawatir dengan masalah hukum. Memang polisi kadang tidak selalu bisa merasakan apa yang dirasakan korban atas pelecehan seksual. Tapi, secara hukum korban dilindungi pasal-pasal di KUHP. Yakni pasal pencabulan, pasal penghubung pencabulan, pasal kesopanan dan pasal persetubuhan di bawah umum. Intinya, secara hukum, korban memiliki hak untuk melawan.

Bila sampai menyebabkan perkosaan, jangan hanya diam dan "menyerah". Segera melapor ke polisi dan mintalah di visum. Jangan dulu mandi atau membersihkan diri. Hal itu akan menghilangkan barang bukti. Simpan semua barang-barang yang mungkin bisa menjadi barang bukti.

Cara Kedutaan Belanda menyambut Piala Dunia

Jojo Raharjo

Erasmus Huis, pusat kebudayaan Belanda yang lokasinya menyatu dengan Kedutaan Besar Belanda di kawasan Kuningan, Jakarta, menggelar acara unik. Salah satunya pemutaran film bertema sepak bola. Tidak tanggung-tanggung, 14 film bertema sepakbola diputar dalam rangkaian acara itu.



Gelora Piala Dunia 2010 di Afrika mulai terasa. Pada 3-6 Juni ini, Kedutaan Besar Belanda menggelar Football Film Festival dengan menampilkan 14 film bertema sepakbola. Film-film buatan Indonesia, Inggris, maupun Belanda bergantian diputar di sana.

Sebut saja film “Mardona”, “The Other Final”, “In Oranje”, “One Night in Turin” dan “The Damned United”. Atau film bola asal Indonesia, “The Conductors”, “Romeo & Juliet”, “Garuda di Dadaku” dan “Duit, Dukun, Dingklik”.

Jum’at (4/6) lalu, “Duit, Dukun, Dingklik” sedang diputar. Film dokumenter berdurasi 22 menit produksi Rovina Mahulete ini mengisahkan cerita di balik sukses Persik Kediri menjuarai Liga Indonesia 2003. Seperti judulnya, film ini banyak bercerita tentang relasi unik antara uang, supranatural dan kekuasaan, yang dianggap memegang peran penting mengantarkan Persik menuju tangga juara.

Dalam percakapan ringan di teras gedung Kedutaan Belanda, Direktur Erasmus Huis Paul Peters menekankan, festival film ini digelar sebagai pemanasan menjelang Piala Dunia yang bergulir di Afrika Selatan mulai akhir pekan ini.

“Negara kami merupakan negara sepakbola. Banyak sekali soccer mad di Belanda. Kami juga punya banyak film-film bagus tentang sepakbola, untuk itu kami ingin membandingkannya dengan film bola dari Inggris dan Indonesia,“ kata Paul.

Acara Festival Film Sepakbola ini menjadi menarik karena Jum’at lalu juga diisi semacam resepsi yang dihadiri petinggi PSSI dan para pemain terbaik Liga Indonesia. Mereka diundang sebelum mereka memperkuat tim “Indonesian All Stars“ melawan Arema dalam laga eksebisi penutupan Liga Super di Malang, Minggu (6/6) ini.

Tampak wajah-wajah CEO PT. Liga Indonesia Djoko Driyono, Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan, pelatih Persipura Jacksen F. Tiago, dan para pemain seperti Christian Gonzales, Bambang Pamungkas, Nova Arianto, Ferry Rotinsulu, Maman Abdulrahman, Atep dan Ricardo Salampessy.

Berminat? Datang saja ke rangkaian festival ini di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, 25-27 Juni. Beberapa film lain yang dijadwalkan akan diputar di sana adalah “The Black Meteor“, “Homeless FC“, „One Leg Kicking“ dan “Sagai United“.

Sementara di Erasmus Huis sendiri sampai 30 Juni masih digelar pameran kartun tentang sepakbola, yang pada pembukaannya Sabtu (5/6) dimeriahkan dengan launching buku “Gilanya Bola“, komik setebal 160 halaman terbitan Cendana Art Media.

03 Juni 2010

Ingkar

Syarif Wadja Bae

Di antara kepingan perih,
Kau tambahkan gumpalan gelap yang membungkus api didadamu untuk dendam yang tak pernah usai.

Goresan luka semakin lebar di kalbu yang lapar akan hak.
Kalbu dengan darah yang membentuk mawar.
Semburat ke pintu langit.
Berteriak hingga serak.



Sebelum kau buat perjanjian, ajaklah egomu bersepakat dengan hatimu.
Renungkan, jika seandainya hakmu dirampas.
Terkutuk kau !!!

*Juni 2010

Puisi lain, klik di sini.

Menerobos keamanan, memperjuangkan pekerja rumah tangga

Iman D. Nugroho

Sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pekerja rumah tangga (PRT) membentangkan spanduk raksasa yang terdiri dari 900 kain serbet di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/6).



Seperti yang diberitakan Jurnalperlemen.com Mereka sempat membentangkan spanduk berukuran 12 x 10 meter ini hanya sekitar 30 menit. Aksi mereka itu langsung mendapatkan pengawalan ketat pengamanan dalam DPR. Mereka juga sempat bersitegang dengan Pamdal yang berusaha merebut spanduk tersebut.

Sementara sejumlah perwakilan PRT dan aktivis LSM yang rencananya akan menemui Komisi IX terpaksa menelan kekecewaan. Kabar yang diterima Jurnalparlemen.com, tak seorang pun anggota Komisi IX mau menerima perwakilan PRT.

Sejumlah aktivis dan PRT kecewa dengan keputusan Komisi IX yang secara diam-diam memutuskan untuk tidak melanjutkan pembahasan RUU PRT, kemarin. Bahkan ada anggota Komisi IX yang menghendaki RUU PRT untuk ditunda hingga lima tahun ke depan.

02 Juni 2010

"Kita mempertanyakan komitmen presiden,"

Iman D. Nugroho

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tidak menindaklanjuti rekomendasi DPR tentang kasus Bank Century. Anggota Panitia Pengawas (Panwas) Kasus Century Akbar Faisal mempertanyakan komitmen Presiden SBY untuk mempercepat penyelesaian kasus ini.





"Kita mempertanyakan komitmen presiden untuk menyelesaikan masalah ini," kata Akbar usai rapat Panwas Century dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri di ruang KKI Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (2/6), seperti dimuat Jurnalparlemen.com.

Dalam pertemuan dengan Panwas Century misalnya, Kapolri Bambang HD mengaku tidak mendapatkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Hasilnya, Kapolri tidak mampu menjawab dengan detail apa yang sudah dilakukan. Dan hanya bermain di pinggir lapangan saja. "Perlu ada penyamaan frame antara Panwas Century dan Pemerintah," kata Akbar