Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

16 April 2010

Orang Prancis Saja Mengenal RA. Kartini

Press Release

RA Kartini memang luar biasa. Perjuangannya mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, terus dikenang hingga kini. Karena itulah Pusat Kebudayaan Prancis atau CCCL Surabaya ikut memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2010 mendatang.

Dengan menggandeng Yayasan Hotline Surabaya, CCCL menggelar serangkaian acara yang digelar mulai 19 hingga 21 April 2010. Diawali dengan pameran foto dan produk kerajinan karya para perempuan binaan Yayasan Hotline, yang sekaligus akan dilaunching di acara ini, hingga diskusi bertema ”Pemenuhan Hak Asasi Manusia dan Seni Domestik” bersama para pakar.

Sebelum diskusi, bertepatan dengan hari dedikasi bagi perjuangan Kartini, akan digelar pula film berjudul Pertaruhan, yang mengangkat tema tentang tubuh perempuan berkaitan dengan lingkup sosial dan kesehatan. Untuk acara pemutaran film ini, CCCL didukung oleh Qmunity Surabaya dan Kalyana Shira.

Berikut agenda selengkapnya:

1. Tanggal 19 hingga 21 April - Pameran Seni Domestik Rajut (Crochet & Knit)
2. Tanggal 21 April – Salle France
a) Pk. 16.00 – Pemutaran Film Pertaruhan (At Stake)
b) Pk. 18.00 – Diskusi Bersama Para Pakar

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

Kunjungan Komite Perwakilan Tetap ASEAN ke Brussel dan Berlin

Press Release

Ke sepuluh Wakil Tetap negara anggota ASEAN akan berangkat tanggal 17 April 2010, ke Brussel dan Berlin untuk kunjungan selama satu minggu, atas undangan bersama dari Komisi Uni Eropa dan Pemerintah Republik Federal Jerman.

Kunjungan tersebut mengikuti usulan mantan Komisaris Urusan Luar Negeri Uni Eropa Ferrero-Waldner yang dalam suratnya tertanggal 15 April 2009 kepada Sekretaris Jendral ASEAN Dr. Surin Pitsuwan, mengusulkan agar Komisi Perwakilan Tetap ASEAN dan mitra mereka di Uni Eropa bisa saling berhubungan.

Di Brussel, pertemuan telah dijadwalkan untuk membicarakan tugas Komite Perwakilan Tetap Uni Eropa, serta struktur, kebijakan dan proses yang berhubungan dengan integrasi Uni Eropa. Sebagai suatu institusi, Komite Perwakilan Tetap Uni Eropa membantu menterimenteri anggota negara Uni Eropa dalam mempersiapkan pertemuan dan pengambilan kebijakan. Selain itu juga menjadi saluran informasi penting antara pembuat kebijakan di Brussel dengan pemerintah pusat Uni Eropa.

Kunjungan ke Berlin terselenggara melalui Program Kunjungan Pemerintah Republik Federal Jerman, sebuah program yang diselenggarakan oleh Bundestag (Parlemen Jerman) bersamasama dengan pemerintah Jerman dan dirancang untuk memberi kesempatan kepada orangorang penting untuk melakukan diskusi isu-isu politik dengan ahli-ahli Jerman.

Diskusi akan difokuskan pada aspek integrasi regional dari sudut pandang negara anggota, terutama dalam hal koordinasi antara institusi yang relevan di UE di Brussel dan aktor di Berlin, maupun peranan dan partisipasi parlemen dalam masalah Uni Eropa Komite Perwakilan Tetap ASEAN akan didampingi oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Dr. Surin Pitsuwan dan Deputi Sekjen ASEAN Masalah Komunitas dan Korporasi, Bagas
Hapsoro.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

14 April 2010

Menemukan Cinta di antara Mitos

Jojo Raharjo | Resensi Film When In Rome

Kalau Anda ingin menemukan film yang menggabungkan unsur romantis dan komedi, misalnya lagi bosan dengan film horor atau aksi, maka “When In Rome” yang saat ini tayang di jaringan bioskop 21 dan XXI di Indonesia adalah jawabannya.

Menyaksikan secara khusus pemutaran perdana “When In Rome” di Jakarta, film ini menjadi sangat hidup mengangkat unsur percintaan dengan gaya lucu-lucuan berlatar belakang Roma, ibukota Italia yang juga disebut kota penuh budaya itu.

Film ini mengangkat tokoh sentral Beth, yang diperankan Kristen Bell, sebagai sosok gadis yang cantik, mapan, dan memiliki karir bagus di pekerjaannya. Namun sayang dalam urusan asmara Beth yang bekerja sebagai kurator di salah satu galeri foto terkenal ini tidak seberuntung teman-temannya.

Namun siapa yang menyangka bahwa pernikahan sang adik yang dihelat di ibu kota Italia, Roma, membawanya pada sebuah perkenalan dengan seorang pemuda tampan bernama Nick, yang dimainkan secara apik oleh Josh Duhamel. Sayang harapan tinggi Beth kepada pemuda tampan ini sirna saat ia melihat Nick berciuman mesra dengan wanita Italia yang lebih cantik dan sexy dari dirinya.

Dalam keputusasaan, Beth menghampiri The Fountain of Love atau air mancur cinta, yang di negara asalnya Italia, sangat terkenal sebagai air mancur yang bisa mendatangkan cinta kepada siapa saja yang melemparkan koin ke dalam kolamnya.

Selanjutnya, adegan-adegan “When In Rome” menyajikan aneka polah lucu terkait cowok cowok yang tiba tiba nguber nguber untuk mengejar cinta Beth. Jojo bercerita, cowok cowok itu mendadak mabuk kebayang pada Beth, karena Beth iseng mengambil koin koin yang dilempar ke air mancur cinta.

Di film yang berdurasi 90 menit i Beth yang tidak percaya mitos The Fountain of Love mencoba mengambil koin-koin yang ada didasar kolam untuk menyelamatkan para pelempar koin. Tanpa ia sadari tindakan menimbulkan bencana yang tidak pernah ia duga sebelumnya, yakni dikejar kejar cowok yang sama sekali tidak dikenalnya,

Secara keseluruhan film yang diproduksi oleh Walt Disney ini sangat menarik. Sang sutradara Mark Steven Johnson menyelipkan humor segar dan pesan kebudayaan lokal yang dalam. Dan, tentunya bisa mengajak kamu berkhayal jalan jalan menyusuri kota Roma!

When In Rome memang ditujukan untuk para wanita, namun tidak ada salahnya para pria menonton film ini, karena ada beberapa adegan yang bisa mengilhami para kaum adam ini untuk menggaet wanita idaman mereka. Selain itu, kamu juga bisa melihat akting beberapa nama-nama besar Hollywood seperti Danny De Vitto, Don Johnson dan bahkan pemain basket Shaquille O'Neal.

Seusai menonton pemutaran perdana film “When In Rome”, Danty Syarif, penyiar U FM Radio mengungkapkan kesannya, kalau film ini memberi inspirasi khusus tentang bagaimana seorang anak manusia menemukan cinta dalam hidup, meski melalui jalan yang berliku. Menurutnya, film ini ceritanya beda dengan film lain. “Lucu banget, deh. Wajib ditonton sebagai inspirasi mereka yang masih single untuk mencari pasangan jiwanya,” kata Danty.

Secara khusus, Danty Syarif juga memberi apresiasi pada Kota Roma sebagai setting film ini. Baginya, keindahan Roma memberi nilai lebih tersendiri pada film ini. “Meski setting film di Romanya tidak banyak, kebanyakan hanya di sekitar patung depan gereja itu, tapi cukup menggambarkan bahwa film ini memang diambil di Roma. Juga tentang New York, sebagai kota asal bintang utama dalam film ini. It’s okaylah,” kata Danty.

Nah itulah tadi, Bedah Film kali ini, yang mengupas film “When In Rome”, mengajak kamu mendapat inspirasi tentang cinta, sembari berkelana memanjakan mata menyusuri sudut-sudut kota Roma di Italia. Sampai jumpa di Info Link berikutnya.
*Bedah Film versi online dapat kamu dengarkan di Fans Page Facebook Espira pada Rabu dan Jum’at, 14 dan 16 April 2010 pukul 11.00 dan 14.00 WIB.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

12 April 2010

Polisi Menghalangi-halangi Kamera Metro TV

*Alert AJI Jakarta

Aksi menghalang-halangi kerja jurnalis terjadi Senin (12/4) ini. Kali ini dilakukan oleh Polisi dan Petugas Keamanan Bandara Soekarno-Hatta kepada Mahendro Wisnu, jurnalis MetroTV saat melakukan kegiatan jurnalistiknya, meliput peristiwa penangkapan Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji.

Seperti yang terlihat dalam tayangan Eksklusif MetroTV proses penghalangan itu terjadi ketika Mahandro Wisno berusaha mengambil gambar Susno yang akan naik ke ruang tunggu dari toilet, namun dicegat oleh oleh tiga perwira menengah polisi. Terjadilah debat antara Susno dan ketika perwira polisi itu. Tiba-tiba, tampak gambar tangan menghalangi kamera.

Ada suara membentak: “Ngapain?!” Suara yang oleh Wapemred MetroTV Markoen Sanjaya disebut sebagai suara petugas polisi ini, melarang Mahendro mengambil gambar. Mahendro menjawab dirinya sedang mengambil gambar. Lalu petugas berpangkap AKP itu terus melarang Mahendro yang terus membela diri, sambil bertanya: “Memangnya Saya salah?” Datang petugas lain kembali menghardik, dan bertanya identitas.

Mahendro yang saat itu sedang melakukan tugas penyamaran sebagai penumpang “biasa”, menyembunyikan identitasnya, sambil terus mengambil gambar. Polisi lantas berlaku sewenang-wenang dengan merampas tiket dan boarding pass Mahendro, dan membuat jurnalis MetroTV ketinggalan pesawat. “Saya sangat menyayangkan tindakan polisi yang sewenang-wenang itu,” kata Makroen Sanjaya. Padahal, semua kejadian itu berada di ruang publik.

Ketua AJI Jakarta, Wahyu Dhyatmika mengatakan, menilai apa yang dilakukan polisi itu sudah merupakan penghalangan pada kerja jurnalistik yang dilindungi UU Pers No.40 tahun 1999. Khususnya Pasal 18 ayat satu yang tertulis: Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) -tentang sensor dan bredel- dan ayat (3)-tentang kemerdekaan pers- dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

***

AJI JAKARTA
Jl. Prof Dr. Soepomo no. IA Kompleks Bier, Menteng Dalam, Jakarta Selatan 12870
Telp/fax. 021-83702660 Email. [email protected]


| republish | Please Send Email to: [email protected] |

11 April 2010

Reuters journalist killed in Bangkok

SEAPA Alert

Reuters journalist killed, freelance photographer hurt in clashes between security forces and anti-government protesters in Bangkok

A Japanese journalist working for Reuters was killed while a freelance photographer was injured when Red Shirt protesters and police-military units battled in Bangkok on 10 April 2010, media
reports said.

Reuters said its TV cameraman, Hiro Muramoto, 43 years old, died from a bullet wound in the chest. He was pronounced dead on arrival at Klang Hospital in Bangkok.

"The Nation" quoted Central Hospital director Dr. Pitchaya Nakwatcharaya that freelance photographer for ABC news, Winnai Ditthajorn, was admitted to the hospital with a gunshot wound in his left leg.

The "Bangkok Post" said the Bangkok Metropolitan Authority (BMA) has reported that as of the morning of 11 April 2010, 19 people died while 825 were injured. Four of the dead were soldiers. The wounded were sent to several hospitals in the capital.

Muramoto was covering the dispersal operations by security forces at Ratchadamnoen Klang Avenue near the Red Shirts' protest camp at Phan Fah bridge when he was shot.

Several clashes in Bangkok's old quarter, where the protesters had set up base five weeks ago, started in the early afternoon of 10 April as security forces began dispersing the Red Shirts.

According to "The Nation", Center for Resolution of Emergency Situations (CRES) spokesman Col. Sansern Kaewkamnerd accused the protesters of attacking the soldiers with grenades and petrol bombs.

Red Shirts leaders, on the other hand, presented guns and military gear allegedly captured from the soldiers.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

10 April 2010

Perang Dewa versi Tiga Dimensi

Jojo Raharjo

*Resensi Fim “Clash of The Titans”

Rubrik film kali ini mengupas film Hollywood berjudul “Clash of The Titans” yang sedang tayang di jaringan bioskop 21 di Indonesia. Menyaksikan pemutaran khusus “Clash of The Titans” bagi wartawan di Plaza Indonesia Theater, Jakarta saya merasakan betapa film yang diangkat dari mitologi Yunani, didukung dengan efek suara dan visual dahsyat banget.

Kisahnya diawali saat manusia memberontak terhadap para dewa dengan merobohkan patung Dewa Zeus. Maka, para dewa pun murka dan mengirimkan monster bernama Kraken untuk menghancurkan negeri Agros beserta seluruh penghuninya. Di saat itulah, muncul pahlawan bernama Parseus, manusia setengah dewa yang memimpin rakyat bertarung melawan para dewa. Parseus dilahirkan dan ibu seorang manusia dan berayahkan Zeus, yang kemudian memimpin perang melawan dendam karena dia juga sakit hati dibuang ke dunia.

Dalam film produksi Warner Bross ini, penonton menjadi terhibur dengan perpaduan antara adegan perang, aksi aksi perkelahian dan gambar imajiner, misalnya suasana pada tempat antara kehidupan manusia dan kekuasaan Sang Maha Kuasa.

Seusai pemutaran “Clash of The Titans”, Dona Asri, wartawati Majalah Angkasa mengaku, dirinya selalu memiliki kesan tersendiri setiap menonton film bertemakan mitos para dewa. “Pasti ada sesuatu yang menarik untuk dipelajari dari mitos para dewa. Dalam kisah ini, kita tahu betapa siapapun bisa jadi dewa kalau ada sesuatu dari dalam kita yang bisa keluar, saat kita betul-betul yakin dengan kemampuan kita,” katanya.

Tapi, ada juga kritikan yang mengatakan bahwa alur cerita film “Clash of The Titans” terlalu mengada-ada, seperti disampaikan Arvero Iwantra, Editor For Him Magazine. “Dari segi cerita terlalu khayal. Ya, ini memang fantasi, tapi seharusnya sebuah film mesti ada logika ceritanya. Sebagai hiburan oke, tapi sebagai sebuah karya sinema, kurang maksimal,” kata Arvero.

Film ini menjadi menarik dinikmati karena beberapa gedung bioskop menyediakan versi 3D. Dalam versi tiga dimensi, penonton mendapatkan kacamata khusus sehingga mendapatkan suasana film seperti nyata. Kesan itu juga yang disampaikan Dona Asri. “Pasti beda nonton film 3D dibanding film biasa, seperti kita masuk ke dunia nyata,” papar Dona,

Namun, Arvero Iwantra punya pendapat lain. Menurutnya, teknologi 3D memang bagus, tapi tetap tidak akan berarti bila tidak diimbangi plot cerita yang berkualitas. “Tiga Dimensi itu hanya gimmick, ibarat kecantikan wajah dia cuma kosmetik atau make up luar saja. Yang penting sebuah film dibilang bagus atau jelek bukan dari teknologinya, tapi jalan cerita film itu,” kata Arvero.

Apalagi kata Vero, film ini merupakan karya remixed. “Film ini kan sudah pernah diputar pada era 1980-an. Nah, zaman dulu orang tertarik karena dongengnya, bukan karena efeknya kan?” katanya.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |