Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

13 September 2009

Ode Untuk Marietta

Iman D. Nugroho

Sore ini, Marietta,..
Langit menjadi merah karena cinta
Hutan rintik-rintik menjadi aroma yang membuatnya berbeda
Burung camar menari di antara tetesan-tetesan air itu
Sayap yang basah membuatnya tentram
Mengalir dan bercampur dengan air mata


Malam ini, Marietta,..
Langit tetap memerah, entah karena apa
Hujan sudah berhenti, tapi dingin masih menyelimuti
Tak ada burung Camar, entah terbang ke mana
Tinggal tanah yang senyap
Menelan cerita sore yang tersiram cinta

Hening,..
Di sela teriakan ini semua bergeming
Pelan dan tidak beriak
Hanya awan menggantung pelan berarak
Menuju ke langit yang memerah karena cinta
Seharusnya itu cinta kita, Marietta


Jakarta, 13 september 2009

12 September 2009

Politisi Ajak PSK Selami Arti Ramadhan

Press Release

Bulan Ramadhan mendorong para politisi untuk ikut turun gunung. Seperti yang tampak ada gambar, seorang politisi dari sebuah partai, memberikan jilbab pada salah satu PSK yang menghuni kompleks Lokalisasi Tambak Asri, Surabaya. Kegiatan serupa dilakukan untuk mengajak semua lapisan untuk bisa memahami arti bulan Ramadhan.

11 September 2009

Peristiwa WTC dan Kematian Ibunda

Maya Mandley

Rakyat Amerika tak akan pernah melupakan peristiwa 11 september 2001 yang disini disebut nine eleven (9/11). Peristiwa yang menjadi tonggak sejarah, kesadaran semua lapisan rakyat Amerika akan bahaya terorisme muncul. Meski belakangan, banyak pertanyaan muncul mengiringi peristiwa itu. Termasuk pertanyaan: Mengapa ibundaku meninggal tiga hari kemudian,..


Aku sendiri seperti punya keterlibatan 'bathin' dengan peristiwa tersebut. Sebab sebelum peristiwa itu terjadi, aku pernah mengunjungi twin tower yang berada di kawasan downtown Manhattan itu. Sebab, sebelum aksi yang katanya dilakukan teroris itu, ada bagian di salah satu tower yang jadi objek wisata. Saat aku mengunjungi tower itu sekitar bulan Juni 2001. Sejauh yang aku ingat, pengamanannya cukup ketat.

Sebelum menuju elevator yang membawa para turis ke puncak tower, ada petugas yang memeriksa barang bawaan dan tas pengunjung. Jangan ditanya berapa kecepatan elevator yang membawa rombongan touris itu. Hanya dengan sekedip kejaman mata, elevator membawa rombongan touris ke lantai seratus sekian (aku lupa sampai lantai berapa karena sudah 8 tahun lebih berlalu)

Banyak yang bisa dilihat dari puncak tower di WTC itu. Keindahan East River yang membelah pulau Manhattan dan Queens di sebelah timur, dan Hudson River yang membelah Manhattan dengan NJ di sebelah barat. Dan tentu saja kepadatan lalu lintas Manhattan yang terlihat seperti kartun karena dilihat dari atas. Pemandangan yang benar indah menurutku. Sebagai kota turis, saat itu, objek wisata di salah satu tower WTC itu termasuk yang populer. Bahkan saat aku berada di puncak itu, aku juga bertemu dengan beberapa turis Indonesia yang mengaku dari Jakarta.

Namun beberapa bulan setelah aku mengunjungi menara kembar WTC itu, peristiwa 11 september terjadi. Peristiwa yang menewaskan lebih dari 2600 jiwa. Mulai dari rakyat biasa yang kesehariannya bekerja di gedung itu, sampai anggota New York Police Department-NYPD dan tentu saja anggota Fire department yang ikut membantu evakuasi. Sayang saat peristiwa itu terjadi, aku gak bisa mengikuti perkembangannya lewat media di Surabaya. Karena pada saat yang bersamaan, ibuku juga sedang kritis di rumah sakit. Yang akhirnya wafat pada 14 September.

Rakyat Amerika selalu mengingat peristiwa ini. Tak hanya di NYC, Washington DC atau Pennsylvania dimana pesawat yang juga jadi sasaran teroris, salah sasaran. Hampir semua negara bagian mengibarkan bendera dan menjadikan 11 September sebagai Hari Berkabung Nasional. Di NYC peringatan ini tentu saja dilakukan dengan membacakan nama-nama korban. Lengkap dengan mengheningkan cipta saat pesawat menabrak tower satu persatu dan saat tower yang pernah diklaim sebagai terkuat di dunia itu runtuh tak berdaya satu persatu dalam selang waktu 5 sampai 10 menit setelah diterjang pesawat yang dibajak teroris.

Aku sendiri tak pernah mengikuti acara peringatan itu di TV. Karena gak sanggup melihat penderitaan keluarga korban yang ditinggalkan. Selain itu, seperti aku bilang di atas, karena 3 hari setelah peristiwa itu, aku juga ditinggalkan orang tua yang mencintai aku. Jadi aku memilih tidak menyaksikan daripada hanya membuat aku bersedih dan menangis. Hey, we have to move on, don't you think ?

Surga Kok Dikuponkan,..

Suyono Pastra

Ini cerita sudah agak lama, ketika itu aku mampir ke kampus almamaterku. Bertepatan pula ada bazar Unit Kegiatan Mhasiswa (UKM). Tak ketinggalan UKM Kerokhanian. Seperti biasa, kalau para alumni datang ke almamaternya yang dijujuk (dituju pertama kali) adalah kantin. Baru saya duduk datang beberapa mahasiswi yang naga-naganya adalah penjaga stan bazaar. “Pak beli kupon pak! Satu kuponnya Cuma Rp 2.000,- dapat makanan dapat makanan atau minuman ringan,” kata adik-adik mahasiswa itu.


Saya tahu hasil dari bazar tersebut untuk disumbangkan kepada para yatim dan faqir miskin jelang Ramandhan. Kenapa saya tahu, karena kegiatan macam itu tergolong warisan. Artinya telah dilakukan turun temurun di kampus kami tercinta. Pastinya aku pun pernah towo-dowo dagangan (menawarkan dagangan) pada semua yang ada di kampus. Awalnya, saya memang akan beli kupon barang 2 atau 3 buah. Belum sempat aku mengajukan pembelian untuk beberapa lembar kupon itu, meluncur dari bibir mahasiswi aktivis ini kalmat yang membuat saya tertahan sebentar. “Ayolah pak beli kuponya. Bonus surga,” kata mereka.

Saya pun tertegun sejenak, lalu saya nyelutuk “Lho kamu koq gitu, mendingan aku nggak jadi beli aku,” kata saya setengah menggoda mereka. “Kenapa? “ jawab mereka serempak. “Karena kalian kapitalis jawabku,” masih dengan nada guyon. “Kapitalis gimana?” kejar mereka seolah makin penasaran. Aku pun jawab sekenanya “Kapitalis pahala.” Para mahasiwi pun serentak “ Kapitalis pahaaalllaaa…?” sejurus kemudian aku mengulurkan tangan untuk meninta kupon dari mereka seraya meyerahkan uang.

“Besok lagi kalau kalian bikin bazaar kayak aq ga mau beli lagi kalau ada bonus surganya,” sahutku ketika mereka pamit dan berucap terima kasih karena aku dah beli beberapa lembar kupon. Mungkin kita sering tak sengaja, melakukan atau menemukan hal yang sama. Tentu dalam bentuk, kapasitas, tempat dan waktu yang berbeda. Tapi catatnya, kapitalisme ini memang telah melintas batas, dan menyeruak masuk di sebagian besar sanubari kita. Tak ada yang salah dari kapitalisme, hanya semua perlu penyikapan yang bening.

Sangkin kapitalisnya kita, dalam bahasa sederhana (jualan-red) Semua cara dipakai untuk memasarkan dagangan, termasuk agama dan aqidah. Disisi lain menggunakan agama sebagai alat penjualan tergolong cerdas, tapi kalau tak hati-hati bisa berubah tak beradab. Siapa tertarik?

SDSB Gaya Amerika Begitu Menggoda

Maya Mandley

Siapa yang masih ingat Sumbangan Dana Sosial Berhadiah atau SDSB? Seingatku, saat masih kecil itulah judi resmi karya Indonesia. Undian berhadiah yang didasarkan pada tebak skor sepakbola itu, dihentikan karena dianggap sudah meresahkan. Namun biarpun begitu, sepertinya, penghentian ini tidak membuat para pencinta judi berhenti bertaruh. Setahuku, Surabaya ada sekelompok orang yang bertaruh lewat burung merpati, atau yang dikenal dengan 'adu doro'. Nggak jelas benar gimana aturan permainannya. Mau tahu SDSB di AS?


Di Amerika, "SDSB" atau lottery diselenggarakan setiap negara bagian ata state. Bahkan ada undian yang merupakan gabungan beberapa state. Satu diantaranya bernama Mega Milliions yang dimainkan di 10 negara bagian termasuk NY dan NJ. Undian Mega Millions ini seperti menebak 5 angka (dari 1-60) secara berurutan dan 1 angka bebas yang bernama Mega ball. Angka-angka ini diundi 2 kali setiap minggu yaitu pada Selasa malam dan Jumat malam. Hadiahnya pun tergantung pemenangnya. Semakin tidak ada pemenang, hadiah akan diakumulasikan di pengundian berikutnya.

Selain Mega Millions, ada berbagai jenis permainan sejenis ini. Jujur nih, aku gak pernah ikut lotto selain Mega millions. Karena cukup USD 1, bisa menebak angka-angka itu. Aku juga gak kecanduan karena aku tahu, aku gak pernah untung dalam undian. Jangankan lotto, arisan aja selalu dapat buncit, dan gak pernah jangkep karena yang dapat duluan sering gak mau bayar.

Untuk negara bagian NY, selain Mega Millions ada juga permainan sejenis scratch. Dengan membeli antara $5-10, anda harus men-scratch nomor-nomor tertentu hingga berpasangan. Aku juga gak tahu persisnya bagaimana permainan ini karena gak pernah beli. Tapi ada yang menarik dari lotto jenis ini, ada seoarang Indonesia yang sangat beruntung pernah menang sampai USD 1 million. Yup! Enam nol dibelakang angka 1. Betapa beruntungnya! Kira-kira kapan ya aku bisa menang sebesar itu? Gimana mau menang lah wong gak pernah pasang! Cilaka...

10 September 2009

[Soal I-Ring] Detikcom Tidak Beretika?

Hari Nugroho

Indosat menjengkelkan dan tidak beretika. Ini kesimpulan saya setelah saya mendapatkan beberapa kali SMS dari 808 , yakni program I-ring dari Indosat. SMS terakhir dari 808 saya terima tanggal 14-08-2009. Bunyi SMS itu ” Selamat iRing kamu aktif dgn tarif Rp.0,1/30 hari Bila Nanti Kau Milikku,NaFF, akan diperpanjang otomatis 30 hari kemudian dengan tarif 5.500/30hr. CS 0217941178″. Sejak menerima SMS itu, setiap kali orang menelpon saya, selalu terdengar nada tunggu dengan lagu yang tidak saya sukai. SMS ini tidak etis, karena mengaktifkan nada tunggu telepon genggam saya secara sepihak.


Saya lalu menelpon nomor 0217941178 dengan meyakini bahwa huruf CS dalam pesan pendek itu kepanjangan dari Customer Service dan nomor tersebut adalah nomor telepon. Ternyata benar. Meski tidak ada yang mengangkat, kontak saya dijawab oleh mesin penjawab dengan menginformasikan bahwa saya telah menghubungi Detik.com.

Detik.com ? saya yang awam dunia telepon genggam dan mengerti setengah-setengah tentang dunia IT juga bertanya, kenapa kontak saya tersambung dengan Detik.com? Situs berita itu? Karena kontak saya tak berjawab (tidak ada yang mengangkat, meski kontak saya pada jam kerja) maka saya simpan pertanyaan saya.

Beberapa hari kemudia, saya menelpon kembali. Saya diterima oleh saudari Isma dan membenarkan bahwa nomor ini adalah nomor Detik.com. Kepada saya, Isma menjelaskan bahwa SMS 808 itu adalah program Promo Reload Voucher kerjasama antara Indosat dan Detik.com. 808 sendiri, lanjut Isma adalah Program iRing yang dikelola Indosat.

“SMS itu terkirim otomatis setiap kali Anda mengisi voucher sebesar 50 ribu,” jelasnya di ujung telepon. “Dan gratis,..” katanya menambahkan sebelum saya bertanya lagi. Saya heran, kenapa Isma menyusulkan kata gratis, padahal dalam pesan singkat disebutkan bahwa iRing itu bertarif Rp. 0,1/30 hari? “Meski tertulis tarif Rp. o,1 sebenarnya iring itu gratis Pak,” ujar Isma meyakinkan. Tapi bagimana saya bisa membuktikan bahwa iRing itu gratis? Isma tidak bisa menjawab.

Saya pun menyampaikan keberatan saya atas iRing itu. Masalahnya, bukan karena lagu itu tidak enak didengar atau tidak saya sukai, tetapi pemasangan iRing itu tidak pernah saya kehendaki, semurah apapun tarifnya. Andaikan tarifnya Rp. 0,0000001 sekalipun, pengeluaran itu tidak pernah saya kehendaki. Keberatan itu dijawab Isma dengan memberitahukan cara penghentian iRing. “Cukup tulis STOP lalu kirimkan ke 808, Pak,..”.

Isma sangat profesional dengan jawaban yang sangat fair. Tapi kenapa cara penghentian langganan iRing itu saya dapatkan dari Isma setelah saya menelponnya? Kenapa tidak bersamaan dengan SMS dari 808? Isma juga membenarkan bahwa setelah 30 hari kedepan, bila saya tidak menghentikan langganan, maka secara otomatis iRing itu diperpanjang dengan tarif Rp. 5.500. Artinya, diminta atau tidak, dikehendaki atau tidak, Indosat akan memperpanjang iRing saya.

“Anda kan yang mengaktifkan, Anda yang saya minta menghentikan iRing itu,” pinta saya. Namun Isma mengatakan bahwa saya harus melakukan sendiri, karena dia tidak bisa melakukannya. Ia hanya bisa berjanji akan menyampaikan keberatan saya kepada atasannya. Selebihnya, ia hanya memberikan alamat e-mail agar saya menuliskan keberatan saya. Alamat e-mail tersebut adalah [email protected] dan [email protected].

Penasaran dengan 808, saya mencoba googling dengan kata kunci 808 iring dan membuka beberapa temuan Google. Ternyata, saya bukan satu satunya pengguna kartu keluaran Indosat yang dikecewakan dengan program iRing 808 ini. Berikut ini URL dari Kompas.com yang berisi Surat Pembaca tentang kekecewaan yang sama :

http://www.kompas.com/suratpembaca/readtanggapan/9455 dan http://www.kompas.com/suratpembaca/read/9875

Dalam surat pembaca yang berjudul “Jasa I Ring 808 Indosat Tida Ada Etika Bisnis” yang ditulis oleh Dodi Masykur tersebut telah ditanggapi oleh Adita Irawati GH Corporate Communication PT Indosat dengan menyatakan permohonan maaf dan telah menghubungi Dodi Masykur sebagai penulis surat pembaca serta mengkonfirmasikan telah menonaktifkan iring pada tanggal 19 Agustus. Anehnya, Adita Irawati dalam tanggapannya tidak menyebutkan bahwa iRing itu telah dinonaktifkan secara umum/massal. Artinya, boleh jadi penonaktifan itu hanya pada telepon genggam Dodi Masykur saja. Lalu bagaimana dengan pelanggan kartu produk Indosat lainnya?

Surat Pembaca kedua (url kedua) juga bercerita setali tiga uang. Ibnu Eko Irawan dalam suratnya menerima iRing “Resah Tanpamu” dengan tari Rp.0,1 dan pulsanya terpotong secara otomatis setelah iRing tanpa dikehendaki itu “ngendon” di hape-nya selama seminggu. Bahkan dalam surat pembacanya, Ibnu menuliskan kata tanya “Inikah Indosat yang sudah sangat serakah dan tidak punya etika, tidak punya sopan santunn dan membuat promo yang menyesatkan yang akan selalu meraup untung dari promo ini dari pelanggan lainnya?” Dalam url surat pembaca itu, tak terlihat tanggapan dari pihak Indosat.

Googling saya berikutnya mengarah pada url http://www.iring808.com/iring pada bagian kiri bawah tertulis Powered by PT Agranet Multicitra Siberkom (PT yang berhubungan dengan Detik.com?).

Satu lagi url yang membuat saya semakin bertanya-tanya. Yakni http://iring.indosat.com/iring/overview/php dalam halaman itu disebutkan cara penonaktifan iRing dengan cara mengetik UNREG dan mengirimkan ke 808. Kenapa berbeda dengan keterangan Isma operator telepon dari Detik.com yang menyarankan saya mengetik STOP dan mengirimkan ke 808?.

Mungkin kedua cara itu sama-sama benar, tetapi saya sengaja tidak mencoba menonaktifkan iRing saya dengan kedua cara itu. Karena saya tidak pernah mengetik REG dan mengirimkan SMS saya ke 808. Karena saya merasa tidak pernah mengaktifkan, seharusnya Indosat atau Detik.com lah yang menonaktifkan iRing itu.

Melalui tulisan di blog ini, saya ingin bertanya kepada Indosat dan Detik.com, berapa besar keuntungan perusahaan Anda dalam bisnis iRing yang Anda jalankan dengan meninggalkan etika ini?