Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pati berani!
       

30 Oktober 2010

Lupakan Marzuki Alie, bantu korban bencana alam

Iman D. Nugroho

"Sabtu pagi yang keliru." Kata seorang kawan dalam status Facebooknya. Entah, apa yang melatar belakangi hadirnya status itu. Namun bagiku, memang Sabtu pagi ini, Sabtu yang keliru.

Setidaknya, itu yang tampak dalam siaran televisi tentang bencana alam. Bukan hanya cerita tentang penanganan bencana di dua tempat, Pulau Mentawai dan Gunung Merapi, melainkan "kekeliruan" lain: letusan selama 1 jam terturut-turut.

Kawan lain di lingkungan istana mengabarkan, karena meningkatnya aktivitas itu, bandara Adi Sucipto di Yogjakarta, ditutup karena abu Merapi yang menutupi langit di atasnya.

Penduduk di lereng Merapi yang sempat kembali ke kampungnya, setelah mengungsi karena letusan awal beberapa hari lalu, kembali tunggang langgang menyelamatkan diri. Awas Merapi!

"Kekeliruan" lain, adalah Marzuki Alie! Komentar Ketua DPR dari Partai Demokrat itu tiba-tiba mengiang di kepala. Kalau sebelumnya dia meremehkan kondisi Kepulauan Mentawai yang porak poranda karena Tsunami dengan 400 lebih korban meninggal.

Apakah Marzuki akan kembali meremehkan G. Merapi? Tiba-tiba kejengkelan datang. Hmm,.. Sudahlah, lupakan Marzuki a lie eh,.. Alie dan mari bahu membahu kembantu korban bencana.
Sent trough BlackBerry®

Membaca "kitab basah" berulang-ulang

Iman D. Nugroho

Jumat malam. Hari belum berganti ketika tiba-tiba teringat kenyataan yang terbentang. Jejak-jejak kehidupan dalam "ayat-ayat" Kitab Basah, seakan tiada henti terbacakan dalam perjalanan panjang kehidupan. Ada dosa, ada pahala, tanpa ukuran lain di antaranya. Aku melihat, ayat dosa tak berhenti mewarnai masa laluku.

Malam semakin dekat, mengantarkan Jumat menuju Sabtu. Kali ini urusan dosa menjadi persoalan utama. Ada kekhawatiran. "Bagaimana cara menghapusnya? Apakah hal ini juga yang akan menjadi bahan bakar di neraka nanti?" Dan hujan deras tanya lainnya. "Tidak ada yang tahu rahasia Tuhan, bisa jadi pemberian dosa adalah manivestasi kasih sayang Tuhan, agar manusia bisa belajar," kata Pak Kyai suatu malam.

Begitukah? Entahlah. Buah pelajaran kitab basah kehidupan, memang luar biasa. Membenturkan lika liku kehidupan menjadi sebuah pelajaran yang bisa dimaknai. Kemudian dipandang sebagai sesuatu yang harus terjadi. Hebatnya, dalam pelajaran yang tidak selalu menyenangkan ini, memposisikan kita, para pembaca ayat-ayat kitab bahasa, sebagai salah satu bagian dari "ayat"-nya.

Hal yang sama, juga terjadi dalam hal bernama pahala. Tidak seperti kitab-kitab yang sudah ada, pahala tidak begitu "terasa", apalagi untuk terus diingat. Biarlah mengalir, melesat, atau mengalun seperlunya, "Bukankah kebaikan itu akan semakin berkurang, namun perlu kembali dikuras otoritas,"

Proses ini terus berlangsung,.
Sent trough BlackBerry®

05 Oktober 2010

Papua dan Papua Barat Perlu Peta Kebencanaan Termutakhir

Press Release

Menyusul terjadinya banjir bandang di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat diminta menyiapkan peta kebencanaan termutakhir sehingga segala potensi kebencanaan di dua provinsi tersebut dapat diidentifikasi dengan tepat. Identifikasi dini terhadap potensi bencana juga akan memberikan kemudahan terhadap upaya mitigasi bencana di wilayah paling timur itu.

05 September 2010

Presiden Ajak Pakar dan LSM Bicarakan Perpindahan Ibukota

Press Release

Wacana perpindahaan ibukota yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat buka bersama KADIN di Jakarta, 3 September lalu, segera ditindaklanjuti dengan berbagai langkah strategis oleh Kementerian dan Lembaga terkait.


“Presiden mengharapkan adanya konsolidasi yang intens antara Kementerian dan Lembaga untuk menyatukan rumusan kajian mengenai perpindahakan ibukota. Semua dokumen yang telah diselesaikan, seperti asessment awal, berbagai kajian tata ruang yang terkait dengan ibukota Jakarta, serta kajian terhadap opsi-opsi alternatif ibukota akan dikerucutkan,” ujar Velix Wanggai.

Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah memetakan adanya tiga skenario perpindahan ibukota.

Skenario pertama adalah skenario realistis, dimana Ibukota tetap di Jakarta, namun dengan pilihan kebijakan untuk menata, membenahi, dan memperbaiki berbagai persoalan Jakarta, seperti kemacetan, urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan urban, banjir, maupun tata ruang wilayah.

“Kebijakan ini harus diikuti dengan desentralisasi fiskal dan penguatan otonomi daerah untuk mengurangi kesenjangan antar daerah,” katanya.

Skenario kedua adalah skenario moderat. Dalam konteks ini, Presiden menawarkan agar pusat pemerintahan dipisahkan dari ibukota negara. Artinya, Jakarta akan tetap diletakkan sebagai ibukota negara karena faktor historis, namun pusat pemerintahan akan digeser atau dipindahkan ke lokasi baru. Karena itu, dibutuhkan kajian yang komprehensif perihal berbagai opsi lokasi dari pusat pemerintahan baru ini.

“Tentu saja, perlu dipertimbangan faktor jarak antara Jakarta sebagai ibukota dan pusat pemerintahan baru, khususnya terkait dengan infrastruktur wilayah, jaringan transportasi yang terpadu, serta prasarana pendukung lainnya,” lanjutnya.

Sedangkan skenario ketiga adalah skenario ideal yang bersifat radikal. Dalam opsi ini, negara membangun ibukota negara yang baru dan menetapkan pusat pemerintahan baru di luar wilayah Jakarta, sedangkan Jakarta hanya dijadikan sebagai pusat bisnis.

“Skenario radikal itu memerlukan strategi perencanaan yang komprehensif dengan berbagai opsi penentuan calon ibukota baru,“ jelas Velix.

Meskipun kajian mengenai perpindahan ibukota yang dilakukan pemerintah telah berjalan, Presiden tetap mengajak para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, kalangan universitas, dan lembaga swadaya masyarakat, untuk memberikan masukan bagi penyempurnaan kajian-kajian yang dilakukan oleh pemerintah.

“Presiden terbuka apabila para pakar dan lembaga swadaya masyarakat ingin menyampaikan kajian yang telah mereka selesaikan secara mandiri. Intinya, pemerintah ingin agar proses menuju perencanaan perpindahan ibukota dilakukan secara partisipatif,” lajutnya.

Velix mencontohkan, kajian yang dilakukan Tim Visi 2033 dibawah Andrinof Chaniago, akademisi Universitas Indonesia, sebagi salah satu masukan penting untuk melengkapi kajian-kajian yang telah dilakukan oleh jajaran pemerintah. Dalam kajiannya, Andrinof dan kawan-kawan merekomendasikan perpindahan ibukota ke Palangkaraya.

22 Agustus 2010

Kontributor SUN TV Maluku Dibunuh!


Iman D. Nugroho

Wartawan Maluku yang tergabung dalam Maluku Media Center (MMC) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Maluku menuntut polisi segera mengusut tuntas pembunuhan kontributor SUNTV, Ridwan Salamun dalam bentrok antar warga di Desa Fiditan, Kota Tual, Sabtu (21/8) ini. Bekas luka di tubuh Ridwan menjadi indikasi kekejaman proses pembunuhan itu. Seperti luka di kepala bagian belakang, mata, mulut, paha dan tulang kering
.


Dalam siaran pers yang diterima Mediaindependen.com, terbunuhnya Ridwan Salamun menambah jejak panjang kekerasan yang dialami wartawan, baik di Maluku maupun di Indonesia. Peristiwa kekerasan terhadap wartawan yang terus berulang-ulang terjadi di Maluku, menunjukkan bahwa pers sebagai pilar keempat demokrasi masih mengalami kendala di daerah ini.

“Masyarakat maupun penyelenggara negara masih banyak yang belum memahami esensi dari tugas jurnalistik,” demikian siaran pers itu. MMC dan IJTI mengecam keras tindakan kekerasan hingga mengakibatkan terbunuhnya Ridwan dan mendesak Kapolda Maluku untuk mengusut tuntas dan menangkap dan menindak tegas pelaku pembunuhan.

MMC dan IJTI Maluku mengutuk segala bentuk tindakan kekerasan hingga kasus terbunuhnya wartawan Ridwan Salamun yang sedang bertugas sebagai mana diatur dala UUD 1945 dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. “Pembunuhan ini bukan saja merupakan pebuatan keji yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, namun juga melanggar hak jurnalis melakukan tugas liputan,” demikian siaran pers itu.

MMC dan IJTI Maluku meminta perusahaan media di Maluku maupun di daerah lain, untuk melakukan perlindungan terhadap para pekerja media khususnya wartawan saat dalam menjalankan tugas profesi. Sebab Maluku yang seringkali terjadi bentrok antar warga, membuat profesi wartawan kerap berhadapan dengan tindak kekerasan.

Kronologi:

1. Buntut bentrokan antar kampung dusun Mangon Fiditan Kampung Baru dengan dusun Banda Ely Fiditan kecamatan Dulla Utara, Kota Tual yang hanya dibatasi seruas jalan raya selebar 500 meter. Sebelumnya pada tgl 18 Agustus 2010, seorang pemuda dusun Mangon lewat depan masjid dusun Banda Ely mengendarai motor dengan suara nyaring menyebabkan seorang pemuda Banda Ely menegur karena warga lagi melakukan ibadah tarawih.

Akibat teguran itu warga Mangon tidak terima dan terjadi bentrokan, pengerusakan rumah dan pembakaran speedboad, namun kemudian terjadi kesepakatan damai dan berhasil diatasi polisi. Polisi kemudian menempatkan pos penjagaan di perbatasan kedua desa. Pada Sabtu pagi tgl 21 Agustus 2010, pemilik speedboad yang baru pulang melaut tidak mengetahui adanya kesepakatan damai mengamuk karena speedboadnya dibakar. Akibatnya terjadi konsentrasi massa dan aksi pengerusakan rumah di dusun Banda Ely peristiwa terjadi pukul 06.30 WIT.

2. Ridwan Salamun yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian, mendatangi TKP dan mengambil gambar konsentrasi massa serta rumah keluarga Rumra yang terbakar pada pukul 07.30, namun langsung diserang massa dari dusun Mangon dan terjatuh karena dipukul dengan pipa besi. Ridwan sempat melompat berusaha menyelamatkan diri. Massa menyerang dengan parang di bagian belakang kepala, paha, dan mulut. Saat kejadian hanya ada empat anggota polisi yang juga diserang.

3. Ridwan kemudian dibiarkan terkapar bersimbah darah selama kurang lebih 2 jam di atas jalan raya. Pada pukul 08.45 wit Ridwan yang masih mampu bertahan hidup baru berhasil dievakuasi Jhon Tamher, salah satu tokoh masyarakat yang membawa polisi menggunakan truk dan mengevakuasi korban ke RSU Karel Satsuitubun. Tiba di rumah sakit pukul 09.00 wit, Ridwan menghembuskan nafas terakhirnya pukul 09.25 wit. Dokter Dani Salim Direktur RSU sempat menangani langsung otopsi luar kondisi jenazah Ridwan sebelum dikafankan namun tidak dimandikan terlebih dahulu.

4. Pukul 12.00 Wit Jenazah dibawa ke Bandara dan diterbangkan ke Ambon

5. Pukul 14.30 jenazah tiba di Ambon dan pukul 15.11, disemayamkan di rumah duka BatuMerah Puncak Ambon, hingga pukul 17.00 Jenazah di kebumikan.

*Tulisan dimuat juga di Mediaindependen.com
*foto dokumentasi MMC/IJTI Maluku