Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Riuh Bendera One Piece
       

14 Mei 2010

Belanda, di mana sepeda adalah raja

Jojo Raharjo, Iman D. Nugroho (video/foto), Amsterdam



Ingin mencari kampanye hidup bersepeda secara nyata, maka Belanda adalah tempatnya. Di negeri kincir angin ini, tradisi bersepeda berjalan jauh sejak tahun 1800-an. Tentu jauh lebih tua dari gerakan “Bike 2 Work di Indonesia”.

Indonesia sempat terkaget ketika Walikota Jogyakarta Herry Zudianto meluncurkan program sepeda kanggo kanggo sekolah lan nyambut gawe (sepeda untuk sekolah dan bekerja-Indonesia) atau disingkat Sega Segawe, pada 2004.

Di Belanda hal itu bukan hal baru. Sepeda sudah menjadi budaya. Pejabat, pebisnis, penyiar radio, atau ibu rumah tangga menjadikan sepeda sebagai sarana utama untuk transportasi jarak dekat.

Selain murah dan sehat, pemerintah Belanda sangat memanjakan para pengendara sepeda. Jalur khusus untuk pengendara sepeda ada di mana-mana, antar kota dan propinsi. Bahkan sampai ke Jerman atau Belgia. Pada jalur bercat merah ini juga terdapat rambu-rambu lalu lintas, lampu merah, dan terowongan.

Maka, kalau ada mobil melintas di perempatan atau sebuah bundaran, niscaya mereka akan memprioritaskan dua pemakai jalan, yang tak lain pejalan kaki dan pengendara sepeda.

PENCURIAN. Suasana bersepeda di Utrecht, Belanda.

Blog Radio Nederland menulis, 85 persen orang Belanda memiliki paling tidak satu sepeda. Tiap tahun, 1,3 juta sepeda baru terjual di negeri berpenduduk sekitar 16 juta orang ini. Tapi jangan salah, Belanda juga menjadi negara dengan angka pencurian sepeda tertinggi di dunia, bisa mencapai 1,5 juta sepeda raib pertahunnya.

Kriminalitas itu biasa terjadi di parkir-parkir sepeda yang dengan mudah dapat dijumpai di stasiun, kampus maupun gedung perkantoran. Percaya atau tidak, di Amsterdam terdapat parkir bertingkat khusus buat sepeda. Bahkan, di kawasan pelabuhan ada yang kapal bekas yang kini dipakai sebagai parkir sepeda!

Well, di Jakarta, buru-buru mau menikmati jalur sepeda, untuk mencari mall atau gedung yang menyediakan parkir sepeda saja susahnya minta ampun. Bandingkan dengan Belanda yang bisa melipat dan membawa naik sepeda ke trem, metro (kereta bawah tanah) atau kereta api jarak jauh.

Situs Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Eindhoven menulis, harga sepeda di Belanda amat bervariasi. “Sepeda curian bisa dibeli dengan harga di bawah 20 euro. Kalau yang baru, rata-rata, minimal 120 Euro (meskipun ada yang di bawah itu).

Harapan warga untuk mendapatkan transportasi yang murah dan ramah lingkungan dijawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan membangun jalur khusus sepeda. Katanya pembangunan itu dimulai tahun ini. Dengan syarat, pengguna sepeda harus satu juta orang.

| republish | Please Send Email to: [email protected] |

13 Mei 2010

Inilah kota tertua di Belanda

Iman D. Nugroho, Nijmegen

MASA LALU. Dibangun enam tahun setelah Yesus dilahirkan.

Bagi banyak orang, Kota Amsterdam mungkin jauh lebih terkenal daripada Kota Nijmegen di Belanda. Tapi, tidak bagi sejarawan. Kota di pinggiran Belanda ini adalah kota tertua di Negeri Tulip. Dibuka enam tahun setelah kelahiran Yesus. Wow!

MASA KINI. Nijmegen 2010, dikenal sebagai kota pelajar.

Tahun 2010, kota yang berbatasan dengan Jerman ini berusia 2005 tahun. Sayangnya, bekas-bekas kejayaan masa lalu kota ini sudah tidak banyak terlihat. Perang Dunia pertama, yang ditandai dengan ekspansi besar-besaran Jerman ke beberapa negara di Eropa, membuat kota ini berantakan. Bom pesawat AS yang dihantamkan ke kota ini untuk mengusir Jerman, justru memporakporandakan bangunan di kota yang dijuluki sebagai Havana on the Waal itu.

Bangunan kuno yang tersisa itu, salah satunya Benteng Nijmegen yang dibangun di abad ke-14. Danau buatan yang dibangun di sekitarnya benteng, berpadu dengan taman kota, menjadikan bangunan di jantung kota Nijmehen ini semakin tampak kokoh. Begitu juga dengan Gereja Carolingian dan Gereja Stevem yang terletak tak jauh dari sungai Waal-Maas.

Belanda jelas bukan cuma Amsterdam!



| republish | Please Send Email to: [email protected] |

12 Mei 2010

Cuilan Eropa di Paris je t'aime!

Jojo Raharjo, Paris

Pada hari ke-17 menghirup udara Eropa, Saya baru saja mencecap pengalaman 17 jam di Paris, Ibukota Prancis. Kota yang dikenal sebagai kota mode, kota budaya, kota cahaya, kota romantis, kota seribu monumen, dan berbagai julukan lain. Sayang, banyak pengemisnya.


Dengan reservasi tiket online Eurolines senilai 83 euro pulang-pergi, Keberangkatan ke Paris dilakukan berdelapan orang. Eurolines adalah bis internasional, yang melayani lebih dari 500 destinasi di 25 negara. Selain Eropa, Eurolines juga merambah Maroko benua Afrika. Bis meninggalkan Amsterdam Amstel pada Jum’at (7/5) pukul 22.00 waktu setempat.

Menariknya sungai di Utrecht

Iman D. Nugroho, Utrecht

Salah satu sudut sungai (atau kanal?) di Utrecht, Belanda ini memang layak ditiru. Selain bersih, sungai ini juga dijadikan sebagai lahan rumah dan restauran terapung, dan tentu saja sarana transportasi air untuk perahu-perahu kecil yang digunakan penduduk setempat. Kalau sungai di kota-kota besar Indonesia ingin seperti ini, syarat utamanya sederhana, tidak boleh buang sampah di sungai. Bisa?


| republish | Please Send Email to: [email protected] |

Bila tukang sampah Belanda mogok kerja

Iman D. Nugroho, Utrecht

Melihat Amsterdam dan Utrecht Selasa (11/5) ini jadi ingat Bandung, beberapa waktu lalu. Ketika petugas kebersihan di Kota Kembang itu menggelar demonstrasi. Di Amsterdam dan Utrecht, Belanda pun sama. Saat tukang sampah mogok kerja, sampah pun bertebaran di mana-mana. Mereka menuntut pemerintah untuk menaikkan gaji. Buruh bersatu, tak bisa dikalahkan!



| republish | Please Send Email to: [email protected] |