Decee P.W, Banda Aceh
Pemilu di Nanggroe Aceh Darussalam menjadi perhatian Parlemen Eropa. Delegasi Parlemen Eropa akan berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) guna memantau kemajuan yang dicapai dalam tahapan pemilu di daerah tersebut. Dalam pertemuan dengan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh di Banda Aceh, Sabtu, Ketua KIP Abd Salam Poroh menjelaskan lima tahapan pemilu yang sudah dijalankan kepada Parlemen Eropa.
"Ada lima tahapan pemilu yang sudah KIP lakukan di antaranya tahapan pertama yaitu pendaftaran pemilih. Untuk Aceh sebanyak 3.003.222 pemilih tetap," kata Abd Salam Poroh. Tahapan kedua yaitu pendaftaran peserta pemilu yaitu 38 partai politik nasional dan enam partai politik lokal serta 29 peserta perorangan untuk memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Tahap ketiga yaitu penetapan jumlah kursi, tahapan pencalonan dengan rincian sebanyak 2.701 orang calon DPR RI, 1.054 untuk DPR Aceh dan 8.786 orang untuk DPR Kabupaten/Kota. Saat ini tahap yang sedang berlangsung yaitu tahapan kampanye tertutup.
Pada pertemuan di Aula KIP Aceh itu, ketua delegasi Parlemen Eropa, Hartmut Nassauer mempertanyakan tentang kendala yang dihadapi KIP dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu. "Apa yang menjadi kendala KIP dalam penyelenggaraan pemilu dan bagaimana hubungannya dengan proses perdamaian yang sedang berlangsung," tanya Nassauer.
Wakil Ketua KIP Aceh, Ilham Syahputra mengatakan bahwa ada sedikit gesekan-gesekan antar partai tapi tidak terlalu berdampak pada perdamaian. Selain itu belum ada permasalahan yang diajukan ke pengadilan. Lebih lanjut Ilham mengatakan, untuk mengantisipasi gesekan-gesekan tersebut, KIP berkoordinasi dengan institusi lokal. Selain itu bersama beberapa partai membuat sebuah Forum Komunikasi.
01 Maret 2009
27 Februari 2009
ITS Jajaki Gandeng Indovision Kembangkan Konten Edukasi
Press Release
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjajaki hubungan kerjasama untuk pengembangan konten edukasi jarak jauh dengan PT Mediacitra Indostar (MCI) selaku operator Indovision. Penjajakan kerjasama ini secepatnya akan dituangkan dalam bentuk penandatanganan MoU.
Sehingga diharapkan nantinya bisa menyebarkan berbagai pengetahuan umum ke semua masyarakat di Indonesia, termasuk yang di pelosok. “Dengan adanya kerjasama nantinya diharapkan ITS bisa memanfaatkan fasilitas infrastruktur yang dimiliki MCI untuk mengembangkan konten-konten edukasi yang ada,” jelas Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD saat menerima kunjungan Presiden Direktur PT MCI Agus Mulyanto PhD, Jumat (27/2).
Kunjungan Agus Mulyanto ke Rektorat ITS ini didampingi GM Corporate Secretary PT MNC Sky Vision Arya Mahendra Sinulingga dan Regulatory Affair Manager PT MCI Muharzi Hasril. Pihak Indovision sendiri menawarkan kepada ITS untuk mengisi salah satu kanal yang dimilikinya dengan program-program kuliah jarak jauh. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkannya.
“Kebetulan kami saat ini juga sedang mencari mitra untuk mengembangkan konten edukasi dan juga mengembangkan program ilmiah popular untuk masyarakat awam,” jelas Agus Mulyanto. Bila kerjasama ini terwujud, nantinya ITS akan dijadikan center untuk link konten pendidikan ke seluruh Indonesia. “Nantinya bisa kita kembangkan ITS sebagai e-learning center,” imbuhnya.
Keinginan kerjasama ini juga terkait adanya tugas dari Dirjen Dikti agar ITS mengembangkan teknologi informatika yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, termasuk yang berada di pedalaman. Dengan diberi konten edukasi yang berisi pengetahuan umum baik ilmiah maupun popular diharapkan bisa membantu memajukan kehidupan masyarakat setempat.
Selain penjajakan kerjasama, kunjungan rombongan Indovision ini juga untuk mengundang ITS menghadiri peluncuran satelit Indostar II di Kazakhstan, 30 April mendatang. Satelit ini untuk menggantikan satelit Indostar pertama yang telah diluncurkan sejak tahun 1997 silam.
“Ini merupakan satu-satunya satelit untuk broadcasting yang dimiliki Indonesia, dan Indovision merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki satelit sendiri,” papar Arya Mahendra Sinulingga. Dikatakan Arya, di Indonesia hanya ada empat perusahaan yang memiliki satelit. Yakni Telkom, Indosat, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan Indovision.
Satelit Indostar II ini dibuat di pabrik Boeing, California, AS. Nantinya satelit akan diluncurkan dengan roket peluncur Proton milik Rusia. Nantinya satelit ini sudah akan bisa dioperasikan pada Juni 2009. Bagi ITS, undangan ini merupakan kehormatan tersendiri. Karena hanya tiga perguruan tinggi yang mendapat undangan khusus dari Indovision. Yakni ITS, ITB dan UI. (HUMAS-ITS, 27 Februari 2009)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menjajaki hubungan kerjasama untuk pengembangan konten edukasi jarak jauh dengan PT Mediacitra Indostar (MCI) selaku operator Indovision. Penjajakan kerjasama ini secepatnya akan dituangkan dalam bentuk penandatanganan MoU.
Sehingga diharapkan nantinya bisa menyebarkan berbagai pengetahuan umum ke semua masyarakat di Indonesia, termasuk yang di pelosok. “Dengan adanya kerjasama nantinya diharapkan ITS bisa memanfaatkan fasilitas infrastruktur yang dimiliki MCI untuk mengembangkan konten-konten edukasi yang ada,” jelas Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD saat menerima kunjungan Presiden Direktur PT MCI Agus Mulyanto PhD, Jumat (27/2).
Kunjungan Agus Mulyanto ke Rektorat ITS ini didampingi GM Corporate Secretary PT MNC Sky Vision Arya Mahendra Sinulingga dan Regulatory Affair Manager PT MCI Muharzi Hasril. Pihak Indovision sendiri menawarkan kepada ITS untuk mengisi salah satu kanal yang dimilikinya dengan program-program kuliah jarak jauh. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkannya.
“Kebetulan kami saat ini juga sedang mencari mitra untuk mengembangkan konten edukasi dan juga mengembangkan program ilmiah popular untuk masyarakat awam,” jelas Agus Mulyanto. Bila kerjasama ini terwujud, nantinya ITS akan dijadikan center untuk link konten pendidikan ke seluruh Indonesia. “Nantinya bisa kita kembangkan ITS sebagai e-learning center,” imbuhnya.
Keinginan kerjasama ini juga terkait adanya tugas dari Dirjen Dikti agar ITS mengembangkan teknologi informatika yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Papua, termasuk yang berada di pedalaman. Dengan diberi konten edukasi yang berisi pengetahuan umum baik ilmiah maupun popular diharapkan bisa membantu memajukan kehidupan masyarakat setempat.
Selain penjajakan kerjasama, kunjungan rombongan Indovision ini juga untuk mengundang ITS menghadiri peluncuran satelit Indostar II di Kazakhstan, 30 April mendatang. Satelit ini untuk menggantikan satelit Indostar pertama yang telah diluncurkan sejak tahun 1997 silam.
“Ini merupakan satu-satunya satelit untuk broadcasting yang dimiliki Indonesia, dan Indovision merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memiliki satelit sendiri,” papar Arya Mahendra Sinulingga. Dikatakan Arya, di Indonesia hanya ada empat perusahaan yang memiliki satelit. Yakni Telkom, Indosat, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), dan Indovision.
Satelit Indostar II ini dibuat di pabrik Boeing, California, AS. Nantinya satelit akan diluncurkan dengan roket peluncur Proton milik Rusia. Nantinya satelit ini sudah akan bisa dioperasikan pada Juni 2009. Bagi ITS, undangan ini merupakan kehormatan tersendiri. Karena hanya tiga perguruan tinggi yang mendapat undangan khusus dari Indovision. Yakni ITS, ITB dan UI. (HUMAS-ITS, 27 Februari 2009)
26 Februari 2009
Bantuan Korban Banjir di Bojonegoro Belum Merata

25 Februari 2009
Buruh Demonstrasi Tuntut Pengadilan Hargai Hak Buruh Untuk Berserikat

Ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Menggugat (ABM) Jawa Timur, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Serikat Buruh Kerakyatan (SBK) Kota Surabaya menggelar demonstrasi di Surabaya Rabu (25/2) ini. Mereka menolak kemungkinan dibatalkannya vonis Pengadilan Negeri (PN) Bangil tentang vonis 1,5 tahun penjara bagi General Manager (GM) PT. King Jim Indonesia, Fatoni Prawata yang melarang buruh di perusahaannya untuk berserikat.
"Keputusan itu adalah pertama di Indonesia, bahwa hak buruh untuk berserikat dilindungi oleh hukum, maka keputusan itu harus kita kawal," kata Anwar Sastro Ma'ruf, Koordinator ABM pusat yang hadir dalam demonstrasi itu.
Aksi buruh yang juga didukung oleh para mahasiswa Surabaya itu diawali dari kantor Penyelesaian Hubungan Industrian (PHI) Surabaya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan Pengadian Tinggi Jawa Timur. Dalam orasinya, buruh mengingatkan bahwa meskipun kondisi buruh masih terpuruk, namun buruh yang sudah berkesadaran tetap harus diberi kesempatan memenuhi haknya untuk berserikat. Apa yang terjadi di PT. Kim Jim Indonesia (KJI) Pasuruan itu justru kebalikannya.
Pengusaha PT. KJI melarang buruh yang akan mendirikan serikat pekerja di perusahaannya pada April 2008 lalu. Buruh pun melaporkan hal itu kepada polisi, yang langsung mengusutnya. Dalam persidangan kasus itu di PN. Bangil, majelis hakim memutuskan perusahaan bersalah dan memvonis General Manager (GM) PT. King Jim Indonesia, Fatoni Prawata hukuman 1,5 tahun penjara pada Desember 2008 lalu. Pihak PT.KJI yang merasa tidak puas itu mengajukan banding ke PT. Jawa Timur.
Koordinator ABM Jawa Timur, Jamalluddin mengatakan, apa yang dilakukan Fatoni adalah hak hukum setiap warga negara. Namun, Jamal mengingatkan, kondisi hukum di Indonesia yang tidak menentu sangat mekhawatirkan. Bukan tidak mungkin, putusan PN. Bangil yang sudah memenangkan buruh akan "dianulir" oleh PT. Jatim. "Karena itu, buruh merasa perlu untuk turun ke jalan, berdemonstrasi untuk mendesak PT. Jawa Timur untuk tidak "main-main" dengan nasib buruh," kata Jamalludin. Apalagi, kondisi buruh Indonesia pasih belum sejahtera lantaran terhimpit dengan krisis global. Belum lagi persoalan sengketa Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang hingga kini masih belum tuntas.
Dalam dialog yang tertutup untuk jurnalis itu Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur, M. Arief mengungkapkan, pihak PT. Jatim sudah memutuskan putusan banding untuk kasus PT. KJI itu pada 23 February lalu. Namun pihak PT. Jatim tidak bisa memberikan hasil putusannya kepada buruh yang menemui mereka, karena terbentur pasal 10 KUHP, yang menyatakan salinan putusan itu hanya untuk Jaksa dan Terdakwa. "Sekarang masih dalam proses penyusunan untuk dikirim ke terdakwa dan jaksa," kata M.Arief. Lebih jauh Arief mengingatkan buruh, bahwa apapun keputusannya nanti, maka bila ada ketidakpuasan, mana pihak yang tidak puasa bisa melanjutkan kasus itu ke tingkat yang lebih tinggi.
Usai pertemuan, Koordinator ABM Jawa Timur, Jamalluddin mengatakan pihaknya menghormati keputusan PT. Jatim. Namun buruh Jawa Timur akan menunggu sosialisasi dari keputusan itu. Kalau memang PT. Jatim membatalkan vonis PN. Bangil, maka buruh Jawa Timur akan kembali berdemonstrasi dengan massa yang besar untuk memprotes putusan itu. "Kalau hasilnya mengecewakan, akan mendirikan tenda di depan pengadilan tinggi," kata Jamalluddin.Dalam catatan ABM, pengadilan di Jawa Timur memiliki track reccord buruh dalam kasus perburuhan. Seperti yang terjadi pada kasus buruh vs PT. Tjipto, PT. Propindo, PT. Megahtama, PT. Alpha Akasia, PT. Fastfood Indonesia, PT. Yamaha Music, PT. Metalindo dan PT. Inkatama. Dalam kasus-kasus itu, buruh selalu dirugikan.
24 Februari 2009
Majelis, Haru Biru Menjaga Situs Batu
Malam sudah beranjak larut, ketika Majelis, Petugas Dinas Purbakala di Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso berjaga-jaga di situs bantu Glingseran. Di temani tiga temannya, bapak empat orang anak ini ingin menggagalkan aksi pencurian benda purbakala yang sedang marak di wilayahnya. Tiba-tiba, menyeruak sejumlah orang dengan bersenjatakan clurit (senjata tajam khas Madura-RED). Dua kelompok itu saling berhadapan. Tragedi pun terbayang di depan mata.
“Kalau saat itu mereka menyerang, kami pasti kalah, tapi sebelum itu terjadi, saya jelaskan pada mereka tentang ancaman hukuman pencurian benda purbakala, Beruntung, mereka langsung pergi, mengurungkan niat untuk mencuri,” kenang Majelis pada The Jakarta Post. Kejadian suatu malam di tahun 1982 itu masih jelas terkenang di benak Majelis. Apalagi, hal itu berlangsung dua tahun setelah dirinya diangkat menjadi pegawai tetap dinas purbakala Kabupaten Bondowoso, di bawah Dinas Purbakala Trowulan, Jawa Timur. “Setelah kejadian itu saya baru menyadari, benda purbakala haruslah dijaga, karena masih dilirik pencuri,” kata laki-laki kelahiran 7 Januari 1962 ini.
Majelis dan benda purbakala di wilayah Bondowoso dan Situbondo, memang tidak bisa dipisahkan. Laki-laki itu adalah petugas jaga paling senior, di antara 42 orang petugas jaga lain yang bertugas di kabupaten yang berjarak 200-an Km dari Surabaya itu. Sejak tahun 1978, laki-laki murah senyum ini sudah diminta untuk menjaga situs batu di Desa Glingseran, Kecamatan Wringin. Di Desa Glingseran terdapat 67 situs batu peninggalan jaman megalitik. “Pada tahun 1978, Abdussomad, petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso menawari saya kerja, karena lagi butuh, saya terima saja,” kenangnya.
Bagi lulusan SD ini, bekerja sebagai penjaga batu bukan pekerjaan yang sulit. Apalagi, situs batu yang menjadi “beban” tugasnya, sudah dikenalnya sejak kecil. Di tengah bersawahan itulah Majelis kecil mencari jangkrik, bermain layang-layang, atau sekedar meluangkan waktu bersama teman-temannya. Terutama situs batu Sarkofagus yang terletak 1 Km dari rumahnya. “Orang desa sini mengenal situs batu sarkofagus ini sebagai batu kendang, karena tiap malam, terutama pada malam Jumat Legi (penanggalan Jawa) entah mengapa batu-batuan itu mengeluarkan bunyi-bunyian,” katanya. Majelis pernah mendengarkan batuan itu mengeluarkan bunyian. “Seperti gamelan,” kenangnya.
Karena sisi mistik itulah, warga setempat menghormati keberadaan situs batu itu, dan mengganggapnya sebagai peninggalan dari nenek moyang. Pada masa tanam dan masa panen, warga selalu mempersembahkan sesajian di lokasi situs batu. Dengan kesan hormat itulah, Majelis bekerja sebagai pegawai honorer Dinas Purbakala. Pekerjaanya menyapu, mencabuti rumput, menyikat lumut yang ada di sekitar situs batu. “Untuk pekerjaan itu, saya mendapatkan honor, Rp.5000,-/bulan. Untungnya saya belum menikah saat itu, haha,” katanya. Pada tahun 1980, Majelis diangkat menjadi pegawai tetap, dengan gaji Rp.17,500,-/bulan.
Majelis mengaku tidak pernah “mempertimbangkan” gaji selama dia bekerja sebagai penjaga situs batu. Apalagi, dia punya kebun dan sawah yang hasilnya cukup bisa dijadikan sandaran hidup. Termasuk menyekolahkan keempat anaknya. “Tapi saya tidak pernah bosan. Seperti sudah menilai ini takdir Saya. Walau saya harus bekerja malam-malam, saya pasti melakukannya,” kata Majelis. Karena tekunan menjalani profesi itu, agaknya tertular pada anak pertamanya, Hariyadi Susanto. Anak Majelis dan Turiana yang lahir pada 1984 itu juga menjadi penjaga situs di Desa Jatisari, Bondowoso.
Menjelaskan jenis pekerjaan sebagai penjaga situs batu kepada anak, adalah salah satu hal yang sulit dilakukan. Apalagi, pekerjaan Majelis “hanya” menjaga bebatuan. “Sulit juga menjelaskan pada anak-anak saya, karena mungkin pekerjaan ini tidak biasa dilakukan orang. Tapi tetap saya jawab, saya penjaga benda purbakala. Benda purbakala itu adalah peninggalan nenek moyang,” katanya sambil tersenyum. Namun, justru penjelasan sederhana itu yang membuat anak-anaknya memahami pekerjaan sang ayah. “Mereka bangga juga, buktinya ada yang memilih untuk menjadi penjaga situs batu,..haha,” katanya.
Selama 31 tahun bekerja sebagai penjaga situs batu, Majelis merasakan naik turunnya perhatian pemerintah. dalam memberikan dana bagi kelangsungan proses perbaikan situs batu. Sejak dirinya bekerja hingga jaman pemerintah di bawah Presiden Abdurrahman Wahid, pemerintah memberikan dana sebesar Rp.7000,-/bulan untuk membayar pajak tanah. Namun, bantuan itu terhenti saat krisis moneter yang bertepatan dengan naiknya Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden RI. “Sampai sekarang, saya dan ketiga teman honorer dinas purbakala yang ada di daerah, urunan dengan uang pribadi untuk membayar uang itu,..” kata Majelis.
Meski demikian, Majelis tetap menaruh harapan, bila suatu saat kondisi sudah normal, maka pemerintah akan kembali memperhatikan situs batu peninggalan jaman megalitikum itu. Apalagi dia mendengar rencana pembangunan museum lapangan di Bondowoso. “Kalau itu sudah terlaksana, mungkin nasib situs batu tidak akan merasa seperti sekarang ini, termasuk nasib penjaga situs batuan itu pasti lebih diperhatikan,..” katanya.