Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Pramoedya Ananta Toer
       

31 Januari 2009

Senandung Mendung Bergulung Mundur

Iman D. Nugroho, Surabaya

Mendung sore ini tidak begitu tebal. Tipis saja, namun warnanya masih mengabu-abu bak kabut. Sekilas, ada yang bilang masih berwarna putih. "Mendung tipis yang putih." Begitu aku penyebutnya. Hanya menggelantung di barat dan timur kota. Tak juga berarak bagai bagai karnaval. Apalagi seperti pusara badai. Tapi, di kedua tempat itulah kisah ini tertulis.


Di bawah mendung putih tipis itulah, taman kota tempatku selama dua tahun terakhir ini menghabiskan waktu. Tamannya sih sederhana saja. Ada pohon akasia tua berdaun lebat, yang tumbuh ditemani rumput hijau dengan sepihan kuning kering. Duduk di atas rumput itu, menyandarkan punggung di batang akasianya sejenak; nyaman. Bila ada rezeki, di tempat inilah aku nikmati legit durian, ayam bakar plus lalapannya, tahu goreng yang tersaji daun jati dan, sorry, sebatang rokok dalam negeri dengan cengkeh pilihan itu.

Dua tahun yang indah itu, memang indah. Setiap pagi, selalu ada pelangi di atas kepalaku. Ketujuh warnanya terang, namun terselimuti warna hijau yang juga tipis. Mejikuhibiniu kehijauan. Bila hujan datang, siang atau malam, warna-warna itu semakin tegas. "Melihatnya, bisa sembuh sakit mata hati yang selama ini aku rasakan," Apalagi ketika warna menyeret senja. Kuning keemasan yang ada di langit, memakin mengaya.

Suara adzan. Tanpa bermaksud sok religius, terdengar keras di sini. "Allahuakbar,.." Pujian kepada Tuhan itu menghunjam-hunjam. Hatiku memang tak selalu tergetar. Justru menciptakan resonansi. Resonansi yang justru tidak berhenti setelah suara adzan itu tak lagi ada. "Memang tidak setiap saat aku beribadah, tapi tak pernah lupa menyapa Sang Esa di sela-sela detakan jantungnya,.."

Siang. Saat matahari dan matahati menyinari, aku datang ke taman itu siang ini. Tetap indah. Seperti ratusan tahun tak bertemu, aku peluk akasia itu. Menyandarkan kepalaku di salah satu sisinya. Hangat. Damai. Surga. Sampai seekor semut menggigit leherku, menciptakan kemarahan. Dan meninggalkan taman indah itu. Keindahan dua tahun pun luruh karena gigitan itu. Hmmm,...

Bila tiba-tiba mendung bergulung mundur, itu karena itu napas besar penyesalanku yang belum sempat aku hembuskan...

30 Januari 2009

KPU Jatim Tetapkan Suara Karsa Lebih Tinggi dari Kaji

Iman D. Nugroho, Surabaya, Jawa Timur

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menetapkan jumlah suara pasangan calon gubernur Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf atau Karsa, lebih tinggi dari kandidat lain Khofifah Indarparawansa-Mudjiono, Jumat (30/1) ini. Karsa mendapatkan 7.660.861 suara, sementara Kaji mendapatkan 7.626.757 suara. "Keputusan ini adalah keputusan final," kata Wahyudi Purnomo, Ketua KPU Jawa Timur usai Rapat Pleno KPU Jatim di Hotel Equator, Surabaya Jumat ini. Hal itu berarti ada selisih 34.104 suara untuk Karsa atas Kaji.


Pengumuman resmi hasil pilkada Jawa Timur ini dilakukan setelah dilaksanakan proses pemilihan ulang pilgub Jatim di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, serta penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan Madura seperti diperintahkan Mahkamah Konstitusi (MK). Rapat pleno di Hotel Equator itu digelar dalam penjagaan ketat oleh aparat Polisi Polda Jatim. Dalam pengamatan, polisi bersenjata lengkap berjaga di akses masuk menuju hotel, gerbang masuk hotel hingga di dalam ruang rapat.

Dalam pelaksanaan rapat paripurna ini pun sempat diwarnai dengan interupsi dari Saksi dari Kaji yang meminta KPU Jatim menjelaskan dengan rinci. Mulai data pemilih tetap, jumlah kertas suara dll. Meski hal itu adalah permintaan biasa, KPU Jatim melalui salah satu anggotanya Arief Budiman memilih untuk tidak mengabulkan permintaan itu dengan alasan data-data itu akan diberikan secara tertulis. Akhirnya pembacaan hasil final pilgub Jatim pun dilanjutkan hingga selesai.

Hasil Akhir:

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (KAJI): 7.626.757 suara
Pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KARSA): 7.660.861 suara



29 Januari 2009

Kelemahan Kita Hanya Satu

Jojo Raharjo, Jakarta

Sudah tiga pertarungan di kandang, Garuda belum juga mampu menetaskan telornya. Dalam tiga laga terakhir di Senayan, tim nasional Indonesia gagal menceploskan sebiji gol pun ke gawang lawan. Setelah kalah 0-2 dari Singapura dan dilibas 0-1 Thailand di Piala AFF, hasil mandul gol berlanjut dalam penyisihan Grup B Piala Asia kala ditahan tim kanguru Australia 0-0...>>lanjut.





Grafiti, Membuat Kota Lebih Berwarna!

photo by Iman D. Nugroho.
Sepertinya, kota-kota seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lain harus berterimakasih kepada seniman grafiti. Dengan adanya aksi pengecatan yang dilakukan secara mandiri di tembok-tembok kumuh kota, bisa secara "ajaib" mengubahnya menjadi "ceria". Seperti yang tampak di salah satu sudut kota Surabaya ini.




22 Januari 2009

Pelanggaran Tetap Terjadi di Pilkada Ulang Madura


Iman D. Nugroho, Bangkalan, Madura.

Meskipun secara umum pelaksanaan pemilihan gubernur ulangan di Bangkalan, Madura, Rabu (21/1) berlangsung lancar, namun pelaksanaannya diwarnai dengan berbagai pelanggaran. Mulai pencoblosan lebih dari satu kali, penghitungan lebih awal, hingga pencoblosan yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Sayangnya, semua kejadian itu seakan terabaikan dengan hasil akhir pemilu ulangan seperti yang diamanatkan Mahkamah Konstitusi (MK) itu.


Seperti diberitakan sebelumnya, MK memutuskan pelaksanaan pilkada ulangan di Kabupaten Sampang dan Kabupaten Bangkalan Madura, untuk menentukan siapa dari dua kandidat, Khofifah Indar Parawanda-Mudjiono (KAJI) dan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KARSA) yang layak menduduki kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Keputusan MK itu didasari tuntutan pasangan KAJI atas hasil pilkada yang berlangsung akhir tahun 2008 lalu.

Pelanggaran yang mencolok terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) 7 Desa Baipajung, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan. Dalam proses pencoblosan yang disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen. Pol. Herman Suryadi Soemawiredja dan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH. Miftahul Ahyar itu, ditemukan empat anak-anak yang akan memberikan hak suaranya. Dua sudah "terlanjur" mencoblos, sementara dua lagi mengurungkan niatannya karena tertangkap tangan. "Dua anak yang mencoblos itu mewakili neneknya yang sudah tua dan tidak mampu melaksanakan hak suaranya," kata Herman.

Berdasarkan data yang dicatat tim KAJI di berbagai daerah di Bangkalan, pelanggaran lain terjadi di Desa Seplasah Kecamatan Sepuluh. Hasiah, anak Kepala Desa Seplasah diketahui telah melakukan pencoblosan lebih dari satu kali. Saat kejadian itu dilaporkan polisi, justru laporan itu ditolak. "Kita akan membawa persoalan ini secara hukum," kata KH. Imam Cholil. Pelanggaran lain terjadi di Desa Karangpanasan, Kabupaten Blega. Di salah satu TPS di ada ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meminta penghitungan suara dipercepat dari jabwal yang sudah ditetapkan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bangkalan Zazuli Nur menilai berbagai pelanggaran itu hanya sebuah kesalahan teknis yang bisa terjadi di mana saja. Meski demikian Zazuli berharap berbagai kejadian ini akan bisa ditindaklanjuti oleh Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Bangkalan. "Kejadian ini tidak akan menghentikan pelaksanaan pilkada ulangan, namun tetap akan diusut oleh Panwas Bangkalan," kata Zazuli, Rabu ini.

Martono, Ketua Tim Pemenangan KARSA mengatakan setiap pepanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan pilkada ulangan di Bangkalan dan Sampang harusnya langsung diusut oleh Panwas dan Polisi. Karena bukan tidak mungkin hal itu adalah ulah dari pihak-pihak yang ingin menyudutkan pasangan KARSA maupun KAJI. "KARSA justru berkepentingan agar kasus-kasus itu diusut tuntas," kata Martono pada The Jakarta Post.

Berdasarkan hasil quickcount tim KARSA, di Bangkalan, pasangan Soekarwo-Syafullah Yusuf unggul dengan nilai 254.221 suara. Sementara Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono hanya mendapatkan 144.216 suara. Sementara di Sampang, Soekarwo-Syafullah Yusuf unggul dengan nilai 211.265 suara, dibanding Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono yang memperoleh
147.513 suara.

Sementara itu Ketua PWNU Jawa Timur KH. Miftahul Ahyar menghimbau kepada KARSA maupun KAJI lebih legowo menerima apapun hasilnya pilkada ulangan ini. "Saya harap tidak ada lagi yang tuntut menuntut, karena besarnya jumlah dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pilkada," kata Miftahul Ahyar.