Iddaily Mobile | Dari Anda Untuk Publik
Youtube Pilihan Iddaily: Keroncong Kenangan
       

22 Januari 2010

Singgung Isu SARA, Secret Operation MetroTV Dibredel

Iman D. Nugroho

Tayangan indepth reporting Secret Operation (SO) yang ditayangkan di MetroTV dibredel oleh Pimpinan Redaksi MetroTV, Elman Saragih, setelah acara itu menyiarkan bertema FTA Asean - China. Sayangnya, hal itu bukan semata-mata keputusan Elman Saragih. Melainkan terstimulus oleh tekanan pengusaha yang mengaku tersinggung dengan tayangan itu.

Aksi pembredelan itu berawal dari ditayangkannya Naga China Melilit Garuda pada Selasa (12/1) malam pukul 23.05. Ide tayangan itu adalah membuka pemikiran tentang FTA Asean - China. Indonesia terlibat di dalamnya. Tim SO mendapat masukan dan bahan-bahan mengenai pola-pola FTA ini bila diterapkan di Indonesia. Beberapa Narasumber diambil dari komunitas pengusaha Tionghoa yang memang sangat was-was dengan realisasi FTA itu. Dalam tayangan itu terungkap bagaimana pola-pola informasi dari barang-barang dan informasi yang dimainkan oleh intelijen china dalam meluaskan perdaganngannya.

Wapemred MetroTV Retno Shanty pada Rabu (13/1) pukul 6.30 mendapatkan forward SMS dari Pemred Metro TV Elman Saragih yang berisi ancaman dari ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Benny G Setijono.

"Pak Elman selamat pagi! Maaf menganggu Pak! Semalam jam 23.00 kembali Metro TV menayangkan acara Secret Operation dengan tema FTA-CHINA. Tetapi sungguh mengejutkan salah satu narasumber, John Mempi dengan ngawur dan panjang lebar menuduh pengusaha Tionghoa adalah bekas Baperkidan menjadi intel China yang pusatnya di Kedubes China. Itulah sebabnya kita kalah bersaing dalam FTA-China. Tuduhan ini sangat serius dan berbahaya Pak!

Urusan Free Trade kok mencari-cari alasan dengan memojokkan para pengusaha Tionghoa yang sesungguhnya berada di barisan depan dalam persaingan ini. Apakah Metro TV masuk dalam grand scenario pengalihan isu dan menjadikan etnis Tionghoa kambing hitam? Mengingat janji Bapak dalam pertemuan bulan lalu, kami jadi bingung dan mohon klarifikasi. Salam. Benny G. Setiono"


Masih di hari yang sama, sekitar pukul 7.30 wapemred Retno Shanty menelpon produser dan assisten produser SO tentang tuduhan INTI. Bahwa tayangan SO tersebut bermuatan SARA dan bahwa kedubes China telah menelpon pemilik MetroTV Surya Paloh terkait tayangan SO tersebut. Lantas, Shanty memanggil produser S0, eksprod newsmagazine Rahmat Yunianto, dan Erwin Setiawan membahas tayangan SO dan komplain INTI dan kedubes China.

Dengan nada tinggi, wapemred mengatakan tidak perlu lagi penjelasan dari nara sumber John Mempi kepada ketua INTI Benny G Setijono, karena kedubes China sdh mengkontak Surya Paloh, terkait tayangan tsb. Sekitar pukul 14.00 digelar pertemuan dengan Pemred Elman Saragih, yang dihadiri wapemred, eksprod , dan produser SO.

Pemred menyebutkan, dirinya ditelpon Surya Paloh tentang tayangan SO yang memicu adanya keluhan dari organisasi massa Batak dan INTI. SO diangga mengobarkan permusuhan antar etnis dengan tayangan bermuatan SARA. Dan SO pun dibekukan, personilnya untuk sementara ditugaskan ke divisi reguler news gathering.

Video David Beckham Diremas "Itu"nya,..




Pembawa acara Le Lene untuk saluran italia Uno, Elena Di Cioccio, membuat sensasi. Dalam sebuah wawancara bersama-sama di sebuah hotel di Milan, tiba-tiba ia mengaku meremas "anu" [baca testikel] Beckham. Elena mengaku penasaran dengan ukuran alat vital Beckham, apakah sama besarnya dengan yang terlihat di iklan celana dalam 'Armani'. Setelah sukses melakukan aksinya, Elena berlari menyeberang jalan, sambil berteriak "E piccolo, Beckham." Artinya, "Punya Beckham kecil."

Stasiun televisi, Italia Uno telah meminta maaf pada pihak Beckham. Melalui juru bicaranya, Beckham menilai masalah itu bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. "Beckham tentu saja memang sangat terkejut. Tapi Beckham menganggap peristiwa itu lelucon yang tak membahayakan," kata dia seperti dimuat laman irishexaminer.com [Vivanews]. Beckham juga membantah kabar wartawati nekat itu, meremas alat vital Beckham. Hanya menyentuh paha Beckham.

21 Januari 2010

Bukan Drive Through Sembarangan

Maya Mandley

Beberapa hari belakangan, berita dari tanah air yang Aku baca, ramai dengan pemberitaan soal pembobolan lewat ATM. Jadi pengen berbagi pengalaman dengan sistem perbankan disini, di negerinya Barrack Obama.

Saat masih di Surabaya, Jawa Timur, Bank BCA di Jl. Raya Darmo, adalah bank langgananku, yang selalu ramai terutama saat awal bulan. Kadang untuk memasukkan uang saja butuh waktu sampai satu jam. Yang lama itu antrinya. Belum lagi cari parkir, padahal untuk sebuah sepeda motor yang tergolong tak banyak makan tempat. Tapi itu sekitar enam setengah tahun lalu. Gak tahu sekarang. Aku harap sih lebih baik.

Perbankan di sini, AS, sedikit berbeda. Terutama sistem onlinenya yang sangat dimaksimalkan. Meski begitu, bukan berarti Aku tak pernah ke bank. Beberapa kali nabung, Aku sempat memperhatikan kegiatan teller yang sedang melayani customer lewat drive through (aku gak ketemu bahasa Indonesianya !). Aku sendiri pernah memanfaatkan jasa layanan ini saat terburu-buru dan udara di luar dingin sekali. Jadi malas jalan ke dalam bank.

Di bank langgananku itu, ada empat fasilitas drive through. Mekanismenya, ada seperti tabung yang terhubung ke teller di dalam bank. Customer tinggal memasukkan cek, uang atau apapun yang dibutuhkan ke dalam sebuah tabung. Tabung berisi data itu kemudian diletakkan ke dalam sebuah pipa yang dengan sekali pijat si teller di dalam bisa menerima tabung dari customer, dan melayani si customer seperti layaknya si customer berada di depannya.

Sementara komunikasi dilakukan melalu microphone dan speaker. Tentu saja semua kegiatan ini selain bisa dilihat teller lewat jendela kaca, juga ada kamera pengintai alias CCTV. Suatu layanan yang praktis dan cepat. Sekaligus pemalas, karena si customer tak perlu memarkir kendaraannya. Meski tempat parkir di bank menurut pengamatanku tergolong luas. ATM drive through juga bukan barang aneh lagi. Meski maksudnya bisa ambil uang lewat ATM tanpa harus turun dari mobil.

Di Amerika, drive through sudah merambah ke banyak layanan. Aku ingat di Indonesia, cuma restoran siap saji saja waktu itu yang melayani drive through. Metodenya kira-kira gak jauh beda dengan restoran siap saji disini.

Selain di restoran siap saji, drive through juga bisa dijumpai di apotik dan di bank seperti yang aku ceritakan di atas. Kalo di restoran siap saji, customer melewati semacam papan besar yang berisi menu dan kemudian mendengarkan seperti ada suara yang datang dari sebuah speaker yang kecil sekali, untuk melayani pesanan. Kemudian si customer drive ke window berikutnya untuk mengambil pesanan dan membayar. Sementara drive through di bank agak sedikit berbeda.
.
Aku tak pernah melihat kegiatan drive through di apotik. Tapi aku pernah sekilas melihat sepertinya kegiatannya gak jauh beda dengan di bank. Seorang teman dari Indonesia yang seorang apoteker, pernah tertarik mengembangkan drive through ini di Indonesia. Saat itu dia bersemangat ingin mempelajarinya. Tapi setelah melihat drive through di bank, ia jadi berfikir sepertinya teknologi pendukung drive through ini tergolong mahal. Aku tak tahu bagaimana detilnya, tapi keliatannya menerapkan drive through di Indonesia perlu kajian lebih jauh. Mengingat traffic di Indonesia belum se-tertib disini.

Untuk antri saja rasanya sebuah pekerjaan yang amat teramat berat. Aku ingat saat masih sering menggunakan mobil di Surabaya, untuk antri beli bensin kadang bikin kesal. Belum lagi ditambah orang yang tidak tertib dan menyerobot. Kesal rasanya. Kadang kalo ditegur, bukannya malu, malah balik menantang. Apalagi begitu tahu yang menegur perempuan, tambah balik melotot ! Sementara untuk orang Amerika, antri sudah jadi budaya. Bahkan kalo ada orang menyerobot, pengantri yang lain tanpa segan menegur si penyerobot. Yang biasanya bikin si penyerobot malunya minta ampun. Sebuah kebiasaan yang belum membudaya di Indonesia.