21 November 2010

Sejumlah 180 pasang pengantin miskin menikah massal

Daniel Rorong

Ada banyak cara mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Salah satunya menikah massal.

Pernikahan yang akan dilakukan Senin (22/11) besok itu dilakukan oleh 180 pasang calon pengantin di Gedung Langit, Kenjeran Park, Surabaya. Sebagian besar berasal dari pasangan yang tidak mampu, yang tinggal di Surabaya.

Kegiatan sosial ini sendiri digelar dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan dan menyongsong peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, sebagai bagian dari gerakan "Surabaya Peduli" ditabuh.

Hana Amalia Vandayani Ananda dari Yayasan Pondok Kasih mengatakan, "Surabaya Peduli" ini muncul karena adanya rasa keprihatinan melihat realita kehidupan di masyarakat, khususnya yang ada di Surabaya.

"Kemiskinan, korupsi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan praktek aborsi masih kerap dilakukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab," jelas Hana. Dan sebagai dampaknya, lanjut Hana, rakyat kecil-lah yang selalu jadi korban.

"Untuk itu, mulai sekarang, Stop Kemiskinan! Stop Korupsi! Stop KDRT! Stop Suap! Dan Stop Aborsi!" tegas Hana Ananda yang pernah mendapatkan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial (2004-2005) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Hana Ananda menambahkan, selain tidak dipungut biaya sepeser pun, pihak panitia akan membantu untuk mengurus surat-suratnya agar pernikahan mereka tercatat resmi oleh negara.

Drs.HA. Sunarto AS, M.EI dari Forum Surabaya Peduli mengungkapkan bahwa pernikahan massal terpadu ini bersifat multikultural dari beberapa macam etnis dan agama.

"Selain bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan menuju semakin kokohnya Bhinneka Tunggal Ika, juga menandakan bahwa warga Surabaya bisa menjadi panutan bagi kota-kota lain," tegas Sunarto. (Idn)
Sent through BlackBerry®

No comments:

Post a Comment